JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KEHUTANAN JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARIF

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.68/Menhut-II/2014 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.68/Menhut-II/ 2014 TENTANG

-1 DUA,.( KESATU. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN BENIH TANAMAN HUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KEHUTANAN

PENETAPAN HARGA PATOKAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN

PENETAPAN HARGA PATOKAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN. 2. Kayu Torem (Wilayah I) /m 3

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 47/Menhut-II/2008 TENTANG PENETAPAN HARGA LIMIT LELANG HASIL HUTAN KAYU DAN BUKAN KAYU

BESARNYA HARGA LIMIT LELANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.92/Menhut-II/2014 TENTANG

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 726/MPP/Kep/12/1999

TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PADA DEPARTEMEN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 1998 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 28 TAHUN 2000 Seri B Nomor... PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 27 TAHUN 2000 T E N T A N G

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 508/KPTS-IV/1998 TENTANG BESARNYA PROVISI SUMBERDAYA HUTAN (PSDH) PER SATUAN HASIL HUTAN KAYU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) BIDANG PHKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WINTER! PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II ACEH TENGAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

7-3 JC1 ite/ Uare Nomor S. CO / t3 oict H H (X0(4 Sifat Penting Lampiran : 8 (delapan) lembar Hal Penetapan Harga Patokan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN MUTU BIBIT TANAMAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.33/Menhut-II/2007

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 6886/Kpts-II/2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA TAHUN 2008 NOMOR 30 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG

NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, PEMANFAATAN HUTAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG

USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH

TOPIK: PERTANIAN NON PANGAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/MENHUT-II/2013

this file is downloaded from

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IJIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DAN RETRIBUSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

Tahun mulai kegiatan* Lokasi TBT 1, KHDTK

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.47/Menhut-II/2014 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANTAENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG DAERAH TINGKAT II BANTAENG PROPINSI DATI I SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 6886/Kpts-II/2002 TENTANG

DIREKTORAT PJLKKHL-DITJEN PHKA KEMENTERIAN KEHUTANAN R.I.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

Penjelasan PP No. 34 Tahun 2002 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR: 31 TAHUN 2000 T E N T A N G PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

KULIAH KE 9: PERTANIAN PANGAN DAN NON-PANGAN KBLI 2009 PENGERTIAN PERTANIAN 9/6/2016 A PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO. Nomor : 24 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR : 15 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGELOLAAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penyiapan Benih Unggul Untuk Hutan Berkualitas 1

Pbaik agar menghasilkan benih bermutu.

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Spesies-spesies pohon tersebut disajikan dalam Tabel 3 yang menggambarkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

III. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 02 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Hutan Gaharu (Aquilaria malaccensis) pohon Aquilaria yang sangat berharga terutama karena wangi, dapat digunakan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2010P. /Menhut-II/2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Nomor : 30 Tahun 2001 Seri : B Nomor : 22

Toleransi di bidang kehutanan berbeda dengan toleransi secara umum. Toleransi secara umum mengacu khusus pada ketahanan terhadap stres lingkungan

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR : 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IZIN DAN RETRIBUSI HASIL HUTAN IKUTAN

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A

KULIAH KE 9: PERTANIAN PANGAN DAN

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

Isi Materi. Tujuan Pemilihan Jenis Faktor Pertumbuhan Tanaman Strategi Pemilihan Jenis

HUTAN: FUNGSI DAN PERANANNYA BAGI MASYARAKAT

Pengelolaan dan Pengawasan Sumber Daya Genetik serta Scientific Access bagi Peneliti Asing

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 6887/KPTS-II/2002 TENTANG

Transkripsi:

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 12 TAHUN 2014 TENTANG : JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KEHUTANAN JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KEHUTANAN JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARIF I. Dana Reboisasi (DR). Kayu Bulat (KB), Kayu Bulat Sedang (KBS) dan Kayu Bulat Kecil (KBK) dari Hutan Alam. 1. Kelompok Jenis Meranti (Komersil Satu) dan Kelompok Jenis Rimba Campuran (Komersil Dua). a. Kayu yang berasal dari wilayah Sumatera dan Sulawesi. 1) Kelompok Jenis Meranti (Komersil Satu). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm (KBS); b) Diameter > 49 cm (KB). 2) Kelompok Jenis Rimba Campuran (Komersil Dua). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm (KBS); b) Diameter > 49 cm (KB). b. Kayu yang berasal dari wilayah Kalimantan dan Kepulauan Maluku. 1) Kelompok Jenis Meranti (Komersil Satu). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm (KBS); b) Diameter > 49 cm (KB). 2) Kelompok Jenis Rimba Campuran (Komersil Dua). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm (KBS); b) Diameter > 49 cm (KB). c. Kayu yang berasal dari wilayah Papua, dan Nusa Tenggara. 1) Kelompok Jenis Meranti (Komersil Satu). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm (KBS); b) Diameter > 49 cm (KB). 2) Kelompok Jenis Rimba Campuran (Komersil Dua). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm (KBS); b) Diameter > 49 cm (KB). 2. Kelompok Indah (tanpa batasan diameter): a. Kelompok Indah Satu. 1) Eboni Bergaris (Diaspyros celebica Bakh); 2) Eboni Hitam (Diaspyros rumphii Bakh); 3) Eboni (Diaspyros spp). b. Kelompok Indah Dua. 3. Jenis kayu lainnya yang berlaku di seluruh Indonesia. a. Kayu Mentaos (Wrigtia javanica); b. Kayu Kisereh (Cinnamomum parthenoxylon); c. Kayu Perupuk (Lophopetalum spp); d. Kayu Giam (Cotylelobium spp); e. Kayu Balangeran (Shorea balangeran); f. Kayu Kulim (Scorodocarpus borneensis); g. Kayu Merbau (Intsia spp); h. Kayu Cendana; i. Kayu Kuning. 4. Kayu Bulat Kecil (KBK) diameter < 30 cm. 5. Kayu Bulat Kecil (Kecuali sortimen jenis lainnya di bawah ini). a. Kayu bakar; b. Cerucuk; c. Tiang Jermal; d. Tunggak jati alam/atau tunggak Ulin. per stapple meter USD 14.00 USD 14.50 USD 12.00 USD 12.50 USD 16.00 USD 16.50 USD 13.00 USD 13.50 USD 13.00 USD 13.50 USD 10.50 USD 11.00 USD 20.00 USD 20.00 USD 20.00 USD 18.00 USD 18.00 USD 18.00 USD 18.00 USD 18.00 USD 18.00 USD 18.00 USD 16.00 USD 18.00 USD 18.00 USD 4.00 USD 2.00 USD 0.05 USD 0.05 USD 2.00 II. Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH). A. Kayu: 1. Kayu Bulat dari Hutan Alam.

