BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut (Todaro dan Smith, 2003). Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDB

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bisa berjalan dengan lancar. Pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output. Pertumbuhan ekonomi mutlak

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi teknologi. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI PEBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. Oleh : Suhel

BAB I PENDAHULUAN. nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dari sejak awal perkembangan perbankan syari ah di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23).

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun tentang Perbankan(Muhammad 2011:17). Sampai saat ini kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi global menghadapi tekanan yang berat dari krisis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik. Syariah yang murni seperti Bank Muamalat. Namun Masyarakat kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai penghimpun dana masyarakat (financial intermediary)

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang kegiatan usahanya yaitu. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik itu mencakup kelembagaan,

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan kegiatan dalam perekonomian suatu negara yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah. Pertumbuhan ekonomi menjadi pusat perhatian bagi ekonom dan politisi negara karena pemerintahan suatu negara dapat jatuh dan bangun berdasar tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut (Todaro dan Smith, 2003). Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif maupun negatif. Ketika pertumbuhan ekonomi bernilai positif tentu kegiatan ekonomi mengalami peningkatan. Sebalikmya ketika pertumbuhan ekonomi bernilai negatif maka kegiatan ekonomi akan mengalami kemorosotan. Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDB Tahun Laju 2004 5.03 2005 5.69 2006 5.50 2007 6.35 2008 6.01 2009 4.63 2010 6.22 2011 6.49 2012 6.26 2013 5.73 2014 5.06 Sumber : Data Diolah BPS Terjadinya krisis pada tahun 2008 dikhawatirkan memberikan dampak bagi ekonomi Indonesia. Namun secara laju pertumbuhan ekonomi dapat diamati 1

masih dikatakan stabil pada nilai 5 persen. Laju pertumbuhan dapat diketahui dengan membandingkan nilai PDB dengan tahun sebelumnya. Dari tabel dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya mengalami kenaikan yang ditandai dengan meningkatnya prosentase. Meskipun pada tahun 2009 pasca krisis pertumbuhan ekonomi turun diangka 4 persen setelah tahun 2008 yang berada diangka 6 persen. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi kembali meningkat diangka 6 persen. Hingga tahun 2012 masih berada diangka 6 persen yang kemudian pada tahun 2013 dan 2014 menurun pada angka 5 persen namun masih dikatakan laju pertumbuhan ekonomi stabil. Menurut berita resmi statistik No. 83/11/Th.XVII, 5 November 2014 bahwa perekonomian Indonesia pada triwulan III 2014 berada pada angka 5,01 persen. Hal ini berdasarkan besaran PDB atas harga berlaku pada triwulan III- 2014 mencapai Rp2.619,9 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp745,6 triliun. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa setiap tahunnya PDB mengalami peningkatan berdasarkan harga konstan menurut lapangan usaha. Beberapa teori yang mengemukakan pertumbuhan ekonomi memiliki faktor yang mempengaruhi yaitu ilmu pengetahuan dan inovasi untuk memperkecil biaya produksi. Dibutuhkannya masyarakat yang menciptakan tabungan dan meminjamkannya pada para inovator atau wiraswasta untuk 2

meningkatkan produksi. Dengan kata lain meningkatnya investasi memiliki pengaruh pertumbuhan ekonomi yang juga meningkat. Peran perbankan berarti memiliki arti penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Perbankan yang berfungsi sebagai financial intermediary institution atau lembaga perantara keuangan. Pertumbuhan ekonomi suatu negara menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan pendanaan untuk sektor produktif. Kebutuhan pendanaan tersebut bida didapatkan dengan peran perbankan untuk penyaluran pembiayaan sektor produktif. Hal di atas didukung pendapat peran bank sebagai kreator tumbuhnya peran perekonomian suatu negara. Bank dapat dikatakan sebagai nadi dari perekonomian. Oleh karena itu perkembangan suatu bank menjadi tolak ukur keberhasilan suatu negara. Semakin besar peran perbankan dalam mengendalikan negara maka semakin maju pula suatu negara itu. Apabila sektor keuangan mengalami pertumbuhan yang baik maka semakin banyak pula sumber pembiayaan yang dapat dialokasikan ke sektor ekonomi produktif. Hal itu akan menambah pembangunan modal sektor ekonomi untuk meningkatkan produktivitasnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi. Sektor keuangan bisa menjadi sumber utama pertumbuhan sektor riil ekonomi. Semakin banyak alokasi dana pihak ketiga dialokasikan sektor riil maka tingkat pengangguran dan kemiskinan akan terkurangi (Rama, 2013). Indonesia yang merupakan negara mayoritas berpenduduk muslim dan lama mendambakan kehadiran lembaga keuangan yang sesuai tuntunan yaitu 3

