BAB I PENDAHULUAN. karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak

dokumen-dokumen yang mirip
Pokok Bahasan: pengertian desain industri, objek dan subjek desain industri, perolehan hak desain industri

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas, kemajuan sektor perdagangan sangat erat kaitannya

Dr. Tb. Maulana Kusuma Web: Gunadarma University

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

Ketentuan dan Praktik Royalti dalam Hak Kekayaan Intelektual DWI ANITA DARUHERDANI, SH., LL.M. SEKRETARIS JENDERAL ASOSIASI KONSULTAN HKI INDONESIA

STIE DEWANTARA Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

HAK DESAIN INDUSTRI SAKLAR PUTAR (SWITCH GEAR) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia,

MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI

Pengantar Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

BAB I PENDAHULUAN. Pada dunia modern saat ini, hak kekayaan intelektual, atau yang disingkat

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

DESAIN INDUSTRI. Pendesain: seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain industri.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOFYAN ARIEF SH MKn

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

Pengenalan Kekayaan Intelektual Oleh : dr. Gita Sekar Prihanti, M Pd Ked SENTRA KI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I

Mata Kuliah: Legal Aspek dalam produk TIK Disusun oleh : Dr. Henny Medyawati, S.Kom, MM

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 PENJELASAN ATAS TENTANG DESAIN INDUSTRI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

Pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ragil Yoga Edi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini peranan pemerintah sangatlah penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektualitas

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain Industri;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dan pembangunan di

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya padasektor

BAB I PENDAHULUAN. normatif memiliki undang-undang yang cukup lengkap dalam bidang Hak

KELEMAHAN HUKUM DALAM UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA. LETAK SIRKUIT TERPADU Rr. Aline Gratika Nugrahani*).

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

BAB I PENDAHULUAN. perlindungannya sebagai bagian dari seni terpakai (applied art) sehingga di

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing.

DESAIN INDUSTRI DAN DTLST

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

I. PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan buku adalah jendela dunia. Buku adalah media yang sangat

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang mempunyai jumlah kendaraan yang tinggi.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

DESAIN INDUSTRI. Oleh Prof Dr Jamal Wiwoho,SH MHum. Desain Industri

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

BAB I PENDAHULUAN. pula hasrat dan keinginan masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA DESAIN INDUSTRI KREATIF DITINJAU DARI PERSYARATAN KEBARUAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

BAB I PENDAHULUAN. yang didalamnya menyangkut TRIPs Agreement (Trade Related Aspects of

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. 1 No. 3, Oktober 2009 PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

BAGIAN EMPAT PENGELOLAAN HASIL PENELITIAN. Pedoman Penelitian Dana Internal UAD 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dan. pembangunan di bidang ekonomi yang pelaksanaannya dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi

MODEKA MODEKA IP COMPANY PROFILE Intellectual property

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

Kuesioner Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 244, Tambahan Le

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017. KAJIAN TERHADAP TINDAK PIDANA DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN PASAL 54 UU NO. 31 TAHUN Oleh : Fingly Kumontoy 2

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia membentuk suatu Undang-Undang mengenai desain

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI DESAIN INDUSTRI. A. Sejarah perkembangan dan Pengaturan Desain industri

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Hukum Usaha. Modul 9-10

BAB II TINJAUAN YURIDIS MENGENAI DESAIN INDUSTRI PADA UMUMNYA. A. Prinsip Umum Hak Kekayaan Intelektual Pada Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sebagai akibat dari berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

