BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

BNPB. Logistik. Inventarisasi. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1554, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Distribusi. Pedoman.

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2082, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pengelolaan. Pertanggungjawaban.

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Logistik. Bantuan. Pedoman.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.599, 2014 BNPB. Lembaga Sertifikat. Penanggulangan Bencana. Profesi.

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

GULANG BENCANA BENCAN DAERAH KABUPATEN KABUPATE MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

Powered by TCPDF (

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2013

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGHAPUSAN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2011

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

No. 1418, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Penghapusan. Pedoman.

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PROSEDUR DAN MEKANISME PENYALURAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH UNTUK PENANGANAN TANGGAP DARURAT

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KUPANG

PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BIREUEN

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1090, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi. Pedoman.

No.1095, 2014 BNPB. Desa/Kelurahan. Tangguh Bencana. Pedoman Umum.

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN BANTUAN LOGISTIK PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA, Menimbang : a. bahwa kondisi Indonesia secara geografis dan struktur geologi terletak pada kawasan rawan bencana, sehingga sering terjadi bencana gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Untuk mengantisipasi bencana tersebut diperlukan dukungan logistik sebagai pemenuhan dasar; b. bahwa pemanfaatan bantuan logistik penanggulangan bencana perlu diatur pemanfaatan bagi BNPB, BPBD, Instansi/Lembaga dan pemangku kepentingan penanggulangan bencana agar dapat dilaksanakan dengan lancar, tertib, terpadu, aman, dan dapat dipertanggungjawabkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang Pedoman Pemanfaatan Bantuan Logistik Penanggulangan Bencana

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan Dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional Dan Lembaga Asing Nonpemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4830); 5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 6. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Manajeman Logistik Dan Peralatan Penanggulangan Bencana (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1411); 7. Peraturan Kepala Badan nasional Penanggulangan Bencana Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pedoman Pergudangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1414); 8. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pedoman Standarisasi Logistik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1490); 9. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Distribusi Logistik Dan Peralatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1554); 10. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 19 Tahun 2010 tentang Pedoman Penghapusan Logistik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1418);

3 11. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pedoman Bantuan Logistik Pada Saat Status Darurat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1426); 12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Gudang Logistik Pada Status Keadaan Darurat; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN BANTUAN LOGISTIK PENANGGULANGAN BENCANA. Pasal 1 Pedoman Pemanfaatan Bantuan Logistik Penanggulangan Bencana adalah penggunaan bahan/barang yang disimpan untuk tujuan atau kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan bencana. Pasal 2 Pedoman Pemanfaatan Bantuan Logistik Penanggulangan Bencana merupakan panduan atau acuan bagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Instansi/Lembaga dan pemangku kepentingan penanggulangan bencana agar pelaksanaan pengelolaan bantuan logistik pada status keadaan darurat dapat dilaksanakan dengan lancar, tertib, terpadu, aman dan dapat dipertanggungjawabkan. Pasal 3 Lampiran dalam Peraturan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

4 Pasal 4 Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal, 1 Desember 2014 KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA, SYAMSUL MAARIF Diundangkan di Jakarta pada tanggal, 31 Desember 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY

5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN BANTUAN LOGISTIK PENANGGULANGAN BENCANA PEDOMAN PEMANFAATAN BANTUAN LOGISTIK PENANGGULANGAN BENCANA A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Kondisi Indonesia secara geografis dan struktur geologi terletak pada kawasan rawan bencana, sehingga sering terjadi bencana gempa bumi, banjir, tanah longsor, badai, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, dan lain lain. Oleh karena itu untuk mengantisipasi bencana tersebut diperlukan dukungan logistik sebagai pemenuhan dasar. Pemerintah Indonesia, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyadari tantangan yang dihadapi dalam membangun ketangguhan bangsa mengingat tingkat kerentanan masyarakat terhadap bencana dan pentingnya kerja sama berbagai pihak untuk memainkan perannya secara konstruktif dan berkelanjutan untuk menghadapi berbagai ancaman bencana baik yang disebabkan alam maupun manusia, letak geografis dan karakteristiknya, serta fenomena perubahan iklim, membutuhkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Bantuan logistik baik pada saat pra bencana/ kesiapsiagaan pada saat status keadaan darurat sangat penting dalam penanggulangan bencana, terutama untuk penanganan korban bencana. Logistik yang diperlukan, antara lain family kits, kidware, sandang, paket kebersihan, tikar, selimut, matras, dan lain-lain. Bantuan logistik tersebut harus didistribusi dengan cepat, tepat waktu, tepat lokasi, tepat sasaran, tepat jumlah, dan dapat dipertangungjawabkan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, khususnya Pasal 6 dan pasal 8 telah mengamanatkan bahwa tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana antara lain adalah perlindungan masyarakat dari dampak bencana. Oleh karena

