SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan.

Fiqh Sunnah jilid 14

pusaka), namun keduanya tidak jumpa orang yang mampu menyelesaikan perselisihan mereka. Keutamaan Hak harta Simati

Daftar Terjemah. Lampiran 1

MAKALAH PESERTA. Hukum Waris dalam Konsep Fiqh. Oleh: Zaenab, Lc, M.E.I

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM WARIS ISLAM. Hukum kewarisan sering dikenal dengan istilah faraidh. Hal ini karena

PENGHALANG HAK WARIS (AL-HUJUB)

BAB II KAKEK DAN SAUDARA DALAM HUKUM WARIS. kakek sahih dan kakek ghairu sahih. Kakek sahih ialah setiap kakek (leluhur laki -

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS PENGELOMPOKAN AHLI WARIS MENURUT FIQIH JA FARIYAH. A. Pengelompokan Ahli Waris Menurut Fiqih Ja fariyah

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA TENTANG PEMBELAJARAN PECAHAN PADA KITAB FAROID

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kasus Pembagian Harta Warisan

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

Ringkasan Fiqih Islam (5)

BAB II PEMBAGIAN WARISAN DALAM HAL TERJADINYA POLIGAMI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebagai jamak dari lafad farîdloh yang berarti perlu atau wajib 26, menjadi ilmu menerangkan perkara pusaka.

Sistem Informasi Pengolahan Data Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam Pada Pengadilan Agama Kota Palopo

BAB II KETENTUAN KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN KUHPERDATA. a. Pengertian Waris Menurut Hukum Islam

Siapa yang Mengajar Auwloh Berhitung?

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM

HAK WARIS DZAWIL ARHAM

BAB IV ANALISA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. BANGIL NOMOR 538/Pdt.G/2004/PA.Bgl PERSPEKTIF FIQH INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEWARISAN MAZHAB SYAFI I. kewarisan perdata barat atau BW dan kewarisan adat. mengikat untuk semua yang beragama Islam.

BAB VIII SYARIAT ISLAM TENTANG PEWARISAN

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam telah menerangkan dan mengatur hal-hal ketentuan yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HIJAB DAN KEDUDUKAN SAUDARA DALAM KEWARISAN ISLAM. Menurut istilah ulama mawa>rith (fara>id}) ialah mencegah dan

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

HAK WARIS DAN HAK NAFKAH BAGI PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Nur Azizah Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan

bismillahirrahmanirrahim

2-1.

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM

BAB II PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. yang memiliki beberapa arti yakni mengganti, memberi dan mewarisi. 15

SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1)

KONSEPSI HUKUM WARIS ISLAM DAN HUKUM WARIS ADAT (Analisis Kontekstualisasi dalam Masyarakat Bugis)

BAB II KEDUDUKAN JANDA TANPA KETURUNAN DALAM KEWARISAN ISLAM

BAB II. Tinjauan Teori Mengenai Hukum Waris Islam. A. Tinjauan Umum Tentang hukum Waris Islam

BAB II WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERATURAN HUKUM MENGENAI PENGANGKATAN ANAK

BAB II KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB III PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF CLD KHI

BAB II KEWARISAN DALAM ISLAM

BAB IV ANALISIS PENDAPAT PARA HAKIM DI PENGADILAN AGAMA KENDAL DALAM PASAL 177 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG BAGIAN WARIS BAGI AYAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN ISTIMBATH HUKUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAHAMAN TEKS AL-QUR AN

BAB III KEUTAMAAN MATEMATIKA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN. agama-agama lain yang mampu menyamainya. Kesempurnaan Al-Qur an tidak

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG HUKUM WARIS DAN SENGKETA AHLI WARIS. Hukum waris sering dikenal dengan istilah fara>id. Hal ini karena dalam

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

ANALISIS HUKUM PENETAPAN AHLI WARIS PENGGANTI MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS. Kata waris berasal dari kata bahasa arab mirats. Bentuk jamaknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah mengatur setiap aspek kehidupan manusia baik yang. menyangkut segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan Allah SWT

BAB II HUKUM KEWARISAN DALAM ISLAM

BAB II AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. ditinggalkan oleh orang yang meninggal 1. Sementara menurut definisi

BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH. nash yang menerangkan tentang pembagian waris seorang transseksual yang

BAGIAN WARISAN YANG TELAH DI TENTUKAN DALAM AL-QURAN MENURUT FUQAHAK AHLI SUNAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK WARIS BAITUL MAL DALAM HUKUM ISLAM

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA WARISAN

I l m u W a r i s Oleh : Abu Suhaib Salim Ali Ganim. Surabaya; 11/11/2013 M.