Kelompok Jenis Meranti (Komersil Satu) dan Kelompok Jenis Rimba Campuran (Komersil Dua). a. Kayu yang berasal dari Wilayah Sumatera dan Sulawesi. 1) Kelompok Jenis Meranti (Komersil Satu). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm (KBS); b) Diameter > 49 cm (KB). 2) Kelompok Jenis Rimba Campuran (Komersil Dua). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm (KBS); c) Diameter > 49 cm (KB). b. Kayu yang berasal dari wilayah Kalimantan dan Kepulauan Maluku. 1) Kelompok Jenis Meranti (Komersil Satu). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm; b) Diameter > 49 cm. 2) Kelompok Jenis Rimba Campuran (Komersil Dua). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm; b) Diameter > 49 cm. c. Kayu yang berasal dari wilayah Papua, Nusa Tenggara. 1) Kelompok Jenis Meranti (Komersil Satu). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm; b) Diameter > 49 cm. 2) Kelompok Jenis Rimba Campuran (Komersil Dua). a) Diameter 30 cm s/d 49 cm; b) Diameter > 49 cm. d. Kelompok Indah (tanpa batasan diameter). 1) Kelompok Indah Satu. a) Eboni Bergaris (Diaspyros celebica Bakh); b) Eboni Hitam (Diaspyros rumphii Bakh); c) Eboni (Diaspyros spp). 2) Kelompok Indah Dua. e. Jenis kayu lainnya yang berlaku di seluruh Indonesia. 1) Kayu Mentaos (Wrigtia javanica); 2) Kayu Kisereh (Cinnamomum parthenoxylon); 3) Kayu Giam (Cotylelobium spp); 4) Kayu Balangeran (Shorea balangeran); 5) Kayu Perupuk (Lophopetalum spp); 6) Kayu Kulim (Scorodocarpus borneensis); 7) Kayu Merbau (Intsia spp); 8) Kayu Cendana (Santalum album); 9) Kayu Kuning. f. Kayu Bulat Kecil (KBK). g. Kayu Bulat Kecil (Kecuali sortimen jenis lainnya di bawah ini). 1) Kayu Bakar; 2) Cerucuk; 3) Tiang Jermal; 4) Tunggak Jati dan/atau tunggak Ulin. 2. Kayu bulat dari Hutan Tanaman Industri (HTI): a. Pinus/Tusam; b. Acasia; c. Balsa; d. Ekaliptus; e. Gmelina arborea; f. Karet; g. Sengon; h. Jenis kayu bulat lainnya dari Hutan Tanaman. 3. Kayu Perum Perhutani dan Daerah Istimewa Yogyakarta: a. Kayu Bulat Jati dan Sonokeling. 1) Kayu Bulat diameter > 30 cm; 2) Kayu Bulat Kecil. per stappel meter

b. Kayu Bulat Rimba Indah (Sonobrit, Mahoni). 1) Kayu Bulat diameter > 30 cm; 2) Kayu Bulat Kecil. c. Kayu Bulat jenis Pinus, Damar, Sengon, Balsa, Eucalypthus, Jabon, Acasia Mangium, Karet dan Gmelina arborea. 1) Kayu Bulat diameter > 30 cm; 2) Kayu Bulat Kecil. d. Kayu Bulat Rimba Campuran selain butir c. 1) Kayu Bulat diameter > 30 cm; 2) Kayu Bulat Kecil. e. Rasamala (Altingia excelsa Naronha). 4. Kayu Bulat Diameter Sedang (Jenis sesuai dengan Kayu Bulat). B. Bukan Kayu dari Hutan Negara. 1. Rotan. a. Kelompok Rotan Pulut. 1) Rotan Pulut Merah; 2) Rotan Pulut Putih; 3) Rotan Lilin; 4) Rotan Lacak; 5) Rotan Datuk. b. Kelompok Rotan Sega. 1) Rotan Sega (Taman); 2) Rotan Sega Air (Ronti); 3) Rotan Sega Badak; 4) Rotan Irit/Jahab. c. Kelompok Rotan Lambang. 1) Rotan Lambang; 2) Rotan Anduru; 3) Rotan Lita; 4) Rotan Sabutan; 5) Rotan Ampar Tikar; 6) Rotan Terumpu; 7) Rotan Jermasin. d. Kelompok Rotan Tohiti (Tohiti dan Telang). 1) Diameter <25 mm; 2) Diameter >25 mm. e. Kelompok Rotan Manau. a) Rotan Manau; b) Rotan Manau Tikus; c) Rotan Riang; d) Rotan Manau Padi. f. Kelompok Rotan Semambu. 1) Rotan Semambu; 2) Rotan Tabu-tabu; 3) Rotan Wilatung; 4) Rotan Nawi; 5) Rotan Dahan. g. Kelompok Rotan Jenis Lainnya (yang tidak tercantum di atas). 2. Getah Kayu Hutan. a. Getah Jelutung; b. Getah Ketiau; c. Getah Karet hutan; d. Getah Hangkang; e. Getah Jernang; f. Getah Sundik; g. Getah Pinus. 3. Damar. a. Damar Mata Kucing; b. Damar Batu; c. Damar Kopal; d. Damar Pilau; atau per batang

e. Damar Rasak; f. Damar Daging; g. Damar Gaharu; h. Sheetlac; i. Gubal Gaharu; j. Kemendangan; k. Kemenyan; l. Gambir. 4. Biji-bijian. a. Biji Tengkawang; b. Biji Kemiri; c. Kenari; d. Biga; e. Asam; f. Biji-bijian Jenis lainnya yang tidak tercantum di atas. 5. Daun-daunan dan akar-akaran. a. Daun Kayu Putih; b. Daun Cengkeh; c. Akar Sereh; d. Akar Lawang; e. Akar Wangi. 6. Biji Kopi yang berasal dari kawasan hutan. 7. Kulit Kayu. a. Acasia; b. Bakau; c. Kalapari; d. Gelam; e. Kayu Salaro; f. Kayu Laut; g. Kayu Lawang; h. Kayu Kusarang; i. Kayu Manis; j. Masoi; k. Nyirih; l. Tangir; m. Tinggi; n. Tarok; o. Soga; p. Suka; q. Pulosantan; r. Gemor / Salampati; s. Medang Keladi; t. Kulit kayu hutan jenis lainnya yang tidak tercantum di atas. 8. Bambu Hutan. a. Bambu Apus; b. Bambu Petung; c. Bambu Milah; d. Bambu Glontang. 9. Tikar. a. Agel; b. Kolosoa; c. Pandan. 10. Atap. a. Atap Nipah/Kajang; b. Atap Rumbia; c. Atap Sirap 11. Buah-buahan dan umbi-umbian yang berasal dari hutan negara. 12. Lain-lain. a. Nibung Bulat; b. Lilin Tawon; c. Madu; d. Sagu; e. Nipah; 1) Nira. 2) Gula. per lembar per lembar per lembar per lembar per lembar per keping per liter per liter