6 itu Pemerintah dan Pemerintah Daerah perlu melakukan kesiapsiagaan yang memadai dalam menghadapi bencana, salah satunya adalah menyiapkan bantuan logistik yang siap didistribusi untuk membantu meringankan penderitaan korban bencana. Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) telah berupaya memberikan dukungan logistik untuk kesiapsiagaan dan penguatan kelembagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), khususnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan standar minimal logistik. Logistik dari BNPB hanya bersifat stimulan, sehingga daerah diharapkan daerah akan lebih berperan dalam pemenuhan kebutuhan logistik. Bantuan logistik penanggulangan bencana yang telah diberikan tersebut dirasakan masih kurang dari standart minimal yang harus dimiliki daerah. Oleh karena itu diharapkan daerah memilikki kemampuan untuk memunuhi standar minimal daerahnya. Salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam hal logistik adalah cara penanganan agar terjamin mutunya, pemanfaatannya dan pengolongannya. Untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan logistik penanggulangan bencana secara maksimal, maka perlu disusun petunjuk pelaksaanaan pemanfatan logistik penanggulangan bencana, yang sederhana dan dapat dipahami oleh pemangku kepentingan serta orang umum lainnya. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud dari petunjuk pelaksanaan ini adalah sebagai panduan bagi BNPB, BPBD dan pemangku kepentingan terkait, dalam pemanfaatan persediaan logistik pada situasi pra bencana dan keadaan darurat. 2. Tujuan dari petunjuk pelaksanaan ini adalah: a. Agar persediaan Logistik dapat digunakan secara benar, efektif, efisien dan tepat sasaran. b. Menjaga jumlah dan mutu sehingga bermanfaat pada saat diperlukan. c. Penggunaan yang transparan dan akuntabel. C. LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;

7 3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana; 4. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah; 5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 6. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana; 7. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 04 Tahun 2009 tentang Pedoman Bantuan Logistik; 8. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 06 Tahun 2009 tentang Pedoman Pergudangan; 9. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pedoman Standarisasi Logistik; 10. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Distribusi Logistik dan Peralatan; 11. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 19 Tahun 2010 tentang Pedoman Penghapusan Logistik dan Peralatan; 12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Bantuan Logistik Pada Status Keadaan Darurat; 13. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Gudang Logistik Pada Status Keadaan Darurat; D. RUANG LINGKUP DAN SISTEMATIKA 1. Ruang Lingkup Petunjuk pelaksanaan pemanfaatan persediaan logistik ini meliputi pemanfaatan logistik pada saat situasi pra bencana dan keadaan darurat. 2. Sistematika Petunjuk pelaksaanaan pemanfatan logistik penanggulangan bencana ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMANFAATAN LOGISTIK BAB III PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BAB IV LAMPIRAN PENUTUP

8 E. PENGERTIAN 1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 2. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, serta kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. 3. Logistik adalah segala sesuatu yang berwujud yang dapat digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan dasar manusia yang habis pakai terdiri atas pangan, sandang dan papan atau turunannya. Termasuk dalam kategori logistik adalah barang yang habis pakai atau dikonsumsi. 4. Persediaan adalah jumlah bahan/barang yang disimpan dan akan digunakan untuk tujuan tertentu. 5. Pemanfaatan logistik bencana adalah penggunaan bahan/barang yang disimpan untuk tujuan atau kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan bencana. BAB II PEMANFAATAN LOGISTIK Pemanfaatan logistik bencana diselenggarakan berdasarkan keadaan pra bencana dan keadaan darurat, meliputi: A. Perencanaan. kebutuhan Perencanaan Pemanfaatan Logistik dimaksudkan untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan logistik pra bencana dan keadaan darurat. 1. Pra Bencana. a. Logistik diberikan berdasarkan permintaan BPBD propinsi, kabupaten/kota secara berjenjang. Permintaan ini dibuat dalam bentuk proposal yang berisi antara lain: 1) Letak geografi dan kondisi demografi, 2) Data kejadian bencana, dan data stok logistik akhir, 3) Jenis dan jumlah kebutuhan logistik. 4) Rekomendasi atau surat pengantar kepala daerah. b. Permintaan ini diverifikasi dan dianalisis secara berjenjang oleh BNPB dan atau BPBD propinsi sebelum dilaksanakan pengiriman.