RGS Mitra 1 of 10 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bagian dari Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI), industri memiliki karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak atas industri diberikan negara kepada penerima dalam jangka waktu tertentu. Pendesain mempunyai hak untuk menggunakan industri tersebut untuk dirinya sendiri atau kepada pihak lain berdasarkan persetujuannya untuk periode waktu yang telah ditentukan. Dalam hal ini pendaftaran adalah syarat mutlak untuk terjadinya hak industri. Tanpa pendaftaran, tidak akan ada hak atas industri, juga tidak ada perlindungan hukum. Asas menjadi prinsip hukum yang juga perlu mendapat perhatian dalam perlindungan hak atas industri ini. Hanya yang benarbenar baru, yang dapat diberikan hak. Nilai dapat diukur melalui beberapa unsur seperti kombinasi dari yang sudah ada, ataupun yang memang berbeda dari yang sebelumnya. UU No. 31 Tahun 2000 menjelaskan lebih lanjut mengenai tolak ukur apa yang menjadi ukuran itu sendiri. Perlindungan atas industri didasarkan kepada konsep pemikiran bahwa lahirnya industri tidak terlepas dari kemampuan kreativitas cipta, rasa dan karsa 1

yang dimiliki oleh manusia. Jadi ia merupakan produk intelektual manusia, produk peradaban manusia. Ada kesamaan antara hak cipta bidang seni lukis dengan desain industri, akan tetapi perbedaannya akan lebih terlihat ketika desain industri itu dalam wujudnya lebih mendekati paten. 1 Dalam hukum positif Indonesia, industri diatur dalam UU No. 31 Tahun 2000. menjelaskan ; Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dam warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan. 2 Merujuk pada definisi yang diatas maka, karakteristik desain tersebut itu dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Satu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna atau gabungan keduanya. 2. Bentuk konfigurasi atau komposisi tersebut harus berbentuk 2 atau 3 dimensi. 3. Bentuk tersebut harus member kesan estetis 1 H. OK. Saidin, S.H., M.Hum., Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA,2010),hlm.467 2 Indonesia. Undang Undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri Pasal 1 ayat (1) 2

Berdasarkan definisi yang baru dijelaskan dapat disimpulkan bahwa industri meliputi pula pola yang dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk beerupa barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan, selain barang industri. Begitu pentingnya unsur seni atau estetis dalam desain industri ini. Seni yang mengandung unsur estetika atau keindahan itu adalah hasil kreasi manusia, karenanya ia merupakan karya intelektualitas manusia yang semestinya dilindungi sebagai property rights. Di sisi lain jikaa karya intelektualitas itu dapat diterapkan dan menghasilkan suatu produk berupa barang atau komoditas industri, maka gabungan keduanya (nilai estetika dan nilai produk) dirumuskan sebagai desain industri. Industri adalah pola yang digunakan dalam proses pembuatan barang baik secara komersil maupun secara berulang-ulang. Karakter penggunaan berulang adalah suatu pembeda dari kreasi Hak Cipta. Perlindungan industri berbeda dengan hak cipta, dalam indsutri perlindungan diberi kepada produk yang baru atau original, dapat dinyatakan baru atau original apabila memiliki perbedaan dari yang sebelumnya. 3 Disamping berlakunya asas-asas hukum (prinsip hukum) terhadap hak atas industri, asas hukum yang mendasari hak ini adalah 1. Asas Publisitas; 2. Asas Kesatuan; dan 3 Prof. Tim Lindsey, B.A, LL.B, BLitt, Ph.D., et. Al. Hak Kekayaan Intelektual. (Bandung, PT. Alumni,2011),hlm.222 3

3. Asas Kebaruan Asas Publisitas bermakna bahwa adanya hak tersebut didasarkan pada pegumuman atau publikasi di mana masyarakat umum dapat mengetahui keberadaan tersebut. Untuk itu hak atas industri itu diberikan oleh Negara setelah hak tersebut terdaftar dalam Berita Resmi Industri. Di sini perbedaan yang mendasar dengan hak cipta, yang menyangkut sistem pendaftaran deklaratif, sedangkan hak atas menganut sistem pendaftaran konstitutif. Untuk pemenuhan asas publisitas inilah diperlukan ada pemeriksaan oleh badan yang menyelenggarakan pendaftaran. Asas Kesatuan bermakna bahwa hak atas industri tidak boleh dipisahpisahkan dalam satu kesatuan yang utuh untuk satu komponen. Misalnya kalau itu berupa sepatu, maka harus sepatu yang utuh, tidak boleh hanya telapaknya saja, berbeda jika dimaksudkan itu hanya berupa telapak saja, maka hak yang dilindungi hanya telapaknya saja. Demikian pula bila itu berupa botol berikut tutupnya, maka yang dilindungi dapat berupa botol dan tutupnya berupa satu kesatuan. Konsekuensinya jika ada pembaruan mengubah bentuk tutupnya, maka pembaruan pertama tidak dapat mengklaim. Oleh karena itu, jika botol dan tutupnya dapat dipisahkan, maka tutup botol satu kesatuan dan botolnya satu kesatuan jadi ada dua industri. Asas Kebaruan pada dasarnya hak atas industri diberikan kepada yang benarbenar baru. Artinya harus berbeda dengan pengungkapan sebelumnya. 4

