PENEGAKAN HUKUM PADA HAK CIPTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan mencakup berbagai macam jenis dan cara. Pembajakan sudah. dianggap menjadi hal yang biasa bagi masyarakat.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. HKI. Suatu barang atau jasa yang hari ini diproduksi oleh suatu negara, disaat

BAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi

Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain Industri;

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 PENJELASAN ATAS TENTANG DESAIN INDUSTRI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000

EKSPRESI KARYA SENI TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL BANGSA. Oleh: Etty S.Suhardo*

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program komputer) UU No.

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengarang karya seni, dan lain-lain, hal ini akan menumbuhkan minat semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia akan menghadapi era perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak

MENGURAI BENANG KUSUT PEMBAJAKAN HAK CIPTA MELALUI 5 (LIMA) LANGKAH STRATEGIS DI BIDANG HKI. Oleh : Eddhie Praptono,SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut pertikaian bisnis untuk meraih keuntungan. Kehadiran internetsaat ini dimaknai sebagai sebuah kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keunggulan produk dari merek tertentu sehingga mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

BAB I Hak Cipta. I. Pendahuluan

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 28 A Undang-Undang Dasar 1945 mengatur bahwa, Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini teknologi merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia yang pada tahun 2020 memasuki era pasar bebas. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Belanda dengan berlakunya Auteurswet 1912, Staatsblad Nomor 600 Tahun 1912.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENYELESAIAN SENGKETA HAK CIPTA MENURUT UNDANG-UNDANG NO.19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. Oleh : Jatmiko Winarno, SH, MH

UPAYA HUKUM PEMEGANG HAK CIPTA SENI LUKIS TERHADAP PENIRUAN DESAIN LUKISAN PADA PRODUK KIOS KARYA SENI ADVERTISING DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini

Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017. KAJIAN TERHADAP TINDAK PIDANA DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN PASAL 54 UU NO. 31 TAHUN Oleh : Fingly Kumontoy 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang nomor 19 Tahun 2002 tentang hak cipta, ciptaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dalam rangka mencapai kemajuan kesejahteraan yang

BAB I PENDAHULUAN. kita juga mempunyai beragam budaya serta karya tradisional. Namun tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang

BAB I PENDAHULUAN. konsep kekayaan terhadap karya-karya intelektual (Margono, 2001:4).

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk. penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

Penerapan Delik Biasa terhadap Hak Cipta

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing.

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II BENTUK-BENTUK PELANGGARAN HAK CIPTA DAN KETENTUAN SANKSI PIDANANYA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Pelanggaran Hak Cipta akan membawa dampak buruk bagi pengembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui Kementerian Hukum dan HAM memberikan. sosialisasi HKI secara sistemik dan continue;

BAB I PENDAHULUAN. Disamping dibawa sejak lahir dan sudah berbeda-beda kemampuan. pengetahuan, teknologi, seni, dan sastra. 1

I. PENDAHULUAN. Sejak dasawarsa delapan puluhan (era 1980-an), hak kekayaan intelektual atau

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem yang ada di dalam hukum merupakan upaya untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa semua manusia

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB

SOFYAN ARIEF SH MKn

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PENINGKATAN PROFESIONALISME KARYA CIPTA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN HAKI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis hak atas kekayaan intelektual adalah karya cipta. Dalam

MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di

MEREK. Umum. 1. Apakah merek itu?

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA [LN 2002/85, TLN 4229]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat agar tercipta keadilan demikian halnya di Indonesia yang menjadikan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PRODUK UMKM MELALUI HAK MEREK SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING BERBASIS KREATIVITAS

BAB I PENDAHULUAN. satu kondisi yang tidak mengenal lagi batas-batas wilayah. Aspek ekonomi

PANDUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI) DAN PATEN AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pula hasrat dan keinginan masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni

Transkripsi:

