BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan pelayanan kesehatan diharapkan juga tinggi. Wujud pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB IV GAMBARAN UMUM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BANTEN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. hasil berupa suatu karya yang berupa ide maupun tenaga (jasa). Menurut Dinas. kualitas kerja yang baik dan mampu memajukan negara.

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. dukungan kesehatan prima dapat menciptakan suatu inovasi dan terobosan baru. menciptakan perubahan dari kondisinya sekarang ini.

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Pertumbuhan Produksi Tahunan Industri Mikro dan Kecil YoY menurut Provinsi,

SOLUSI MASALAH IBU KOTA JAKARTA. Sebuah Pemikiran Alternativ dari Perspektif Demografi Sosial

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013

PENDUDUK LANJUT USIA

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat


BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. (AKB) di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) saat ini

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. melakukan interaksi dengan publiknya dan berusaha menjalin hubungan yang

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

DATA MENCERDASKAN BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, sehingga sasaran untuk supervisi akademik adalah guru.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang sangat tinggi sehingga tuntutan akan pelayanan kesehatan diharapkan juga tinggi. Wujud pemerintah dalam mendukung peningkatan angka kesehatan adalah dengan menggulirkan Tujuh Langkah Reformasi Pembangunan Kesehatan. Langkah tersebut diimplementasikan dalam bentuk revitalisasi pelayanan kesehatan yaitu mengatur ketersediaan, distribusi, penyimpanan dan mutu sumberdaya manusia kemudian mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektifitas, keterjangkauan obat, vaksin dan alat kesehatan serta adanya jaminan kesehatan dan yang paling penting adalah keberpihakan kepada daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK) juga reformasi birokrasi serta penyedia layanan kesehatan berskala internasional. Langkah pemerintah tersebut menjadi pendorong keinginan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih mudah dan terjangkau disekitar tempat tinggalnya dan diharapkan angka harapan hidup masyarakat semakin tinggi dimasa mendatang. Sebuah data dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengatakan bahwa kesehatan adalah salah satu komponen primer selain pendidikan dan pendapatan. Tercantum dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa 1

dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Oleh karena itu kualitas kesehatan yang baik meliputi semua aspek terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berakhir kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebagai penunjang kebutuhan kesehatan masyarakat yang tinggi maka diperlukan sebuah lembaga kesehatan yang yang dapat melakukan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah masing-masing. Salah satu contoh lembaga kesehatan yang umum ialah rumah sakit, sebuah lembaga layanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan harapan hidup dan meningkatkan derajat hidup kesehatan masyarakat. Menurut Azwar (1996) yang menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Pendirian dan pengembangan lembaga pelayanan kesehatan masyarakat khususnya rumah sakit rupanya sejalan dengan penetapan sasaran pembangunan milenium oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Indonesia berperan serta dengan slogan Indonesia Sehat 2015. Langkah strategis yang paling dicermati dalam mencapai sasaran adalah angka kematian bayi dan ibu pada saat persalinan. Selain itu, melalui berbagai program, peraturan dan perundang-undangan, pemerintah telah membuka kesempatan pintu pengembangan bisnis rumah sakit di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa prospek bisnis rumah sakit di Indonesia dalam jangka waktu panjang sangatlah baik, sejalan dengan tujuan jangka 2

panjang pembangunan bidang kesehatan untuk tercapainya tujuan utama pemerintah. Tujuan tersebut dituangkan dalam langkah-langkah: peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, perbaikan mutu lingkungan hidup, status gizi masyarakat yang meningkat, pengurangan angka jumlah yang sakit (morbiditas) dan kematian (mortalitas), pengembangan keluarga sehat sejahtera, tersosialisasi dengan baik norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Dalam paparan presentasi Menteri Kesehatan tanggal 17-20 Maret 2013 dalam judul Pembangunan Kesehatan Di Indonesia 2012-2014, topik masalah yang menarik diperhatikan yakni penyebaran jumlah dokter umum yang tidak merata dalam bertugas di seluruh propinsi Indonesia. Idealnya setiap seorang dokter umum melayani 2.500 orang. Sedangkan fakta dilapangan menunjukan bahwa daerah DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Bali saja yang telah mencapai target tersebut sedangkan propinsi sisanya tidak mencapai target atau intinya beberapa propinsi masih kekurangan dokter umum. Hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (2009) menyatakan bahwa pada tahun 2008, jumlah rumah sakit di Indonesia berkembang mencapai 1.320 rumah sakit, atau bertambah sebanyak 86 rumah sakit dari posisi tahun 2003. Dari total 1.320 rumah sakit ini, 657 diantaranya adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per tahun sekitar 1,14%. Sisanya merupakan rumah sakit yang dibangun oleh pemerintah (Kemenkes, Pemprov/Pemkab/Pemkot, TNI/Polri, dan BUMN). Namun hal itu 3

