WALIKOTA YOGYAKAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA YOGYAKAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 99 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKAKARTA

TENTANG PEDOMAN DAN STÁNDAR TEKNIS UNTUK PELAYANAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

W A L I K O T A P A D A N G PROVINSI SUMATERA BARAT

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 114 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPAEN BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Menimbang : Mengingat :

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 4 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN DI KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TAPIN,

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PEMANFAATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

BUPATI SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAHUN 2006 NOMOR 2 SERI E

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DAERAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2014

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN BANGUNAN TERAS DAN KANOPI DIKAWASAN PERDAGANGAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN TATA BANGUNAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PENGURANGAN RETRIBUSI PELAYANAN PERSALINAN DI PUSKESMAS

Nomor 162 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 162 TAHUN 2009

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR...TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP MALANG TIMUR TAHUN

WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG PEMANFAATAN RUANG MILIK JALAN UNTUK KEGIATAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 03 TAHUN 2009 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 15 TAHUN 2004 TENTANG PENATAAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 10 TAHUN TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAKA ESA

TINJAUAN HUKUM PENDIRIAN BANGUNAN PADA JALUR HIJAU

Nomor 67 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 67 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 67 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN BANGUNAN, PAGAR, SUNGAI, DAN PANTAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

WALIKOTA YOGYAKAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PENJABARAN STATUS KAWASAN, PEMANFAATAN LAHAN DAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG YANG BERKAITAN DENGAN TATANAN FISIK BANGUNAN DI BLOK KRIDOSONO WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahw a untuk memberikan kemudahan dan kelancaran dalam melakukan proses perizinan penggunaan ruang kota oleh Pemerintah Swasta dan Masyarakat, maka perlu adanya Penjabaran Status Kawasan, Pemanfaatan Lahan dan Intensitas Pemanfaatan Ruang Yang Berkaitan dengan Tatanan Fisik Bangunan di Blok Kridosono; b. ahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Walikota Yogyakarta; Mengingat : 1. Undan g-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008; 4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Hijau Kawasan Perkotaan; 8. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 2 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta; 9. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1988 tentang Ijin Membangun Bangun-Bangunan;

10. Peraturan Daerah Kotamdya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 6 Tahun 1988 tentang Retribusi Ijin Membangun-bangunan; 11. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1992 tentang Yogyakarta Berhati Nyaman; 12. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1991 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Tahun 1990 2010; 13. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Nomor 6 Tahun 1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Yogyakarta Tahun 1994-2004; 14. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2005 tentang Retribusi Izin Gangguan; 15. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah; 16. Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pemberlakuan ketentuan-ketentuan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Nomor 6 Tahun 1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta; 17. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pelayanan Perizinan; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG PENJABARAN STATUS KAWASAN, PEMANFAATAN LAHAN DAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG YANG BERKAITAN DENGAN TATANAN FISIK BANGUNAN DI BLOK KRIDOSONO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah KotaYogyakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Yogyakarta. 3. Walikota adalah Walikota Yogyakarta. 4. Ruang Kota adalah wadah kehidupan yang meliputi ruang daratan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dengan makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya dan memlihara kelangsungan hidupnya. 5. Tata Ruang Kota adalah wujud struktural dan pola pemanfataan ruang kota yang mencakup kawasan lindung dan kawasan budidaya, baik direncanakan maupun tidak yang menunjukkan jenjang dan keterkaitan pemanfataan ruang kota. 6. Penataan Ruang Kota adalah proses yang meliputi perencanaan, pemanfataan dan pengendalian tata ruang kota. 7. Rencana tata ruang kota adalah hasil perencanaan tata ruang kota. 8. Kawasan adalah suatu kesatuan wilayah yang mempunyai status fungsi lindung dan atau status fungsi budidaya dalam bentuk penggal dan ruas jalan dan atau blok lingkungan. 9. Ruang Manfaat Jalan yang selanjutnya disingkat Rumaja adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