PENEGAKAN HUKUM PADA HAK CIPTA Oleh : Etty Susilowati Suhardo *. Abstrak Hak Cipta secara esensial merupakan hasil dari suatu ide intelektual manusia yang dituangkan pada suatu karya cipta tertentu. Semakin berbobot karya-karya intelektual seseorang semakin tinggi pula nilai ekonomi dari suatu karya, sehingga karya yang dihasilkan merupakan kekayaan yang dimiliki oleh para pemilik utau yang menghasilkan karya tersebut. Secara yuridis menyangkut konsepsi hukum tentang kepemilikan yang mengacu pada konsep kebendaan yaitu benda immateriil, sehuhungan dengan itu karena menyangkut tentang 'hak' atas suatu benda, maka secara yuridis bagaimana memanfaatkan dan mempertahankan hak tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan bagaimana penegakan hukum yang dapat dilakukan. KataKunci : Hak Cipta, Penegakan hukum. PENDAHULUAN (HMI) meliputi Hak Paten, Hak Merek, Rahasia Dagang, Disain Industri, Diberlakukannya UU No. 19 Disain Tata Letak Terpadu, dan Varietas Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang Tanaman. Lahirnya HMI secara faktual telah diundangkan pada tanggal 29 Juli adalah pada saat HMI didaftarkan di 2003, merupakan momentum yang Direktorat Jendral HaKI Departemen sangat penting pada bidang Hak Hukum dan HAM, yang berarti Kekayaan Intelektual (HKI). Hal ini pengakuan hak tersebut diberikan oleh karena sejak saat itu secara resmi negara. Pendaftaran HMI tersebut Undang-Undang Hak Cipta telah merupakan suatu keharusan yang berlaku secara efektif. Para pemilik hak menjadi dasar perlindungannya. cipta dengan sendirinya merasa mendapatkan perlindungan yang lebih Pada hak cipta dikenal azas mantap karena tujuan akhir dari perlindungan otomatis (automatical perlindungan hak cipta adalah untuk protection), sehingga tidak ada memberikan penghargaan dan insentif kewajiban untuk mendaftarkan atas suatu kreatifitas dari kegiatan ciptaannya. Artinya bahwa sebuah intelektual manusia. karya cipta yang diwujudkan oleh HKI terdiri dari Hak Cipta (yang penciptanya, maka sejak saat itu secara meliputi seni, sastra dan ilmu otomatis karya cipta tersebut memiliki pengetahuan) dan Hak Milik Industri hak atas suatu ciptaan dan mendapat perlindungan secara hukum. * Dr.Etty Susilowati Suhardo, SH. MS. Staf Pengajar Fakultas Hukum UNDIP. * Ketua SENTRA PENDIDIKAN DAN MANAJEMEN HaKI UNDIP. Asas perlindungan otomatis 11

yang berlaku pada perlindungan hak cipta berhubungan dengan hak moral yang merupakan hak eksklusif atas suatu ciptaan seseorang. Hak moral senantiasa melekat pada penciptanya sejak ciptaan tersebut diwujudkan, sehingga suatu ciptaan tidak wajib untuk didaftarkan, karena tanpa didaftarkan pun sudah jelas ke pemilikannya ada pada pencipta sebagai kepemilikan pribadi. berharga dalam rangka penegakan 1 hukum bidang HaKI, khususnya hak cipta. Tapi sayang ternyata hasilnya masih jauh dari harapan. Sampai saat ini pun kita tidak tahu bagaimana akhir dari kasus Glodok tersebut, bahkan satu bulan kemudian setelah peristiwa "Glodok" justru CD dan VCD bajakan bertambah marak. Di sinilah sulitnya penegakkan hukum di bidang HaKI, khususnya hak cipta yang menyangkut pembajakan CD /VCD, kaset, penerbitan buku, program komputer, sampai pada disain-disain ciptaan terkenal dari produk tertentu misalnya tas, sepatu dan lain sebagainya. Untuk "memberikan pengamanan" pada karya cipta tersebut akan lebih baik seandainya didaftarkan ke Dirjen HaKI sehingga bagi pemiliknya mendapat kepastian hukum. Apabila pada suatu saat ternyata ciptaannya Dari uraian di atas permasalahan yang digunakan oleh pihak lain tanpa izin dikemukakan sebagai berikut : dari pemiliknya, maka akan terbentur pada masalah hukum yang berhubung- 1. Bagaimana pengaturan hukum an dengan ciptaan-ciptaan yang tidak mengenai hak cipta? terdaftar tersebut, dengan demikian 2. Kendala apa yang dihadapi pada "pendaftaran" suatu ciptaan menjadi penegakan hukum hak cipta? penting. PEMBAHASAN Terbukti akhir-akhir ini banyak sekali peristiwa pembajakan hak cipta 1. PEMAHAMAN TENTANG HAK CIPTA DAN PENEGAK- AN HUKUM HAK CIPTA baik yang telah terdaftar maupun yang belum terdaftar yang meliputi pembajakan buku-buku, pembajakan bidang seni suara berupa lagu-lagu, pembajakan program komputer dan sebagainya. Pemahaman tentang Hak Cipta Diundangkannya Hak Cipta sejak zaman Belanda yaitu melalui Pengalaman lain adalah Aufers Wet Tahun 1912 StaatsbladNo peristiwa "Glodok" yang sangat 600, pada mulanya merupakan menghebohkan, yaitu diberantasnya perlindungan hukum yang diberikan para penjual CD dan VCD bajakan, hal pada seorang pengarang. Selanjutnya ini sebenarnya merupakan peristiwa terjadi perkembangan pemikiran yang dapat ditarik sebagai pelajaran tentang istilah Aufers Wet atau Copyright khususnya setelah sekian 1 Yang dimaksud dengan penegakan hukum adalah implementasi ideide hukum yang abstrak menjadi kenyataan. Ide hukum ini dikongkritkan pada peraturan. Manusialah sebagai pelaku penegakan hukum. tahun Indonesia merdeka. Selanjutnya diusulkan menjadi hak cipta yang 12