Pengungkapan sebelumnya, adalah pengungkapan desain industri yang sebelum Tanggal Penerimaan. Penentuan kebaruan menimbulkan persoalan yang serius. Hal tersebut disebabkan menurut UU No. 31 Tahun 2000. Baru artinya sebelumnya tidak ada yang pernah selama ini diciptakan oleh anggota masyarakat dimintakan perlindungannya melalui Hak Cipta dan hal itu telah berlangsung lama sehingga telah banyak yang terdaftar dan mendapat perlindungan Hak Cipta. 4 Suatu desain indutri tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sebelum tanggal penerimaannya, desain industri tersebut: a. Telah dipertunjukan dalam suatu pameran nasional ataupun internasional di Indonesia atau diluar negeri yang resmi atau diakui sebagai resmi. b. Telah digunakan tujuan pendidikan, penelitian, atau pengembangan. Hak desain industri tidak dapat diberikan apabila desain industri tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau kesusilaan. Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak atas kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia. Jadi hak kekayaan intelektual yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektual manusia adalah hal yang sangat penting dan harus dilindungi. Kemampuan intelektual dihasilkan oleh manusia melalui daya, rasa, dan karsanya yang diwujudkan dengan karya- 4 Indonesia. Undang Undang No. 31 Tahun 2000, Op. Cit, Pasal 2 ayat (2) 5

karya intelektual. Karya-karya intelektual yang dilahirkan menjadi bernilai, apalagi dengan manfaat ekonomi yang melekat sehingga akan menumbuhkan konsep kekayaan terhadap karya-karya intelektual yang dijadikan asset perusahaan. Didalam bidang milik intelektual, ada bidang yang dikhususkan berkenaan dengan ilmu pengetahuan dan diterpkan dalam industri, dimana pengetahuan bidang ini sering disebut sebagai sebagai Hak Kekayaan Industri. Yang utama adalah hasil penemuan dan karya-karya yang dapat digunakan dalam industri. Pengunaan dibidang industri inilah yang merupakan aspek terpenting dari Hak Kekayaan Industri. Hak Kekayaan Industri dibagi menjadi 5 bagian yaitu Merk, Paten, Desain Industri, Rahasia Dagang, dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Undang-undang desain industri mengatur mengenai perlindungan hukum hak desain industri atas karya desain yang baru, selain itu karya hasil desain industri tersebu harus baru dan dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan dalam proses pendaftaran, desain industri tersebut berbeda dengan karya-karya yang telah ada sebelumnya. Desain industri berhubungan dengan perwujudan secara visual dari produk-produk komersial dalam pola tiga atau dua dimensi. Desain industri biasanya tidak melindungi fungsi dari suatu produk, melainkan sematamata melindungi penampakan luarnya. Desain orisinil dari produk-produk komersial dilindungi setelah desain tersebut didaftarkan. Jangka waktu perlindungan terhadap hak desain industri 6

