1 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 1-8 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

53 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman ISSN

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH PUPUK DAUN GREEN-TAMA DAN ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS BERLIAN

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) VARIETAS MUSTANG F1

Oleh : Bambang Supriyanto Dosen Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda

PENGARUH VARIETAS DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAK CHOI (Brassica chinensis L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK GUANO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) PADA DUA METODE VERTIKULTUR

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) VARIETAS MUSTANG F-1

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P ISSN O

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PENGARUH PUPUK NPK PELANGI DAN PUPUK DAUN GROW TEAM M TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum L. Mill) VARIETAS PERMATA

EFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

Jurnal Cendekia Vol 13 No 1 Jan 2015 ISSN:

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

RESPON BEBERAPA VARIETAS MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN AIR KELAPA TUA

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) TERHADAP KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA SKRIPSI OLEH :

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia difersifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA L.

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

PENGARUH PUPUK GANDASIL B DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH WAKTU PEMUPUKAN DAN TEKSTUR TANAH TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT Setaria splendida Stapf

Pengaruh Dosis dan Cara Pemberian Pupuk.I Putu Wisardja 130

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN PUPUK UREA DAN SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L,) Alumni Fakultas Pertanian 2)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

Volume 11 Nomor 2 September 2014

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN PUPUK ORGANIK CAIR ELANG BIRU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET PB 260 (HEVEA BRASILIENSIS L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK DI LAHAN KERING

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NPK MUTIARA 16:16:16 TERAHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

Pengaruh Waktu Panen dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Hasil Tanaman Wortel (Daucus carota L.)

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

NISBAH BERAT DAUN DAN LUAS DAUN SPESIFIK TANAMAN SAWI AKIBAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DI TANAH GAMBUT KOTA PALANGKA RAYA DJOKO EKO HADI SUSILO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

Pengaruh Pemberian Tandan Kosong Sawit dan Kapur Dolomit Sebagai Campuran Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis quenensis

109 ZIRAA AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman ISSN

Alamat korespondensi :

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen

Transkripsi:

1 RESPON TANAMAN BAWANG DAUN TERHADAP DOSIS DAN WAKTU PEMBERIAN AMPAS TEH YANG TELAH DIFERMENTASI DENGAN EM-4 (Response of Weish Onion (Allium fistulosum L.) on the Dosage and Application Time of Tea Waste Fermentation by EM-4) Alvera Prihatini Dewi Nazari Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda ABSTRACT The objectives of experiment was : (1) to understand of response growth and yield of weish onion (Allium fistulosum L.) on the dosage and application time of tea waste fermentation and it s interaction on the growth and yield of weish onion plant, and (2) to find out the proper dosage and application time of tea waste fermentation for weish onion plant. The experiment was conducted at Experimental Garden of Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Propinsi Kalimantan Timur, Samarinda on July 2007 until October 2007. The experiment design was used Completely Randomized Design arranged in Factorial Experiment 3 x 3 with five replications. The first factor was dosage of tea waste fermentation (D) consisted three levels i.e : without tea waste fermentation (d0), 150 g polibag -1 (d1), and 300 g polibag -1 (d2) The second factor was time of tea waste fermentation application (W) consisted three levels i.e : one week before planting (w1), two weeks before planting (w2), and three weeks before planting (w3). The result of experiment showed that : (1) response of increase of plant height at 30, 45 days after planting and harvest time, increase of number of leaves at 30, 45 days after planting and harvest time, number of shoots, and weight of fresh plant was significant different on the dosage of tea waste fermentation treatment. The highest of fresh weight namely 7,47 g plant -1 was achieved on 300 g polybag -1 (d1), while the lowest of fresh weight namely 5,47 g plant -1 was achieved on without tea waste fermentation (d0); (2) response of increase of plant height at 30, 45 days after planting and harvest time, increase of number of leaves at 30, 45 days after planting and harvest time, number of shoots, and weight of fresh plant was significant different on the time of tea waste fermentation application treatment. The highest of fresh weight namely 7,73 g plant -1 was achieved on two weeks before planting (w2), while the lowest of fresh weight namely 5,60 g plant -1 was achieved on one week before planting (w1); and (3) response of all parameters was no significant different on interaction of both factors. Keywords : Tea waste fermentation, weish onion plant PENDAHULUAN Jenis tanaman hortikultura yang mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan adalah tanaman sayuran, selain untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga/masyarakat dan dapat menambah penghasilan petani. Salah satu jenis tanaman sayuran daun yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran berbagai macam masakan adalah bawang daun (Allium fistulosum L.). Bawang daun sangat digemari oleh hampir semua orang, karena dapat menyedapkan masakan dan memiliki kandungan gizi yang tinggi (Rukmana, 1995). Di daerah Kalimantan Timur, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2005 bahwa rata-rata

