KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 500/Kpts-II/2002 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

dokumen-dokumen yang mirip
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 85 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2009 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PNS. Pedoman.

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.29/Menhut-II/2007 TENTANG

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 609/Kpts-II/2002. Tentang

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NO. : 1029/Kpts/OT.210/12/98

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

E. PERSYARATAN Bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan umum dan khusus :

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2014

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188/PMK.01/2014 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATZTRAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TUGAS BELAJAR DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN,

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

MEMUTUSKAN: DAN GEOFISIKA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN DALAM NEGERI

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

PERMENDIKNAS NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR BAGI PNS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL (terdiri atas 17 bab,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No.4-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR

PERATURAN BUPATI WAJO NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI DOSEN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2011, No.82 2 Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nom

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA. No.345, 2013 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Beasiswa. Dalam Negeri. Pasca Sarjana.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS BELAJAR, IJIN BELAJAR DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 137/KA/VIII/2008 TENTANG TUGAS BELAJAR DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 1 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 18 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 38 TAHUN 2013

2017, No dan Geofisika; b. bahwa guna mempermudah pimpinan unit kerja dalam memberikan rekomendasi pemberian tugas belajar dan izin belajar kep

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 85 / HUK / 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 10 TAHUN TENTANG TUGAS BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 500/Kpts-II/2002 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia kehutanan, perlu diberikan kesempatan bagi pegawai Departemen Kehutanan untuk mengikuti pendidikan, baik Program Diploma, Sarjana maupun Pascasarjana; b. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 71/Kpts-II/1995 tanggal 6 Pebruari 1995 tentang Pedoman Tugas Belajar bagi Pegawai Departemen Kehutanan untuk mengikuti Pendidikan Pascasarjana belum menampung aturan tentang pendidikan Diploma dan Sarjana; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas dipandang perlu untuk menetapkan kembali Keputusan Menteri Kehutanan tentang Pedoman Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil lingkup Departemen Kehutanan. Mengingat : 1. Undang-Undang No. 12 Prps Tahun 1961 (Lembaga Negara No. 234 Tahun 1961) tentang Pemberian Tugas Belajar; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo Nomor 43 Tahun 1999 tentang Kepegawaian; 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil; 6. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1972 tentang Tanggung Jawab Fungsional Pendidikan Pelatihan; 7. Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 495/Kpts-II/1984 tentang Pedoman Pengurusan Keuangan Departemen Kehutanan; 8. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 123/Kpts-II/2001 tanggal 4 April 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan. MEMUTUSKAN : Menetapkan : Pedoman Tugas Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil lingkup Departemen Kehutanan. Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 a. Tugas Belajar adalah tugas yang diberikan oleh Departemen Kehutanan pada Pegawai Negeri Sipil lingkup Departemen Kehutanan untuk mengikuti Pendidikan Program Diploma, Sarjana dan Pascasarjana, baik di Dalam maupun di Luar Negeri; b. Pegawai Negeri Sipil lingkup Departemen Kehutanan adalah Pegawai Negeri Sipil Departemen Kehutanan yang bekerja pada Unit Kerja di Pusat beserta Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat di Daerah;

