POTENSI EDUWISATA KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BALURAN Ambar Kristiyanto NIM. 10615010011005
http://www.ppt-to-video.com Latar Belakang Taman Nasional Baluran merupakan salah satu taman nasional tertua di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati, topografi lanskap dan kawasan pesisir yang unik dan layak dijelajah. Taman Nasional Baluran memiliki beberapa obyek dan daya tarik wisata alam yang cukup beragam, terdiri dari kombinasi berbagai bentang alam mulai dari ekosistem laut hingga pegunungan, savana, dan keanekaragaman jenis satwa dan tumbuhan.
. Taman Nasional Baluran terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan. Banyak orang menyebut Taman Nasional sebagai Afrika-nya Indonesia. www.wondershare.com
Taman Nasional Baluran memiliki 3 fungsi utama yaitu : a. Perlindungan sistem penyangga kehidupan. b. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa c. Pemanfaatan secara lestari Sumber Daya Alam Hayati (SDAH) beserta ekosistemnya, yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan, menunjang budidaya, rekreasi dan pariwisata. www.wondershare.com
Taman Nasional Baluran Luas 25.000 Ha Letak diantara 114' 18" - 114' 27" BT dan 7' 45" - 7' 57" LS. Batas-batas wilayah : Utara : Laut Jawa Timur : Selat Bali Selatan : Sungai Bajulmati Barat : Sungai Kelokoran http://www.ppt-to-video.com
PENGELOLAAN KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN DIBAGI MENJADI DUA SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL, YAITU: 1. Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Bekol, meliputi Resort Bama, Lempuyang dan Perengan. www.wondershare.com 2. Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karangtekok meliputi Resort Watu Numpuk, Labuhan Merak dan Bitakol.
Tipe Ekosistem No Tipe Ekosistem Vegetasi Dominan Keterangan 1 Hutan Mangrove Avicennia spp, Sonneratia spp, Rhizophora Terdapat pada pantai utara dan timur spp, Lumnitzera racenosa kawasan seperti Gatel, Bilik, Simacan, Bama-Popongan. 2 Hutan Payau Excoecaria agallocha, Zyzigium polyanthum, Buchanania arborescens 3 Savanna (Flat dan undulating Rumput : savana) Dichtantium ciricosum, Heteropogon conortus Pohon : Acacia leducoploea (Pilang), Scheichera oleosa (Kesambi) 4 Hutan Monsoon Jenis-jenis pohon hijau sepanjang tahun, pada daerah yang basah biasanya terdapat tumbuhan bawa rotan Terdapat di Kali Kepuh bagian tenggara, Popongan, Kelor, Bama bagian timur dan barat laut Gatel. Terdapat pada bagian tenggara kawasan yaitu Plalangan dan Bekol Hutan Monsoon dataran rendah bervariasi dari daerah terbuka hingga sangat rapat *Hutan Monsoon dataran tinggi terdapat pada ketinggian di atas 400 m dpl, kecuali sekitar Talpat dan Klosot
Hutan Mangrove : Dapat dijumpai di Bama, Gatel, Bilik, Simacan, Popongan dan Sirontoh. Jenis-jenis tumbuhan yang umum disini antara lain Avicennia sp, Sonneratia sp, Rhizopora sp, Bruguiera sp. Hutan Payau : Sebagian besar dapat dijumpai di Kalikepuh bagian utara dan yang lebih kecil terdapat di Popongan, Kelor, Bama dan gatel. polyanthum). Flat savana seluas kurang lebih 500 ha yang berada di sekitar Bekol dan Plalangan dan Undulating savana seluas kurang lebih 8000 ha berada di sebelah utara hingga timur laut kawasan
Hutan Musim Hutan Pantai Ekosistem Terumbu Karang Tipe hutan musim dataran rendah dapat dijumpai di sekitar Km 80 (jalan batangan-bekol) dan dikenal sebagi evergreen dengan vegetasi penyusunnya antara lain Asam (tamarindus indica), Gebang (corypha utan, jenis-jenis liana dan lain sebagainya) Dalam kawasan Taman Nasional Baluran hutan pantai umumnya dilindungi dari air laut oleh hutan mangrove seperti Bama dan Sirontoh. Ekosistem terumbu karang dapat dijumpai di perairan pantai Bama, Pantai Lempuyang, Pantai Bilik,Pantai Air karang, Pantai Kajang, Pantai Balanan, dan Kalitopo. Terumbu karang yang ada di Taman Nasional Baluran adalah karang tepi yang memiliki lebar beragam dan berada pada kisaran kedalaman 0,5 m -40 m.
Tata cara memasuki kawasan : Menurut Peraturan Pemerintah no. 59 tahun 1998 setiap pengunjung/kendaraan yang memasuki kawasan Taman Nasional Baluran diwajibkan membayar pungutan karcis masuk. Pengunjung dengan maksud wisata dapat langsung menuju lokasi pintu masuk di Batangan. Bagi peneliti diwajibkan mengisi SIMAKSI (Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi) dan membuat surat permohonan kepada Kepala Balai Taman Nasional Baluran www.wondershare.com
Bersambung ke Bagian 2 www.wondershare.com