kandungan artinya lebih tepat dan lebih kurangnya sosialisasi secara terbuka, luas. sehingga pemahaman tentang HaKI pada umumnya dan hak cipta pada Pada Tahun 1982 pemerintah khususnya masih sangat kurang, Indonesia telah mengatur secara formal bahkan sebagian besar masyarakat kita pada Undang-Undang No. 6 Tahun bertanya-tanya apa HaKI itu...? 1982 tentang Hak Cipta yang mulai Kalimat yang sering kita dengar berlaku pada tanggal 12 April 1982, bahwa : " saya mau mempatenkan sekaligus mencabut berlakumya Auters ciptaan saya", yang dimaksud adalah Wet 1912. bahwa ''saya mau mendaftarkan ciptaan Dalam perkembangannya UU.No. 6 saya", Pemahaman yang umum adalah Tahun 1982 dirubah dengan UU No. 7 bahwa paten itu adalah suatu keadaan Tahun 1987, selanjutnya dimbah yang mempunyai nilai dan daya kembali dengan UU No. 12 Tahun kepemilikan tertentu, dengan demikian 1997. sudah terjadi kerancuan kalimat yang sangat mengganggu arti yang Dalam mengantisipasi situasi sesungguhnya. Di sinilah pentingnya global, Undang-Undang tentang Hak sosialisasi tentang HaKI, untuk lebih Cipta tahun 1997 telah memuat memberikan pemahaman tentang HaKJ beberapa penyesuaian dengan Pasal - pada umunmya dan tentu saja Pasal yang terdapat dalam Trade membutuhkan waktu dan biaya yang Related Aspects of Intellectual Property tidak sedikit. Karya-karya intelektual Rights (TRIPs), dalam rangka yang dihasilkan selain mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi bobot ekonomis, juga menyangkut hak 2 intenasional maka perubahan perlu atas kepemilikan. Secara yuridis dilakukan, yaitu dengan dengan menyangkut konsepsi hukum tentang Undang-Undang No 19 Tahun 2002. kepemilikan yang pada dasarnya Tujuan utamanya adalah untuk dapat mengacu pada konsep kebendaan, m e n g e m b a n g k a n k e m a m p u a n yaitu benda immateriil. Ditinjau dari intelektual masyarakat Indonesia serta segi bisnis, HaKI merupakan aset memberikan perlindungan hukum yang perusahaan yang sangat berharga yang memadai agar terdapat iklim menyangkut "hak" atas suatu karya persaingan usaha yang sehat baik secara tertentu, sehingga hak tersebut harus nasional maupun intemasional. dapat dimanfaatkan dan dipertahankan terhadap siapapun juga. Sebenarnya hak cipta sebagai bagian dari HaKI bukan barang baru di Pada hak cipta yang mempunyai Indonesia, tetapi terkesan baru karena perlindungan otomatis harus memenuhi syarat-syarat subyektifitas dari hak 2 cipta (copyright subyeclivity). Dasardasar perlindungan hak cipta di Persetujuan TRTPs membawa paradigma ekonoomi dengan karakteristik tersendiri, yang cenderung lugas, berstandar tinggi dan pelaksanaan hukum yang ketat ini merupakan tantangan harus dijawab dengan cerdas dan tepat, sehingga kita tidak terjebak pada antaranya : hubungan ekonomi material yang sangat menyulitkan karena adanya tekanan-tekanan internasional, karena kurangnya penegakan a. Asas orisinalitas (Original). perlindungan HaKi. (Pos.M.Hatabara, Aspek HaKI Dalam Keaslian dari suatu ciptaan harus Meningkatkan Citra Indonesia di Tingkat Internasional, Prosiding Simposium Nasioanal HaKI, 18 Desember 2003, hal-15). 13

