BAB I PENDAHULUAN. perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. 1 Investasi dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Karena dasar etika inilah, maka keuangan dan perbankan syariah bagi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

KONSEP BAGI HASIL DALAM PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan modal.

BAB III KONSEP EKONOMI ISLAM TENTANG BAGI HASIL. profit sharing. Profit dalam kaus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

ditetapkan dalam jumlah yang pasti. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. A. Profil Objek Penelitian (Lembaga Keuangan Syariah Berkah Banua Banjarmasin)

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Hal ini tidak terlepas dari keinginan umat Islam di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4)

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan untuk mendirikan keberadaan lembaga-lembaga keuangan syari ah,

PENGARUH PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL TERHADAP MINAT NASABAH BERINVESTASI ( Survey Pada Bank Syari ah di Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Istilah bank berasal dari kata Italia banco yang berarti kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi syariah merupakan ajaran yang mengedepankan nilai - nilai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Simpanan Sukarela terhadap Perhitungan Bagi Hasil BMT. Istiqomah Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Ada sebagian orang yang mengatakan strategi pemasaranlah yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi permasalahan kehidupan, baik yang bersifat material maupun

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB V PEMBAHASAN. Perbandingan Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah dan Pendapatan Bagi. A. Perbedaan Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah PT Bank Syariah

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Bismillahirrahmanirrahim

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Development Bank (IDB) tahun 1974 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI).

BAB I PENDAHULUAN. lebih tersendiri yang coba ditawarkan oleh Bank Syariah. 1. Adapun akad yang digunakan dalam produk penghimpunan dana adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyusul runtuhnya kekaisaran Romawi. Kemunculan itu ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya kajian dan publikasi prinsip-prinsip dan praktik-praktik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan prinsip bunga melainkan berdasarkan prinsip syariah. 7

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha. Mereka hanya

BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

BAB I PENDAHULUAN. akses kredit/pembiayaan. Infrastruktur ini mempertukarkan informasi kredit

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

BAB I PENDAHULUAN. hubungan, baik bersifat vertikal maupun horizontal. Hubungan yang sifatnya

SILABUS MATA KULIAH. Kode Mata Kuliah : Nama Mata Kuliah : Perbankan Syariah di Indonesia. Mata Kuliah Pra Syarat : Pengantar Ekonomi Syariah

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap. Investasi berbeda dengan membungakan uang, karena membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko sebab perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. 1 Investasi dalam ekonomi Islam amat berbeda dengan investasi ekonomi non muslim, perbedaan ini terjadi terutama karena pengusaha Islam tidak menggunakan tingkat bunga dalam menghitung investasi. Harta atau uang dinilai oleh Allah sebagai Qiyaman 2 yaitu sarana pokok kehidupan sesuai dengan Firman Allah. "Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum Sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan Pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik". 1 Muhamad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani, 2001), Cet. ke-1 h.150 2 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur an :Tafsir Maudhu i Atas Pelbagai Persoalan Umat, (Mizan, 1996), Cet. ke-2, h.403

Karena itu pula harta atau modal tidak boleh menghasilkan dari dirinya sendiri, tetapi harus dengan usaha manusia. Ini salah satu sebab mengapa membungakan uang dalam bentuk riba dilarang oleh al Quran. Salah satu hikmah pelarangan riba, serta pengenaan zakat adalah untuk mendorong aktivitas ekonomi, perputaran dana serta sekaligus mengurangi spekulasi serta penimbunan. Dalam konteks ini Q.S. at- Taubah ayat 34 mengingatkan : 3 Artinya; Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,(qs At-taubah : 34) Sistem penghimpunan dana bank syariah atau perusahaan, prinsip investasi merupakan satu variabel dari berbagai prinsip lain seperti prinsip modal dan titipan. Akad yang sesuai dengan prinsip ini adalah mudharabah yang tujuannya adalah 3 Ibid., h.406-407

kerja sama antara pemilik dana dan pengelola dana. Seorang muslim boleh memilih tiga alternatif atas dananya yaitu : 1. Memegang kekayaannya dalam bentuk uang kas (idle cash), 2. Memegang tabungannya dalam bentuk aset tanpa berproduksi seperti deposito bank, pinjaman, real estate, atau 3. Menginvestasikan tabungannya (seperti memiliki proyek-proyek yang menambah persediaan kapital nasional). 4 Kerjasama yang juga diterapkan Pondok Sehat Al Wahida yang beralamat di jalan Arjuna No. 11 RT. 16 kelurahan kebun bunga Banjarmasin yaitu kerjasama antara pemilik modal dengan pengelola usaha dengan menggunakan metode perhitungan bagi hasil sebagai berikut: a. Revenue Sharing b. Profit Sharing Akad yang digunakan adalah akad mudharabah untuk tenaga kerja nisbahnya adalah 25% dari pendapatan kotor, misalnya saja dalam memberikan jasa kesehatan untuk satu orang tenaga kerja per tiga puluh harinya menghasilkan pendapatan sebesar Rp16.024.200,00, maka bagi hasil yang didapatkan oleh satu orang tenaga kerja adalah Rp16.024.200,00 x 25 % adalah Rp4.006.050,00. Kemudian untuk nisbah bagi hasil investor untuk jasa kesehatan adalah 35% dari pendapatan bersih untuk satu bulan adalah sebesar Rp15.734.130,00, maka bagi hasil yang didapatkan oleh investor adalah sebesar Rp5.506.946,00. Cet. ke-1, 70-71 4 M.M. Mertwally, Teori dan Model Ekonomi Islam, (Jakarta: Bangkit Daya Insana, 1995),