masih dinyatakan kurang apabila melihat rasio angka pembangunan rumah sakit dan tenaga medis tidak sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk di setiap propinsi. Pada tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk berpartisipasi dalam penyediaan jasa rumah sakit. Jasa pelayanan rumah sakit sebelumnya hanya diperbolehkan dilakukan oleh pemerintah dan badan sosial berbentuk yayasan, namun kini peluang untuk menjadi badan usaha perseroan telah dibuka bahkan membuka kesempatan bagi penanam modal asing untuk berpartisipasi membuka jasa pelayanan rumah sakit. Namun usaha pemerintah dalam mendorong berdirinya lembaga pelayanan kesehatan masyarakat belum maksimal, kenyataannya dilapangan ialah angka harapan hidup bagi bayi masih kecil. Data yang ada dilapangan menunjukkan peran lembaga kesehatan masih belum merata terutama di propinsi yang jauh dari Indonesia. Salah satu perhatian serius yang sedang dipikirkan oleh pemerintah adalah cara menurunkan angka kematian ibu dan anak, sebabnya angka kematian ibu dan anak terus melonjak dalam lima tahun terakhir. Faktanya pada tahun 2012 dari 228 per 100.000 kelahiran hidup maka pada tahun 2013 meningkat menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sesuai dengan pernyataan diatas, menurut Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D selaku Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada saat konferensi Neuropsychologi di Grha Shaba Pramana UGM, Rabu 29 November 2014 menyatakan bahwa kejadian ibu yang meninggal saat melahirkan 4

kebanyakan disebabkan oleh tiga faktor utama (sumber: http://www.ugm.ac.id/id/berita/9419- ali.ghufron:.tugas.berat.menkes.nila.moeloek.menurunkan.angka.kematian.ibu.dan.anak diakses pada 12 April 2015). Faktor yang pertama adalah keterlambatan keputusan untuk menentukan tempat kelahiran calon bayi. Faktor yang kedua adalah hambatan akses jalur transportasi dan keterlambatan penanganan tenaga bidan dan dokter. Di samping itu, faktor yang ketiga adalah minimnya kantong darah di rumah sakit saat ibu mengalami pendarahan saat melahirkan. Sehingga penanganan saat pendarahan tidak maksimal dan dapat mengancam jiwa ibu dan bayi. Tabel 1.1 Perbandingan Angka Kematian Bayi Tahun 2012 Lima besar Propinsi dengan Jumlah Kematian Bayi Terendah Propinsi Jumlah Kematian bayi (per 100.000 kelahiran hidup) Propinsi Lima besar Propinsi dengan Jumlah Kematian Bayi Tertinggi Jumlah Kematian bayi (per 100.000 kelahiran hidup) Riau 28 Papua 115 DI Yogyakarta 30 Papua Barat 109 DKI Jakarta 31 Maluku Utara 85 Kalimantan Timur 31 Sulawesi Tengah 85 Bangka Belitung 32 Gorontalo 78 Sumber : Profil Data Kesehatan Indonesia, Kemenkes 2013 Salah satu bukti dari ketidakmerataan angka harapan hidup bayi dapat terlihat dari tampilan data Kementerian Kesehatan untuk angka kematian bayi tahun 2012. Masalah pembangunan fasilitas dan penyediaan tenaga kesehatan masih menjadi kendala di wilayah Indonesia bagian timur dilihat dari data diatas bahwa posisi 5 besar dengan jumlah kematian bayi terbesar masih berada di propinsi Indonesia bagian timur. Diharapkan kerjasama Kementerian Kesehatan 5

dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia dapat menghasilkan perbaikan fasilitas kesehatan di Indonesia bagian timur dibandingkan dengan wilayah Indonesia bagian barat yang dapat mengendalikan angka kematian bayi. Pada bulan Oktober tahun 2014, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Sigit Wardojo menyebutkan bahwa angka kematian ibu dan anak di provinsi Banten berada pada kondisi yang cukup memprihatinkan dengan menduduki peringkat kelima nasional (http://www.indopos.co.id/2014/12/provinsi-bantenurutan-kelima-angka-kematian-ibu-dan-bayi.html diakses pada 12 April 2015). Hal ini disebabkan karena adanya kesenjangan antara fasilitas rumah sakit dibeberapa daerah contohnya fasilitas rumah sakit di Pandeglang hanya 1 unit sedangkan di wilayah Tangerang ada 30 unit rumah sakit. Kemudian faktor pendirian Puskesmas yang masih kurang, dari kebutuhan 390 unit saat ini masih berdiri sekitar 233 unit Puskemas untuk melayani 11.000.000 jiwa masayarakat Banten. Dari data Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan tahun 2014 (http://dinkes-tangsel.blogspot.com/p/rumah-sakit_8535.html diakses pada 12 April 2015), bahwa saat ini tercatat ada 93 rumah sakit swasta, 11 rumah sakit pemerintah dan 2 rumah sakit TNI yang bertugas melayani 11.452.491 jiwa sesuai dengan sensus penduduk 2013. Data menunjukan bahwa potensi untuk pengembangan bisnis rumah sakit di Kota Tangerang Selatan cukup baik dan memiliki masa depan yang baik karena minimnya jumlah rumah sakit yang didirikan untuk menampung kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. 6

Kabupaten/Kota Tabel 1.2 Data Penduduk Propinsi Banten Tahun 2010-2013 Persentase Kepadatan Penduduk per Jumlah Penduduk Penduduk km 2 2011 2012 2013 Laki-laki Perempuan Jumlah 2011 2012 2013 Pandeglang 10.65 10.50 10.33 604.603 578.403 1.183.006 427 430 431 Lebak 11.17 11.02 10.90 640.002 607.904 1.247.906 359 362 364 Tangerang 26.9 27.12 27.57 1.617.090 1.540.690 3.157.780 2926 3015 3121 Serang 13.03 12.88 12.67 736.297 714.597 1.450.894 827 835 836 Kota Tangerang 16.99 17.06 17.05 997.398 954.998 1.952.396 12147 12464 12684 Kota Cilegon 3.5 3.49 3.48 203.502 194.802 398.304 2198 2236 2270 Kota Serang 5.44 5.44 5.40 317.501 301.301 618.802 2244 2294 2320 Kota Tangerang Selatan 12.32 12.49 12.60 727.802 715.601 1.443.403 9212 9547 9806 Provinsi Banten 100 100 100 5.844.195 5.608.296 11.452.491 1139 1164 1185 Sumber : Data Badan Pusat Statistik Tahun 2013 Dari tabel diatas menunjukan bahwa kepadatan penduduk wilayah Tangerang Selatan merupakan nomor dua di Provinsi Banten, sehingga jika dilihat secara rasio populasi pria dan wanita akan memiliki peluang pernikahan yang menjanjikan dan diprediksi menghasilkan kelahiran bayi yang cukup tinggi. Sehingga kebutuhan kesehatan bagi bayi dan anak di wilayah Tangerang Selatan kedepannya akan menjadi prioritas dan memberikan peluang bertumbuh dan berkembang lebih pesat bagi rumah sakit khususnya rumah sakit bersalin. Dalam perjalanannya bisnis rumah sakit bersalin tumbuh dengan pesat di wilayah Banten khususnya daerah Tangerang Selatan. Menurut Dinas Kesehatan Tangerang Selatan saat ini jumlah rumah sakit yang tercatat mencapai 18 rumah sakit dan termasuk didalamnya ada rumah sakit bersalin. Terbukti dari sumber data Dinas Kesehatan tahun 2014. 7

Rumah Sakit Bersalin Prima Medika merupakan organisasi berbadan hukum perseroan yang dikelola oleh beberapa investor yang bertujuan mendirikan pusat pelayanan kesehatan yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Dalam pelaksanaannya, peneliti menemukan beberapa hal yang menjadi topik masalah menarik didalam Rumah Sakit Bersalin Prima Medika dalam menjalankan kelangsungan bisnisnya sebagai berikut : 1. Menentukan strategi yang terbaik dalam mempertahankan keunggulan perusahaan 2. Menentukan strategi jangka panjang dalam hal persaingan bisnis Melihat permasalahan yang dihadapi, maka teori dan konsep strategis dalam mengendalikan organisasi menjadikan manajemen strategis sebagai hal yang penting. Konsep manajemen strategis tidak hanya mempunyai nilai yang sangat berharga bagi organisasi yang berorientasi pada profit, namun juga pada organisasi publik terutama dalam menentukan bagaimana suatu organisasi menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam hal ini, dibutuhkan peningkatan kemampuan untuk bertindak dan mengambil kebijakan sesuai manajemen startejik agar mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat semaksimal mungkin. Dengan demikian pendekatan manjemen strategis yang tepat akan sangat membantu kemampuan bagi Rumah Sakit Bersalin Prima Medika dalam mengakomodir keinginan pemangku kepentingannya dengan tetap mengedepankan strategi bersaingnya. 8