benar-benar terpenuhi, dalam arti - menyiarkan suatu ciptaan, bahwa suatu ciptaan orisinalitas - memamerkan suatu ciptaan, menjadi acuan utama sebagai alat - menjual suatu ciptaan, bukti secara faktual bahwa - mengedarkan atau menyebarkan karyanya benar-benar asli. suatu ciptaan, dan menambah jumlah suatu ciptaan baik b. Bentuk Fisik (Phisycal Form). Hak sebagian maupun secara cipta yang mendapat perlindungan keseluruhan. adalah adanya bentuk fisik yang jelas artinya bahwa ciptaan tersebut Hak-Hak tersebut dalam praktek tidak berupa ide atau informasi, dapat dialihkan atau diberi izin kepada akan tetapi ada wujud kongkrit pihak lain untuk menggunakan haknya sebagai hasil ciptaan tertentu. melalui perjanjian lisensi, walaupun demikian pada pengalihan hak cipta c. Diwujudkan pada media tertentu atas dasar hak moral yang melekat (Tangible Media). Ciptaan tersebut dengan pemiliknya maka hak tersebut dianggap sah mendapat perlindung tetap dimiliki oleh si pencipta kecuali an hukum apabila telah diwujudkan diperjanjikan lain (Pasal 24 UUHC). pada suatu media yang dapat disimpan dan dibaca, didengar, atau Khusus pada hak cipta merupakan dilihat serta dapat dinikmati oleh kerangka dasar pemikir an yang harus di masayarakat luas. garis bawahi, yaitu sekalipun terjadi perjanjian jual beli pada suatu ciptaan d. Jangka waktu (Term Duration). tidak berarti bahwa hak cipta yang ada Bentuk fisik dari karya cipta dapat telah beralih haknya. Pembelian di sini disimpan dalam jangka waktu lama, hanya berarti bahwa si pembeli hanya sesuai dengan perlindungan yang boleh menyimpan atau memakai hasil diberikan oleh Undang-Undang. ciptaan dari si pencipta. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan (fair use) menurut peraturan perundangan yang berlaku (Pasal 1 sub 1 dan Pasal 2 UUHC). Pengumuman dan perbanyakan dimaksud menurut UUHC seorang pemegang hak cipta mempunyai hakhak untuk : - membacakan suatu ciptaan, Penegakan Hukum Pada Bidang Hak Cipta Gaung tentang HaKI mulai terdengar nyaring, setelah bangsa Indonesia diprotes oleh banyak negara terutama Amerika Serikat atas pembajakan yang terjadi baik pada bidang hak cipta, merek maupun paten. Negara-negara yang merasa dirugikan menempatkan Indonesia sebagai Watch List Priority sebagaimana juga yang diberlakukan pada negara-negara Cina, Argentina dan Rusia. 14