Bagi hasil dengan investor untuk Herbal, dari hasil laporan keungan Pondok Sehat Al Wahida untuk investor yang menanamkan modalnya sebesar Rp7.000.000,00, maka nisbah bagi hasilnya sebesar 25 %, Rp15.000.000,00 nisbah bagi hasilnya sebesar 30%, dan untuk investor yang menanamkan modalnya sebesar Rp20.000.000,00, maka nisbah bagi hasilnya sebesar 35%. Berikut perhitungan bagi hasil untuk bulan Nopember 2009: Bagi hasil = Jumlah investasi x Keuntungan bersih x Nisbah bagi hasil Jumlah dana yang dioperasionalkan Keuntungan bersih yang didapatkan Pondok Sehat Al Wahida misalkan untuk bulan Nopember adalah Rp9.459.610,00, maka bagi hasil untuk jumlah investasi Rp7.000.000,00 adalah sebesar Rp394.150,00. Untuk jumlah investasi sebesar Rp15.000.000,00, maka bagi hasil yang diperoleh sebesar Rp1.013.530,00 dan untuk investor dengan jumlah investasi sebesar Rp20.000.000,00, maka bagi hasilnya adalah sebesar Rp1.576.602,00. Pondok Sehat Al Wahida selain memberikan pelayanan jasa kesehatan dan herbal juga bekerjasama dengan PT. Al Wahida Marketing International, disini Pondok Sehat Al Wahida memiliki peran sebagai stokis, dalam pembelian herbal Pondok Sehat Al Wahida mendapatkan bonus 11 % dari jumlah nilai mata setiap produk. Misalnya saja produk Golden Gamat harga satu produknya adalah Rp130.000,00 perusahaan memberikan nilai mata Rp50.000,00, jika dalam satu bulan total jumlah nilai mata dari semua produk herbal yang terjual sebesar Rp10.000.000,00, maka Pondok Sehat Al wahida mendapat

bonus penjualan sebesar Rp1.100.000,00 (Rp10.000.000,00 x 11% ). 5 Dari penjelasan di atas metode yang digunakan oleh Pondok Sehat Al Wahida adalah revenue sharing dan profit sharing, namun bagaimana penerapan dua metode bagi hasil tersebut diterapkan. Atas dasar itulah penulis merasa perlu meneliti lebih jauh lagi metode bagi hasil yang digunakan, kemudian penulis tuangkan dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: PENERAPAN REVENUE SHARING DAN PROFIT SHARING PADA LAPORAN KEUANGAN PONDOK SEHAT AL WAHIDA BANJARMASIN B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas,maka dapat diambil rumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana penerapan revenue sharing dan profit sharing pada Laporan Keuangan Pondok Sehat Al Wahida Banjarmasin? 2. Apa keunggulan dan kelemahan penerapan revenue sharing dan profit sharing? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan 5 Ns.Chairunnsisa, S.Kep, Herb, Pimpinan Pondok Sehat Al Wahida Banjarmasin, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, 2 Januari 2010

untuk: 1. Mengetahui penerapan revenue sharing dan profit sharing pada laporan Keuangan Pondok Sehat Al Wahida Banjarmasin 2. Mengetahui keuggulan dan kelemahan metode bagi hasil dengan revenue sharing dan profit sharing. D. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam memahami maksud dari penelitian ini, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut: 1. Penerapan adalah pemasangan, penggunaan, perihal, mempraktikkan. Penerapan disini adalah penggunaan metode revenue sharing dan profit sharing pada Pondok Sehat Al Wahida Banjarmasin dalam pendistribusian hasil kepada tenaga kerja dan investor. 2. Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti; hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing berarti pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Revenue sharing disini adalah pembagian hasil dari hasil usaha tanpa dikurangi biaya operasional di Pondok Sehat Al Wahida Banjarmasin, metode ini digunakan kepada tenaga kerja. 3. Profit secara istilah adalah perbedaan yang timbul ketika total pendapatan

( total revenue ) suatu perusahaan lebih besar dari biaya total ( total cost ) 6.Profit disini adalah keuntungan yang diperoleh dari total pendapatan jasa bekam dan herbal lebih besar dari biaya total. 4. Bagi untung (Profit Sharing) adalah bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana dan jika usaha yang dikelola mengalami kerugian, maka akan ditanggung bersama sesuai dengan porsi masing-masing 7. Profit sharing disini adalah metode perhitungan bagi hasil yang diterapkan kepada investor jasa kesehtan dan herbal pada Pondok Sehat Al Wahida Banjarmasin. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini ini diharapkan berguna sebagai : 1. Kepentingan studi ilmiah dan terapan disiplin ilmu kesyariahan, khusus dibidang muamalah, yang salah satu kajiannya berkaitan metode bagi hasil. 2. Bahan masukan dan informasi bagi mereka yang akan mengadakan penelitian lebih jauh dalam aspek yang berbeda. 3. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, agar Pondok Sehat Al Wahida tetap eksis. Edisi ke-2, h. 534 6 Cristopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Lengkap Ekonomi, ( Jakarta : Erlangga,1994 ) 7 Tim Pengembangan Perbankan Syri ah IBI, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syari ah, ( Jakarta : Djambatan, 2001 ), h. 264