c. Karyasiswa adalah Pegawai Negeri Sipil lingkup Departemen Kehutanan dalam status Tugas Belajar; d. Sponsor adalah lembaga atau negara yang membiayai pelaksanaan tugas belajar dan bersifat tidak mengikat; e. Bidang studi adalah jurusan pendidikan yang diikuti/ditempuh oleh karyasiswa sesuai dengan kebutuhan Departemen Kehutanan. Pasal 2 Tugas Belajar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan akademik dan atau profesi, ketrampilan dan sikap Pegawai Negeri lingkup Departemen Kehutanan agar lebih mampu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Pasal 3 Tugas Belajar kepada Pegawai Negeri Sipil lingkup Departemen Kehutanan diberikan untuk program pendidikan : Diploma III dan IV, Strata 1 (S1), Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3). BAB II PERENCANAAN Pasal 4 (1) Rencana Pendidikan dalam rangka Tugas Belajar dibuat berdasarkan kebutuhan Departemen Kehutanan untuk setiap periode 5 (lima) tahun; (2) Pusat Diklat Kehutanan bersama-sama Biro Kepegawaian, menyusun rencana Pendidikan Tugas Belajar sebagaimana pada Ayat (1) dengan memperhatikan usulan Eselon I lingkup Departemen Kehutanan; (3) Rencana pendidikan tersebut pada Ayat (1) dalam garis besarnya memuat : a. Kebutuhan tenaga dengan kualifikasi Diploma, Sarjana dan Pascasarjana dan bidang studi yang dibutuhkan; b. Kebutuhan anggaran; c. Tempat atau Perguruan Tinggi yang memiliki bidang studi yang dibutuhkan. (4) Rencana Pendidikan Tugas Belajar disahkan oleh Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan atas nama Menteri Kehutanan. BAB III PERSYARATAN Pasal 5 (1) Pegawai Negeri Sipil yang dapat diberikan Tugas Belajar adalah Pegawai yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Status Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan masa kerja minimal 2 (dua) tahun sejak pengangkatan Pegawai Negeri Sipil; b. Nilai DP3 2 tahun terakhir minimal baik untuk semua unsur; c. Batas usia maksimal 35 tahun untuk program Diploma dan Sarjana (S1), 43 tahun untuk program S2 dan 45 tahun untuk program S3;

d. BIdang studi sesuai dengan kebutuhan Departemen Kehutanan sebagaimana tercantum pada Rencana Pendidikan; e. Tidak pernah dikenakan hukuman disiplin Pegawai dengan kategori berat dalam kurun waktu 6 (enam) tahun terakhir atau hukuman disiplin Pegawai kategori sedang dalam waktu 3 (tiga) tahun terakhir atau tidak sedang dalam proses pengenaan sanksi disiplin Pegawai Negeri Sipil; f. Ada rekomendasi dari unit kerja Eselon I yang bersangkutan dengan memperhatikan Pasal 4 Ayat (1); g. Telah diterima pada Perguruan Tinggi tempat belajar. (2) Seleksi administrasi sebagaimana Ayat (1) dilaksanakan oleh Pusat Diklat Kehutanan bersama-sama Biro Kepegawaian. BAB IV PROSEDUR PELAKSANAAN Pasal 6 (1) Seluruh Informasi yang berkaitan dengan program tugas belajar dari masing-masing unit kerja Eselon I, lembaga/instansi pendidikan tinggi dan sponsor dihimpun oleh Pusat Diklat Kehutanan, untuk selanjutnya disebarluaskan ke masing-masing unit kerja Eselon I lingkup Departemen Kehutanan. (2) Persayaratan administrasi untuk mengikuti program tugas belajar disiapkan oleh PNS yang bersangkutan. (3) Persyaratan sebagaimana Ayat (2) disampaikan ke Pusat Diklat Kehutanan dalam rangkap 2 (dua). (4) Pusat Diklat Kehutanan bersama-sama Biro Kepegawaian melakukan seleksi kelengkapan persyaratan administrasi. (5) PNS yang memenuhi persyaratan akan ditetapkan sebagai calon Karyasiswa Departemen Kehutanan. (6) Calon Karyasiswa Departemen Kehutanan yang mendapatkan sponsor dari luar Departemen Kehutanan, berkas persyaratannya akan diteruskan kepada sponsor dimaksud untuk bahan seleksi. Pasal 7 (1) Calon Karyasiswa untuk program Diploma, Sarjana dan Pascasarjana yang telah ditetapkan sebagaimana Pasal 6 Ayat (5) dan (6) di atas, akan didaftarkan ke Perguruan Tinggi tempat belajarnya oleh Pusat Diklat Kehutanan dan atau oleh Sponsor. (2) Pusat Diklat Kehutanan membuat usulan penerbitan Surat Keputusan Tugas Belajar kepada Biro Kepegawaian, bagi calon Karyasiswa yang telah diterima oleh Perguruan Tinggi tempat belajar. Pasal 8 (1) Jangka waktu Tugas BElajar yang dapat diberikan adalah : a. Program Diploma disesuaikan dengan jangka waktu program pendidikannya;