9 c. Logistik diberikan atas inisiatif BNPB atau BPBD Propinsi berdasarkan analisis/telaah kebutuhan sesuai kondisi, dengan: 1) Mempelajari kejadian bencana yang pernah ada, 2) Penilaian kebutuhan daerah atau 3) Sesuai Pedoman Standarisasi Logistik. 2. Darurat. a. Logistik diberikan berdasarkan Laporan Kejadian Bencana dan Permintaan BPBD atau Kepala Daerah, Kaji Cepat TRC, Keputusan hasil rapat Posko tanggap darurat atau inisiatif BNPB dan atau BPBD. b. Permintaan diatas harus dipersiapkan dan diverifikasi oleh BNPB dan atau BPBD sebelum dilaksanakan pengirimannya. c. Logistik diberikan atas inisiatif BNPB atau BPBD Propinsi berdasarkan : B. Pelaksanaan. 1) Informasi media massa yang dapat dipertanggungjawabkan 2) Instruksi Presiden, Gubernur, Bupati dan atau Walikota sesuai tingkatan. 3) Laporan perkembangan situasi dari instansi yang berwenang. Pemanfaatan Logistik dimaksudkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar yang dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien. 1. Situasi Pra Bencana. a. Logistik yang diberikan dimaksudkan sebagai penyangga (buffer stock) agar kesiapan penanggulangan bencana lebih efektif dan efisien. b. Logistik yang berada di BPBD Propinsi dan kabupaten/kota pada prinsipnya dipergunakan hanya untuk keadaan darurat bencana, namun apabila dipandang perlu dapat dimanfaatkan pada masa pra bencana sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. c. Pemanfaatan logistik pada masa pra bencana untuk kebutuhan lain yang menunjang kegiatan kebencanaan diatur tersendiri atau atas persetujuan BNPB. 1) Logistik kategori pangan dapat dimanfaatkan apabila mendekati masa kadaluarsa (2 bulan sebelumnya). 2) Logistik kategori non pangan yang tidak ada masa kadaluarsanya tidak boleh digunakan untuk kegiatan ini kecuali ada kebijaksanaan khusus dari BNPB.

10 3) Logistik kategori non pangan yang sudah ada tanda-tanda perubahan dari spesifikasi awal, harus segera dimanfaatkan untuk menghindari terjadinya kerusakan lebih lanjut. (seizin BNPB) 4) Pengajuan pemanfaatan harus disertai dengan data persediaan/buffer stock. 2. Situasi Darurat Bencana a. Logistik diberikan sebagai dukungan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terkena dampak bencana pada saat status keadaan darurat. b. Pemanfaatan logistik dalam keadaan darurat bencana dimanfaatkan dengan mengutamakan kelompok rentan. A. Pengawasan. BAB III PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN. Pengawasan dimaksudkan agar pemanfaatan logistik dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan dan perundangundangan. 1. Pengawasan dilakukan oleh instansi yang berwenang secara internal oleh inspektorat utama, maupun secara eksternal oleh BPKP, Bawasda dan yang lain sesuai dengan tingkat kewenanganya. 2. Evaluasi dilaksanakan sejak perencanaan sampai dengan pelaksanaan pemanfaatan. B. Pengendalian. 1. Pengendalian dilakukan secara berjenjang sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang instansi yang bersangkutan. 2. Pengendalian dilakukan sejak perencanaan sampai dengan pelaksanaan pemanfaatan melalui Pemantauan, Pengarahan dan Bimbingan. 3. Pengendalian dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan dan penyebab Pemanfaatan Logistik agar sesuai dengan perencanaan pemanfaatan. 4. Pelaksanaan pengendalian dilakukan sesuai dengan peraturan dan perundangan.

11 BAB IV PENUTUP Pedoman pemanfatan bantuan logistik dimaksudkan sebagai pedoman dalam rangka pemanfaatan bantuan logistik dalam situasi kesiapsiagaan dan tanggap darurat dengan sumber pendanaan dari APBN. Diharapkan pedoman ini dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan tepat sasaran. Sesuai dengan perkembangannya, pedoman ini terbuka untuk diperbaiki. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini berlaku mulai pada tanggal diundangkan. KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA, SYAMSUL MAARIF