2 produktivitas tanaman bawang daun adalah 2,62 Mg ha -1, hasil tersebut adalah lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas bawang daun secara nasional yang telah mencapai 10,50 Mg ha -1. Rendahnya tingkat produktivitas tanaman tersebut disebabkan oleh berbagai factor, diantaranya adalah faktor iklim, teknik budidaya yang belum intensif, penanaman masih dalam skala kecil, dan tingkat kesuburan tanah yang rendah. Untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas lahan kering perlu dicari suatu teknologi yang lebih menitikberatkan pada teknologi yang secara ekonomi terjangkau petani tetapi mampu meningkatkan produktivitas lahan. Salah satu upaya yang dianjurkan adalah penggunaan bahan organik. Seperti dikemukakan oleh Basa dkk (1992) bahwa pemberian bahan organik diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas lahan kering, karena bahan organik memiliki kemampuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah. Ampas teh merupakan salah satu limbah rumah tangga yang dapat digunakan sebagai salah satu jenis pupuk organik. Menurut Amalia (2005), ampas teh mengandung 3,28% N; 0,50% P 2 O 5 ; 0,42% K 2 O, 0,97% CaO; dan 0,26% MgO. Selain itu dikemukakan oleh Hartoyo (2003) bahwa ampas teh banyak mengandung katekin yang bersifat antimikroba yang dapat menghilangkan gangguan nematoda yang sering mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk berhasilnya usaha pemberian pupuk, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah jenis, dosis/konsentrasi pupuk serta cara pemberiannya, selain itu juga waktu pemberiannya karena sangat berkaitan erat dengan jumlah dan waktu ketersediaan unsur hara harus bersesuaian dengan kebutuhan tanaman. Mengingat ampas teh merupakan bahan organik, sehingga apabila diberikan secara langsung ke dalam tanah memerlukan waktu relatif lama sebelum tersedia bagi tanaman, untuk itu perlu dilakukan fermentasi dengan menggunakan Effective Microorganism 4 (EM-4). Tujuan penelitian adalah untuk memahami respon tanaman bawang daun terhadap dosis dan waktu pemberian ampas teh yang telah difermentasi dengan EM-4 serta interaksi antara kedua faktor tersebut. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Propinsi Kalimantan Timur, Samarinda. Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap yang disusun dalam Percobaan Faktorial 3 x 3 yang diulang sebanyak 5 kali. Faktor pertama adalah dosis ampas teh yang telah difermentasi (D) yang terdiri atas : tanpa pemberian ampas teh yang telah difermentasi (d0), pemberian 150 g polibag -1 (d1) dan pemberian 300 g polibag -1 (d2). Faktor kedua adalah waktu pemberian ampas teh yang telah difermentasi (W) yang terdiri atas 3 taraf, yaitu : diberikan 1 minggu sebelum tanam (w1), diberikan 2 minggu sebelum tanam (w2), dan diberikan 3 minggu sebelum tanam (w2). Kegiatan Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian, meliputi : studi pustaka, observasi, persiapan tempat penelitian, persiapan media tanam, pemberian kapur dolomit, pembuatan/fermentasi ampas teh, pemberian ampas teh, persiapan bibit, penanaman, pemeliharaan tanaman (penyulaman, penyiraman, penyiangan gulma, pembumbunan, pemangkasan daun tua), pemanenan, pengumpulan dan analisis data, dan pelaporan.

