BAB I PENDAHULUAN. Islam telah mewajibkan bagi setiap umatnya untuk selalu bekerja keras untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

Konversi Akad Murabahah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al- Qur an yang mujmal, muthlaq, amm dan sebagainya.

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

E٤٢ J٣٣ W F : :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD. dipakai dalam beragam makna. Diantaranya yaitu: Turun atau merendahkan,

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar

HADITS KEduapuluh tujuh Arti Hadits / :

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

Bab 5. Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

Taqlid, Do'a Iftitah dan Shalawat HUKUM TAQLID, DOA IFTITAH DAN SHALAWAT KHUTBAH JUM'AT

!!" #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/" 4./" 56 * % &' &()*+&, " "# $ %! #78*5 9: ;<*% =7" >1?@*5 0 ;A " 4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@* "/ 4!

BAB I PENDAHULUAN. Makna dari mahar pernikahan yang kadang kala disebut dengan belis oleh

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan hidup manusia merupakan sesuatu alami (fitrah) yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

Exchange) Surabaya perusahaan yang akan menjual saham atau Efeknya di

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Menggapai Kejayaan Islam

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sepeda motor yang di jual di beberapa showroom, baik secara tunai

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1976, hlm Jakarta, 1997, hlm. 5. Utama, Jakarta, 2011, hlm. 1496

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB I PENDAHULUAN. aslama yang berarti memelihara, selamat, sentosa, dan berarti pula berserah

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam telah mewajibkan bagi setiap umatnya untuk selalu bekerja keras untuk dapat mencapai apa yang diinginkan. Sebab, dengan bekerja seseorang bisa mendapatkan nafkah, dengan bekerja keraslah seseorang bisa mendapatkan kekayaan. Oleh karena itu Allah SWT melapangkan bumi ini serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memperoleh rezekinya. Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan nafkah yang halal ialah melalui jalan perniagaan atau perdagangan. Perdagangan atau yang juga lebih dikenal dengan jual beli itu sendiri ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan Syara dan disepakati. 1 Dari pengertian tersebut diatas, jelas bahwa perdagangan atau jual beli itu adalah suatu aktivitas sosial manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan diantara sesamanya haruslah didasarkan atas dasar kejujuran dan keikhlasan sehingga dari kegiatan ini tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Oleh sebab itu, dalam kegiatan atau jual beli hendaknya seorang pedagang dapat memaksimalkan pelayanan kepada para pembelinya baik dari segi kualitas barang, ukuran dan timbangan, maupun yang lainnya. 1 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm. 68-69 1

2 Perdagangan merupakan aktivitas ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sejak masa lalu hingga saat ini. Hampir dipastikan bahwa setiap hari setiap orang akan melakukan kegiatan perdagangan atau jual beli ini, baik itu jual beli barang ataupun jasa, baik secara langsung maupun tidak langsung. Transaksi perdagangan atau jual beli sering dilakukan dan sangat erat dengan kehidupan manusia sebab pada dasarnya setiap orang akan saling membutuhkan terhadap barang-barang dan jasa orang yang lainnya, khususnya sejak diperkenalkannya uang sebagai alat tukar menukar. Firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa: 29: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu Ayat tersebut mengandung prinsip umum, yakni bagaimana Islam telah mengatur berbagai sisi kehidupan manusia termasuk dalam urusan duniawi dalam hal ini adalah pengaturan harta dan perdagangan. Islam telah melarang umatnya untuk memakan harta atau hak orang lain dengan jalan yang tidak dibenarkan oleh syari at Islam. Selain itu, Islam juga telah menghalalkan perdagangan yang didasarkan atas dasar suka sama suka atau kerelaan. Akan tetapi pada kenyataannnya saat ini, perdagangan atau jual beli banyak dijadikan sebagian orang sebagai jalan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesarbesarnya semata dengan mengabaikan pedoman dan petunjuk-petunjuk dalam hal jual beli yang telah dijelaskan dalam Al-Qur an dan hadis yang merupakan dua sumber

