perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DAN PANGAN TPE 328

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

SILABUS. Bahan/ Alokasi Belajar Materi Pokok. No Kompetensi Dasar. Dosen. Sumber Waktu Belajar

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Maka persamaan energi,

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Air Conditioning (AC)

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

KESETIMBANGAN ENERGI

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB I PENDAHULUAN. Usus sapi merupakan bagian dalam hewan (jeroan) sapi yang dapat. digunakan sebagai sumber bahan makanan hewani. Sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tersusun oleh aneka macam bahan baku dan bahan tambahan (Hariyadi, 2014).

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

BAB II LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pada proses pengeringan terjadi pula proses transfer panas. Panas di transfer dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving

BAB II LANDASAN TEORI

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MESIN AC SPLIT 2 PK. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu ( S-1 ) Teknik Mesin

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

Pembekuan. Shinta Rosalia Dewi

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasteurisasi dan Pendinginan Secara umum proses pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan yang relatif

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

Konsep Dasar Pendinginan

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

BAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. seperti kulit binatang, dedaunan, dan lain sebagainya. Pengeringan adalah

PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

Transkripsi:

i Tinjauan Mata Kuliah P roses pengolahan pangan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu kala, manusia mengenal makanan dan mengolahnya menjadi suatu bentuk yang dapat dimakan, seperti dengan cara memasak dengan api, menjemur di bawah terik matahari. Dalam era di mana teknologi pengolahan pangan dan industri pangan telah berkembang begitu pesat, proses pengolahan tidak sesederhana yang dibayangkan. Pengolahan makanan sering bersifat spesifik dan untuk dapat mengolahnya secara benar diperlukan dasar-dasar keteknikan pangan (food engineering). Keteknikan pangan merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip keteknikan dalam aspek penanganan, proses produksi, pengolahan dan distribusi pangan. Disiplin rekayasa dan proses pangan atau teknik pangan merupakan kombinasi dari disiplin teknik pertanian, teknik kimia, serta teknologi pangan dan gizi. Proses pengolahan pangan melibatkan berbagai operasi baik fisik maupun mekanis, seperti pemisahan (sortasi dan ekstraksi), penghancuran, penyaringan, pemompaan, pemanasan, pendinginan, penguapan, pengentalan. Dengan demikian, bahan mentah akan melalui berbagai jenis operasi ini, baru kemudian menjadi produk pangan yang siap untuk dikonsumsi. Kondisi setiap proses atau operasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan yang diinginkan berjalan dengan lancar dan baik, sedangkan perubahan yang tidak diinginkan dapat dihindarkan atau dihambat. Agar proses pengolahan pangan dapat dilakukan secara benar dan efisien, diperlukan pengetahuan tentang prinsip-prinsip keteknikan, baik yang berkaitan dengan prinsip pindah massa dan energi (di antaranya mencakup kesetimbangan massa dan energi, dan termodinamika), unit operasi dalam proses pengolahan (seperti ukuran/dimensi pipa, pompa, penukar panas, retort, refrigerator, freezer, mesin pengering), maupun desain proses (seperti suhu, waktu, tekanan, kecepatan aliran, sifat aliran). Dilihat dari bahan pangan yang akan diolah, sifat-sifat bahan mentah itu sendiri sangat kompleks. Seperti diketahui bahwa hasil-hasil pertanian yang dimakan manusia dapat berasal dari sumber hewani, ikan, dan nabati. Demikian juga bentuk bahan pangan beraneka bentuk, ada yang berbentuk padat, cair, dan setengah padat. Di dalam proses pengolahan itu sendiri, terjadi perubahan-