3 Ampas teh difermentasi dengan menggunakan EM-4 selama 5 hari dan telah menunjukkan ciiri-ciri yaitu bwrwarna hitam, tidak panas dan tidak berbau. Setelah proses fermentasi selesai, selanjutnya ampas teh hasil fermentasi siap diberikan sesuai dengan perlakuan. Pengumpulan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan, yaitu antara lain : pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan jumlah daun pada umur 15, 30, 45 hari setelah tanam dan pada saat panen, jumlah anakan per rumpun pada saat panen, dan berat segar tanaman. Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun terhadap dosis dan waktu pemberian ampas teh yang telah difermentasi serta interaksi antara kedua faktor perlakuan tersebut dilakukan dengan menggunakan sidik ragam. Bila hasilnya berbeda nyata (F hitung > F tabel 5%) atau berbeda sangat nyata (F hitung > F tabel 5%) dilakukan uji lanjutan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Rekapitulasi hasil penelitian respon pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam serta pada saat panen, jumlah anakan per rumpun dan berat segar tanaman terhadap dosis dan waktu pemberian ampas teh yang telah difermentasi serta terhadap interaksi antara kedua faktor perlakuan tersebut disajikan pada Tabel 1. EM-4. Hal disebabkan kebutuhan tanaman bawang daun terhadap unsur hara masih relatif sedikit dan masih dapat dipenuhi oleh media tanam tempat tumbuhnya (kandungan unsur hara tanah berdasarkan hasil analisis laboratorium yaitu : 0,18% N total (rendah); 597,7 ppm P tersedia (sangat tinggi) dan 396,3 ppm K tersedia (sangat tinggi). pertambahan jumlah daun pada umur 30, 45 hari setelah tanam dan pada saat panen serta jumlah anakan pada saat panen adalah berbeda nyata sampai berbeda sangat terhadap perlakuan pemberian berbagai dosis EM-4. Hasil penelitian pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian ampas teh yang telah difermentasi sebesar 150 g polibag -1 (d1) dan 300 g polibag -1 (d2) menghasilkan pertambahan tinggi tanaman dan jumlah anakan tanaman bawang daun yang lebih besar dan jumlah anakan per rumpun yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian ampas teh (d0). Keadaan ini disebabkan dengan bertambahnya umur tanamaan, maka kebutuhan tanaman terhadap unsur hara dan senyawa lainnya juga bertambah dan hal tersebut tidak dapat dipenuhi semuanya oleh media tempat tumbuhnya. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun terhadap Dosis Ampas Teh yang telah Difermentasi dengan EM-4 pertambahan jumlah daun pada umur 15 hari setelah tanam adalah berbeda tidak nyata terhadap perlakuan pemberian berbagai dosis

4 Tabel.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian Tanggap Tanaman Bawang Daun terhadap Dosis dan Waktu Pemberian Ampas Teh yang Telah Difermentasi dengan EM-4 Faktor-Faktor Pertambahan Tinggi Tanaman (cm) pada Umur Pertambahan Jumlah Daun (Helai) pada Umur Jumlah Berat Segar Perlakuan 15 HST 30 HST 45 HST Saat Panen 15 HST 30 HST 45 HST Saat Panen Anakan per Tananam Rumpun (g) Dosis Ampas Teh tn * * * tn * ** ** * * (D) Tanpa Ampas Teh 8,71 10,46a 16,59a 19,73a 1,60 6,80a 11,78a 14,47a 2,87a 5,47a (d0) 150 g polibag -1 8,83 11,14ab 17,79b 22,00b 1,60 7,47ab 13,33ab 16,47ab 3,53b 6,67ab (d1) 300 g polibag -1 9,47 12,77b 18,97b 22,81b 1,73 8,47b 14,93b 18,53b 3,53b 7,47b (d2) Waktu tn * * * tn * ** ** * * Pemberian (W) 1 MST 8,51 10,37a 14,45a 18,99a 1,53 7,07a 12,40a 14,80a 3,13a 5,60a (w1) 2 MST 9,65 12,99b 20,33b 23,77b 1,93 8,60b 14,73b 18,87b 3,73b 7,73b (w2) 3 MST 8,85 11,01a 18,56b 21,78b 1,47 7,07a 13,00ab 15,80a 3,07a 6,27ab (w3) Interaksi tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn (D x W) d0w1 d0w2 d0w3 8,28 8,40 9,46 9,82 11,20 10,36 13,38 19,46 16,94 15,94 22,96 20,30 1,40 1,80 1,60 5,80 7,60 7,00 10,20 12,20 13,20 13,20 15,40 14,80 2,80 2,80 3,00 5,20 5,60 5,60 d1w1 d1w2 d1w3 d2w1 d2w2 d2w3 9,42 9,42 7,64 7,82 11,14 9,46 10,78 12,45 10,18 10,50 15,32 `12,48 14,08 19,78 19,50 15,90 21,76 19,24 21,88 21,48 22,64 19,16 26,88 22,40 1,40 2,00 1,40 1,80 2,00 1,40 7,80 8,20 6,40 7,60 10,00 7,80 14,20 14,40 11,40 12,80 17,60 14,40 16,00 19,20 14,20 15,20 22,00 18,40 Keterangan : angka rata-rata pada setiap kolom yang diikuti dengan huruf yang sama adalah berbeda tidak nyata berdasarkan hasil uji BNT taraf 5%. tn = berbeda tidak nyata; * = berbeda nyata; ** = berbeda sangat nyata; HST = hari setelah tanam; MST = minggu sebelum tanam 3,60 4,20 2,80 3,00 4,20 3,40 6,40 8,00 5,60 5,20 9,60 7,60