10. Ruang Milik Jalan yang selanjutnya disingkat Rumija adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman dan tinggi tertentu. 11. Ruang Pengawasan Jalan yang selanjutnya disingkat Ruwasja adalah ruang jalan yang diperuntukan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan. 12. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan atau tanah perpetakan atau daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. 13. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. 14. Tinggi Bangunan yang selanjutnya disingkat TB adalah Jarak antara garis potong permukaan atap dengan muka bangunan bagian luar dan permukaan lantai denah bawah atau lantai dasar. 15. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah garis maya pada persil atau tapak yang merupakan jarak bebas minimum dari bidang-bidang terluar bangunan gedung yang diperkenankan didirikan bangunan ditarik pada jarak tertentu sejajar terhadap : ª batas tepi Rumija atau garis rencana jalan yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan kota; b. batas persil yang dikuasai; c. batas tepi sungai/pantai; d. saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas, jalur rel kereta api dan sebagainya. 16. Garis Sempadan Pagar yang selanjutnya disingkat GSP adalah garis sisi terluar dinding atau tiang pagar yang berbatasan dengan jalan ditentukan berhimpit dengan batas terluar rencana jalan atau rumija. 17. Ruang terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah area memanjang atau jalur dan atau mengelompok yang penggunaan lebih bersifat terbuka tempat tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. 18. Persil adalah Identitas sebidang tanah yang terdaftar dalam register tanah. 19. Rencana Umum Tata Ruang Kota Yogyakartam yang selanjutnya disingkat RUTRK Yogyakarta adalah Rencana Umum Tata Ruang Kota Yogyakarta 1994-2004 yang berisi strategi pengembangan ruang wilayah yang berisi pokok-pokok kebijaksanaan dan pengaturan. 20. Blok Kridosono meliputi Batas fisik persil Kridosono yang dilingkari Jl. Yos Sudarso di Kelurahan Kotabaru Kecamatan Gondokusuman. 21. Kegiatan Pembangunan adalah kegiatan membangun bangunan baru, merubah atau membongkar bangunan atau bangun-bangunan yang menggunakan ruang kota. BAB II KETENTUAN PENJABARAN STATUS KAWASAN, PEMANFAATAN LAHAN DAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG YANG BERKAITAN DENGAN TATANAN FISIK BANGUNAN PADA RUTRK KOTA YOGYAKARTA DI BLOK KRIDOSONO Bagian Pertama Maksud, Tujuan dan Sasaran Pasal 2 Maksud penjabaran status kawasan, pemanfaatan lahan dan intensitas pemanfaatan ruang yang berkaitan tatanan fisik bangunan adalah menjabarkan status kawasan pemanfaatan lahan dan intensitas pemanfaatan ruang yang mengacu pada Peraturan Daerah Kotamadya

Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 6 Tahun 1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Yogyakarta 1994-2004 j.o Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pemberlakuan ketentuan-ketentuan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Nomor 6 Tahun 1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta sebagai landasan pelaksanaan operasional dengan mendasarkan atas ketentuan-ketentuan intensitas pemanfaatan ruang di Blok Kridosono. Pasal 3 Tujuan penjabaran status kawasan, pemanfaatan lahan dan intensitas pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan tatanan fisik bangunan adalah untuk menciptakan sistem pembinaan, pengaturan dan pengawasan penggunaan ruang untuk pelaksanaan operasional yang sesuai di Blok Kridosono. Pasal 4 Sasaran penjabaran status kawasan, pemanfaatan lahan dan intensitas pemanfaatan ruang yang berkaitan tatanan fisik bangunan adalah memuat ketentuan yang mengatur secara operasional penggunaan ruang di Blok Kridosono dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 6 Tahun 1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Yogyakarta Tahun 1994 2004 j.o Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pemberlakuan ketentuan-ketentuan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Nomor 6 Tahun 1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. Bagian Kedua Citra Kota Pasal 5 Blok Kridosono merupakan inti pengembangan sebagai tetenger dan titik kota yang menyiratkan citra kegiatan pendidikan dan pariwisata / rekreasi aktif dan pasif. Bagian Ketiga Penjabaran Intensitas Pemanfaatan Ruang yang Berkaitan dengan Tatanan Fisik Bangunan Pasal 6 Penjabaran Status Kawasan, Pemanfaatan Lahan dan Intensitas Pemanfaatan Ruang yang Berkaitan dengan Tatanan Fisik Bangunan di Blok Kridosono dijabarkan dalam penetapan KDB, KLB, TB, GSB pola tapak bangunan dan penampilan bangunan dengan ketentuan sebagaimana tersebut dalam Lampiran I dan II Peraturan ini. Pasal 7 Dalam memberikan ketentuan penetapan KDB, KLB, TB dan GSB bila batas persil sebagian berada di luar batas pada ketentuan gambar dalam Lampiran Peraturan ini, pengaturannya mengikuti akses utama ke fungsi utama bangunan terhadap penetapan blok atau ruas yang ketentuannya mengikuti penetapan blok atau ruas pada fungsi utama bangunan. Pasal 8 Pada persilangan Jalan yang meruapakan perempatan atau pertigaan dan belokan, bidang terdepan bangunan tidak boleh melebihi pandangan bebas kendaraan yang dihitung berdasarkan kecepatan kendaraan, jari-jari persilangan dan belokan yang ada.