b. 4 (empat) tahun bagi program Strata 1 (S1); c. 2 (dua) tahun bagi program Strata 2 (S2); d. 4 (empat) tahun bagi program Strata 3 (S3). (2) Jangka waktu Tugas Belajar sebagaimana Ayat (1) dapat dikecualikan apabila program pendidikan dan atau pihak sponsor telah menetapkan jangka waktu penyelesaian program pendidikan yang ditempuh. (3) Surat Keputusan (SK) Tugas Belajar ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan atas nama Menteri Kehutanan berdasarkan rekomendasi Kepala Pusat Diklat Kehutanan. (4) Dalam Surat Keputusan (SK) Tugas Belajar dapat ditetapkan langsung seluruh jangka waktu tugas belajar berdasarkan rekomendasi Pusat Diklat Kehutanan. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 9 Biaya untuk pelaksanaan Tugas Belajar Pegawai Negeri Sipil Departemen Kehutanan dapat bersumber dari Departemen Kehutanan dan atau Sponsor Dalam dan Luar Negeri. Pasal 10 (1) Apabila Tugas Belajar dibiayai dari Departemen Kehutanan, komponen biaya tugas belajar terdiri dari antara lain: a. Biaya pendaftaran, tidak termasuk biaya pendaftaran ulang, dibayarkan pada saat pendaftaran; b. Biaya matrikulasi bagi mereka yang diwajibkan untuk mengikuti; c. Biaya pendidikan dibayarkan setiap semester atau setiap tahun; d. Biaya hidup selama pendidikan, dibayarkan setiap semester atau setiap tahun; e. Biaya tunjangan buku dibayarkan setiap semester atau setiap tahun; f. Biaya operasional (alat tulis, diktat, foto copy, dll) dibayarkan setiap semester atau setiap tahun; g. Tunjangan praktek dibayarkan setiap semester atau setiap tahun; h. Tunjangan penelitian dalam rangka penyusunan thesis/disertasi dibayarkan sekali dalam masa pendidikannya; i. Biaya perjalanan pergi dan pulang dari tempat asal ke tempat pendidikan dibayarkan 2 kali yaitu pada saat meninggalkan tempat tugas dan kembali ke tempat tugas; j. Biaya fiscal bagi Karyasiswa yang studi di luar negeri, dibayarkan sekali dalam masa pendidikannya; k. Biaya asuransi kesehatan dan kecelakaan, dibayarkan setiap tahun dan hanya diperuntukkan bagi tugas belajar di luar negeri. (2) Karyasiswa progran S3 di luar negeri dapat memperoleh bantuan tambahan, berupa bantuan biaya perjalanan bagi Karyasiswa untuk mengunjungi keluarganya di tanah air setiap tahun maksimal 3 (tiga) kali selama masa pendidikannya. (3) Bantuan biaya perjalanan pada Ayat (2) di atas diberikan dengan memperhatikan bukti-bukti administrasi yang sah. (4) Komponen biaya Tugas Belajar dengan sumber dana anggaran Departemen Kehutanan sudah termasuk biaya pajak.