5 Dengan pemberian berbagai dosis EM-4 diperkirakan dapat meningkatkan ketersediaan dan serapan unsur hara terutama unsur hara nitrogen oleh tanaman bawang daun, sehingga dapat memacu pertumbuhan tinggi, jumlah daun dan jumlah anakan tanaman bawang daun. Seperti dikemukakan oleh Wilkins (1989) bahwa pembentukan tunas dan daun-daun baru berkaitan dengan tersedianya unsur hara, unsur hara yang diserap oleh tanaman selanjutnya diproses dan dihasilkan senyawa/bahan dan energi yang digunakan untuk pembelahan, perpanjangan dan differensiasi sel yang mengarah kepada proses morfogenesis jaringan tanaman seperti pembentukan organ vegetatif tanaman. Selanjutnya dijelaskan oleh Gadnerd dkk (1991) bahwa pembentukan organ vegetatif memerlukan sejumlah unsur hara terutama nitrogen dalam jumlah yang cukup yang akan digunakan dalam pembentukan karbohidrat dan protein. Bila kedua senyawa tersebut tersedia dalam yang cukup, maka akan meningkatkan pembentukan organ vegetatif tanaman. respon berat segar tanaman adalah berbeda nyata terhadap perlakuan pemberian berbagai dosis ampas teh yang telah difermentasi dengan EM-4. Hasil penelitian pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian ampas teh yang telah difermentasi sebesar 300 g polibag -1 (d2) menghasilkan berat segar tanaman yang paling tinggi, yaitu sebesar 7,47 g tanaman -1, diikuti perlakuan 150 g polibag -1 (d1) yaitu sebesar 6,67 g tanaman -1, dan yang paling rendah pada perlakuan tanpa pemberian ampas teh (d0), yaitu hanya sebesar 5,47 g tanaman -1. Hal ini disebabkan dengan pemberian ampas teh yang telah difermentasi dengan EM-4 diduga mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sepertti dikemukakan oleh Lingga dan Marsono (2002), pemberian bahan organik dapat memperbaiki sifat-sifat tanah.. Dengan perbaikan sifat-sifat tanah tersebut dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara dan serapan unsur hara oleh tanaman bawang daun, sehingga dapat meningkatkan proses metabolisme pembentukan karbohidrat dan protein dalam tanaman. Karbohidrat yang terbentuk sebagian digunakan untuk pembentukan energi dan sebagian lagi disimpan sebagai cadangan makanan. Seperti dikemukakan oleh Lakitan (2000) bahwa fotosintat yang dihasilkan kemudian ditranslokasikan ke organ-organ atau jaringan tanaman lainnya untuk pertumbuhan dan juga ditimbun sebagai cadangan makanan. Kemudian dikemukakan oleh Kamil (1996) bahwa dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman maka akan mempengaruhi produksi tanaman yang ditandai dengan meningkatnya berat segar tanaman. Hasil analisis orthogonal polinomial diperoleh hasil bahwa hubungan fungsional antara dosis ampas teh (x) dengan berat segar tanaman (y) bersifat linier dengan persamaan regresi dugaan ŷ = 5,533 + 0,007x dengan koefisien korelasi (r) = 0,993, ini menunjukkan bahwa belum diperoleh dosis optimum dari ampas teh yang diberikan. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun terhadap Waktu Pemberian Ampas Teh yang telah Difermentasi dengan EM-4 pertambahan jumlah daun pada umur 15 hari setelah tanam adalah berbeda tidak nyata terhadap berbagai perlakuan waktu pemberian EM-4. Hal disebabkan tanaman bawang daun masih kecil/muda dan masih dalam tahap pertumbuhan awal, sehingga masih menggunakan cadangan makanan dari bahan tanam. Di samping itu, tanaman belum mampu menyerap unsur hara dari dalam tanah karena perakaran yang terbentuk belum berfungsi secara maksimal. pertambahan jumlah daun pada umur 30, 45