3 pokok dari ajaran Islam. Dengan suatu tujuan yaitu untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya tersebut banyak dari sebagian orang rela melakukan berbagai cara dengan menipu orang lain yang mana penipuan khususnya dalam perdagangan ini adalah tidak dibenarkan dalam Islam. Sebab, prinsip perekonomoian dalam Islam adalah bukan untuk mengejar keuntungan semata, akan tetapi sebagai satu ibadah untuk mendapatkan keridha an Allah SWT. Adapula pada saat ini, bukan sekali dua kali ditemukan adanya kelangkaan barang kebutuhan masyarakat dipasaran. Sebut saja adanya kelangkaan barang kebutuhan masyarakat berupa bahan pokok makanan menjelang hari raya, kelangkaan bahan bakar minyak, gas, dan lain sebagainya. Ada banyak sebab barang-barang yang dibutuhkan masyarakat tiba-tiba hilang di pasaran. Jika pun ada harganya menjadi lebih mahal dari harga yang semestinya. Salah satu faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya kelangkaan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat di pasaran tersebut adalah adanya penimbunan barang yang dilakukan oleh sebagian orang atau sekelompok pedagang tertentu. Menurut pendapat Yusuf Qardhawi, prinsip perekonomian dalam Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah sifat kasih sayang. Dimana seseorang tidak boleh menjadikan obsesi terbesarnya dan tujuan usahanya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya semata dan dengan segala macam cara. Sesungguhnya Islam ingin mendirikan dibawah naungan sejumlah nilai luhur suatu pasar yang manusiawi, di mana orang yang besar mengasihi orang yang kecil, orang

4 yang kuat membimbing yang lemah, orang yang bodoh belajar dari yang pintar, dan orang-orang bebas menegur orang yang nakal dan zhalim. 2 Al-Qur an yang merupakan sumber pokok ajaran Islam adalah risalah Allah SWT kepada manusia semuanya. Banyak nash yang menunjukkan hal itu, baik di dalam al-qur an maupun di dalam sunnah. 3 Sebagaimana Firman-Nya dalam QS. Al-Furqan:1: Maha Suci Allah yang telah Menurunkan al-furqan (al-qur an) kepada hamba- Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia). Adapun Hadis adalah penjelas dari Al-Qur an. Tingkah laku manusia yang tidak ditegaskan ketentuan hukumnya, tidak diterangkan cara mengamalkannya, tidak diperincikan menurut petunjuk dalil yang masih utuh, tidak dikhususkan menurut petunjuk ayat yang masih mutlak dalam Al-Qur an, hendaknya dicarikan penyelesaiannya dalam hadis. Akan tetapi berbeda dengan Al-Qur an yang sudah tidak perlu diragukan lagi kebenarannya dan keasliannya, penelitian terhadap hadis-hadis Nabi SAW yang merupakan sumber pokok ajaran Islam yang kedua setelah Al-Qur an ini masih sangat perlu dilakukan. Sebab, hadis-hadis Nabi SAW yang sudah terdewankan dalam kitab-kitab hadis yang ada saat ini telah melalui tahap-tahap perkembangan yang cukup lama sehingga dimungkinkan adanya kesalahan-kesalahan dan pemalsuan-pemalsuan. Selain itu, meskipun suatu hadis telah nyata keshahihannya, 2 Yusuf Qardhawi, Dârul Qiyam wa l-akhlaq fî l Iqtishadil Islam (Terj), Peran Nilai & Moral dalam Perekonomian Islam (Jakarta: Rabbani Press, 1997), hlm 321 3 Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur an (Jakarta: Litera Antar Nusa, 1996), hlm. 11