BAB II PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KHI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQH MAWARITS DI MADRASAH ALIYAH

BAB II LANDASAN TEORI. Kata mawaris merupakan bentuk jamak dari mirast (irts, wirts,

BAB I PENDAHULUAN. Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan

DAHSYATNYA KEKUATAN DO A

SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS MASYARAKAT MUSLIM DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

Pembagian Warisan 2 PEMBAGIAN WARISAN (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA WARIS BERBEDA AGAMA. Kata waris berasal dari bahasa Arab yaitu warasa-yarisu-warisan yang

WARIS MENUNAIKAN WASIAT JIKA ADA

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi

BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN SEBAPAK الا خت لا ب ليست كلا خت الشقيقة ف حال اجتماعهن ف

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. KEDUDUKAN DAN BAGIAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM ISLAM 1 Oleh : Alhafiz Limbanadi 2

Membangun Keluarga yang Islam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemberi Wasiat adalah seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditinggalkan atau berpindah dan menjadi hak milik ahli warisnya. Allah SWT

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan

KEADILAN DALAM HUKUM WARIS ISLAM Oleh : SURYATI Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Purwokerto

PERANCANGAN APLIKASI MOBILE AL-FARAIDH (PENGHITUNGAN HAK WARIS) BERBASIS SISTEM ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK. (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa.

Lex Privatum, Vol.I/No.5/November/2013

BAB II TINJAUAN UMUM MUNASAKHAH. A. Munasakhah Dalam Pandangan Hukum Kewarisan Islam (Fiqh Mawaris) Dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN SOFTWARE TATA CARA PEMBAGIAN HARTA WARIS DALAM ISLAM (ILMU FARAID)

FIQIH PEMBAGIAN WARISAN

ABSTRAK. Kata kunci: Sistem Pakar, Kecerdasan buatan, Waris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya.

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

BAB IV. ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU<R

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG HUKUM KEWARISAN ISLAM. Kata waris berasal dari bahasa Arab Al-mīrath, dalam bahasa arab

Analisis Kesulitan Mahasiswa tentang Pembelajaran Pecahan pada Kitab Faroid. Netriwati IAIN Raden Intan Lampung:

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA

Transkripsi:

SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda

ARTI FAROIDH FAROIDH adalah kata jamak dari FARIDHOH FARIDHOH diambil dari kata FARDH yg berari TAKDIR atau KETENTUAN. Syar I : Bagian yang sudah merupakan ketentuan dari Allah bagi ahli waris.

PraktekdiMasyarakat Membuat Warisan pembagian harta sebelum meninggal yang tidak sesuai dengan hukum waris. Menganggap bisa berbuat lebih adil dari ketetapan Allah. Lebihmengutamakanhukumadatatauhukumlain, diluar hukum Allah.

JANJI ALLAH QS. An-Nisa 13-14

KEUTAMAAN ILMU FAROIDH Dari IbnuMas'ud, dia berkata: TelahbersabdaRosulullohsaw: "Pelajarilah Al-Qur'an dan ajarkanlah kepada manusia. Pelajarilah Faroidhdan ajarkanlahkepadamanusia. Karenaakuadalahorang yang akan mati, sedang ilmupun akan diangkat. Hampir saja dua orang berselisih tentang pembagian warisan dan masalahnya tidak menemukan sseorang yang memberitahukannya kepada keduanya«(hr Ahmad). Dari 'Abdulloh bin 'Amr, bahwa Rosululloh saw bersabda: "Ilmu itu adatigamacam, danselaindariyang tigaituadalahtambahan. (Yang tigaituialah) ayatyang jelas, sunnahyang datangdari nabi, dan faroidhlah yang adil".(hr Abu Dawud dan Ibnu Majah). Dari Abu Hurairoh, bahwa Nabi saw bersabda: "Pelajarilah Faroidh dan ajarkanlahkepadamanusia, karenafaroidhadalahseparuhdari ilmudan akan dilupakan. Faroidhlahilmuyang pertamakali dicabut dari umatku". (HR Ibnu Majah dan Ad-Daroquthni).

TIRKAH (PENINGGALAN) Adalah harta yang ditinggalkan oleh mayit(orang yang mati) secara mutlak Hanafi : Allah mewajibkanwarisanpadaharta, bukanyg lain, Hak-haktidakdiwariskankecualiyang mengikuti harta. Maliki, Syafi I dan Hambali: Peninggalan ituu meliputi harta dan hak yang ditinggalkan si mayit.

HAK-HAK PENINGGALAN 1. Biaya mengkafani dan penyelenggaraan Jenazah si mayit. 2. Melunas hutangnya. Syafi I : mendahulukanhutangpadaallah (zakat, kifarat) atas hutang pada manusia Hanafi: Hutang pada Allah gugur, kecuali dibayarkan dengan suka atau diwasiatkan. Hambali: sama antara hutang pada Allah dan hutang pada Manusia. 3. Pelaksanaan Wasiat max. 1/3 harta 4. Pembagian sesuai hukum waris.