6 hari setelah tanam dan pada saat panen serta jumlah anakan pada saat panen adalah berbeda nyata sampai berbeda sangat terhadap perlakuan waktu pemberian ampas teh yang telah difermentasi dengan EM-4. Hasil penelitian pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa perlakuan waktu pemberian ampas teh 2 minggu sebelum tanam (w2) menghasilkan pertambahan tinggi dan jumlah daun yang lebih besar serta menghasilkan jumlah anakan per rumpun yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan waktu pemberian ampas teh 1 minggu sebelum tanam (w1) dan perlakuan waktu pemberian ampas teh 3 minggu sebelum tanam (w3). Keadaan ini disebabkan waktu pemberian 2 minggu sebelum tanam diperkirakan ampas teh yang telah difermentasi dengan EM-4 telah mengalami proses dekomposisi sehingga unsur hara menjadi tersedia dan dapat diserap oleh perakaran tanaman. Seperti dikemukakan oleh Setyati Harjadi (1996) bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam usaha pemupukan agar pupuk tersebut efektif dan efisien, yaitu antara lain : kondisi tanaman, kondisi tanah, jenis dan dosis pupuk yang diberikan serta waktu aplikasinya. Waktu pemberian pupuk sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama untuk pupuk organik yang memerlukan beberapa waktu untuk proses dekomposisinya sebelum siap diserap oleh tanaman. respon berat segar tanaman adalah berbeda nyata terhadap perlakuan waktu pemberian EM-4. Hasil penelitian pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa waktu pemberian ampas teh yang telah difermentasi 2 minggu sebelum tanam (w2) menghasilkan berat segar tanaman yang paling tinggi, yaitu sebesar 7,73 g tanaman -1, diikuti perlakuan waktu pemberian 3 minggu sebelum tanam (w3) yaitu sebesar 6,27 g tanaman -1, dan yang paling rendah pada perlakuan waktu pemberian 1 minggu sebelum tanam (w1), yaitu hanya sebesar 5,60 g tanaman -1. Hal ini disebabkan waktu pemberian ampas teh 2 minggu sebelum tanam mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara dan serapan unsur hara oleh perakaran tanaman bawang daun, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang tinggi. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa perlakuan waktu pemberian ampas teh yang dilakukan 3 minggu sebelum tanam (w3) menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun yang rendah dibandingkan dengan perlakuan waktu pemberian ampas teh yang dilakukan 2 minggu sebelum tanam (w2). Hal ini disebabkan ampas teh yang telah difermentasi dengan EM-4 banyak mengalami dekomposisi sebelum tanaman siap untuk menyerap unsur hara hasil dekomposisi tersebut, namun unsur hara tersebut banyak hilang akibat proses pencucian dari air penyiraman yang dilakukan selama pemeliharaan tanaman. Dikemukakan oleh Mulyani dan Kartasapoetra (2002) bahwa kebutuhan tanaman terhadap bermacammacam unsur hara selama pertumbuhan dan perkembangannya membutuhkan waktu yang berbeda dan tidak sama banyaknya. Dengan demikian maka waktu pemberian pupuk harus memperhatikan waktu kebutuhan tanaman serta macam unsur hara yang berada dalam keadaan defisiensi. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun terhadap Interaksi antara Faktor Dosis dan Waktu Pemberian Ampas Teh yang telah Difermentasi dengan EM-4 pertambahan jumlah daun pada umur 15, 30, 45 hari setelah tanam dan pada saat panen, jumlah anakan per rumpun pada saat panen dan berat segar tanaman adalah berbeda tidak nyata terhadap interaksi antara faktor dosis dan waktu pemberian ampas teh yang telah difermentasi dengan EM-4. Kejadian ini

