BERITA NEGARA. Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.292, 2010 LEMBAGA SANDI NEGARA. Komunikasi Sandi. Pedoman.

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN GELAR JARING KOMUNIKASI SANDI

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI PERALATAN SANDI

-1- PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN MATERIIL SANDI DI INSTANSI PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG ALAT PENDUKUNG UTAMA PERSANDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KIRIM TERIMA BERITA SANDI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN POLA HUBUNGAN KOMUNIKASI SANDI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PERSANDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 02/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG DI DALAM BUMI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PERALATAN SANDI DAN ALAT PENDUKUNG UTAMA PERSANDIAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR ALGORITMA KRIPTOGRAFI PADA INSTANSI PEMERINTAH

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2010

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir tentang Keamanan Sumber Radioaktif; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (L

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN INFORMASI BERKLASIFIKASI MILIK PEMERINTAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PENYELENGGARAAN PERSANDIAN UNTUK PENGAMANAN INFORMASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia sampai dengan kewilayahan dilaksanakan melalui jalur komunikasi antar unit teknis persandian Polri

WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa berita rahasia negara yang dikirim melalui sarana komunikasi perlu dilindungi dari kebocoran;

2017, No Penilaian dan Penetapan Nilai Tingkat Pengamanan Persandian dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan

2013, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1918); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

2011, No.50 2 Menetapkan Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kal


PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 65/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembidangan. Ilmu dan Gelar Akademik. Perguruan Tinggi Agama.

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No.56 2 kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tah

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 258/PMK.011/2014

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR PENYIMPANAN FISIK ARSIP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Menetapkan : 2. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2009 tentang Perizinan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP SUBSTANTIF LEMBAGA SANDI NEGARA

Walikota Tasikmalaya

2011, No Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 t

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Retensi Arsip. Perekonomian. Lingkungan Hidup. Pedoman.

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PROSEDUR DAN MEKANISME PENYALURAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH UNTUK PENANGANAN TANGGAP DARURAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Organisasi. Tata Kerja. Tim Ahli. Hukum Perseroan.

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 11 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.172, 2010 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL. Rencana Strategis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

bahwa dalam rangka pelaksanaan diversifikasi energi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Kewenangan. Izin. Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 20/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN-BAGIAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

2015, No Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor OT.001/PERKA.122/2007 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara

WALIKOTA BANJARMASIN

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PERMEN-KP/2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.56, 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.186, 2010 Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR TEMPAT KEGIATAN SANDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjaga keamanan, kelancaran dan keberhasilan penyelenggaraan Persandian di lingkungan Instansi Pemerintah, dipandang perlu adanya tempat khusus yang disebut Tempat Kegiatan Sandi yang memenuhi persyaratan teknis tertentu sebagai tempat penyelenggaraan Persandian; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Standar Tempat Kegiatan Sandi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9247); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

2010, No.186 2 Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 6. Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 0192/K/SK.1.003/1999 Tahun 1999 tentang Pedoman Pokok Penyelenggaraan Sistem Pemberitaan Rahasia Negara; 7. Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 1085/K/SK.1.003/99 Tahun 1999 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Teknis Persandian Pada Instansi Pemerintah; 8. Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 76/K/KEP.4.003/2000 Tahun 2000 tentang Sistem Persandian Negara; 9. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor OT.001/PERKA.122/2007 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA TENTANG STANDAR TEMPAT KEGIATAN SANDI.

3 2010, No.186 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang dimaksud dengan: 1. Persandian adalah kegiatan pengamanan Berita Rahasia yang dilaksanakan dengan menerapkan konsep, teori dan seni dari ilmu kripto beserta ilmu pendukung lainnya secara sistematis, metodologis dan konsisten serta terikat pada etika profesi sandi. 2. Tempat Kegiatan Sandi yang selanjutnya disebut TKS adalah suatu tempat yang dipergunakan untuk penyelenggaraan Persandian. 3. Standar TKS adalah pembakuan ukuran atau kriteria minimal yang mengatur tentang tempat yang dipergunakan untuk penyelengaraan Persandian meliputi klasifikasi, lokasi, kualitas fisik, pembagian ruang, penggunaan, dan kelengkapan sarana kerja. 4. Kamar Sandi yang selanjutnya disebut Kasa adalah ruangan di dalam TKS yang digunakan khusus untuk kegiatan pengamanan berita atau informasi rahasia yaitu untuk menyandi dan membuka sandi. 5. Strong Room adalah ruangan dengan perkuatan dan merupakan bagian dari TKS yang digunakan khusus untuk menyimpan materiil sandi. 6. Kasa Cadangan Nasional adalah Kasa yang berada di Lembaga Sandi Negara yang sewaktu-waktu dapat difungsikan sebagai Kasa Cadangan bagi Instansi Pemerintah tingkat pusat yang karena sesuatu hal tidak dapat berfungsi. 7. Materiil Sandi adalah Bahan dan Peralatan Sandi yang digunakan untuk kegiatan Persandian. 8. Bahan Sandi adalah segala keterangan berklasifikasi rahasia dapat berupa berkas, dokumen dan file, maupun bahan-bahan Persandian yang tersimpan dalam media elektronik yang digunakan dalam kegiatan Persandian. 9. Berita Rahasia adalah berita yang membutuhkan tingkat pengamanan yang tinggi dan erat hubungannya dengan keamanan kedinasan dan hanya boleh diketahui oleh pejabat yang ditunjuk yang berada di lingkungan Instansi Pemerintah. 10. Peralatan Sandi adalah seperangkat alat yang digunakan untuk kegiatan pengamanan informasi terdiri dari mesin sandi dan media lain yang berisi