diberikan untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan. 5 Pemegang hak desain industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan hak desain industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpr, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang diberi hak desain industri. Karena itulah hak atas desain industri dirumuskan sebagai hak eksklusif. Hanya pendesain saja yang boleh mendapatkan hak tersebut dari Negara. Namun demikian, sekalipun ia merupakan hak eksklusif pemegang hak desain dapat mengizinkan kepada pihak lain untuk menikmati manfaat ekonomi dari desain industri tersebut dengan cara lisensi yakni berupa perjanjian pemberian hak, bukan pengalihan hak. Mengapa pengalihan hak tidak dapat dilakukan, karena makna pengalihan hak itu mengakibatkan pula beralihnya hak moral (moral rights), sedangkan hak moral itu adalah hak yang sangat khusus dimiliki oleh pendesain, yang tidak dapat dialihkan dalam keadaaan bagaimanapun. Tujuan perlindungan hukum terhadap masing-masing bidang hak kekayaan intelektual tersebut juga berbeda. Undang-undang hak cipta misalnya, bertujuan untuk menetapkan hak-hak pencipta dan menjamin perlindungan terhadap karyanya, yang berkaitan dengan eksploitasi kebudayaan (ilmu pengetahuan, seni dan sastra) yang adil dan benar, dan dengan demikian dapat memberi 5 Ibid, pasal 5 ayat (1) 7

kontribusi bagi kemajuan peradaban manusia. Sedangkan tujuan undang-undang desain industri, adalah untuk mendorong terciptanya suatu karya desain dengan mengedepankan unsur perlindungan dan kegunaannya, sehingga dapat memberi kontribusi bagi kemajuan industri. Banyak Negara-negara berkembang baru mampu mengembangkan industriindustrinya dalam waktu 50 tahun yang lalu, sehingga bagi Negara-negara teersebut perarturan mengenai desain menjadi relevan, baru pada saat ini. Sebuah masalah yang telah mengacaukan banyak membentuk undang-undang di seluruh dunia adalah berkaitan dengan tumpang tindihnya antara hak cipta dengan desain industri, karena kedua rezim tersebut melindungi karya-karya artistik. 6 Dengan demikian desain industri didasarkan pada konsep pemikiran bahwa lahirnya desain industri tidak terlepas dari intelektualitas manusia itu sendiri. B. Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dengan putusan Pengadilan Tinggi Banten dengan nomor : 25 / PID / 2012 / PT.BTN maka dapat dikemukakan beberapa permasalahan, yaitu : 1. Bagaimana penerapan undang-undang Desain Industri tentang kebaruan dalam desain industri? 6 Prof. Tim Lindsey, B.A, LL.B, BLitt, Ph.D., et. Al., Op. Cit, hlm. 8 8

2. Bagaimana pandangan Hakim terhadap nilai kebaruan dalam desain industri menurut putusan Pengadilan Tinggi Banten dengan nomor : 25 / PID / 2012 / PT.BTN? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan memahami penerapan undang-undang Desain Industri tentang kebaruan dalam desain industri. 2. Untuk mengetahui dan memahami pandangan Hakim terhadap nilai kebaruan dalam desain industri D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat dari pembuatan skripsi ini yaitu untuk studi di bidang desain industri terutama dalam penerapan undang-undang Desain Industri tentang kebaruan dalam Desain Industri. 2. Pembuatan skripsi ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan bagi para pelaku usaha mengenai adanya perlindungan hukum. 9

E. Kerangka Konsepsional Dalam penulisan skripsi ini menjelaskan tentang definisi-definisi atau pengertian-pengertian yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman mengenai desain industri, yaitu ; 1. Definisi Desain Industri adalah Suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. 7 2. Kebaruan menurut pasal 2 angka 2 Undang undang No. 31 Tahun 2000 adalah Desain Industri dianggap baru apabila pada Tanggal Penerimaan, Desain Industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya. 8 3. Pendesain adalah Seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain Industri 9 4. Subjek Hukum dalam Desain Industri adalah Pendesain baik secara perorangan ataupun dalam ikatan kelompok yang menghasilkan atau melahirkan suatu karya desain yang bersifat khas dan dijadikan kegiatan 7 Indonesia. Undang Undang No. 31 Tahun 2000, Loc.Cit. 8 Ibid, Pasal 2 ayat (2) 9 Ibid, Pasal 1 ayat (2) 10

