BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 27 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 06 TAHUN 2003 TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IJIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI. Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00

DASAR HUKUM, PERSYARATAN, WAKTU DAN BIAYA PENGURUSAN PELAYANAN PERIZINAN PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 18 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

S A L I N A N NOMOR 06/C 2002.

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN DIBIDANG USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2005 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA. NOMOR : 6 Tahun 2005 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KEPARIWISATAAN

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 98 TAHUN 2004 TENTANG

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN,

KEWAJIBAN PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 13 TAHUN : 2007

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Repub

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 23

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 30 NOMOR 30 TAHUN 2008

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN TEKNIS DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI USAHA KEPARIWISATAAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 46 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

S A L I N A N Nomor : 13 / E 2002.

Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Sumbangan Pihak Ketiga Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2003 T E N T A N G USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

USAHA KEPARIWISATAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2008

NO SERI. C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK,

DOKUMEN TEKNIS YANG DIPERSYARATKAN DALAM PERSYARATAN TEKNIS PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KEPARIWISATAAN WALIKOTA BANDUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN IJIN USAHA PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 33 TAHUN 1998 TENTANG IJIN USAHA KEPARIWISATAAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 02 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENDAFTARAN USAHA BIDANG PARIWISATA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENERTIBAN KEGIATAN TEMPAT USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM PADA BULAN RAMADHAN DAN IDUL FITRI

TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG KEPARIWISATAAN DI KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI DAN IZIN USAHA KEPARIWISATAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA HIBURAN UMUM, REKREASI DAN OLAHRAGA

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG WAKTU PENYELENGGARAAN INDUSTRI PARIWISATA DI PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 32 TAHUN 2009 '\ TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG IZIN USAHA HIBURAN DAN REKREASI UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN USAHA HIBURAN DAN REKREASI UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 11 TAHUN : 1992 SERI : B NOMOR : 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 6, TAHUN : 2004 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

SALINAN BUPATI NAGEKEO,

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN HIBURAN

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA PARIWISATA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 NOMOR 11

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 27 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN WALIKOTA CILEGON, Menimbang : bahwa sehubungan dengan telah terbentuknya SKPD Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 6 Tahun 2007 dan dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat di bidang usaha kepariwisataan, maka dipandang perlu adanya perubahan atas Peraturan Walikota Cilegon Nomor 7 Tahun 2004 tentang Izin Usaha Kepariwisataan yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3424); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Dati II Depok dan Kotamadya Dati II Cilegon (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3828); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548) ; 4. Undang

- - 2 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3658) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ; 7. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 11 Tahun 2000 tentang Rincian Kewenangan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Cilegon (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 19 ) ; 8. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pelanggaran Kesusilaan, Minuman Keras, Perjudian, Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adikitif Lainnya (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 53, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9 ) ; 9. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 2 Tahun 2003 tentang Perizinan Penyelenggaraan Hiburan (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 152, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 10 ) ; 10. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 11 Tahun 2003 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kota Cilegon (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 168, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 13) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2006 (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 4); 11. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 6 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Cilegon (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 6). Memperhatikan : 1. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KEP- 012/MKP/IV/2001 tentang Pedoman Umum Perizinan Usaha Pariwisata ; 2. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 / 67 / 2002 tanggal 20 Pebruari 2002 tentang Daftar Kewenangan Kabupaten/Kota. MEMUTUSKAN

- - 3 MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Keputusan Walikota Cilegon Nomor 7 Tahun 2004 diubah, sebagai berikut : a. Ketentuan dalam Bab I Pasal 1 angka 4 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 1 berbunyi sebagai berikut : Pasal 1 1. Daerah adalah Kota Cilegon ; 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah ; 3. Walikota adalah Walikota Cilegon ; 4. Dinas adalah Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Cilegon ; 5. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha - usaha yang terkait di bidang tersebut ; 6. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan Pariwisata ; 7. Usaha Sarana Pariwisata adalah kegiatan pengelolaan, penyediaan fasilitas dan pelayanan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pariwisata ; 8. Objek dan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran Wisata ; 9. Pramuwisata adalah orang yang pekerjaannya memberikan bimbingan, penerangan dan petunjuk kepada Wisatawan mengenai Objek dan Daya Tarik Wisata ; 10. Hotel adalah suatu usaha yang menyediakan tempat, dan fasilitas untuk menginap dengan perhitungan pembayaran harian serta dapat menyediakan rumah makan ; 11. Motel