2010, No.186 4 program aplikasi sandi yang secara langsung berfungsi dan/atau mempengaruhi proses penyandian. 11. Sarana Komunikasi adalah suatu media yang digunakan untuk melakukan kirim dan terima informasi baik dalam bentuk teks, file, gambar, maupun suara. 12. Sarana Pengamanan Fisik adalah alat perlengkapan yang digunakan sebagai usaha, kegiatan, dan tindakan untuk mencegah timbulnya kerugian yang diakibatkan dari dalam, pihak lawan, dan bencana. 13. Lembaga Sandi Negara yang selanjutnya disebut Lemsaneg adalah Instansi Pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Persandian, yang mempunyai kewenangan menyusun kebijakan nasional di bidang Persandian. 14. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif dari unit organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku meliputi kementerian negara, lembaga pemerintah non kementerian, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kota, serta lembaga-lembaga yang menjalankan fungsi pemerintahan dengan menggunakan APBN dan/atau APBD. BAB II ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Pembentukan TKS dilakukan berdasarkan asas kebutuhan, ketepatan, manfaat, kepercayaan, keamanan, keselamatan, dan kenyamanan. (2) Asas-asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. asas kebutuhan dimaksudkan bahwa TKS dibentuk atas kebutuhan operasional Persandian; b. asas ketepatan dimaksudkan bahwa pembentukan TKS dilakukan secara benar dan tepat sesuai dengan standar yang ditetapkan; c. asas manfaat dimaksudkan bahwa TKS dipergunakan untuk penyelenggaraan Persandian secara berdaya guna dan berhasil guna; d. asas kepercayaan dimaksudkan bahwa pembentukan TKS bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap pelaksanaan tugas pengamanan berita atau informasi rahasia;

5 2010, No.186 e. asas keamanan dimaksudkan bahwa pembentukan TKS berorientasi pada aspek keamanan baik terhadap keamanan fisik TKS maupun adanya jaminan keamanan penyelenggaraan Persandian; f. asas keselamatan dimaksudkan bahwa pembentukan TKS dapat menjamin keselamatan materiil sandi maupun personil yang melakukan operasional Persandian di dalamnya; dan g. asas kenyamanan dimaksudkan bahwa pembentukan TKS dapat memberikan rasa nyaman kepada personil yang melakukan operasional Persandian di dalamnya. Pasal 3 Tujuan disusunnya Standar TKS ini adalah untuk mewujudkan kesamaan persepsi, pola pikir, dan tindakan para pengguna Persandian dalam pembentukan TKS. Pasal 4 Ruang Lingkup Standar TKS ini meliputi Klasifikasi dan Standar TKS. BAB III KLASIFIKASI TKS Pasal 5 (1) TKS diklasifikasikan berdasarkan kedudukannya pada Instansi Pemerintah baik bersifat tetap maupun tidak tetap yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu: a. TKS tipe A; b. TKS tipe B; dan c. TKS tipe C. (2) TKS tipe A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah TKS yang bersifat tetap berada pada Instansi Pemerintah tingkat pusat, dalam hal ini termasuk Kasa Cadangan Nasional. (3) TKS tipe B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah TKS yang bersifat tetap berada pada pemerintahan daerah, wilayah, perwakilan, dan kantor cabang. (4) TKS tipe C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah TKS yang bersifat sementara, tidak tetap dan/atau bergerak, keberadaannya dapat melekat pada gedung permanen atau terpisah atau berada pada sarana transportasi khusus yang diperlukan pada saat-saat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung kegiatan yang bersifat khusus maupun darurat.