5 penelitian terhadap hadis-hadis Nabi juga masih sangat diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat dilihat dari mana keshahihan hadis tersebut, sehingga dapat diketahui jalan yang menyampaikan suatu hadis hingga sampai kepada Nabi SAW, dari siapa dan kepada siapa suatu hadis tersebut diriwayatkan dan dapat diketahui kandungan dan maksud dari matan hadis tersebut. Dengan demikian, berdasarkan uraian permasalahan diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana petunjuk dari hadis-hadis yang menjadi dasar larangan penimbunan barang tersebut dilihat dari berbagai jalur periwayatan, bagaimana kualitas para periwayatnya, bagaimana kualitas matannya serta dapat diketahui kandungan daripada matannya tersebut. Maka penulis bermaksud untuk menelitinya dalam sebuah skripsi dengan judul: KESHAHIHAN HADIS-HADIS TENTANG LARANGAN PENIMBUNAN BARANG DALAM PERDAGANGAN. B. Perumusan Masalah Berdasarkan pada gambaran latar belakang masalah diatas, sesuai dengan judul penelitian ini serta untuk lebih mengarahkan pembahasan dalam penulisan, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana petunjuk dan kualitas dari hadis-hadis yang membahas tentang larangan penimbunan barang dalam perdagangan tersebut? 2. Bagaimana pemahaman dari hadis-hadis yang membahas tentang larangan penimbunan barang dalam perdagangan tersebut? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

6 1. Untuk mengetahui petunjuk dan kualitas dari hadis-hadis yang membahas tentang larangan penimbunan barang dalam perdagangan tersebut. 2. Untuk mengetahui pemahaman dari hadis-hadis yang membahas tentang larangan penimbunan barang dalam perdagangan tersebut. D. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah sebuah perbandingan dari penelitian-penelitian atau buku-buku yang telah ada sebelumnya. Adapun buku-buku yang menjadi tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi ini diantaranya adalah; Ibnu Hajar al-asqalani dalam kitabnya Bulughul Maram, tentang perdagangan dalam pembahasan bab syarat-syarat dan apa-apa yang terlarang menyebutkan bahwa salah satu hal yang dilarang dalam perdagangan adalah monopoli atau yang lebih dikenal dengan penimbunan. Dalam kitabnya tersebut, Ibnu Hajar menyebutkan sebuah hadis tentang monopoli (baca: ihtikar) yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang dimana dinyatakan dalam hadis tersebut bahwa orang yang melakukan penimbunan adalah bersalah atau berdosa. Sayyid Sabiq dalam fiqh sunnahnya, menjelaskan bahwa monopoli (baca: penimbunan) dalam perdagangan adalah dilarang dan dicegah oleh Syari at karena ia merupakan ketamakan dan bukti keburukan moral serta mempersusahkan manusia. Dalam fiqih sunnahnya tersebut, Sayyid Sabiq menyebutkan pula hadis-hadis yang menjadi sandaran pengharaman penimbunan barang tersebut. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya yang berjudul al-halal wa Al-Haram fîl Islam, yang didalamnya termasuk dibahas masalah perekonomian, menyatakan bahwa sekalipun Islam memberikan kebebasan kepada setiap orang dalam menjual,

7 membeli, dan yang menjadi keinginan hatinya, tetapi Islam menentang dengan keras sifat aniayah (egois) yang mendorong sementara orang dan ketamakan pribadi untuk menumpuk kekayaan atas biaya orang lain dan memperkaya diri sendiri, kendati dari bahan baku yang menjadi kebutuhan masyarakat. Dalam kitabnya tersebut, Yusuf Qardhawi menyebutkan pula hadis-hadis yang menjadi landasan pengharaman penimbunan barang tersebut. Selain itu masih banyak lagi buku-buku maupun yang lainnya yang membahas tentang masalah persaingan usaha tidak sehat dalam perdagangan ini. Adapun penelitian mengenai hadis-hadis yang menjadi landasan larangan penimbunan barang dalam perdagangan yang akan penulis lakukan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif analysis, dimulai dari mengklasifikasikan hadis-hadis ashal yang memberikan petunjuk tentang larangan penimbunan barang dalam perdagangan, kemudian melakukan takhrîj (pencarian) terhadap hadis-hadis yang semakna dengan hadis-hadis ashal tersebut. Setelah ditemukan hadis-hadis yang semakna lainnya tersebut, langkah selanjutnya adalah dilakukan i tibar terhadap sanad yang telah tekumpul, kemudian menjelaskan kualitas rawi-rawinya, menjelakan persamaan serta perbedaan dari matannya, termasuk kemudian menunjukkan rawi-rawi yang menjadi mutabi dan syahid dari rangkaian sanad hadis-hadis tersebut yang semakin menguatkan hadis-hadis tersebut. Setelah dilakukan serangkaian langkah-langkah penelitian tersebut diatas, dan telah didapatkan kesimpulan mengenai kualitas daripada hadis-hadis tersebut, langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh penulis adalah mengaitkan pemahaman dan kandungan hadis-hadis tersebut dengan konteks kekinian.

8 E. Kerangka Pemikiran Ilmu hadis, yakni ilmu yang berpautan dengan hadis, banyak ragam macamnya. Dalam pada itu, jika dilihat kepada garis besarnya, terbagi ke dalam dua bagian saja, yaitu ilmu hadis riwayah dan ilmu hadis dirayah. 4 1. Ilmu Hadis Riwayah Ilmu yang membahas ucapan, perbuatan, ketetapan, dan sifat-sifat Nabi SAW., periwayatannya, pencatatannya, dan penelitian lafal-lafalnya. 5 Dengan demikian, objek kajian ilmu hadis riwayah adalah segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi SAW., yang meliputi sabda, perbuatan, taqrir dan sifat-sifat Nabi SAW. Itulah sebabnya pembahasan ilmu ini berkisar tentang periwayatan, pencatatan, dan pengkajian sanad-sanadnya, serta menguji status setiap hadis, apakah shahih, hasan, atau dha if, disamping membahas pula pengertian hadis dan faidahfaidah yang dapat dipetik darinya. Dengan cara itu ilmu hadis akan dapat merealisasikan suatu tujuan yang sangat mulia, yaitu selamatnya periwayatan hadis dari segala hal yang tercela. 2. Ilmu Hadis Dirayah Ilmu yang membahas pedoman-pedoman yang denagnnya dapat diketahui keadaan sanad dan matan. 6 4 Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadis (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999), hlm. 128-129. 5 Nuruddin Itr, Manhaj An-Naqd Fii Uluum Al-Hadîts (Terj), Endang Soetari AD. dan Mujiyo, Ulum Al-Hadîts I (Bandung: Rosda Karya, 1995), hlm. 14 6 Ibid., hlm. 16

9 Ilmu hadis dirayah disebut pula dengan Mushthalah al-hadîts, Ulum al- Hadîts, Ushul al-hadîts, dan Ilm al-hadîts. Tema pembahasan ilmu hadis dirayah adalah sanad dan matan dalam upaya mengetahui hadis yang maqbul (diterima) dari yang mardud (ditolak). Perbedaan antara ilmu hadis dirayah dengan ilmu hadis riwayah adalah bahwa ilmu hadis dirayah mengantarkan kita untuk mengetahui hadis yang maqbul dan mardud secara umum berdasarkan kaidah-kaidahnya. Sementara ilmu hadis riwayah merupakan upaya untuk membahas hadis-hadis tertentu yang dikehendaki, lalu diaplikasikan dengan kaidah-kaidah umum ilmu hadis dirayah tersebut untuk diketahui apakah suatu hadis itu maqbul atau mardud, sekaligus menguji ketepatan periwayatannya dan syarahnya. Dengan demikian, ilmu hadis riwayah lebih merupakan penerapan praktis dari suatu hadis yang diinginkan. Definisi inilah yang dianut oleh mayoritas pakar hadis. Dengan demikian, yang dimaksud Ilmu Hadis Dirayah adalah: Kumpulan kaidah dan masalah yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan periwayat dan yang diriwayatkan, dipandang dari segi diterima atau ditolaknya. Menurut ilmu hadis, kegiatan mencari hadis dengan cara menelusuri sampai berhasil menemukannya dalam kitab-kitab ditulis oleh periwayatnya langsung (mukharijjul hadîts) disebut sebagai kegiatan takhrîjul hadîts. 7 Penelitian sanad dimaksudkan untuk megetahui keadaan atau kualitas para perawi hadis yang terlibat dalam periwayatan hadis dimaksud. Untuk itu diperlukan adanya ilmu jarh wa ta dil. Selain itu, pemahaman terhadap hadis (syarah hadîts) juga penting dilakukan. Karena pada kenyataannya sebagian besar umat Islam belum 7 M. Syuhudi Ismail, Cara Praktis Mencari Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), hlm. 16-17

10 dapat memahami hadis secara langsung dengan benar tanpa bantuan dari para ulama dan ahli yang memiliki pemahaman yang mendalam dan pengetahuan yang luas serta kepekaan yang tinggi. Untuk itu diperlukan beberapa perangkat disiplin ilmu-ilmu hadis lainnya, yang diantaranya adalah; Ilmu Asbab l-wurud al-hadîts, Ilmu Tawarikhul Mutun, Ilmu Nasikh dan Mansukh, Ilmu Mukhtaliful Hadîts, Ilmu Ilalil Hadîts, dan sebagainya. F. Langkah-Langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian, lazim juga disebut prosedur penelitian, dan ada pula yang menggunakan istilah metodologi penelitian. Langkah-langkah penelitian ini, secara garis besar mencakup penentuan; (1) Metode penelitian, (2) Jenis data, (3) Sumber data, (4) Teknik pengumpulan data, dan (5) Analisis data. 8 Agar pembahasan dalam penelitian dapat dilakukan secara terarah dan sistematis maka gambaran dari langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Metode Penelitian Metodologi penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analysis yang bertujuan untuk menjelaskan kualitas dan kandungan dari hadis-hadis yang membahas tentang larangan penimbunan barang dalam perdagangan. 2. Jenis Data Oleh karena teknik yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik book survey (studi pustaka) maka jenis data yang penulis pilih dalam 8 Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian Dan Penulisan Skripsi (Jakarta: Logos, 1997), hlm. 57

11 penelitian ini, disesuaikan dengan jenis penelitian ini, yaitu sebuah penelitian pemikiran yang bersifat normatif. Dengan demikian, jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. 3. Sumber Data Sumber data yang akan penulis pergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yakni sumber data primer dan sumber data sekunder: a. Sumber data Primer Sumber data primer meliputi kumpulan kitab-kitab sumber hadis atau yang dikenal dengan Mashâdir al-ashliyah diantaranya: Kitab Muwattha Malik, Jami Shahih al-bukhari, Shahih Muslim, Sunan at-turmudzi, Sunan Abu Dawud, Sunan an-nasa i, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, dan Kitab Sunan Ad-Darimi. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder yakni berbagai kitab, buku-buku, serta literatur lainnya yang merupakan bahan-bahan tambahan yang ada relevansinya dengan tema penelitian ini. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah adalah dengan cara mencari hadis-hadis ashal yang menjelaskan tentang larangan penimbunan barang dalam perdagangan. Setelah diklasifikasikan hadishadis ashal yang termasuk kedalam tema hadis-hadis yang membahas tentang larangan penimbunan barang dalam perdagangan tersebut, langkah selanjutnya adalah melakukan takhrîj (mengeluarkan) terhadap hadis-hadis yang semakna dengan hadishadis ashal tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan salah satu kitab pembantu

12 yakni kitab Mawsû at Athrâfu l-hadîts An-Nabawiy As-Syarif karya Abu Hazm Muhammad As-Sa id dan juga CD Maktabah Syamilah dan Kutubu Tis ah 5. Analisis Data Selanjutnya, data yang telah terkumpul akan diseleksi dan dianalisis yang meliputi analisis sanad dan matan dari seluruh hadis-hadis yang menjelaskan tentang larangan penimbunan barang dalam perdagangan tersebut dengan menggunakan teori-teori hadis yang telah mapan, seperti ilmu Jarh wa Ta dil, Syarah Hadis dan ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan pokok permasalahan.