ii perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi tetap tidak stabil karena akan mengalami perubahan selama penyimpanan. Oleh karena itu, dalam proses pengolahan pangan perlu juga diketahui sifat fisikokimia bahan pangan yang akan diolah, seperti kekentalan, tekstur, densitas, konduktivitas panas, koefisien pindah panas, panas jenis, panas laten. Dari jabaran di atas maka di samping harus mempunyai penguasaan yang baik terhadap ilmu biologi, mikrobiologi, kimia, biokimia, gizi, dan ilmu pangan, seorang ahli teknologi pangan juga harus menguasai aspek satuan operasi industri pangan dan prinsip-prinsip teknik pangan. Sebagian besar produk pangan yang saat ini berada di rak-rak pasar swalayan dan di lemari konsumen sebagian besar merupakan hasil dari proses aplikasi konsep-konsep dasar fisika, kimia, mikrobiologi, dan rekayasa proses pangan. Mata kuliah Prinsip Teknik Pangan (PANG 4215) merupakan mata kuliah wajib bagi keahlian bidang ilmu dan teknologi pangan yang bertujuan memberikan dasar-dasar keteknikan dalam proses pengolahan pangan. Mata Kuliah ini telah direkomendasikan secara internasional oleh Institute of Food Technologists (IFT) untuk masuk dalam kurikulum program sarjana teknologi pangan. Belajar keteknikan pangan agak berbeda dengan belajar ilmu-ilmu lain dalam disiplin ilmu pangan. Seorang ahli teknik pangan tidak dianjurkan untuk mengingat penyelesaian dari satu masalah. Akan tetapi, seorang ahli teknik pangan dituntut untuk dapat mengerti prinsip-prinsip teknik pangan dan mengetahui bagaimana memformulasikannya dalam menyelesaikan suatu masalah. Berdasarkan pengalaman mengajar selama beberapa tahun di Program Studi Teknologi Pangan, mata kuliah Prinsip Teknik Pangan sering dianggap sulit oleh mahasiswa karena banyak melibatkan rumus dan perhitungan matematika. Untuk dapat memahami mata kuliah ini secara baik maka diperlukan dasardasar ilmu biologi (terutama mikrobiologi), matematika, fisika dan kimia yang memadai. Oleh karena itu, Anda sangat dianjurkan untuk mempelajari kembali mata kuliah-mata kuliah dasar tersebut, terutama bagian yang berkaitan dengan materi yang dibahas. Buku Prinsip Teknik Pangan ini disusun sedemikian rupa sehingga mahasiswa dapat memahami materi yang dibahas secara terstruktur dan mandiri. Penurunan rumus diusahakan

seminimal mungkin dibahas sehingga mahasiswa dapat lebih terfokus pada topik pembahasan dan contoh-contoh aplikasinya dalam proses pengolahan pangan. Buku Prinsip Teknik Pangan ini terdiri dari 9 Modul yang membahas tentang prinsip dan aplikasi keteknikan (engineering) dalam sistem proses pengolahan pangan yang mencakup sistem satuan dan dimensi, kesetimbangan massa, prinsip termodinamika dan kesetimbangan energi, aliran dan transportasi fluida, pindah panas tunak (steady state) dan tak tunak (unsteady state), prinsip proses termal dan optimasi kecukupan proses termal, pendinginan dan pembekuan, psikrometrika, dan pengeringan. Kegiatan belajar diurutkan sedemikian rupa sehingga terlihat hubungan antara satu pokok bahasan dengan pokok bahasan selanjutnya. Diagram berikut merupakan kaitan antara topik-topik yang dibahas dalam mata kuliah Prinsip Teknik Pangan serta urutan pembahasannya. Di setiap Modul dijelaskan kompetensi yang diharapkan untuk dikuasai setelah mengikuti mata kuliah ini. Untuk memudahkan dalam memahami materi yang diberikan, di setiap kegiatan belajar pada masing-masing modul diberikan contoh-contoh kasus dan cara penyelesaiannya. Soal-soal tambahan dalam bentuk latihan dan tes formatif beserta kunci jawabannya diberikan agar Anda dapat mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi yang dibahas. Modul 1 membahas satuan, dimensi, dan kesetimbangan massa. Materi yang dibahas, meliputi jenis-jenis satuan dan dimensi, sistem pengukuran, konversi satuan dan faktor konversi, konsep kesetimbangan massa, serta contoh aplikasinya dalam proses pengolahan pangan. Modul 2 membahas prinsip dasar termodinamika dan kesetimbangan energi. Pembahasan tentang termodinamika mencakup pengertian dan sifat sistem (sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi), pengertian tentang energi dalam sistem termodinamika (energi dalam, energi panas, kerja, dan entalpi), pengertian sifat gas dan uap (cairan jenuh, uap jenuh, campuran gas, dan uap lewat jenuh). Pembahasan tentang kesetimbangan energi mencakup persamaan kesetimbangan energi dan aplikasinya dalam proses pengolahan pangan. Modul 3 membahas prinsip aliran fluida dan transportasi fluida. Prinsip aliran fluida mencakup pengertian rheologi dalam proses pengolahan pangan cair, pengertian kekentalan (viskositas) dan cara pengukurannya, serta jenis-jenis fluida (fluida Newtonian dan non-newtonian). Pembahasan tentang iii

iv transportasi fluida mencakup sifat aliran dalam pipa (aliran laminar dan turbulen), persamaan Bernoulli dalam transportasi fluida, dan jenis-jenis tahanan selama transportasi akibat adanya kekasaran, penyempitan, pengembangan, serta sambungan dalam sistem pipa. Pembahasan tentang pindah panas dibahas dalam Modul 4 dan 5. Modul 4 membahas prinsip pindah panas tunak (steady state), yaitu pindah panas secara konduksi yang mencakup Fourier Law dalam sistem monolayer/multilayer, plate dan silinder), pindah panas secara konveksi, dan pindah panas kombinasi konduksi dan konveksi. Modul 5 membahas prinsip pindah panas tak tunak (unsteady state) untuk benda tak berbatas dan berbatas (lempeng, silinder, dan bola), pengertian difusitas panas, bilangan Biot, bilangan Fourier, kurva Gurnie-Lurrey, perhitungan-perhitungan untuk pindah panas tak tunak, serta prinsip dan jenis-jenis penukar panas (langsung dan tidak langsung). Pembahasan tentang proses termal untuk tujuan sterilisasi dan pasteurisasi diberikan pada Modul 6 dan 7. Modul 6 membahas prinsip, tujuan dan aplikasi proses termal dalam proses pengolahan pangan di industri pangan, baik pada sistem batch maupun continue (sinambung), prinsip pasteurisasi dan sterilisasi komersial, aplikasi proses sterilisasi komersial bahan pangan dalam kemasan, serta kerusakan mikrobiologis makanan kaleng (mikroba patogen dan pembusuk, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya, serta jenis-jenis kerusakan mikrobiologis). Modul 7 membahas tentang optimasi kecukupan proses panas yang mencakup prinsip kinetika pemusnahan mikroba, cara menentukan parameter kinetika pemusnahan mikroba (nilai D, Z, dan lethal rate), pengertian dan perhitungan nilai sterilisasi (Fo) sebagai standar kecukupan proses panas, prinsip pengukuran penetrasi panas pada kaleng, serta perhitungan kecukupan proses sterilisasi (metode trapesium). Modul 8 membahas tentang sistem pendinginan dan pembekuan. Pembahasan tentang proses pendinginan mencakup pengertian vapor compression dalam sistem refrigerasi, pembuangan energi selama proses refrigerasi, refrigeran (jenis dan sifatnya), komponen sistem refrigerasi (kondensor, katup ekspansi, evaporator, dan kompresor) dan mekanisme proses pendinginan, diagram tekanan dan entalpi, perhitungan matematika dalam sistem refrigerasi (laju refrigeran, laju kerja dalam kompresor, panas yang diserap oleh evaporator, coefficient of performance). Pembahasan

tentang proses pembekuan mencakup konsep pembekuan dalam proses pengawetan pangan, panas laten pembekuan, kurva pembekuan, perhitungan pembekuan (hubungan % air beku vs suhu, laju pembekuan, perhitungan waktu pembekuan). Modul 9 membahas tentang prinsip pikrometrika dan proses pengeringan. Pembahasan tentang psikrometika mencakup pembahasan tentang teori termodinamika dalam udara kering (komposisi, volume jenis udara kering, panas jenis entalpi udara kering, dan suhu bola kering), uap air (volume jenis, panas jenis, dan entalpi), dan campuran udarauap (sifat-sifat campuran udara-uap, titik embun, kelembaban mutlak, kelembaban relatif, panas lembab, volume spesifik, penjenuhan adiabatik udara, volume spesifik, dan suhu bola basah), kurva psikrometrik untuk mengetahui sifat udara, serta aplikasi psikometrika (campuran udara dan air) dalam mendesain sistem pengolahan dan penyimpanan pangan). Pembahasan tentang prinsip pengeringan mencakup pengertian aktivitas air, kurva isoterm sorpsi air, pindah panas dan massa dalam proses pengeringan, jenis-jenis mesin pengering, serta persamaan matematika dalam menentukan waktu pengeringan. Kami berharap buku ini dapat berkontribusi dalam memberikan pengetahuan yang memadai untuk bidang keteknikan pangan, khususnya bagi mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan. v

vi Peta Kompetensi Prinsip Teknik Pangan/PANG4215/3 SKS