f. Ijuk. g. Ketak; h. Batang Kelapa Sawit III. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA). A. Wilayah Sumatera, Sulawesi dan Papua. per ijin per hektar per tahun Rp. 3.750,00 B. Wilayah Kalimantan dan Kepulauan Maluku. C. Wilayah Nusa Tenggara. per ijin per hektar per tahun per ijin per hektar per tahun Rp. 2.000,00 IV. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman dengan Sistem Permudaan Buatan (THPB). per ijin per hektar per tahun Rp. 250,00 V. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IIUPHHBK). A. Hutan Alam. per ijin per hektar per tahun Rp. 500,00 VI. B. Hutan Tanaman. Iuran Izin Pemanfaatan Kawasan. A. Silvopastural system. B. Silvofishery system. per ijin per hektar per tahun per ijin per hektar per tahun per ijin per hektar per tahun Rp. 250,00 Rp. 2.000,00 Rp. 2.000,00 VII. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem (IIUPHHK-RE) pada Hutan Produksi. A. Wilayah Sumatera, Sulawesi dan Papua. per ijin per hektar per tahun Rp. 1.900,00 B. Wilayah Kalimantan dan Kepulauan Maluku. C. Wilayah Nusa Tenggara. per ijin per hektar per tahun per ijin per hektar per tahun Rp. 2.500,00 Rp. 1.500,00 VIII. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan pada Hutan Produksi (IUPJL). per ijin per hektar per tahun Rp. 1.000,00 IX. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat (IIUPHHK-HTR), Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Kemasyarakatan (IIUPHHK-HKm), Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Desa (IIUPHHK-HD). per ijin Rp. 2.600,00 X. Ganti Rugi Tegakan. 100% x harga XI. Penggantian Nilai Tegakan. 100% x harga XII. Transaksi Kegiatan Penyerapan dan atau Penyimpanan Karbon dari Kawasan Hutan. 10% x nilai penjualan karbon XIII. Hasil Silvopastural system. XIV. Hasil Silvofishery system. XV. Denda Pelanggaran Eksploitasi Hutan (DPEH). A. Pemegang IUPHHK dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi: 1. Tidak melakukan penatausahaan hasil hutan; 10 x 10 % harga 2. Tidak melakukan pengukuran atau pengujian hasil hutan; 10 x 10 % harga

3. Menebang kayu yang melebihi toleransi target sebesar 5% dari total target volume yang ditentukan dalam RKT; 4. Menebang kayu yang melebihi toleransi target sebesar 5 % dari volume per kelompok jenis kayu yang ditetapkan dalam RKT; 5. Menebang kayu yang dilindungi; 10 x 10 % harga 10 x 10 % harga 15 x 10 % harga 6. Menebang kayu sebelum RKT disahkan; 15 x 10 % harga 7. Menebang kayu untuk pembuatan koridor sebelum ada izin atau tidak sesuai dengan izin pembuatan koridor; 15 x 10 % harga 8. Menebang kayu dibawah batas diameter yang diizinkan; 15 x 10 % harga 9. Menebang kayu di luar blok tebangan yang diizinkan; 15 x 10 % harga 10. Menebang kayu untuk pembuatan jalan bagi lintasan angkutan kayu diluar blok RKT, kecuali dengan izin dari pejabat yang berwenang. 15 x 10 % harga B. Pemegang IUPHHK Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam; 1. Tidak melaksanakan penatausahaan hasil hutan pada masa kegiatan pemanenan; 10 x 10 % harga 2. Tidak melakukan pengukuran dan pengujian hasil hutan pada masa kegiatan pemanenan; 10 x 10 % harga 3. Menebang kayu yang dilindungi. C. Pemegang IUPHHK pada HTI dalam Hutan Tanaman. 1. Tidak melaksanakan penatausahaan hasil hutan; 15 x 10 % harga 10 x 10 % harga 2. Tidak melakukan pengukuran atau pengujian hasil hutan. 10 x 10 % harga D. Pemegang IUPHHK pada HTI dan HTR dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi. Menebang kayu untuk pembuatan koridor sebelum ada izin. 15 x 10 % harga E. Pemegang IUPHHBK: 1. Tidak melaksanakan penatausahaan hasil hutan bukan kayu; dan 10 x 10 % harga 2. Tidak melakukan pengujian hasil hutan bukan kayu. F. Pemegang IPHHK: 10 x 10 % harga Tidak melakukan pengukuran atau pengujian hasil hutan. 50 % x harga G. Pemegang IPHHK atau IPHHBK: 1. Menebang kayu yang dilindungi; atau 10 x 10 % harga 2. Memungut hasil hutan yang melebihi 5 % dari target. H. Pemegang IPHHBK: 10 x 10 % harga Memungut hasil hutan yang melebihi 5 % dari target volume per jenis hasil hutan yang tertera dalam izin. 10 x 10 % harga XVI. Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam A. Iuran Izin usaha penyediaan sarana pariwisata alam untuk perorangan, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha milik swasta atau koperasi. 1. Taman Nasional. a. Rayon I; b. Rayon II; c. Rayon III. Rp. 50.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 10.000.000,00

2. Taman Hutan Raya. a. Rayon I; b. Rayon II; c. Rayon III. 3. Taman Wisata Alam. a. Rayon I; b. Rayon II; c. Rayon III. 4. Taman Buru. a. Rayon I; b. Rayon II; c. Rayon III. B. Iuran Izin Usaha Penyediaan Jasa Wisata Alam. 1. Jasa Informasi Pariwisata. a. Perorangan; b. Badan Usaha atau Koperasi. 2. Jasa Pramu Wisata (Inter preter atau pemandu). a. Perorangan; b. Badan Usaha atau Koperasi. 3. Jasa Transportasi. a. Perorangan; b. Badan Usaha atau Koperasi. 4. Jasa Perjalanan Wisata. a. Perorangan; b. Badan Usaha atau Koperasi. 5. Jasa Makanan dan Minuman. a. Perorangan; b. Badan Usaha atau Koperasi. 6. Jasa Cideramata. a. Perorangan; b. Badan Usaha atau Koperasi. C. Pungutan Hasil Usaha Penyediaan Jasa Wisata Alam: 1. Perorangan. a. Taman Nasional. 1) Rayon I. 2) Rayon II. 3) Rayon III. b. Taman Hutan Raya. 1) Rayon I. Rp. 50.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.000.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00

2) Rayon II. 3) Rayon III. c. Taman Wisata Alam. 1) Rayon I. 2) Rayon II. 3) Rayon III. 2. Badan Usaha atau Koperasi. a. Taman Nasional. 1) Rayon I. 2) Rayon II.

3) Rayon III. b. Taman Hutan Raya. 1) Rayon I. 2) Rayon II. 3) Rayon III. c. Taman Wisata Alam. 1) Rayon I. 2) Rayon II. 3) Rayon III.

d. Taman Buru. 1) Rayon I. f) Jasa cinderamata; 2) Rayon II. 3) Rayon III. 3. Badan Usaha atau Koperasi dan Perorangan Suaka Marga Satwa: tanpa mesin); D. Penerimaan dari Pemanfaatan Jasa Lingkungan. 1. Penerimaan pariwisata alam. a. Pungutan hasil usaha penyediaan sarana pariwisata alam di Kawasan Pelestarian Alam (Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Tahura); b. Pungutan hasil usaha penyediaan sarana pariwisata alam di Taman Buru; c. Karcis masuk di Kawasan Suaka Alam (KSA), Kawasan Pariwisata Alam (KPA) dan Taman Buru (TB) pada kerja. 1) Taman Nasional. a) Karcis masuk pengunjung umum. i. Rayon I. ii. Rayon II. iii. Rayon III. b) Karcis masuk rombongan pelajar/ mahasiswa (minimal 10 orang). i. Rayon I. Produk yang dijual Produk yang dijual 10% x net profit yang didasarkan pada laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit Akuntan Publik 5% x produk yang dijual Rp. 20.000,00 Rp. 10.000,00