(5) Apabila tugas belajar dibiayai dari sponsor, komponen biayanya mengikuti ketentuanketentuan yang berlaku dari sponsor tersebut. Pasal 11 (1) Tata cara pembayaran biaya Tugas Belajar dengan sumber dana Departemen Kehutanan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku. (2) Tata cara pembayaran biaya Tugas Belajar dengan sumber dana sponsor dilaksanakan dan diatur oleh sponsor yang bersangkutan. BAB VI STATUS, HAK DAN KEWAJIBAN KARYASISWA Pasal 12 Status kepegawaian Karyasiswa Departemen Kehutanan tetap pada Unit Kerja masing-masing. Pasal 13 Hak kepegawaian Karyasiswa adalah menerima gaji, kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat/golongan serta hak kepegawaian lainnya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Kewajiban Karyasiswa meliputi : Pasal 14 a. Menandatangani dan mentaati Perjanjian Tugas Belajar; b. Mengikuti program pendidikan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Tugas Belajar; c. Menyelesaikan program pendidikan dengan baik dan tepat waktu sesuai Surat Keputusan Tugas Belajar; d. Mentaati semua peraturan perundang-undangan Kepegawaian dan peraturan Tugas Belajar yang berlaku; e. Melaporkan kemajuan Tugas Belajar secara berkala kepada Pusat Diklat Kehutanan dan Biro Kepegawaian serta Unit Kerja asal Karyasiswa; f. Menyampaikan laporan akhir Tugas Belajar kepada Pusat Diklat Kehutanan dan Biro Kepegawain serta Unit Kerjanya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah berakhirnya masa studinya; g. Mempresentasikan thesis/disertasi serta karya tulis yang dibuatnya dalam suatu pertemuan ilmiah sebagai bahan pertimbangan untuk penempatan kembali; h. Mengabdi kembali kepada Departemen Kehutanan selama minimal 3 (tiga) kali jangka waktu Tugas Belajar untuk program Diploma dan Strata 1 (S1), dan 2 (dua) kali jangka waktu Tugas Belajar untuk program Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3). BAB VII PERPANJANGAN TUGAS BELAJAR Pasal 15 Bagi Karyasiswa yang tidak dapat menyelesaikan pendidikannya dalam jangka waktu sebagaimana Pasal 8 Ayat (1) dapat diberikannya Perpanjangan Tugas Belajar. Pasal 16

(1) Perpanjangan Tugas Belajar dapat diberikan kepada Karyasiswa yang memenuhi syaratsyarat sebagai berikut: a. Memenuhi kewajiban sesuai Pasal 14 huruf e; b. Mendapatkan rekomendasi teknis dari pembimbing yang diketahui oleh Ketua Program Studi; c. Mendapatkan rekomendasi dari Unit Kerja Eselon I bersangkutan. (2) Permohonan Perpanjangan Tugas Belajar diajukan kepada Pusat Diklat Kehutanan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa Tugas Belajar berakhir. (3) Perpanjangan Tugas Belajar ditetapkan dengan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan. Pasal 17 Jangka waktu maksimal yang dapat diberikan untuk Perpanjangan Tugas Belajar adalah: a. Diploma. 1 (satu) kali perpanjngan selama 6 (enam) bulan; b. Strata 1 (S1) dan Strata 2 (S2), 1 (satu) kali perpanjangan selama 1 (satu) tahun; c. Strata 3 (S3), 2 (dua) kali perpanjangan masing-masing 1 (satu) tahun. Pasal 18 (1) Bagi Karyasiswa yang dibiayai dari Departemen Kehutanan, dapat diberikan biaya perpanjangan dengan jangka waktu 6 (enam) bulan untuk program Diploma, S1 dan S2, serta 12 (dua belas) bulan untuk program S3. (2) Bagi Karyasiswa yang dibiayai oleh sponsor apabila pihak sponsor tidak memberikan biaya perpanjangan dapat diberikan biaya perpanjangan Tugas Belajar sebagaimana Ayat (1). BAB VIII PEMANTAUAN / EVALUASI Pasal 19 (1) Pusat Diklat Kehutanan bersama-sama Biro Kepegawaian memantau, menilai dan mengevaluasi Karyasiswa melalui laporan kemajuan belajar dari Kayasiswa dan melalui supervisi langsung ke Perguruan Tinggi tempat Karyasiswa mengikuti pendidikan. (2) Hasil pemantauan, penilaian dan evaluasi seperti pada Ayat (1) dilaporkan kepada Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan dengan tembusan kepada Unit Kerja Eselon I yang bersangkutan setiap 6 (enam) bulan. (3) Karyasiswa program S1 dan S2 yang lulus dengan predikat cumlaude dapat diusulkan oleh Pusat Diklat Kehutanan kepada Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan untuk langsung melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sepanjang bidang studi sesuai kebutuhan Departemen Kehutanan dan tersedia anggarannya. (4) Karyasiswa program S1 dan S2 yang lulus dengan predikat biasa baru dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi apabila telah mengabdi minimal 2 (dua) tahun. BAB IX S A N K S I