bebas dari praktik bunga. Maka hadirlah bank Islam ataupun Bank Syariah yang memiliki kegunaan sebagai lembaga perantara dalam jasa keuangan (financial intermediary) yang bertugas menghimpun dana masyarakat dan dapat menyalurkan dalam bentuk pembiayaaan. Hal ini didukung oleh Rivai and Arifin yang menyebutkan bahwa Bank Syariah mengembangkan pembiayaan non bunga yang berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) dan juga tambahan margin (mark up margin). Sedangkan pada bank konvensional menganut pinjaman berdasarkan interest (Rivai dan Arifin, 2010 : 679). Laporan tahunan bank Indonesia tahun 2011 memaparkan bahwa perbankan syariah menunjukan perkembangan positif yang tercermin dari peningkatan pangsa perbankan syariah. Aset perbankan syariah pada tahun 2011 meningkat 48,6 persen (y-o-y) dari tahun 2010 yang mengalami peningkatan sebesar 4 persen dari semua industri perbankan syariah. Sumber pendanaan perbankan syariah didukung peningkatan DPK yang terdiri dari BUS dan UUS (51,8 persen y-o-y) dan BPRS (30,7 persen y-o-y). Dari segi kepemilikan, pangsa DPK yang berasal dari institusi lebih besar (50,7persen) dari pangsa DPK individu. Dari perkembangan diketahui bahwa tingkat kepercayaan masyarakat akan Bank Syariah semakin tinggi. DPK masih menjadi komponen pokok sumber dana. Pada tahun 2014, aset, DPK, dan pembiayaan Bank Syariah mengalami peningkatan pada September 2014. Nilai aset, DPK, dan pembiayaan Bank Syariah pada September 2014 berturut-turut sebesar Rp 244,2 triliun, Rp 185,51 triliun, dan Rp 188,06 triliun. Meski mengalami peningkatan, namun pada periode 4

yang sama pangsa pasar aset Bank Syariah mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Pangsa pasar aset Bank Syariah pada 2013 sebesar 4,89 persen dan pada September 2014 sebesar 4,51 persen(laporan tahunan Bank Indonesia 2011). 2,500,000 2,000,000 Grafik 1.1 Perkembangan Pembiayaan dan DPK Tahun 2004-2014: 1,500,000 1,000,000 500,000 Pembiayaan DPK - Sumber: BPS (data diolah) Dari grafik diatas dijelaskan lebih terperinci bahwa terjadi kenaikan yang bersamaan antara pembiayaan, DPK dan PDB. Sepuluh tahun terakhir dari tahun 2014 perkembangan sektor keuangan di Bank Syariah terbilang masih sedikit apabila dibandingkan dengan saat ini. Pada tahun 2004 total pembiayaan yang diberikan dicatat sebesar 102.658 dan nilai DPK sebesar 104.138 dalam miliar rupiah. Pada tahun 2008 saat terjadi krisis global pembiayaan dan DPK tetap meningkat diangka 406.838 dan 364.039 yang sebelumnya berada diangka 282.300 dan DPK diangka 281.108. 5