2010, No.186 6 BAB IV STANDAR TKS Bagian Pertama Lokasi Pasal 6 (1) Persyaratan lokasi TKS tipe A dan tipe B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3) ditentukan sebagai berikut: a. tidak menyolok dan tidak mudah diakses oleh orang yang tidak berkepentingan; b. tersedia fasilitas jaringan listrik dan komunikasi; c. tidak menyatu dengan ruangan untuk kegiatan lain; d. mudah bagi petugas sandi untuk melakukan tindakan penyelamatan pada saat kondisi darurat; e. bebas dari bahaya banjir, kebakaran, dan bencana alam lainnya; f. mudah bagi petugas untuk memonitor lalu lintas orang; g. memberikan kemudahan akses untuk melayani pimpinan; dan h. tidak dipasang tanda atau papan nama yang mengindikasikan TKS. (2) Persyaratan lokasi TKS tipe C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) ditentukan sebagai berikut: a. dalam hal lokasi TKS berada dalam bangunan permanen, maka persyaratan lokasi ditentukan sesuai dengan persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1); atau b. dalam hal lokasi TKS berada dalam bangunan non permanen dan/atau bersifat bergerak, maka persyaratan minimal ditentukan sebagai berikut: 1. tidak menyolok dan tidak mudah diakses oleh orang yang tidak berkepentingan ; 2. tidak rawan banjir, longsor, kebakaran, dan bencana alam lainnya; 3. tersedia fasilitas jaringan listrik dan komunikasi; dan 4. tidak dipasang tanda atau papan nama yang mengindikasikan TKS. Bagian Kedua Persyaratan Kualitas Fisik Pasal 7 (1) Persyaratan kualitas fisik TKS tipe A dan tipe B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3) ditentukan sebagai berikut :

7 2010, No.186 a. konstruksi bangunan permanen; b. dinding menggunakan bata merah dengan kualitas baik, kuat, dan kokoh; c. bangunan tahan terhadap bahaya gempa, bahaya kebakaran, bahaya banjir, bahaya longsor, dan bencana alam lainnya; d. bangunan tahan terhadap bahaya petir; e. bangunan tahan terhadap usaha penyadapan, sabotase, pencurian, dan perusakan; f. sirkulasi udara dan pencahayaan cukup baik dan sehat; dan g. terbebas dari kebisingan. (2) Persyaratan kualitas fisik TKS tipe C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) ditentukan sebagai berikut : a. dalam hal penempatan TKS berada dalam bangunan permanen maka persyaratan kualitas fisik ditentukan sesuai dengan persyaratan kualitas fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1); atau b. dalam hal penempatan TKS berada dalam bangunan non permanen dan/atau bersifat bergerak, maka persyaratan minimal ditentukan sebagai berikut: 1. bangunan kokoh dan kuat; 2. tahan terhadap penyadapan, sabotase, pencurian, dan perusakan; dan 3. sirkulasi udara dan pencahayaan cukup baik dan sehat. Bagian Ketiga Ketentuan, Pembagian dan Penggunaan Ruang Pasal 8 (1) TKS terdiri dari ruang tempat kegiatan administrasi, ruang Kepala TKS, Kasa, Strong Room, ruang istirahat, dan kamar mandi yang penataannya diatur sedemikian rupa agar lebih berdayaguna dan berhasil guna sesuai dengan fungsi masing-masing sebagaimana contoh pada lampiran 1 Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. (2) Ruang tempat kegiatan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sebagai berikut: a. lokasi terletak pada lingkar luar bagian dalam TKS; b. pintu dan jendela atau lubang ventilasi udara dilengkapi dengan sarana pengamanan fisik yang kuat, seperti pemasangan teralis besi dan kunci yang memadai;

2010, No.186 8 c. posisi pintu, jendela atau lubang ventilasi ruang administrasi dibuat sedemikian rupa, sehingga orang dari luar tidak memungkinkan dapat melihat secara langsung kegiatan di dalam ruang administrasi; d. dilengkapi dengan fasilitas jaringan listrik; dan e. dilengkapi dengan fasilitas jaringan komunikasi umum. (3) Ruang Kepala TKS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sebagai berikut : a. lokasi berada dalam lingkup ruang tempat kegiatan administrasi; b. pintu dan jendela atau lubang ventilasi udara dilengkapi dengan sarana pengamanan fisik yang kuat, seperti pemasangan teralis besi dan kunci yang memadai; c. posisi pintu, jendela atau lubang ventilasi ruang administrasi dibuat sedemikian rupa, sehingga orang dari luar tidak memungkinkan dapat melihat secara langsung kegiatan di dalam ruangan Kepala TKS; d. dilengkapi dengan fasilitas jaringan listrik; dan e. dilengkapi dengan fasilitas jaringan komunikasi umum. (4) Kasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sebagai berikut: a. lokasi terletak pada lingkar tengah bagian dalam TKS; b. pintu hanya satu dan dilengkapi dengan kunci kombinasi angka atau sistem otentikasi; c. posisi pintu Kasa terhubung langsung dengan ruang administrasi dan dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan orang dari ruang administrasi dapat melihat secara langsung ke dalam Kasa; d. desain tata ruang dibuat agar kondisi dan kegiatan di dalam Kasa tidak dapat terlihat atau terdengar dari luar; e. dilengkapi dengan fasilitas jaringan listrik; f. dilengkapi dengan fasilitas jaringan komunikasi umum; dan g. dilengkapi dengan fasilitas jaringan komunikasi khusus. (5) Strong Room sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sebagai berikut: a. lokasi terletak pada lingkar dalam bagian dalam TKS; b. pintu hanya satu terhubung langsung dengan Kasa dan dilengkapi dengan kunci kombinasi angka atau menggunakan sistem otentikasi ganda; c. ruangan dibuat tanpa jendela dan ventilasi udara, tetapi tidak lembab (terdapat pengatur suhu ruangan); d. dinding, atap, lantai, dan pintu dibuat dari bahan yang kokoh dan tahan api;