ii. Rayon II. iii. Rayon III. c) Pas masuk kendaraan darat untuk sekali masuk. i. Roda 2 (dua); ii. Roda 4 (empat); iii. Roda 6 (enam) atau lebih; iv. Sepeda; v. Kuda. d) Pas masuk kendaraan air untuk sekali masuk. i. Kapal motor 40 s/d 100 PK; ii. Kapal motor 100 s/d 500 PK; iii. Kapal motor diatas 500 PK; iv. Kapal pesiar/cruiser ship dengan kapasitas angkut: (a) < 50 penumpang; (b) 50 s.d < 100 penumpang; (c) 100 s.d < 200 penumpang; (d) 200 s.d < 1.000 penumpang; (e) 1.000 s.d < 3.000 penumpang; (f) > 3.000 penumpang. 2) Taman Wisata Alam. a) Karcis masuk pengunjung umum. (1) Rayon I. (2) Rayon II. (3) Rayon III. b) Karcis masuk rombongan pelajar/ mahasiswa (minimal 10 orang). (1) Rayon I. (2) Rayon II. (3) Rayon III. c) Pas masuk kendaraan darat untuk sekali masuk. (1) Roda 2 (dua); (2) Roda 4 (empat); (3) Roda 6 (enam) atau lebih; (4) Sepeda; (5) Kuda. per unit per per unit per per unit per per unit per per ekor per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per ekor per Rp. 12.000,00 Rp. 6.000,00 Rp. 3.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 2.000,00 Rp. 1.500,00 Rp. 2.000.000,00 Rp. 4.000.000,00 Rp. 8.000.000,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 Rp. 20.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 12.000,00 Rp. 6.000,00 Rp. 3.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 2.000,00 Rp. 1.500,00

d) Pas masuk kendaraan air untuk sekali masuk. (1) Kapal motor 40 s/d 100 PK; (2) Kapal motor 100 s/d 500 PK; (3) Kapal motor diatas 500 PK; (4) Kapal pesiar/cruiser ship dengan kapasitas angkut: (a) < 50 penumpang; (b) 50 s.d < 100 penumpang; (c) 100 s.d < 200 penumpang; (d) 200 s.d < 1.000 penumpang; (e) 1.000 s.d < 3.000 penumpang; (f) > 3.000 penumpang. per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per Rp. 2.000.000,00 Rp. 4.000.000,00 Rp. 8.000.000,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 3) Taman Buru. a) Karcis masuk pengunjung untuk kegiatan berburu. (1) Rayon I. (2) Rayon II. (3) Rayon III. b) Karcis masuk rombongan pelajar/ mahasiswa untuk kegiatan berburu dan wisata/rekreasi (minimal 10 orang). (1) Rayon I. (2) Rayon II. (3) Rayon III. c) Pas masuk kendaraan darat untuk sekali masuk. (1) Roda 2 (dua); (2) Roda 4 (empat); (3) Roda 6 (enam) atau lebih; (4) Sepeda; (5) Kuda. d) Pas masuk kendaraan air untuk sekali masuk. (1) Kapal motor 40 s/d 100 PK; (2) Kapal motor 100 s/d 500 PK; (3) Kapal motor diatas 500 PK; (4) Kapal pesiar/cruiser ship dengan kapasitas angkut: (a) < 50 penumpang; (b) 50 s.d < 100 penumpang; (c) 100 s.d < 200 penumpang; (d) 200 s.d < 1.000 penumpang; (e) 1.000 s.d < 3.000 penumpang; (f) > 3.000 penumpang. per unit per per unit per per unit per per unit per per ekor per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per Rp. 75.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 7.500,00 Rp. 25.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 20.000,00 Rp. 2.500,00 Rp. 1.500,00 Rp. 2.000.000,00 Rp. 4.000.000,00 Rp. 8.000.000,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 4) Suaka Margasatwa. a) Pengunjung Mancanegara (WNA);

b) Pengunjung Nusantara (WNI); c) Pas masuk kendaraan darat untuk sekali masuk; (1) Roda 2 (dua); (2) Roda 4 (empat); (3) Roda 6 (enam) atau lebih; (4) Sepeda; (5) Kuda. d) Pas masuk kendaraan air untuk sekali masuk; (1) Kapal motor 40 s/d 100 PK; (2) Kapal motor 100 s/d 500 PK; (3) Kapal motor diatas 500 PK; (4) Kapal pesiar/cruiser ship dengan kapasitas angkut: (a) < 50 penumpang; (b) 50 s.d < 100 penumpang; (c) 100 s.d < 200 penumpang; (d) 200 s.d < 1.000 penumpang; (e) 1.000 s.d < 3.000 penumpang; (f) > 3.000 penumpang. per unit per per unit per per unit per per unit per per ekor per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per per unit per Rp. 20.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 2.000,00 Rp. 1.500,00 Rp. 2.000.000,00 Rp. 4.000.000,00 Rp. 8.000.000,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 d. Karcis masuk di Kawasan Suaka Alam (KSA), Kawasan Pelestarian Alam (KPA) dan Taman Buru (TB) pada libur. 2. Pungutan jasa kegiatan wisata alam. a. Pungutan kegiatan wisata alam di Kawasan Pelestarian Alam (Taman Nasional, Taman Wisata Alam), dan Taman Buru. 1) Kegiatan wisata umum. (1) Berkemah; (2) Penelusuran hutan (tracking), mendaki gunung (hiking-climbing); (3) Penelusuran gua (caving); (4) Pengamatan hidupan liar; (5) Menyelam (scuba diving); (6) Snorkelling; (7) Kano/bersampan; (8) Selancar; (9) Arung jeram; (10) Memancing; (11) Canopy trail; (12) Outbound training. 2) Kegiatan wisata rombongan pelajar /mahasiswa (minimal 10 orang). (1) Berkemah; per kemah paket per kegiatan paket per kegiatan paket per kegiatan sekali masuk paket per kegiatan per kemah 150% dari harga pada kerja Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 25.000,00 Rp. 15.000,00 Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00 Rp. 15.000,00 Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00 Rp. 2.500,00

(2) Penelusuran hutan (tracking), mendaki gunung (hiking-climbing); (3) Penelusuran gua (caving); (4) Pengamatan hidupan liar; (5) Menyelam (scuba diving); (6) Snorkelling; (7) Kano/bersampan; (8) Selancar; (9) Arung jeram; (10) Memancing; (11) Canopy trail; (12) Outbound training. 3) Snapshot Film Komersial. (1) Video Komersil; (2) Handycam; (3) Foto. b. penggunaan fasilitas pengunjung untuk kegiatan pariwisata alam dan atau kegiatan penelitian/pendidikan. (1) Pondok wisata/pondok tamu. (a) Superior; (b) Delux; (c) Standar. (2) Ruang pertemuan (conference room). (a) Kapasitas < 100 orang; (b) Kapasitas 100-200 orang; (c) Kapasitas >200 orang. (3) Pondok Peneliti. (a) Superior; (b) De Lux; (c) Standar; (d) Peralatan tenda camping; - Kapasitas < 25 orang; - Kapasitas 25-50 orang; paket per kegiatan paket per kegiatan paket per kegiatan sekali masuk paket per kegiatan per paket per paket per paket per kamar per per kamar per per kamar per per ruang per per ruang per per ruang per per kamar per per kamar per per kamar per ruang per ruang per Rp. 2.500,00 Rp. 15.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 15.000,00 Rp. 15.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 15.000,00 Rp. 15.000,00 Rp. 75.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 1.000.000,00 Rp. 350.000,00 Rp. 75.000,00