- - 4 11. Motel/Losmen adalah suatu usaha komersil yang menggunakan seluruh atau sebagian dari suatu bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh layanan penginapan ; 12. Penginapan Remaja adalah suatu usaha yang menggunakan seluruh atau sebagian dari suatu bangunan yang khusus disediakan bagi remaja untuk memperoleh pelayanan penginapan dan pelayanan lainnya ; 13. Pondok Wisata adalah suatu usaha yang menggunakan sebagian rumah tinggal untuk penginapan bagi setiap orang dengan perhitungan pembayaran harian ; 14. Cottage adalah suatu bentuk usaha akomodasi yang terdiri dari unit - unit bangunan terpisah seperti rumah tinggal dengan perhitungan pembayaran harian serta dapat menyediakan restoran/rumah makan yang terpisah ; 15. Perkemahan adalah suatu bentuk wisata dengan menggunakan tenda-tenda yang dipasang di alam terbuka atau kereta gandengan sebagai tempat menginap ; 16. Restoran adalah suatu jenis usaha Jasa Pangan bertempat disebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian penjualan makanan dan minuman bagi umum ditempat usahanya serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan ; 17. Rumah Makan adalah setiap usaha komersil yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan hidangan makanan dan minuman untuk umum ditempat usahanya, termasuk dalam pengertian ini adalah Warung Tegal, Warung Nasi, Warung Makan, Cafe, Pondok Makan dan lain-lain pada tempat permanen atau semi permanen ; 18. Jasa boga/catering adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk mengolah makanan dan minuman yang melayani pesanan ; 19. Hunian

- - 5 19. Hunian Wisata/Service Apartement adalah suatu bentuk usaha akomodasi untuk tinggal sementara yang dikelola oleh perorangan atau badan hukum dengan perhitungan pembayaran mingguan atau bulanan termasuk dalam pengertian ini adalah rumah kost, homestay dan jasa penginapan non hotel lainnya ; 20. Obyek Wisata Budaya/Alam adalah suatu usaha yang menyediakan tempat untuk menyimpan, memelihara benda-benda purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, kelestarian dan pembudidayaan flora dan fauna serta menata dan memelihara keadaan lingkungan wisata/alam ; 21. Tempat Wisata Belanja adalah suatu usaha komersial yang menyediakan tempat dan fasilitas belanja modern dengan sistem swalayan atau pelayanan mandiri dan pelayanan umum Wisata Belanja ; 22. Salon adalah usaha komersial yang menyediakan tempat dan fasilitas perawatan kecantikan dan kerapihan diri untuk menunjang penampilan diri seseorang atau kelompok tertentu ; 23. Taman Rekreasi adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai jenis fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani yang mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan sebagai usaha pokok disuatu kawasan tertentu dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan, minuman dan akomodasi lainnya ; 24. Gelanggang Renang adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk berenang serta dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman ; 25. Padang Golf adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk bermain Golf serta dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman ; 26. Arena Latihan Golf adalah suatu usaha yang menyediakan tempat, peralatan, fasilitas dan pelatih untuk melakukan latihan golf serta dapat dilengkapi penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman ; 27. Kolam