4. Sumbangan pemikiran dalam memperkaya khazanah pengembangan ilmu pengetahuan dan literatur bagi kepustakaan fakultas Syari ah serta IAIN Antasari Banjarmasin. F. Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelaahan terhadap beberapa penelitian terdahulu yang penulis lakukan, berkaitan dengan masalah revenue sharing, maka telah ditemukan peneltian sebelumnya yang juga mengkaji tentang persoalan yang sama, namun ditemukan substansi yang berbeda dengan persoalan yang akan penulis angkat. Penelitian yang dimaksud yaitu Konsep Bagi Hasil dilembaga Keuangan Syari ah Berkah Banua, diteliti oleh Sri Ana Farhanah (NIM.0601157 389) Konsep bagi hasil yang digunakan adalah Revenue Sharing. Penggunaan konsep revenue sharing yang didasarkan ketidaksiapan nasabah berbagi risiko, penggunaan revenue sharing lebih tepat untuk kemashalatan. Penelitian berikutnya Penggunaan Reveneu Sharing pada BPD kasel Cabang Syari ah banjarmasin diteliti oleh Anisah ( NIM. 063115757). Alasan penggunaan Revenue Sharing lebih memberikan daya tarik kepada nasabah untuk menginvestasikan dananya dengan pola membagi hasil tanpa dikurangi biayabiaya lagi dan belum terbiasanya nasabah untuk berbagi risiko. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, permasalahan yang akan penulis angkat dalam peneltian ini tidak hanya satu sisi penerapan Revenue Sharing akan tetapi juga pada sisi Profit Sharingnya, keuntungan dan kelebihan dua metode tersebut serta faktor yang mempengaruhi distribusi bagi hasil. Dengan demikian

terdapat pokok permasalahan yang sangat berbeda antara beberapa penelitian yang telah penulis kemukakan diatas dengan persoalan yang akan penulis teliti. G. Kerangka Pemikiran Pondok Sehat Al Wahida menggunakan prinsip bagi hasil yang ditentukan berdasarkan kesepakatan dan menggunakan prosentase keuntungan tertentu. Metode perhitungan bagi hasil yang digunakan adalah revenue sharing dan profit sharing. Faktor yang mempengaruhi bagi hasil adalah nisbah bagi hasil, jumlah investasi, beban operasional dan hasil yang didapatkan oleh Pondok Sehat Al Wahida. Bagi tenaga kerja jika hasil pendapatan jasa yang didapatkan tinggi dan nisbah bagi hasil tinggi, maka perolehan bagi hasilnya juga tinggi. Jumlah investasi dan nisbah bagi hasil yang tinggi diikuti dengan pendapatan yang tinggi dan biaya operasional yang rendah, maka bagi hasil yang diperoleh oleh investor tinggi dan pendapatan Pondok Sehat Al Wahida juga tinggi. Kerangka Pemikiran Nisbah Bagi Hasil Jumlah Investasi Biaya Opera sional Pendapatan Bagi Hasil dengan metode Revenue Sharing dan Profit Sharing Kesesuaian dengan syariah

H. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan dalam penelitian terbagi menjadi lima bab yang merupakan kesatuan alur pemikiran dan menggambarkan proses penelitian. Dalam Bab I, adalah bagian pendahuluan,pertama-tama menggambarkan latar belakang masalah penelitian yang mana masalah tersebut berkaitan langsung dengan judul penelitian, rumusan masalah dengan pertanyaan penelitian untuk mempertajam masalah-masalah yang dipecahkan, menggambarkan tujuan penelitian yang mana untuk suatu informasi yang ingin diperoleh untuk menjawab rumusan masalah, hingga mendapat tujuan penelitian, sistematika penelitian. Dalam Bab II, membahas tentang Landasan teoritis adalah suatu teori atau metode yang peneliti pilih untuk memecahkan masalah. Dalam Bab III, metode penelitian yang meliputi jenis penelitian lapangan yang selanjutnya dilakukan tahapan penulisan, objek penelitian adalah Pondok Sehat Al Wahida Banjarmasin, subjek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Bab IV adalah laporan hasil penelitian yang menjelaskan tentang gambaran umum lokasi penelitian kemudian diteruskan dengan Penerapan Revenue Sharing dan Profit Sharing pada Laporan Keuangan Pondok Sehat Al Wahida Banjarmasin. Kemudian dari hasil data yang diperoleh di lapangan akan dianalisis. Bab V adalah bab terakhir yang memuat penutup, kesimpulan dan saran.