- Kapasitas >50 orang. (e) Kamera bawah air (underwater); (f) Banana boat; (g) Glass bottom boat; (h) Sepeda/sepeda air; (i) Kano /sampan; (j) Speed-boat; (k) Kapal motor. XVII. Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar. A. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar. 1. Iuran Izin Pengedar Dalam Negeri; 2. Iuran Izin Pengedar Luar Negeri; 3. Iuran Izin Penangkaran; a. Perorangan; b. Badan Hukum. 4. Iuran Izin Peragaan; 5. Iuran Izin Lembaga Konservasi: a. Iuran Izin Kebun Binatang; b. Iuran Izin Taman Safari; c. Iuran Izin Taman Satwa; d. Iuran Izin Taman Satwa Khusus; e. Iuran Izin Botani; f. Iuran Izin Museum Zoology; g. Iuran Izin Herbarium; h. Iuran Izin Taman Tumbuhan Khusus. 6. Iuran izin pengelolaan sarang burung wallet di dalam zona/blok pemanfaatan kawasan pelestarian alam; 7. Iuran Izin Pengusahaan Taman Buru; 8. Iuran Akta Buru di Taman Buru; a. Burung; b. Satwa kecil; c. Satwa besar. 9. Iuran Hasil Buruan Satwa Buru. Satwa tidak dilindungi. 10. Iuran izin pengambilan sampel penelitian (mati/bagian-bagian). a. Warga Negara Indonesia; b. Warga Negara Asing. ruang per unit per unit per unit per unit per unit per unit per unit per per akta per akta per akta per ekor Rp. 75.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 2.500.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 2.500.000,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 20.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 7.500.000,00 Rp. 7.500.000,00 Rp. 5.000.000,00 Rp. 5.000.000,00 Rp. 25.000.000,00 Rp. 15.000,00 100% x harga Rp. 500.000,00 B. Pungutan Usaha Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar. 1. Pungutan penangkapan/pengambilan tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi oleh Undang-undang dari Habitat Alam untuk tujuan perdagangan, lembaga konservasi dan hasil perburuan satwa buru. a. Perdagangan; per ekor atau atau per pcs atau per kg b. Lembaga Konservasi; c. Perburuan. per ekor atau per ekor 5% x harga 100% x harga 2. Pungutan perdagangan tumbuhan atau satwa liar ke luar negeri hasil pengambilan/penangkapan tumbuhan atau satwa liar dari habitat alam atau dan penangkaran. a. Perdagangan tumbuhan atau satwa liar hasil dari alam ke luar negeri. per ekor atau atau per pcs atau per kg 8% x harga b. Perdagangan tumbuhan atau satwa liar hasil penangkaran jenis asli Indonesia ke luar negeri. 1) Perbanyakan tumbuhan (artificial propagation); 2) Pengembangbiakan satwa (captive breeding); a) F1 dan F2; b) F3 dan seterusnya. 3) Hasil pembesaran (ranching). atau per ekor per ekor per ekor 5% x harga 4% x harga 2% x harga 5% x harga

3. Pengangkutan tumbuhan atau satwa liar ke luar negeri hasil penangkaran jenis-jenis tumbuhan atau satwa liar asal import. a. Perbanyakan tumbuhan (artificial propagation); b. Pengembangbiakan satwa (captive breeding); c. Hasil pembesaran (ranching). 4. Pungutan sebagai kompensasi kewajiban pelepasliaran (restocking) hasil penangkaran. Hasil kompensasi pelepasliaran (restocking) hasil penangkaran. 5. Pungutan administrasi pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar. a. Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Dalam Negeri (SATS-DN); b. Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Luar Negeri (SATS LN) Non Appendiks CITES; c. SATS LN Appendiks CITES. 6. Pungutan untuk kegiatan penelitian, pengambilan gambar, serta pengambilan dan pengangkutan specimen tumbuhan dan satwa liar. a. Pengambilan gambar di darat, perairan dan dari udara dalam bentuk film dan foto komersial. 1) Kawasan Pelestarian Alam (Taman Nasional dan Taman Wisata Alam) dan Taman Buru; a) Warga Negara Asing; b) Warga Negara Indonesia. 2) Kawasan Suaka Alam (Cagar Alam dan Suaka Margasatwa); a) Warga Negara Asing; b) Warga Negara Indonesia. b. Kegiatan penelitian menggunakan kawasan. 1) Kawasan Pelestarian Alam (Taman Nasional dan Taman Wisata Alam). a) Warga Negara Asing. (1) < 1 bulan; (2) 1 bulan 6 bulan; (3) 7 bulan 12 bulan. b) Warga Negara Indonesia. (1) < 1 bulan; (2) 1 bulan 6 bulan; (3) 7 bulan 12 bulan. 2) Kawasan Suaka Alam (Cagar Alam dan Suaka Margasatwa). a) Warga Negara Asing; (1) < 1 bulan; (2) 1 bulan 6 bulan; (3) 7 bulan 12 bulan. b) Warga Negara Indonesia. (1) < 1 bulan; (2) 1 bulan 6 bulan; (3) 7 bulan 12 bulan. atau Ekor Ekor per ekor atau per pcs per SATS per SATS-LN Per SATS-LN per paket per paket per paket per paket per orang per orang per orang per orang per orang per orang per orang per orang per orang per orang per orang per orang 4% x harga 2% x harga 5% x harga 200% x harga Rp. 35.000,00 Rp. 40.000,00 Rp. 20.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 4.000.000,00 Rp. 2.000.000,00 Rp. 5.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 7.500.000,00 Rp. 12.500.000,00 Rp. 17.500.000,00 Rp. 125.000,00 Rp. 175.000,00 Rp. 300.000,00 c. Pengambilan dan pengangkutan sampel spesimen tumbuhan dan satwa liar tidak dilindungi untuk tujuan penelitian. atau per pcs atau per cc 50% x harga 7. Iuran pemanfaatan sarang burung walet di kawasan konservasi. XVIII. Denda Administratif Bidang Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam. A. Penyimpangan dokumen/kegiatan bidang usaha tumbuhan dan satwa liar: 1. Kelebihan jumlah atau perbedaan jenis spesimen yang diangkut/dibawa.

a. Dokumen Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar Dalam Negeri (SATS DN); b. Dokumen Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar Luar Negeri (SATS LN). 2. Merubah isi dokumen baik jumlah dan atau jenis spesimen yang diangkut/dibawa : a. Dokumen SATS DN; atau atau per lembar atau per ekor atau per biji atau per cubic atau per centimeter atau per satuan lainnya atau per jenis atau atau per lembar atau per ekor atau per biji atau per cubic atau per centimeter atau per satuan lainnya atau per jenis atau atau per lembar atau per ekor atau per biji atau per cubic atau per centimeter atau per satuan lainnya atau per jenis 5.000% x harga 5.000% x harga 5.000% x harga b. Dokumen SATS LN; atau atau per lembar atau per ekor atau per biji atau per cubic atau per centimeter atau per satuan lainnya atau per jenis 5.000% x harga 3. Dokumen yang digunakan sudah kadaluwarsa atau pengangkutan tanpa dokumen: a. Dokumen SATS DN; atau atau per lembar atau per ekor atau per biji atau per cubic atau per centimeter atau per satuan lainnya atau per jenis 5.000% x harga b. Dokumen SATS LN. B. Penyimpangan terhadap izin usaha di bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam: 1. Melakukan pemindahtanganan izin tanpa persetujuan pemberi izin usaha Bidang PHKA; 2. Perolehan induk, benih/bibit penangkaran tanpa izin; atau atau per lembar atau per ekor atau per biji atau per cubic atau per centimeter atau per satuan lainnya atau per jenis per unit usaha per ekor 5.000% x harga 5.000% x harga 5.000% x harga