- - 6 27. Kolam Pemancingan adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk memancing ikan serta dapat dilengkapi dengan menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman ; 28. Permainan Ketangkasan Mekanik atau Elektronik adalah suatu jenis hiburan yang menyediakan tempat, peralatan/mesin maupun non mesin dan fasilitas untuk bermain ketangkasan yang bersipat hiburan bagi anak-anak dan remaja ; 29. Bowling adalah suatu jenis hiburan yang menyediakan tempat, peralatan dan fasilitas untuk bermain bola gelinding; 30. Billiard adalah suatu jenis hiburan yang menyediakan tempat, peralatan dan fasilitas untuk bermain bola sodok ; 31. Karaoke adalah suatu jenis hiburan yang menggunakan tempat, peralatan dan fasilitas untuk menyanyi yang diiringi musik rekaman ; 32. Pub adalah tempat hiburan, khusus untuk mendengarkan musik sambil minum-minum yang di buka pada waktu malam hari ; 33. Singing Hall adalah tempat hiburan untuk bernyanyi dan bermain musik yang dibuka pada malam hari ; 34. Bioskop adalah suatu usaha yang menyediakan tempat peralatan pemutar film dan fasilitas untuk pertunjukan film serta dapat menyediakan rumah makan ; 35. Fitness dan sport Club (pusat kebugaran) adalah suatu usaha yang menyelenggarakan kegiatan olah raga dan kebugaran tubuh untuk perorangan, kelompok/keluarga dengan menggunakan sarana olah raga serta menyediakan jasa pelayanan makan dan minum ; 36. Seluncur Ice Skating/skateboard/sepatu roda adalah suatu usaha yang menyediakan tempat, peralatan dan fasilitas untuk bermain seluncur ice skating/skate Board/sepatu roda serta dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman ; 37. Sanggar Seni dan Budaya adalah suatu usaha komersial yang menyediakan tempat, fasilitas dan atau pemain untuk pendidikan, pelatihan ataupun pertunjukan hiburan tradisional ; 38. Biro

- - 7 38. Biro Perjalanan Wisata merupakan kegiatan usaha bersifat komersial yang mengatur, menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata ; 39. Cabang Biro/Counter merupakan salah satu unit usaha Biro Perjalanan Wisata yang berkedudukan di wilayah yang sama dengan kantor pusat atau wilayah lain, yang melakukan kegiatan kantor pusatnya ; 40. Agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan ; 41. Pertunjukan/show Biz merupakan kegiatan pertunjukan di tempat-tempat hiburan/tempat-tempat yang lainya dengan mendatangkan artis-artis dari dalam atau luar negeri ; 42. Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran merupakan usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama termasuk dalam pengertian ini adalah event organizer/ penyelenggara pameran dan hiburan ; 43. Impresariat merupakan kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan berupa kegiatan mendatangkan, mengirimkan maupun mengembalikannya serta menentukan tempat, waktu dan jenis hiburan ; 44. Atraksi Wisata adalah suatu usaha yang menyelenggarakan pertunjukan, olahraga, pameran/promosi dan bazar ditempat tertutup atau ditempat terbuka yang bersifat temporer, baik komersil maupun tidak komersil ; 45. Izin Usaha Kepariwisataan adalah pelayanan perizinan Pemerintah Daerah terhadap Orang atau Badan Hukum yang mempunyai kegiatan/usaha dibidang Kepariwisataan setelah memenuhi syarat-syarat perizinan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Ketentuan

- - 8 b. Ketentuan dalam Bab VI Bagian Kedua Pasal 8 ayat (1) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 8 berbunyi sebagai berikut : Pasal 8 (1) Dalam rangka pengawasan dan pengendalian terhadap Izin Usaha Kepariwisataan (IUK), wajib dilakukan pendaftaran ulang setiap 1 (satu) tahun ; (2) Setiap penyelenggaraan usaha kepariwisataan diwajibkan melaporkan kegiatan usahanya setiap 1 (satu) bulan sekali. Pasal II Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Cilegon. Ditetapkan di Cilegon pada tanggal 27 Agustus 2007 WALIKOTA CILEGON, ttd H. Tb. AAT SYAFA AT Diundangkan di Cilegon pada tanggal 27 Agustus 2007 SEKRETARIS DAERAH KOTA CILEGON, H. EDI ARIADI BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN 2007 NOMOR 27