RUKUN WARIS 1. Pewaris(AL-WAARITS) 2. Orang yang mewariskan/ yang meninggal (AL- MUWARITS). 3. Harta yang diwariskan(al-mauruuts)

SEBAB PEWARISAN 1. NASAB HAKIKI (karena hubungan kekerabatan)

SEBAB PEWARISAN 2. NASAB HUKMI (karena perjanjian) "Wala itu adalah kerabat seperti kekerabatan karena nasab" (HR Ibnu Hibbandan Al-Hakim). 3. PERKAWINAN YANG SHAH Dan bagimu seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu (QS. 4: 12)

SYARAT PEWARISAN 1. Kematian yang Mewariskan. 2. Pewaris yang Hidup setelah yang mewariskan mati. 3. Tidak ada penghalang / pembatal

PENGHALANG / PEMBATAL WARISAN Perbudakan(akan menjadi milik Tuannya) Pembunuhan dengan sengaja yang diharamkan. Berlainan Agama

ASHABUL FURUDH : Ahliwarisyang telah ditentukan bagiannya dalam Al-qur an, as-sunnah dan Ijma ASHABAH yaitu: Ahli waris yg tdk disebutkan banyaknya bagian dlm alqur an& sunnahdgntegas, atauorg yg menguasai hartawariskrniamenjadiahli waristunggal, selain itu dia juga menerima sisa harta warisan setelah Ashabul Furudh menerima bagian masing masing

ASHABAH 1. ASHABAH NASABIYAH : yaitu ashabah karena Nasab, dibedakan atas: Ashabah bi Nafsih: Laki laki yang nasabnya tidak diselingi perempuan Bunuwah(Keanak an) : Anak Lk, Cucu Lk, dst. Ubuwah(Ke-ayah an) : Ayah, Kakek Shahih Ukhuwah(Ke-saudaraan) : Saudaralkkandung/ seayah, anak2 mrk dst. Umuumah: (ke-paman an) Ashabahbi Ghairih: Perempuanyang bahagiannya½ jika sendiri dan 2/3 jika bersama saudara perempuan yang lain, Jika dgn saudara laki2, menjadi Ashabah.

ASHABAH Anak Perempuan Cucu Perempuan dari anak Laki-laki Saudara Perempuan Kandung Saudara perempuan seayah Ashabah Ma a Ghairih: Perempuan yg perlu perempuan lain untuk jadi Ashabah: Saudara perempuan kandung jika bersama dgn anak perempuan atau cucu perempuan(dari anak laki2) Saudara perempuan seayah jika bersama dgn anak perempuan atau cucu perempuan(dari anak laki2) 2. ASHABAH SABABIYAH : Adalhatuanyang memerdekakannya, Jika tdk ada maka jatuh ke ashabahnya yang laki-laki.

HAJBU / PENGHALANG HAJBU : Menghalangi / mencegah, terhalangnya seseorangdarisemuaatausebagianwarisan. dibedakan atas: 1. HAJBU NUQSHAAN : Berkurangnya warisan seseorang karena adanya orang lain 2. HAJBU HIRMAN : Terhalangnya semua warisan seseorang karena adanya orang lain. HajbuHirmantidakberlakupada6 org : Bapak, Ibu, Anak lk, Anak Pr, Suami, Istri, walaupun bisa saja terkena Hajbu Nuqsaan

DALIL DALIL

Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan[272]; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua[273], Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS 4 :11)

Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika Isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki- laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masingmasing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris)[274]. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.(QS 4 :12)

Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah)[387]. Katakanlah: "Allah Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah)[387]. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) Saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. 4 ; 176)

No. AHLI WARIS BAG SYARAT DALIL 1 Anak laki-laki Kandung A Ashabah Hadits 2 Anak perempuan kandung 3 CUCU LAKI-LAKI (dr anak laki-laki) A - Jika ada no. 1, menjadi ashabah saja 4 : 176 1/2 - Jika Anak Tunggal 2/3 - Jika ada 2 orang atau lebih 4:11 G Gugur jika ada no. 1. Hadits A Ashabah G Gugur jika ada no.1 atau ada dua orang no.2 4 CUCU PEREMPUAN (Dari anak Laki-laki) 1/2 Bila sendiri saja 1/6 Bila sendiri dan ada satu orang no. 2 2/3 - Jika ada 2 orang atau lebih 4:176 A Jadi ashabah jika bila ada no.3, walaupun ada dua orang no. 2

No. AHLI WARIS BAG SYARAT DALIL 5 BAPAK 1/6 - Jika ada no 1 atau 3, maka dapat 1/6 saja 4:11 A 1/3 Bila ada no. 2 atau 4, maka dapat 1/6 + ashabah Tidak ada no. 1,2,3 maka jadi ashabah saja. - Jika tidak ada 1, 2, 3 - ada 2 orang atau lebih saudara (10,11, 12, 13, 14, 15 6 IBU 7 KAKEK (dr Bapak) 1/3 Bila waris terdiri dari Ibu, bapak, suami atau istri - Jika ada : 1, 2, 3 1/6 - Ada 2 orang atau lebih saudara (10, 11, 12, 13, 14, 15) G Gugur Jika ada no. 5 Bila tidak ada 1, 2, 3, atau 4 maka menjadi A ashabah saja. 1/6 Bila ada 2 atau 4, maka 1/6 + Ashabah Bila ada no. 1 atau no 3 maka dapat 1/6 saja G - GUGUR Jika ada no. 6 8 NENEK (Ibu dari ibu) - Jika 8 dan 9 ada bersamaan, dibagi rata antar 1/6 mereka Gugur jika ada no 6 9 NENEK (ibu dari bapak) 1/6 - Jika 8 dan 9 ada bersamaan, dibagi rata antar mereka 4:11

No. AHLI WARIS BAG SYARAT DALIL 10 Sudara Laki-laki Kandung G Gugur jika ada no. 1, 3 atau 5 A - Ashabah G Gugur jika ada no. 1, 3 atau 5 Saudara kandung 1/2 - Sendiri 11 Perempuan 2/3 - Jika ada 2 orang atau lebih A - JIKA 2, 4, 10 ada, maka jadi ashabah Gugur oleh 1, 3, 5, 10, (11 jika bersama dgn no. 2 atau G Saudara laki-laki se ayah 4) 12 Ashabah G - Gugur jika ada 1,2, 3,4, 5, 7 - Ada 2 orang atau lebih 4:176 13 Saudara laki-laki seibu 1/3 - Jika 13 & 15 ada bersamaan, 1/3 tersebut dibagi rata 4:11 Laki-laki dan perempuan 1/6 - Hanya seorang saja dan tidak ada no. 15 14 15 Saudara Perempuan seayah Saudara Perempuanb se- Ibu Gugur oleh 1, 3, 5, 10, (11 jika bersama dgn no. 2 atau G 4) 1/2 - Tunggal 2/3 - Jika ada 2 orang atau lebih 1/6 - Jika hanya ada bersamaan dengan no 11 A Bila bersama no. 10, 2, 4 maka jadi ashabah. G - GUGUR Jika ada 1, 2, 3,4, 5, 7 1/3 - Ada 2 orang atau lebih - Jika 13 & 15 ada bersamaan, 1/3 tersebut dibagi rata Laki-laki dan perempuan 1/6 - Hanya seorang saja dan tidak ada no. 13 4:11

No. AHLI WARIS BAG SYARAT DALIL 16 Anak laki laki dari saudara laki-laki kandung G A Gugur oleh 1, 3, 5, 7, 10, 12, (11 atau 14 jika bersama dgn no. 2 atau 4) ASHABAH BINAFSIHI 17 Anak Perempuan dari saudara laki-laki kandung G A Gugur oleh 1, 3, 5, 7, 10, 12, (11 atau 14 jika bersama dgn no. 2 atau 4) ASHABAH BINAFSIHI 18 Paman (Saudara kandung Bapak) G A Gugur oleh 1, 3, 5, 7, 10, 12, 16, (11 atau 14 jika bersama dgn no. 2 atau 4) ASHABAH BINAFSIHI 19 Paman (Saudara Seayah Bapak) G A Gugur oleh 1, 3, 5, 7, 10, 12, 16, (11 atau 14 jika bersama dgn no. 2 atau 4) ASHABAH BINAFSIHI 20 Anak laki-laki paman sekandung G Gugur oleh 1, 3, 5, 7, 10, 12, 16, 18, 19 (11 atau 14 jika bersama dgn no. 2 atau 4) A ASHABAH BINAFSIHI 21 Anak laki-laki paman seayah G Gugur oleh 1, 3, 5, 7, 10, 12, 16, 18, 19 (11 atau 14 jika bersama dgn no. 2 atau 4) A ASHABAH BINAFSIHI

No. AHLI WARIS BAG SYARAT DALIL 22 Suami 1/2 Jika tidak ada 1, 2 4:12 1/4 Jika ada 1, 2. 23 Isteri 1/4 Jika tidak ada 1, 2, 3, 4 4:12 1/8 Jika ada 1, 2, 3, 4 24 Laki-laki yang memerdekakan Budak ASHABAH 25 Wanita yang memerdekakan Budak ASHABAH

LATIHAN KASUS-KASUS