Desakan-desakan dari negara pasar dengan cara-cara yang tidak etis. maju inilah yang telah menggugah Tentu saja banyak kepentingan di pemerintah Indonesia untuk mulai dalamnya khususnya kepentingan berusaha keras menegakkan hukum ekonomis, maka tidak mustahil ada dalam bidang HaKI, sehingga kepentingan kapitalisme global di balik peringkatnya sudah agak turun tapi itu semua. masih tetap menjadi incaran negaranegara besar karena Indonesia dianggap Setelah diberlakukannya UU gudangnya pembajakan. No. 19 Tahun 2002, para pencipta pada bidang seni, sastra dan ilmu Pada bidang seni suara pengetahuan mendapat perlindungan sebenarnya telah cukup lama para hukum sehingga tidak lagi mematikan pencipta lagu berteriak nyaring karena kreativitas para pengarangnya. karya-karyanya telah dibajak habishabisan, sampai pada puncaknya para Secara normatif apabila terjadi pencipta lagu tidak mau lagi mencipta pembajakan maka sangsi yang di karya-karya barunya. Bagaimana tidak berlakukan sangat berat yaitu sangsi?!. Hari ini lagunya dilantunkan di pidana penjara selama 7 tahun dan / atau stasiun televisi, tidak lama kemudian d e n d a p a l i n g b a n y a k R p. bajakan - bajakannya yang berupa CD 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah), dan VCD digelar dimana mana. terdapat dalam Pasal 72 ayat (I), sedang pada ayat (3) nya menyangkut Bisa dimengerti akhirnya para program komputer di pidana penjara pencipta lagu jadi patah arang, karena paling lama 5 (lima) tahun dan / atau yang menangguk keuntungan ternyata denda paling banyak Rp. 500.000.000,,- orang lain dalam hal ini para pembajak. (lima ratus juta rupiah). Terakhir ini Indonesia dianggap Apakah sangsi pidana yang sebagai pembajak program komputer dijatuhkan sedemikian berat akan yang masuk dalam peringkat ketiga se mambawa implikasi positif pada dunia dunia dalam kategori negara yang tidak bisnis? Diberlakukannya UU No. 19 melaksanakan perlindungan HaKI, Tahun 2002 ini membawa harapan ysng diantaranya nomor satu Vietnam dan sangat besar, sehingga para pebisnis kedua Cina. akan dapat mengeksploitasi hak ekonomis alas ciptaannya semaksimal H a K I m e m p u n y a i n i l a i mungkin dalam rangka mencapai ekonomis yang tinggi yang di dalamnya tujuan bisnis sesuai yang diinginkan. tersangkut juga nilai moral yang harus Beratnya sangsi pidana atau denda, dihormati. Tapi karena arena yang diharapkan akan memberikan suatu dimasuki adalah arena bisnis maka nilai perlindungan serta mengefektifkan dan moral yang berupa etika bisnis sudah meningkatkan efek "jera"' (detrent diabaikan, sehingga persaingan ketat effect) dan UUHC. dalam era persaingan global membawa negara-negara untuk saling mencari Pentingnya penegakan hukum 15

pada pelanggaran-pelanggaran yang cipta yang sah serta diluar dari dilakukan sebenarnya memberikan tindakan-tindakan yang dikecualikan makna hukum yang cukup mendalam berdasarkan ketentuan dalam UUHC. yaitu pesan yang ingin diingatkan kepada masyarakat luas bahwa apabila Dengan demikian pelanggaran pelanggaran yang dilakukan hanya hak cipta adalah apabila seseorang didiamkan saja maka pelanggaran akan secara tidak sah dan tanpa izin dari berjalan terus, tidak ada efek jera sama pemilik hak cipta atau pemegang hak sekali, dengan demikian beratnya cipta melakukan pembacaan suatu sangsi pidana yang dijatuhkan harus ciptaan, penyiaran, mengadakan benar-benar diterapkan dan tidak hanya pameran, penjualan, perbanyakan, gertak sambal saja. Tentu saja harus pengedaran, penyebaran, penambahan segera dimulai pada saat ini juga, semua jumlah suatu ciptaan baik sebagian atau aturan harus konsekuen dilaksanakan secara keseluruhan, peniadaan atau kalau ingin hukum ditegakan. pencantuman, penggantian nama pencipta dan / atau judul ciptaan dan Pada dasarnya perlindungan hak penggubahan isi dari suatu ciptaan. cipta didasarkan pada sifat eksklusif dari hak cipta itu sendiri, sehingga Pasal 56 UUHC memberikan tidak ada orang lain yang dapat hak kepada pemilik dan atau pemegang menggunakan ciptaan seseorang tanpa hak cipta untuk melakukan ganti rugi izin si penciptanya. Kecuali seperti dan meminta penyitaan terhadap benda yang disebutkan pada Pasal 14 yaitu y a n g d i u m u m k a n a t a u h a s i l atas pembatasan perundang-undangan perbanyakan ciptaan tersebut. yang berhubungan dengan kepentingan n e g a r a, p e m e r i k s a a n d i m u k a Adanya gugatan perdata yaitu pengadilan, kepentingan pendidikan dengan meminta ganti rugi atas atau kepentingan pemberitaan. Sangat pelanggaran hak cipta oleh pemilik disayangkan bahwa UUHC tidak secara maupun pemegang hak cipta, maka tegas memberikan definisi tentang apa tidak secara otomatis menghapuskan yang dimaksud dengan "pelanggaran". hak negara dalam hal ini aparat Secara normatif seperti peraturan- kepolisian atau Penyidik Pegawai peraturan yang terdapat datam UUHC Negeri Sipil (PPNS) untuk melakukan yang berhubungan dengan ruang penuntutan pidana terhadap tindakan lingkup dari hak-hak yang dimiliki oieh pelanggaran hak cipta tersebut. Hal ini seorang pencipta atau pemegang hak disebabkan bahwa pelanggaran atas cipta maka pelanggaran hak cipta yang suatu hak cipta tersebut adalah diatur menurut ketentuan UUHC adalah merupakan suatu delik biasa dan bukan setiap tindakan yang berupa perbuatan- merupakan suatu delik aduan, jadi perbuatan yang dilakukan berdasarkan dengan atau tanpa suatu pengaduan hak-hak khusus dari pencipta dan / atau aparat berhak atau dapat melakukan pemegang hak cipta yang diatur oleh suatu penyidikan sebagaimana diatur UUHC yang dilakukan tanpa izin dan dalam UUHC. Hanya saja sehubungan serta tidak sepengetahuan pemilik hak dengan tuntutan pidana ini di dalam 16

praktek sangat diperlukan adanya suatu 2. K E N D A L A P E N E G A K A N pengaduan dari si pemilik hak cipta HUKUM PADA BIDANG HAK maka akan sangat membantu aparat CIPTA untuk dapat mengenali dan atau mengidentifikasi apakah telah terjadi Sebenarnya masalah HKI tidak pelanggran atau tidak. hanya pembajakan dalam bidang hak cipta, akan tetapi juga mencakup U n t u k m e m i n i m a l i s a s i pembajakan yang marak pada bidang pelanggar an tersebut maka perlu paten, merek, disain industri dan lainadanya penegakan hukum secara tegas lain. Sebagai contoh maraknya dan harus dimulai sejak saat ini, pambajakan merek - merek terkenal diantaranya perlu pemikiran -pemikiran yang sudah beriangsung lama ini sebagai berikut : merupakan bukti bahwa penegakan pada bidang hak kekayaan intelektual - Peningkatan Sumber Daya Manusia belum dapat dilaksanakan secara sejak usia dini untuk menghasilkan konsekuen. u n s u r - u n s u r m e t a m o r f o s a intelektual yang meliputi imajinasi, Pada bidang komputer, dengan kreatifitas dan inovasi sehingga berlakunya UU No. 19 Tahun 2002, sejak dini pula masyarakat kita akan maka UU tersebut melarang produsen selalu menjaga keberadaan HaKI. dan pengusaha menggunakan soft ware Otomatis akan selalu berpikir atau perangkat lunak komputer bajakan. tentang pentingnya HaKI dan Tentu saja para pengusaha di bidang keberadaannya tidak untuk komputer harus memenuhi kelentuan dilanggar. UU tersebut, walaupun dapat mengakibatkan produk yang dijual - Pentingnya kesadaran yang tinggi menjadi mahal harganya. untuk menyadarkan kita akan pentingnya kekayaan intelektual Pada waktu yang lalu soft ware dalam menumbuhkan daya saing yang digunakan umumnya dipakai bangsa Indonesia, dengan cara secara gratis, maka saat ini tidak ada mentaati aturan-aturan yang ada lagi barang gratis karena soft ware ini sehingga tidak terjadi pembajakan- adalah produk Microsoft. Sehingga pembajakan ciptaan yang justru mereka yang menggunakan soft ware merugikan bangsa Indonesia di tersebut harus membayar sejumlah mata internasional. royalty kepada Microsoft. Tentu saja secara ekonomis hal ini cukup - Perlunya membebaskan diri dari mengagetkan karena akhirnya harga cara-cara penegakan hukum komputer menjadi sangat mahal, karena konvensional, supaya masyarakat royalty yang dikeluarkan jelas harus tidak terjebak pada pelanggaran- ditanggung oleh konsumen sebagai p e l a n g g a r a n h u k u m y a n g biaya produksi per unit komputer. dianggapnya hal yang biasa. Para penegak hukum selama ini 17