3. Tidak melakukan kewajiban pengembalian ke habitat alam (restocking) atau tidak membayar kompensasi pelepas liaran (restocking); 4. Tidak membuat buku induk (stud book) dan atau buku catatan an (log book) dan atau tidak melakukan penandaan dan atau sertifikasi; 5. Pemanenan hasil pembesaran tanpa izin. C. Pelanggaran terhadap kelebihan jumlah dari izin yang diberikan (perburuan, pengambilan tumbuhan dan satwa liar dari alam dan buah, biji-bijian, daun, bunga, getah). per ekor per unit usaha per tahun per ekor 5.000% x harga 5.000% x harga 5.000% x harga 100% x harga XIX. Hasil Lelang Kayu Temuan Dan Hasil Lelang Tumbuhan Dan Satwa Liar Yang Tidak Dilindungi Undang-Undang. atau atau per lembar atau per ekor atau per biji atau per meter atau per kubik atau per satuan lainnya 100% x hasil lelang bersih XX. Iuran Usaha Pemanfaatan Air (IUPA) Dalam Kawasan Hutan Konservasi. 1. Sumber Air. a. Investasi Skala Mikro; b. Investasi Skala Kecil; c. Investasi Skala Menengah; d. Investasi Skala Besar. per ijin per ijin per ijin per ijin Rp. 1.250.000,00 Rp. 12.500.000,00 Rp. 250.000.000,00 Rp. 1.250.000.000,00 2. Sarana Prasarana. a. Investasi Skala Mikro; b. Investasi Skala Kecil; c. Investasi Skala Menengah; d. Investasi Skala Besar. per ha per ijin per ha per ijin per ha per ijin per ha per ijin Rp. 5.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 XXI. Iuran Usaha Pemanfaatan Energi Air (IUPEA) Dalam Kawasan Hutan Konservasi. 1. Sumber Air. a. Mikrohidro; b. Minihidro. per ijin per ijin Rp. 1.000.000,00 Rp. 2.500.000,00 2. Sarana Prasarana a. Mikrohidro; per ijin Rp. 5.000.000,00 b. Minihidro. XXII. Pungutan Usaha Pemanfaatan Air (PUPA) Dalam Kawasan Hutan Konservasi. 1. Investasi Skala Mikro; 2. Investasi Skala Kecil; 3. Investasi Skala Menengah; 4. Investasi Skala Besar. XXIII.Pungutan Usaha Pemanfaatan Energi Air (PUPEA) dalam Kawasan Hutan Konservasi. 1. Mikrohidro; 2. Minihidro. XXIV. Kegiatan Perijinan di Bidang Perbenihan. 1. Izin pemasukan benih dan/atau bibit dari luar negeri. per ijin per volume per penggunaan per volume per penggunaan per volume per penggunaan per volume per penggunaan per volume per penggunaan per volume per penggunaan atau per batang atau per stek atau per plantlet Rp. 5.000.000,00 2% x harga dasar air PDAM setempat 4% x harga dasar air PDAM setempat 6% x harga dasar air PDAM setempat 8% x harga dasar air PDAM setempat 2% x harga dasar listrik PLN 2% x harga dasar listrik PLN 2% x harga

2. Perpanjangan izin pemasukan benih dan/atau bibit dari luar negeri. 3. Izin pengeluaran benih dan/atau bibit ke luar negeri. atau per batang atau per stek atau per plantlet atau per batang atau per stek atau per plantlet 1% x harga 4. Perpanjangan izin pengeluaran benih dan/atau bibit ke luar negeri. XXV. Sertifikasi Benih. 1. Sertifikasi sumber benih. a. Identifikasi sumber benih dalam kawasan hutan untuk: 1) Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT); 2) Tegakan Benih Terseleksi (TBS); 3) Areal Produksi Benih (APB); 4) Tegakan Benih Provenan (TBP); 5) Kebun Benih Semai (KBS); 6) Kebun Benih Klon (KBK); 7) Kebun Pangkas (KP). atau per batang atau per stek atau per plantlet per pohon 3% x harga Rp. 200,00 b. Identifikasi sumber benih di luar kawasan hutan untuk: 1) Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT); 2) Tegakan Benih Terseleksi (TBS); 3) Areal Produksi Benih (APB); 4) Tegakan Benih Provenan (TBP); 5) Kebun Benih Semai (KBS); 6) Kebun Benih Klon (KBK); 7) Kebun Pangkas (KP). c. Sertifikat sumber benih. 2. Sertifikat mutu benih. Pengujian benih untuk: 1) Sertifikat mutu benih; 2) Surat keterangan mutu benih 3. Sertifikasi mutu bibit generatif. Pemeriksaan bibit generatif untuk: 1) Sertifikasi mutu bibit generatif; 2) Surat keterangan mutu bibit generatif. 4. Sertifikat mutu bibit kultur jaringan. Pemeriksaan bibit kultur jaringan untuk: 1) Sertifikat mutu bibit vegetatif; 2) Surat keterangan mutu bibit vegetatif. XXVI. Iuran Pengumpulan/Pengunduhan Benih dan Anakan. 1. Akasia, mangium, klampis lamtoro merah formis (Acacia sp.). a. Tegakan Benih (Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT), Tegakan Benih Terseleksi (TBS). d. Kebun Benih Semai (KBS), Kebun Benih Klon (KBK). 2. Damar (Agathis lorantifolia). 3. Pulai (Alstonia scholaris). per pohon per sertifikat per contoh per contoh Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00 Rp. 200,00 Rp. 400,00 Rp. 200,00

4. Rasamala (Altingia excelsa). 5. Jabon (Anthocephalus sp.). 6. Gaharu (Aquilaria malacensis). 7. Api-api (Avicennia alba). 8. Mimba (Azadirachta indica). 9. Tancang (Bruguiera gymnorrizha). 10. Secang (Caesalpinia sappan). 11. Kaliandra (Callaiandra sp.). 12. Nyamplung (Calophyllum inophyllum). 13. Johar (Cassia siamea). 14. Cemara (Casuarina equisetifolia).

15. Saninten (Castanopsis argenta). 16. Sono (Dalbergia sp.). 17. Keruing (Dipterocarpus sp.). 18. Kapur (Dryobalanops sp.). 19. Rajumas (Duabanga moluccana). 20. Jelutung (Dyera costulata). a. Tegakan Benih (TBT, TBS) 21. Uru (Elmerilia sp.). 22. Sengon buto (Enterolobium cyclocarpum). 23. Eukaliptus, ampupu, pelita, leda (Eucalyptus sp.). 24. Eugenia polyantha (salam). 25. Ulin (Eusideroxylon zwageri).

26. Filisium (Filicium decipiens). 27. Kiara (Ficus sp.). 28. Tembesu (Fragarea fragrans). 29. Glirisida (Gliricidia sepium). 30. Gmelina (Gmelina arborea). 31. Khaya (Khaya anthoteca). 32. Bungur (Lagerstroemia speciosa). 33. Lamtoro, kemlanding (Leucaena sp.). 34. Bambang lanang (Madhuca aspera). 35. Sobsi (Maesopsis eminii). a. Tegakan Benih (TBT, TBS) b. Areal Produksi Benih (APB) c. Tegakkan Benih Provenan (TBP) d. Kebun Benih (KBS, KBK) e. Kebun Pangkas (KP) 36. Manglid (Manglietia glauca).