Dilihat dari penjelasan diatas dapat diketahui dengan jelas bahwa terjadi peningkatan secara bersamaan antara pembiayaan, DPK dan PDB. Hal ini menjadi menarik karena penelitian sebelumnya menemukan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan perbankan syariah yang lebih spesifik lagi digambarkan adanya hubungan antara PDB dan pembiayaan maupun PDB dan DPK. Selain menemukan hubungan yang terjadi antar variabel, penelitian ini juga ingin menguji hubungan jangka panjang yang mungkin terjadi. Penelitian ini menggunakan metode VECM (Vector Error Correction Model) yang merupakan bentuk VAR terestriksi yaitu adanya kointegrasi dalam variabel VAR. Kointegrasi menunjukan adanya hubungan jangka panjang ataukah tidak dalam penelitian. Kemudian untuk uji kausalitas Granger digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat. Penelitian yang dilakukan Rama (2013) memberikan hasil yang signifikan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin berkembang dunia perbankan. Sesuai teori yang diungkapkan oleh Robinson (1952) dalam Rama (2013) bahwa perkembangan sektor keuangan mengikuti pertumbuhan ekonomi atau aktifitas wirausaha. Pertumbuhan lembaga keuangan syariah yang cukup signifikan dan pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan setiap tahunnya pada waktu yang bersamaan menarik untuk dilakukan kajian apakah perbankan syariah berkontribusi secara empiris dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang ataupun sebaliknya. Maka dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan 6

dinamis antara sektor finansial dengan sektor riil. Untuk itu penelitian ini dilakukan penulis karena dianggap menarik dengan mengambil judul Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Lihat dari Akumulasi Modal di Perbankan Syariah Pendekatan: Vector Error Correction Model(VECM) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti dapat mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pertumbuhan ekonomi (PDB) berpengaruh terhadap total pembiayaan Bank Syariah? 2. Apakah pertumbuhan ekonomi (PDB) berpengaruh terhadap DPK Bank Syariah? 3. Apakah total pembiayaan Bank Syariah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB)? 4. Apakah DPK Bank Syariah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB)? 5. Apakah total pembiayaan Bank Syariah berpengaruh terhadap DPK Bank Syariah? 6. Apakah DPK Bank Syariah berpengaruh terhadap total pembiayaan Bank Syariah? 7. Apakah pertumbuhan ekonomi (PDB), DPK dan total pembiayaan memiliki hubungan jangka panjang? 7

C. Tujuan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi (PDB) berpengaruh terhadap total pembiayaan di Bank Syariah. 2. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi (PDB) berpengaruh terhadap DPK di Bank Syariah. 3. Untuk mengetahui pengaruh total pembiayaan di Bank Syariah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB). 4. Untuk mengetahui pengaruh DPK di Bank Syariah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB). 5. Untuk mengetahui pengaruh total pembiayaan di Bank Syariah berpengaruh terhadap DPK di Bank Syariah. 6. Untuk mengetahui pengaruh DPK di Bank Syariah berpengaruh terhadap total pembiayaan di Bank Syariah. 7. Untuk menganalisis hubungan jangka panjang antara pertumbuhan ekonomi (PDB), total pembiayaan dan total DPK di Bank Syariah. D. Batasan Masalah Mengacu pada latar belakang dan tujuan penelitian diatas maka didapatkan faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini terbatas pada pertumbuhan ekonomi yaitu PDB dan pembiayaan perbankan syariah yang mencakup total pembiayaan (total financing) dan total dana pihak ketiga (total deposit) pada Bank Syariah. E. Kegunaan Penelitian 8

1. Bagi penulis, sebagai proses pembelajaran yang memberi tambahan pengetahuan serta pengalaman sehingga penulis dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh di program studi Ekonomi Dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, khususnya dalam bidang kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap pembiayaan. 2. Bagi pembaca, memberikan tambahan informasi dan pengetahuan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca yang berkepentingan tentang faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 3. Bagi peneliti, menjadi sumber referensi bagi peneliti yang sedang melakukan evaluasi atau mengatasi masalah yang sama dan memberikan bahan acuan bagi penelitian sejenis untuk penelitian sebelumnya. 4. Bagi instansi terkait, menjadi pertimbangan perbankan syariah dalam merumuskan optimalisasi faktor makro ekonomi demi perkembangan perbankan syariah. 9