dituduh sebagai pihak yang tidak dasar untuk dapat melaksanakan mampu mengatasi masalah penegakan penegakan hukum HaKI, walaupun hukum pada bidang HKI, walaupun demikian tidak berarti bahwa tanpa sebenarnya para penegak hukum ini Aturan Pelaksanaan maka UUHC tidak sudah berusaha semaksimal mungkin dapat diberlakukan, karena sejak untuk dapat menerapkan aturan dan tanggal 30 Juli 2003 secara resmi m e n y e l e s a i k a n m a s a l a h y a n g UUHC telah berlaku secara efektif. berhubungan dengan HKI. DAFTAR PUSTAKA Kendala utamanya adalah belum adanya aturan pelaksanaan dari UU Hak Arnel Affandi, SH. Hak Cipta dan Cipta. Kendala lain sebenarnya sangat Penerapannya di Indonesia, kompleks, diantaranya kendala- Pelatihan Hakim-Hakim di kendala di lapangan yang tidak mudah Pengadilan Niaga Dalam Bidang untuk segera diselesaikan. Belum lagi Hak Kekayaan Intelektual. kalau sudah menyangkut dana Jakarta, 22 April, 2003. operasional yang sangat kecil sedang Etty S.Suhardo, Sl I.MS. Pelanggaran permasalahan yang dihadapi sangat Hak Cipta Pada Media Internet, besar, sehingga kerja keras para P e l a t i h a n H a k K e k a y a a n penegak hukum terkesan lamban. Intelektual. Klinik HKI Fakultas Hukum UNDIP. Semarang 23 Kendala yang menghadang saat September 2002. mi adalah pemahaman tentang HaKI Cloofcamp.netfirms.com, Pengertianyang sangat tidak merata, khususnya Pengertian dalam UUHC bagi para penegak hukum yang masih Berkenaan dengan Perlindungan mempunyai keragaman cara pandang Program Komputer, Buletin yang berbeda, sehingga belum ada M i n g g u a n M e l s a, kesatuan pendapat dalam rangka www.melsa.net.id. penegakan hukum HaKI pada Justisari P. Kusumah. Pelanggaran Hak umumnya dan hak cipta pada Cipta & Kasus Gugatan Perdata khususnya. Pelanggaran Hak Cipta Program Komputer, Pelatihan Hakim- PENUTUP Hakim di Pengadilan Niaga Dalam Bidang Hak Kekayaan Masalah HaKI merupakan Intelektual. Jakarta, 23 April, masalah kita semua, sehingga UU No. 2003. 19 Tahun 2002 yang sudah secara resmi Paul Goldstein, Hak Cipta, Dahulu, diundangkan tidak berarti bahwa kita Kini dan Esok, Yayasan Obor sudah terlambat. Tidak ada kata Indonesia, Jakarta, 1997. terlambat, dalam rangka penegakan Sophar Maru Hutagalung, SH. Hak hukum HaKI. Hanya saja kita masih C i p t a, K e d u d u k a n d a n menunggu Aturan Pelaksanaannya P e r a n a n n y a d i D a l a m sehingga ada pedoman dan tata cara Pembangunan, Akademika yang dapat dilakukan sebagai acuan Presindo, Jakarta, 1994. 18