7 memperlihatkan bahwa kedua faktor perlakuan tersebut tidak bersama-sama dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun. Seperti dinyatakan oleh Steel dan Torrie (1991), bahwa bila pengaruh interaksi berbeda tidak nyata maka disimpulkan bahwa diantara faktor perlakuan tersebut bertindak bebas satu sama lainnya. Hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian EM-4 dengan dosis 300 g polibag -1 dan diberikan 2 minggu sebelum tanam cenderung menghasilkan pertambahan tinggi dan jumlah daun tanaman yang lebih berat, jumlah anakan per rumpun yang lebih banyak, dan berat segar tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan berbagai kombinasi perlakuan lainnya. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan jumlah daun pada umur 30, 45 hari setelah tanam dan pada saat panen, jumlah anakan per rumpun dan berat segar tanaman memberikan respon berbeda nyata sampai berbeda sangat nyata terhadap perlakuan berbagai dosis pemberian ampas teh yang telah difermetasi dengan EM-4. Dosis pemberian sebesar 300 g polibag -1 (d2) menghasilkan berat segar tanaman yang paling tinggi, yaitu sebesar 7,47 g tanaman -1. 2. Pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan jumlah daun pada umur 30, 45 hari setelah tanam dan pada saat panen, jumlah anakan per rumpun dan berat segar tanaman memberikan respon berbeda nyata sampai berbeda sangat nyata terhadap perlakuan berbagai waktu pemberian ampas teh yang telah difermetasi dengan EM-4. Waktu pemberian 2 minggu sebelum tanam (w2) menghasilkan berat segar tanaman yang paling tinggi, yaitu sebesar 7,73 g tanaman -1. 3. Seluruh parameter pengamatan memberi kan respon berbeda tidak nyata terhadap interaksi antara faktor dosis dengan waktu pemberian ampas teh yang telah difermetasi dengan EM-4. Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan saran, yaitu : perlu penelitian lanjutan di lapangan untuk memahami pengaruh pemberian ampas teh yang telah difermentasi dengan EM-4 terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, serapan unsur hara oleh tanaman dan sifat fisik dan kimia tanah. DAFTAR PUSTAKA Amalia Trisnayani. 2005. Uji Pemberian Teh dan Waktu Pemberiannya terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Hasil Bawang Prei. Skripsi Sarjana Faperta Unmul, Samarinda (Tidak Dipublikasikan). Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2005. Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam Angka 2000-2004. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Kalimantan Timur, Samarinda. Gardner, F.P.; R.B. Pearce; dan R.L. Mitchell. 1991. Physiologi of Crop Plant (Terjemahan Herawati Susilo). UI Press, Jakarta. Kamil, J. 1996. Teknologi Benih I. Angkasa Raya, Padang. Lakitan, B. 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

8 Mulyani Sutejo, M. dan A.G. Kartasapoetra. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta. Lingga, P. dan Marsono. 2003. Petunjuk dan Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Rukmana, R. 1995. Bawang Daun. Kanisius, Yogyakarta. Setyamidjaja, D. 2000. Teh : Budidaya dan Pengolahan Pascapanen. Kanisius, Yogyakarta. Setyati Harjadi, M.M.S. 1996. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1991. Principles, Procedures of Statistics (Terjemahan Bambang Sumantri). Gramedia, Jakarta. Wilkins, M.B. 1992. Physiologi of Plant Growth and Development (terjemahan). Bumi Aksara, Jakarta.