BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan tolak ukur keberhasilan suatu proses pembelajaran. Dengan kata lain prestasi belajar yang diperoleh peserta didik mencerminkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Hasil penelitian bidang pendidikan yang dilaporkan World Bank, berdasarkan hasil studi dari Vincent Greanary tentang hasil belajar, dilaporkan bahwa perolehan nilai peserta didik kelas IV SD di Indonesia adalah 51,7, Filipina (52,6), Thailand (65,1), Singapura (74,0) dan Hongkong (75,5) (Supriyoko, 2005). Dari hasil ini menunjukan bahwa prestasi belajar peserta didik di Indonesia masih sangat rendah, hal tersebut ditunjukan dengan rendahnya perolehan nilai peserta didik yang signifikan dengan prestasi belajarnya. Pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagai inti dari kegiatan pendidikan, proses belajar mengajar adalah suatu upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran itu ditunjukan dengan adanya keberhasilan peserta didik dalam mencapai perubahan dalam dirinya atau sering disebut dengan prestasi. Apabila tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik maka dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar telah berhasil dilaksanakan.
2 Perolehan data daftar nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) semester Genap tahun pelajaran 2011/2012 pada beberapa sekolah menengah atas negeri di Kota Bandung, terlihat bahwa rata-rata nilai keseluruhan mata pelajaran ekonomi yang di pelajari di sekolah kelas XI jurusan IPS belum memenuhi KKM. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini, Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Ekonomi Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri di Kota Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Sekolah Ekonomi Nilai KKM Kriteria SMA Negeri 1 Bandung 59.3 70.0 Di Bawah KKM SMA Negeri 10 Bandung 67.4 70.0 Di Bawah KKM SMA Negeri 14 Bandung 64.7 70.0 Di Bawah KKM SMA Negeri 15 Bandung 70.9 72.0 Di Bawah KKM SMA Negeri 19 Bandung 66.9 70.0 Di Bawah KKM Rata-Rata 65,84 70.0 Di Bawah KKM Sumber : SMA bersangkutan, data diolah Data pada tabel 1.1, terlihat bahwa nilai rata-rata Mata Pelajaran Ekonomi sekolah negeri di Kota Bandung yang dipilih secara acak belum baik belum mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing sekolah. Rata-rata nilai Ekonomi pada lima SMA adalah 65,84 dengan KKM 70, artinya nilai Ekonomi yang di peroleh kurang 4,16 angka untuk mencapai KKM. Sedangkan untuk SMA Swasta di Kota Bandung termasuk dalam kategori tinggi, terlihat dari nilai rata-rata pada mata pelajaran ekonomi berada diatas nilai KKM.
3 Berdasarkan fakta di atas, maka perlu diteliti beberapa faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Di dalam penelitian ini, faktor intern yang di anggap mempengaruhi prestasi belajar peserta didik adalah gaya belajar. Gaya belajar merupakan cara dan kebiasaan peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Kadangkala peserta didik belum mengetahui dan memahami gaya belajarnya sendiri, sebagian besar masih beranggapan bahwa belajar itu merupakan suatu tuntutan bukan suatu kebutuhan. Akibatnya peserta didik tidak mengetahui cara belajar yang menyenangkan untuk dirinya, padahal pemahaman gaya belajar yang dimiliki peserta didik akan lebih mengoptimalkan belajar. Gaya belajar merupakan kedalam faktor yang penting dalam belajar, hal ini sesuai yang di ungkapkan oleh Oemar Malik (2001:10), Seseorang yang ingin berhasil dalam belajar hendaknya mempunyai sikap serta belajar dengan baik. Rita Dunn, dalam Noor Hafidhah (2010, 61) telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Yaitu faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Sedangkan menurut Arief Riatna (2012), Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan sekalipun. Mengenali gaya belajar sendiri, belum tentu membuat peseta
4 didik menjadi lebih pandai. Tapi dengan mengenali gaya belajar, peserta didik akan dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif. Peserta didik tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal, sehingga hasil belajar peserta didik dapat optimal. Lebih dari satu dekade yang lalu Dunn & Dunn (1992) mengembangkan sekumpulan instrumen standar untuk menilai gaya belajar dan preferensi lingkungan para pembelajar. Gaya belajar setiap murid berbeda dengan rekan sebayanya. Menurut Dunn & Dunn ada beberapa faktor yang mendukung gaya belajar seseorang, yaitu lingkungan, emosional, sosiologis, fisiologis, dan psikologis. Kota Bandung merupakan Ibu Kota Jawa Barat, kegiatan bidang pendidikanya paling maju dibandingkan daerah-daerah lain di Jawa Barat. Fasilitasnya dan kualitas guru sudah hampir berkualitas. Namun pada kenyataanya prestasi belajar peserta didik belum menunjukan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Sehubungan dengan itu, untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar pada peserta didik SMA kelas XI IPS dalam pelajaran ekonomi di Kota Bandung, maka penulis melakukan penelitian ini dengan judul Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey pada peserta didik SMA Negeri Kelas XI IPS di Kota Bandung). 1.2 Rumusan Masalah
5 Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran gaya belajar peserta didik kelas XI IPS di SMA Negeri Se-Kota Bandung? 2. Bagaimana gambaran prestasi belajar peserta didik kelas XI IPS di SMA Negeri Se-Kota Bandung? 3. Bagaimana pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar peserta didik kelas XI IPS di Kota Bandung pada mata pelajaran Ekonomi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui gambaran gaya belajar pesta didik kelas XI IPS di SMA Negeri Se-Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar peseta didik kelas XI IPS di SMA Negeri Se-Kota Bandung? 3. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar peserta didik terhadap prestasi belajar peserta didik SMA kelas XI IPS di Kota Bandung pada mata pelajaran Ekonomi. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Secara Teoritis
6 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu pendidikan, dalam upaya memperbaiki prestasi belajar peserta didik melalui gaya belajar. 2) Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar. 1.4.2 Manfaat Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, dan khususnya manfaat bagi : 1) Sekolah : diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan berguna bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran. 2) Guru : diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai gaya belajar sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Memperhatikan gaya belajar peserta didik dan menerapkan dalam mengajar agar lebih tinggi prestasi belajarnya. 3) Peserta didik : penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, karena dengan mengetahui gaya belajar yang baik untuk dirinya maka akan mempengaruhi kepada kualitas belajarnya dan pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajarnya
7 4) Peneliti : penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman melalui kegiatan penelitian serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. 1.5 Asumsi Pengertian asumsi sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:73) Asumsi adalah dugaan yang diterima sebagai dasar, landasan berpikir karena dianggap benar. Asumsi berfungsi sebagai landasan bagi hipotesis, sehingga penelitian yang dilakukan diharapkan memiliki batasan yang jelas. Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Setiap peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri di Bandung memiliki kesempatan belajar yang sama dalam mempelajari mata pelajaran Ekonomi. 2) Setiap peserta didik ingin meningkatkan prestasi belajarnya dan ingin memperoleh nilai yang tinggi. 3) Dalam mengukur prestasi belajar peserta didik hanya dilihat dari faktor gaya belajar, sehingga faktor-faktor lain dianggap tidak berpengaruh.