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian yang akan dibahas yaitu mengenai analisis keunggulan bersaing Rumah Sakit Bersalin Prima Medika dengan kinerja dari rumah sakit di kota Tangerang Selatan lainnya, ditinjau dari strategi perusahaan dalam rangka meningkatkan pendapatan perusahaan, memenuhi kepuasan konsumen dan meningkatkan kinerja operasional Rumah Sakit Bersalin Prima Medika. Pada umumnya permasalahan yang sering dijumpai berkaitan dengan pelayanan rumah sakit menurut Griffith dalam Aditama (2006) adalah prosedur administrasi kepada pasien, fasilitas rumah sakit, pendekatan tenaga medis dan non medis kepada pasien, waktu menunggu pasien, hasil tindakan kepada pasien serta kualitas pelayanan rumah sakit yang sepadan. Sehingga diharapkan Rumah Sakit Bersalin Prima Medika dapat menjaga eksistensinya untuk berkembang dan memenangkan persaingan. Dengan adanya tantangan seperti itu, diharapkan Rumah Sakit Bersalin Prima Medika dapat bersaing dalam industri rumah sakit khususnya rumah sakit bersalin. Penulis melihat adanya kerentanan dalam pengelolaan manajemen rumah sakit, karena didalamnya masih ada kelemahan yang belum disadari oleh manajemen rumah sakit. Dari hasil paparan diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam menjawab permasalahan yang ada didalam Rumah Sakit Bersalin Prima Medika sebagai berikut : Bagaimana strategi dalam mencapai keunggulan bersaing bagi Rumah Sakit Bersalin Prima Medika? 9

1.3 Pertanyaan Penelitian Penulis melihat dengan potensi pasar yang ada saat ini dan disertai tujuan pengembangan Rumah Sakit Bersalin Prima Medika, maka pertanyaan pokok penelitian adalah: Bagaimana Rumah Sakit Bersalin Prima Medika membangun keunggulan dalam bersaing untuk memenangkan persaingan bisnis? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan untuk mengetahui dan menganalisa hal-hal sebagai berikut : Mengetahui keunggulan bersaing yang dimiliki oleh Rumah Sakit Bersalin Prima Medika 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi setiap perusahaan khususnya perbankan dan bagi akademisi, adapun manfaat-manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut. 1. Bagi analis internal manajemen rumah sakit, untuk membantu manajemen dalam menentukan strategi bersaing Rumah Sakit Bersalin Prima Medika. 2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini menambah bukti empiris mengenai keunggulan bersaing dengan teori Porter dan Value Disciplines Model 3. Bagi akademis, diharapkan akan menambah wawasan dan sebagai referensi dalam penelitian-penelitian yang sejenis di masa yang akan datang. 10

1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Ruang lingkup dan batasan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data internal Rumah Sakit Bersalin Prima Medika sejak 2011 hingga 2014 2. Proses bisnis dalam pelayanan di Rumah Sakit Bersalin Prima Medika 1.7 Sistematika Penelitian 1.7.1 Pendahuluan Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul penelitian ini, yakni mengenai kondisi internal dan eksternal Rumah Sakit Bersalin Prima Medika yang mempengaruhi strategi bisnis. Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 1.7.2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai kerangka teoritis dan pengertian yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam penilitian. Landasan teori yang dipilih adalah tentang strategi perusahaan khususnya bidang kesehatan dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan rumah sakit. 1.7.3 Metoda Penelitian Pada bab ini, penulis akan menjelaskan tentang metoda penelitian yang digunakan. Penelitian yang digunakan adalah penelitian studi eksplorasi di Rumah Sakit Bersalin Prima Medika dengan menggunakan analisis internal. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bersalin Prima Medika, Tangerang Selatan dan sebagai 11

informan ialah karyawan dan pasien Rumah Sakit Bersalin Prima Medika, Tangerang Selatan. 1.7.4 Analisis dan Pembahasan Pada bab ini, penulis akan memaparkan mengenai inti pembahasan yang dimulai dari profil Rumah Sakit Bersalin Prima Medika, sejarah dan perkembangan perusahaan, struktur organisasi, hingga menentukan sumber daya yang dimiliki. 1.7.5 Kesimpulan dan Saran Pada bab terakhir ini penulis akan menulis kesimpulan yang isinya rangkuman semua pembahasan dan tujuan penelitian pada bab pertama, sedangkan saran dalam penulisan ini berdasarkan dari ide-ide baru serta inovasi yang berguna bagi perusahaan. 12