Pasal 20 Karyasiswa yang tidak memenuhi kewajibannya dapat dikenakan sanksi sebagai berikut: a. Teguran tertulis apabila tidak melaporkan kemajuan Tugas Belajar sebanyak 2 (dua) kali dalam 2 (dua) semester; b. Dihentikan sementara beasiswanya apabila tidak melaporkan kemajuan Tugas Belajar sebanyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut selama masa Tugas Belajarnya; c. Tidak diproses penempatan dan pengaktifan kembali pada jabatannya apabila Karyasiswa yang telah lulus tidak melaksanakan presentasi; d. Dikenakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) sesuai peraturan perundangan yang berlaku, apabila pegawai yang bersangkutan berhenti atas kemauan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil sebelum masa baktinya sebagaimana Pasal 14 huruf h dipenuhi; e. Kembali ke tempat tugas semula apabila secara akademik Karyasiswa tidak mampu melanjutkan Tugas Belajarnya yang dinyatakan secara tertulis oleh Ketua Program Studi; f. Dikenakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, apabila mengundurkan diri dari Karyasiswa sebelum masa tugas belajarnya selesai tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan; g. Status Tugas Belajarnya dicabut dan dikenakan sanksi administrasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku apabila Karyasiswa tidak dapat menyelesaikan pendidikannya dalam jangka waktu maksimal perpanjangannya; h. Pencabutan status Tuga Belajar dan atau pengembalian k etempat tugas semula dan atau pengenaan sanksi administrasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku ditetapkan dengan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan. BAB X LAIN - LAIN Pasal 21 (1) Perpindahan Bidang Studi dan atau perpindahan Perguruan Tinggi hanya dapat dilakukan setelah ada Keputusan menteri Kehutanan berdasarkan rekomendasi dari Komisi Pertimbangan Tugas Belajar dan Perguruan Tinggi tempat belajarnya. (2) Syarat-syarat perpindahan Bidang Studi dan perpindahan Perguruan Tinggi akan diatur kemudian. Pasal 22 Penempatan kembali Karyasiswa yang telah lulus ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dengan memperhatikan formasi jabatan dan bidang studinya. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 (1) Dengan ditetapkannya Keputusan ini maka Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 71/Kpts- II/1995 dan Nomor 493/Kpts-II/1998 dinyatakan tidak berlaku. (2) Apabila dalam pelaksanaannya terdapat perubahan dan atau penyimpangan terhadap pedoman ini, maka penyelesaiannya ditetapkan oleh Menteri Kehutanan cq. Sekretaris Jenderal Departemen kehutanan, secara kasus demi kasus. Pasal 24

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 18 Pebruari 2002 MENTERI KEHUTANAN ttd. MUHAMMAD PRAKOSA Salinan Keputusan ini Disampaikan kepada Yth. : 1. Sekretaris Jenderal Departemen kehutanan; 2. Sdr. Inspektur Jenderal Departemen Kehutanan; 3. Sdr. Para Direktur Jenderal lingkup Departemen Kehutanan; 4. Sdr. Para Kepala Badan lingkup Departemen Kehutanan; 5. Sdr. Para Kepala Pusat lingkup Departemen Kehutanan; 6. Sdr. Kepala Unit Pelaksana Teknis lingkup Departemen Kehutanan di Seluruh Indonesia.