9 2010, No.186 e. dilengkapi dengan fasilitas jaringan listrik; dan f. dilengkapi dengan alat komunikasi internal yang terhubung dengan Kasa dan/atau ruang administrasi. (6) Ruang istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sebagai berikut: a. lokasi terletak berdekatan dengan Kasa; b. dilengkapi dengan fasilitas jaringan listrik; dan c. dilengkapi dengan tempat tidur dan kelengkapannya. (7) Ruang kamar mandi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sebagai berikut: a. lokasi terletak berdekatan dengan ruang administrasi; b. dilengkapi dengan fasilitas jaringan listrik; dan c. dilengkapi dengan sarana sanitasi. Pasal 9 (1) Pembagian ruangan TKS tipe A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) terdiri dari ruang tempat kegiatan administrasi, Ruang Kepala TKS, Kasa, Strong Room, ruang istirahat, dan kamar mandi. (2) Pembagian ruangan TKS tipe B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) minimal terdiri dari ruang tempat kegiatan administrasi, Ruang Kepala TKS, Kasa, Strong Room dan kamar mandi. (3) Pembagian ruangan TKS tipe C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) minimal terdiri dari Kasa. Pasal 10 (1) Tata ruang TKS tipe A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) adalah sesuai dengan lampiran 2 Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. (2) Tata ruang TKS tipe B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) adalah sesuai dengan lampiran 3 Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. (3) Tata ruang TKS tipe C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) disesuaikan dengan kondisi lapangan. (4) Ukuran luas ruangan TKS tipe A, tipe B dan tipe C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 sesuai dengan lampiran 4 Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. (5) Lampiran 2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), lampiran 3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan lampiran 4 sebagaimana dimaksud pada ayat

2010, No.186 10 (4) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. Pasal 11 (1) Ruang tempat kegiatan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) digunakan untuk kegiatan administrasi meliputi pencatatan, pengagendaan Berita Rahasia (2) Ruang Kepala TKS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) digunakan sebagai ruang kerja Kepala TKS. (3) Kasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) digunakan untuk kegiatan Persandian. (4) Strong Room sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5) digunakan untuk penyimpanan Materiil Sandi. (5) Ruang istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (6) digunakan untuk tempat istirahat petugas sandi yang bertugas malam hari. (6) Ruang kamar mandi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (7) digunakan sebagai ruang sanitasi. Bagian Keempat Sarana Pasal 12 (1) Setiap ruang dalam TKS wajib dilengkapi dengan sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan beserta sarana pendukungnya. (2) Sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. sarana kerja bidang administrasi; b. sarana kerja Kasa; c. sarana Strong Room; d. sarana pendukung; dan e. sarana pengamanan fisik. (3) Ketentuan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan lampiran 4 Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. BAB V KETENTUAN LAIN Pasal 13 (1) Setiap Instansi Pemerintah dalam membentuk TKS wajib memenuhi standar TKS yang telah ditetapkan melalui Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini.

11 2010, No.186 (2) TKS yang telah terbentuk sebelum dikeluarkannya Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini, dapat tetap menjalankan fungsinya dan secara bertahap menyesuaikan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. (3) TKS tidak dibenarkan untuk menyimpan barang-barang atau benda-benda milik pribadi yang berharga. (4) Lemsaneg memberikan asistensi dan bimbingan teknis kepada Instansi Pemerintah dalam hal pembentukan TKS. BAB VI BIAYA Pasal 14 Seluruh biaya yang diperlukan untuk pembentukan, perubahan dan/atau pengembangan TKS menjadi tanggung jawab instansi masing-masing bersumber dari APBN dan/atau APBD. BAB VII PENUTUP Pasal 15 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 Februari 2010 KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA, WIRJONO BUDIHARSO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 April 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PATRIALIS AKBAR