Pasal 9 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Yogyakarta. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Maret 2009 WALIKOTA YOGYAKARTA Diundangkan di Yogyakarta Pada tanggal 2 Maret 2009 SEKRETARIS DAERAH KOTA YOGYAKARTA ttd H. HERRY ZUDIANTO ttd H. RAPINGUN BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2009 NOMOR 22

LAMPIRAN I : PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 21 TAHUN 2009 TANGGAL : 2 MARET 2009 PENJABARAN STATUS KAWASAN, PEMANFAATAN LAHAN DAN PENJABARAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG YANG BERKAITAN DENGAN TATANAN FISIK BANGUNAN DI BLOK KRIDOSONO A. POLA TAPAK BANGUNAN ALTERNATIF A Bilamana ditampilkan adanya bangunan di pusat blok, maka harus berdinding/ meterial yang transparan. Dengan fungsi utama penunjang fasilitas pendidikan Adanya celah yang dapat memperlihatkan suasana dalam, sehingga tercapai ruang yang mencerminkan citra sebagai space olah raga dan rekreasi 10 K - 10 Pola Tapak Bangunan memperhatikan bentuk pola geometris, skala, proporsi dan balance (keseimbangan) Penetapan Tata Ruang INTENSITAS STATUS PEMANFAATAN KDB / KLB / TINGGI KAWASAN BCR FAR BANGUNAN Sedang Inti Lindung Olahraga dan Rekreasi 30 % 0,9 14

B. POLA TAPAK BANGUNAN ALTERNATIF B Bilamana ditampilkan adanya bangunan di pusat blok, maka harus berdinding/ meterial yang transparan. Dengan fungsi utama penunjang fasilitas pendidikan Adanya celah yang dapat memperlihatkan suasana dalam, sehingga tercapai ruang yang mencerminkan citra sebagai space olah raga dan rekreasi 10 K - 10 Pola Tapak Bangunan memperhatikan bentuk pola geometris, skala, proporsi dan balance (keseimbangan) Penetapan Tata Ruang INTENSITAS STATUS PEMANFAATAN KDB / KLB / TINGGI KAWASAN BCR FAR BANGUNAN Sedang Inti Lindung Olahraga dan Rekreasi 30 % 0,9 14 WALIKOTA YOGYAKARTA ttd HERRY ZUDIANTO

LAMPIRAN II : PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 21 TAHUN 2009 TANGGAL : 2 MARET 2009 PENJABARAN STATUS KAWASAN, PEMANFAATAN LAHAN DAN PENJABARAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG YANG BERKAITAN DENGAN TATANAN FISIK BANGUNAN DI BLOK KRIDOSONO PENAMPILAN BANGUNAN Sudut atap tinggi Double layer Penampilan Bangunan menampilkan style Art Deco dengan mengacu bentuk-bentuk geometris dari komposisi keseluruhan sampai ke detail dan juga mengacu pada proporsi (perbandingan pada bukaanbukaan), balance (keseimbangan), atap dengan sudut yang tinggi, skala (terhadap bangunan sekitarnya) serta double layer (kesan dinding berlapis). a b b a b a Proporsi a : b WALIKOTA YOGYAKARTA ttd HERRY ZUDIANTO