produksi pada dunia Industri. 5. Tujuan Perlindungan Hukum dalam Desain Industri adalah Unjtuk mendorong terciptanya suatu karya desain dengan mengedepankan unsure perlindungan dan kegunannya, sehingga dapat member kontribusi bagi kemajuan Industri. 10 6. Hak Eksklusif adalah Hak untuk melaksanakan Hak Desain Industri yag dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau megedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri. 11 7. Hak Desain Industri adalah Hak Eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu yang telah ditentukan untuk melaksanakan hak tersebut, atau memberikannya dengan persetujuan kepada pihak lain yang diberi ijin untuk melaksanakan hak tersebut. F. Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dengan penelitian normatif. 12 10 H. OK. Saidin, S.H., MHum., Op. Cit, hlm 470 11 Indonesia. Undang Undang No. 31 Tahun 2000, Op. Cit, Pasal 9 ayat (1) 12 Henry Arianto, Metode Penelitian Hukum, (Makalah Perkuliahan Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul), Jakarta, 2012, hlm 18 11

1. Tipe Penelitian. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian normatif. Tipe penelitian normatif adalah bentuk penelitian dengan melihat studi kepustakaan, sering juga disebut penelitian hukum doktriner, penelitian kepustakaan atau studi dokumen, seperti undang-undang, buku-buku yang berkaitan dengan permasalahannya, yaitu mengenai Hukum Perjanjian 2. Bahan Hukum. Bahan hukum yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum sekunder adalah peraturan perundang-undangan yang terkait dengan permasalahan yaitu UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. Bahan hukum sekunder berupa data yang diperoleh dari buku-buku atau literature-literatur juga makalah-makalah hukum, situs-situs internet, dan jurnal, Serta penelitian dalam data primer di lapangan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan yang diajukan dalam penulisan ini. 3. Metode Pengumpulan Bahan Hukum. Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penulisan skripsi ini melalui studi pustaka, meliputi : mengumpulkan, mengklasifikasikan bahan hukum sekunder dari penelusuran yang dilakukan di perpustakaan. 4. Analisis Data. Dengan terkumpulnya bahan hukum sekunder yang telah didapat 12

sebelumnya, akan dianalisis secara yuridis normatif dan dipaparkan secara deskriptif, yang didasarkan pada apa yang telah penulis dapatkan dari beberapa literature yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, informasi, maupun segala keterangan yang disertai dengan dasar hukum yang kuat, untuk selanjutnya setelah diolah, kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi yang disusun secara sistematis. G. Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini menjadi terarah dan sistematis, maka skripsi ini terbagi menjadi beberapa bab dan masing-masing bab terbagi lagi dalam beberapa sub bab dengan pokok pembahasannya. Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pada Bab ini penulis akan memaparkan latar belakang permasalahan yang akan ditulis, pokok permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka konsepsional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. 13

BAB II Pengertian Tentang Hak atas Kekayaan Intelektual Dalam Bab ini penulis akan menjelaskan mengenai definisi dan hal - hal yang terkait tentang Hak atas Kekayaan Intelektual dari berbagai sumber dan literature yang ada. Selain itu, bab ini akan menjelaskan tentang cabang-cabang HKI dengan memfokuskan pada beberapa pertanyaan diantaranya apakah HKI itu, apa yang dilindunginya dan mengapa HKI itu penting BAB III Pengertian tentang Hak Desain Industri berdasarkan Penilaian Kebaruan dalam Desain Industri Pada Bab ini penulis akan membahas dan menjelaskan mengenai dasar dari penilaian kebaruan desain industri dalam Hak Kekayaan Intelektual BAB IV Perlindungan Hukum terhadap pelaku usaha berdasarkan Undang-undang HKI tentang kebaruan dalam Desain Industri Pada Bab ini penulis akan membahas tentang perlindungan 14

Hukum dan Hak terhadap pelaku usaha berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Banten dengan nomor : 25 / PID / 2012 / PT.BTN BAB V Penutup Pada bab ini akan ditarik sebuah kesimpulan dan saran dari permasalahan yang diangkat yang telah dijelaskan pada babbab yang telah dibahas sebelumnya 15