37. Sawo, sawokecik (Manikara sp.). 38. Kayu putih (Melaleuca cayuputi). 39. Mindi (Melia azedarach). 40. Cempaka (Michelia champaca). 41. Tanjung (Mimusops elengi). 42. Sengon (Paraserianthes falcataria). 43. Kayu kuku (Pericopsis mooniana). 44. Tusam (Pinus merkusii). 45. Glodogan (Polyalthia sp.). 46. Jamuju (Podocarpus imbricatus). 47. Matoa (Pometia pinnata).

48. Kayubawang (Protium javanicum). 49. Angsana (Pterocarpus indicus). 50. Bakau (Rhizopora sp.). 51. Trembesi (Samanea saman). 52. Cendana (Santalum album). 53. Puspa (Schima walichii). 54. Kesambi (Shleichera oleosa). 55. Meranti (Shorea sp.). 56. Bogem (Sonneratia alba). 57. Mahoni (Swietenia macrophylla). 58. Jati (Tectona grandis).

59. Ketapang (Terminalia catapa). 60. Suren (Toona sp.). 61. Gofasa (Vitex cofassus). 62. Panggal buaya (Zanthoxylum rethza). 63. Kaliandra putih (Zapoteca tetragana) XXVII. Jasa Laboratorium A. Laboratotium Instrumentasi PUSTEKOLAH. 1. Kadar Air. 2. Kadar Abu. 3. Kadar Silika. 4. Kadar Holoselulosa. 5. Kadar Alpha Selulosa. 6. Kadar Pentosan. 7. Kadar Liqnin. 8. Ekstraktif dalam air dingin. 9. Ekstraktif dalam air panas. 10. Ekstraktif dalam NaOH 1%. 11. Ekstraktif dalam Alkohol Benzena. 12. Derajat Keasaman (ph). 13. Berat jenis (BJ) / densitas. 14. Nilai kalor. 15. Kadar Zat terbang (volatile metter). 16. Kadar karbon terikat (Fixed carbon). 17. Daya serap terhadap Yodium (I 2 ). 18. Daya serap terhadap Benzena (C 6 H 6 ). 19. Daya serap terhadap Khloroform (CHCl 3 ). 20. Daya serap terhadap Formaldehida. 21. Daya serap terhadap Tetra Khlorokarbon (CCl 4 ). 22. Daya serap terhadap Metilena biru. 23. Daya serap terhadap Asam Asetat (CH 3 COOH). 24. Identifikasi komponen kimia. 25. Derajat Kristalinitas. 26. Mikro Fibril Angel. 27. PO (Preferd Orietation). 28. Analisis Jaringan/Komponen dengan Scanning Electron Microscop. 29. Analisis Komponen dengan EDX/EDS (energy Dispersive X-Ray). 30. Pembuatan Arang (Skala lab)/dest.kering. 31. Pembuatan Arang Aktif (Skala Lab). 32. Kadar Pati. 33. Uji Bahan Pengawet CCB. 34. Identifikasi Kayu. Rp. 20.000,00 Rp. 30.000,00 Rp. 40.000,00 Rp. 300.000,00 Rp. 300.000,00 Rp. 60.000,00 Rp. 75.000,00 Rp. 275.000,00 Rp. 15.000,00 Rp. 25.000,00 Rp. 75.000,00 Rp. 60.000,00 Rp. 35.000,00 Rp. 90.000,00 Rp. 80.000,00 Rp. 80.000,00 Rp. 80.000,00 Rp. 120.000,00 Rp. 75.000,00 Rp. 500.000,00

B. LABORATORIUM MIKROBIOLOGI. 1. Endomikoriza. 2. Ektomokoriza. 3. Inokulan gaharu. 4. Bakteri PGPR (inokulan alqinate). C. LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI BBPB & PTH. Analisis DNA. 1. Random Amplified Polymorpishm DNA (RAPD). 2. Sequence Charactererized Amplified Regions (SCAR). 3. Mikrosatelit. 4. Polymerase Chain Reaction (PCR). XXVIII.Produk Samping Hasil Penelitian a. Benih Unggul Tanaman Kehutanan. 1. Kayu Putih. 2. Eucalyptus pellita. 3. Acacia mangium F1. 4. Acacia mangium F2. 5. Sengon. 6. Mahoni. b. Bibit Unggul Tanaman Kehutanan. 1. Acacia. 2. Jati. 3. Eucalyptus. 4. Cendana. 5. Meranti. 6. Hopea. 7. Ramin. 8. Gaharu. 9. Geronggang. 10. Jabon. 11. Binuang. c. Kayu. 1. Mangium (Acacia mangium); 2. Mangium (Acacia mangium); 3. Mahoni (Swietenia marcophylla); 4. Pinus (Pinus merkusii); 5. Sungkai (Peronema canescens); 6. Puspa/Seru (Schima wacii); 7. Khaya sp; 8. Meranti (shorea sp). d. Rusa. 1. Produk. a. Rusa jantan (umur reproduksi > 2 tahun); b. Rusa betina (umur reproduksi > 2 tahun); c. Serbuk velvet; d. Ranggah tua; e. Kompos padat rusa; f. Kompos cair rusa. 2. Jasa. a. Penyewaan rusa untuk fotografi/ sinematografi; b. Penyewaan rusa untuk eksebisi. e. Lebah. 1. Ratu lebah Apis mellifera. 2. Madu standar SNI 2004. 3. Serbuk sari (Pollen). 4. Royal Jelly. f. Sutra. 1. Alat pembersih floss kokon. 2. Kokon. 3. Ulat Sutera. per botol (600 ml) per liter per contoh per contoh per contoh per contoh per gram per Bibit per Bibit per Bibit per Bibit per Bibit per Bibit per Bibit per Bibit per Bibit per Bibit per Bibit per log bahan baku serpih per log per log per log per log per log per log per log per ekor per ekor per gram per pasang per liter per ekor per per ekor per tahun per ekor per botol per 600 ml per unit per box (25 rb ulat) Rp. 170.000,00 Rp. 70.000,00 Rp. 125.000,00 Rp. 2.500.000,00 Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.500.000,00 Rp. 750.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 3.000,00 Rp. 7.500,00 Rp. 2.500,00 Rp. 15.000,00 Rp. 2.500,00 Rp. 2.500,00 Rp. 2.500,00 Rp. 2.500,00 Rp. 3.000,00 Rp. 2.500,00 Rp. 75.000,00 Rp. 600.000,00 Rp. 300.000,00 Rp. 4.000.000,00 Rp. 5.000.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 1.500,00 Rp. 10.000,00 Rp. 2.500.000,00 Rp. 40.000,00 Rp. 600.000,00 Rp. 185.000,00 Rp. 25.500,00 Rp. 93.500,00

XXIX. Jasa Perpustakaan 1. Publikasi elektronis. Buku hasil penelitian bentuk CD/VCD. 2. Buku katalog hasil litbang berbahasa indonesia (full colour). a. Ukuran A5 (s/d 50 halaman); b. Ukuran A5 (51 s/d 100 halaman). 3. Buku katalog hasil litbang berbahasa inggris (full colour). a. Ukuran A5 (s/d 50 halaman); b. Ukuran A5 (51 s/d 100 halaman). 4. Buku Semi Populer. 5. Atlas Rotan. 6. Atlas Kayu. 7. Atlas Benih. XXX. Jasa Penggunaan Sarana dan Prasarana yang Terkait dengan Tugas dan Fungsi A. Aula kapasitas 150 200 orang. 1. Aula BDK Bogor, BDK Samarinda, BDK Makassar, BDK Pematang Siantar, BDK Kadipaten di Kabupaten Majalengka, BDK Pekanbaru dan Pusdiklat Kehutanan. 2. BDK Kupang dan BLK Manokwari. B. Kamar dengan AC kapasitas 3 tempat tidur. 1. Pusdiklat Kehutanan, BDK Kadipaten di Kabupaten Majalengka. 2. BDK Bogor, BDK Pematang Siantar, BDK Makassar, BDK Samarinda, BDK Kupang, dan BLK Manokwari. C. Kamar dengan kipas angin kapasitas 3 tempat tidur. BDK Kadipaten di Kabupaten Majalengka, BDK Bogor, BDK Pematang Siantar, BDK Pekanbaru, BDK Makassar, BDK Samarinda, BDK Kupang dan BLK Manokwari. D. Kamar Mess Non AC kapasitas 2 tempat tidur. BDK Bogor, BDK Kadipaten di Kabupaten Majalengka, BDK Pematang Siantar, BDK Pekanbaru, BDK Makassar, BDK Samarinda, BDK Kupang dan BLK Manokwari. E. Kamar Mess dengan AC kapasitas 2 tempat tidur. BDK Bogor, BDK Kadipaten di Kabupaten Majalengka, BDK Pematang Siantar, BDK Pekanbaru, BDK Makassar, BDK Samarinda, BDK Kupang dan BLK Manokwari. F. Ruang Kelas kapasitas 20 orang ber AC, papan tulis. 1. Pusdiklat Kehutanan. 2. BDK Bogor, BDK Kadipaten di Kabupaten Majalengka, BDK Pematang Siantar, BDK Pekanbaru, BDK Makassar, BDK Samarinda, BDK Kupang dan BLK Manokwari. G. Ruang kelas kapasitas 30 orang, AC, papan tulis. 1. Pusdiklat Kehutanan. 2. BDK Bogor, BDK Kadipaten di Kabupaten Majalengka, BDK Pematang Siantar, BDK Pekanbaru, BDK Makassar, BDK Samarinda, BDK Kupang dan BLK Manokwari. per keping per buku per buku per buku per buku per buku per buku per buku per buku 1 x pakai 8 kelebihan per 1 x pakai 8 kelebihan per per kamar per per kamar per per kamar per per kamar per per kamar per per kelas per 8 kelebihan per per kelas per 8 kelebihan per per kelas per 8 kelebihan per per kelas per 8 kelebihan per Rp. 30.000,00 Rp. 25.000,00 Rp. 35.000,00 Rp. 55.000,00 Rp. 1.000.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 125.000,00 Rp. 75.000,00 Rp. 300.000,00 Rp. 30.000,00 Rp 20.000,00 Rp. 450.000,00 Rp 45.000,00 Rp. 25.000,00

H. Ruang kelas kapasitas > 40 0rang, AC, papan tulis. 1. BDK Bogor, Pusdiklat Kehutanan. 2. BDK Kadipaten di Kabupaten Majalengka, BDK Pematang Siantar, BDK Pekanbaru, BDK Makassar, BDK Samarinda, BDK Kupang dan BLK Manokwari. I. Ruang kelas kapasitas > 40 0rang, kipas angin, papan tulis. BDK Kadipaten di Kabupaten Majalengka, BDK Pematang Siantar, BDK Pekanbaru, BDK Makassar, BDK Samarinda, BDK Kupang dan BLK Manokwari. J. Ruang rapat dengan AC, kapasitas 20 orang. BDK Bogor, BDK Kadipaten di Kabupaten Majalengka, BDK Pematang Siantar, BDK Pekanbaru, BDK Makassar, BDK Samarinda, BDK Kupang dan BLK Manokwari. K. Ruang rapat dengan AC kapasitas 30 0rang. Pusdiklat Kehutanan. L. Laboratorium Bahasa Inggris kapasitas 20 orang. M. Laboratorium komputer, AC, kapasitas 10 orang. N. Tempat perkemahan (Camping ground), kapasitas 30 orang. O. Tempat perkemahan (Camping ground), kapasitas 100 orang. XXXI. Jasa Lainnya per kelas per 8 kelebihan per per kelas per 8 kelebihan per 1 x pakai 8 kelebihan per 1 x pakai 8 kelebihan per 1 x pakai 8 kelebihan per per kelas per per lab per per per Rp. 40.000,00 Rp. 300.000,00 Rp. 30.000,00 Rp. 15.000,00 Rp. 15.000,00 Rp. 300.000,00 Rp. 30.000,00 Rp. 500.000,00 1. Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus. a. Penggunaan untuk Keperluan Shooting ; b. Pemotretan; c. Bibit Tanaman; d. Penggunaan untuk Camping Ground. 2. Lain-lain. a. Identifikasi Herbarium; b. Penggambaran Specimen Pohon; c. Penggambaran Specimen Palmae; d. Peta Perwilayahan Jenis Andalan; e. Jasa Pelaksanaan Riset (Fee); f. Jasa Alih Teknologi; g. Jasa Analisis GIS; h. Jasa Penyediaan data dan Informasi; i. Buku dan Jurnal; j. Jasa Konsultasi. per per per bibit per 10-100 orang per per topik per scane per set per buku per topic per Rp. 1.750.000,00 Rp. 125.000,00 Rp. 2.500,00 Rp. 175.000,00 Rp. 75.000,00 Rp. 190.000,00 Rp. 85.000,00 Rp. 5.000.000,00 Rp. 80.000,00 Rp. 65.000,00 Rp. 35.500,00 Rp. 75.000,00 3. Jasa Pengujian Benih Tanaman Kehutanan. a. Uji kemurnian benih; 1) Benih halus; 2) Benih kecil; 3) Benih sedang; 4) Benih besar. b. Uji daya kecambah secara langsung; 1) Rumah kaca; 2) Laboratorium. c. Uji daya kecambah secara tidak langsung; 1) Tetrazolium; 2) Hidrogen Peroxida. d. Uji kadar air; e. Uji berat 1000 butir benih. 1) Benih halus; 2) Benih kecil; Rp. 75.000,00 Rp. 65.000,00 Rp. 55.000,00 Rp. 45.000,00 Rp. 93.000,00 Rp. 70.000,00 Rp. 30.000,00 Rp. 75.000,00 Rp. 65.000,00

3) Benih sedang; 4) Benih besar. f. Identifikasi hama penyakit benih. 1) Cendawan; 2) Serangga. 4. Pengujian Bibit Tanaman Hutan. a. Serangan hama dan penyakit bibit; b. Kekompakan media; c. Warna daun; d. Deformasi batang; e. Sistim perakaran; f. Tinggi bibit; g. Diameter batang; h. Batang berkayu; i. Indeks mutu bibit; j. Identifikasi hama penyakit bibit. 1) Cendawan; 2) Serangga. 3) Uji fenologi (tunas generative) Rp. 55.000,00 Rp. 55.000,00 Rp. 130.000,00 Rp. 3.000,00 Rp. 2.000,00 Rp. 30.000,00 Rp. 130.000,00 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO