PEMILIHAN JENIS, BUDIDAYA DAN TEKNIK PEMANENAN KACANG TANAH

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

BUDIDAYA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Species: Glycine max (L.) Merrill (Sumarno dan Harnoto, 1983).

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

Teknologi Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L.) berasal dari Amerika

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor [L] Moench) Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) termasuk dalam divisi

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

BAB III METODE PENELITIAN

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

I. BAHAN DAN METODE. Bahan-bahan penelitian yaitu benih varietas Kancil dan Singa yang merupakan

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan daribulan Juli sampai dengan Oktober 2012 di daerah

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN METODE PENELITIAN

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

III. METODE PENELITIAN

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

Transkripsi:

PEMILIHAN JENIS, BUDIDAYA DAN TEKNIK PEMANENAN KACANG TANAH

BOTANI KACANG TANAH Asal : Brasilia Masuk ke Indonesia : th 1421-1427 Mulai dibudidayakan : abad XVIII Famili Leguminoceae Genus : Arachis Spesies : hypogaea

MORFOLOGI BATANG KACANG TANAH Batang perdu, tinggi 30-50 cm Batang ada 2 : tipe tegak dan menjalar Tipe tegak berumur genjah 80-120 hari dan mempunyai kematangan polong yang seragam, dan tipe menjalar berumur panjang 150-180 hari dengan kematangan polong kurang seragam

MORFOLOGI DAUN DAN AKAR KACANG TANAH Daun bersirip genap, dengan 4 anak daun Anak daun berbentuk oval dengan panjang 2-4 cm Apabila polong sudah tua daun-daun berguguran Berakar serabut dengan kedalaman akar sekitar 20 cm, dan akar lateral sekitar 25 cm Pada akar terdapat bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium sp yang berfungsi mengikat N2 dari udara menjadi NH3 yang selanjutnya akan diikat oleh rangka karbon menjadi asam amino, dan akhirnya menjadi protein

MORFOLOGI BUNGA KACANG TANAH Bunga kacang tanah muncul pada ketiak daun setelah tanaman berumur 4-5 minggu Bunga berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning Kacang tanah umumnya melakukan penyerbukan sendiri, dan hanya sekitar 5 % kemungkinan melakukan penyerbukan silang Penyerbukan biasanya terjadi pada malam hari, setelah penyerbukan, bakal buah akan berubah menjadi ginofor yang berbentuk seperti pensil

MORFOLOGI GINOFOR DAN POLONG KACANG TANAH Ginofor segera memanjang setelah penyerbukan terjadi Arah pertumbuhan ginofor mula-mula ke atas, selanjutnya ke bawah yang akan membentuk polong di dalam tanah Polong dapat menyerap langsung unsur kalsium (Ca) untuk membentuk polong isi Jika kurang Ca polong akan kosong yang disebut polong Cipo Tiap polong dapat berisi 1-5 biji.

SYARAT TUMBUH KACANG TANAH Tanah gembur ph tanah 6-6.5 Drainase baik Tanah Lembab Curah hujan >100 mm/bulan Ketinggian 0.5-800 m dpl

PEMILIHAN BENIH KACANG TANAH Untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi Benih berkualitas dan berasal dari varietas unggul Berkualitas, artinya mempunyai daya tumbuh yang tinggi dan seragam Benih tidak tercemar varietas lain, dan tidak terinfeksi oleh hama dan penyakit Benih dapat diperoleh dari Balai Benih atau penangkar benih yang telah ditunjuk oleh Balai Bersertifikat Benih

Tabel 1.DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH Varietas Umur Bunga (hari) Umur Panen (hari) Warna Biji Bobot 100 Biji (g) Pot Prod (ton/ha) Macan 30 100-110 Merah jambu 47.2 1.2-1.8 Gajah 30 100-110 Merah jambu 53.7 1.2-1.8 Kidang 30 100-110 Merah jambu 49.2 1.2-1.8 Banteng 30 100-110 Merah jambu 46.2 1.2-1.8 Tapir 28-30 95-100 Merah jambu 56.0 1.8-2.0 Pelanduk 28-30 95-100 Merah 57.3 1.8-2.0

Tabel2.DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH Varietas Umur Bunga (hari) Umur Panen (hari) Warna Biji Bobot 100 Biji (g) Pot Prod (ton/ha) Rusa 28-30 100-110 Ungu 52.3 1.8 Anoa 28-30 100-110 Merah Jambu 42.0 1.8 Tupai 28-30 95-100 Merah 55.7 1.8-2.0 Kelinci 25-29 95 Merah Muda 45.0 2.0-3.0 Jepara 24-29 89-97 Merah Jambu 34.7 1.1-2.3 Landa - 89 - - 1.8-2.5 Badak - 100 - - 1.5-2.6

Tabel 3.KETAHANAN VARIETAS TERHADAP PENYAKIT Varietas Macan Gajah Kidang Banteng Tapir Pelanduk Rusa Ketahanan Terhadap Penyakit Tahan penyakit layu Tahan penyakit layu Tahanh penyakit layu Tahan penyakit layu Tahan layu, peka karat daun Tahan layu. peka karat daun, bercak daun. virus belang Tahan karat daun

Tabel 4.KETAHANAN VARIETAS TERHADAP PENYAKIT Varietas Anoa Tupai Kelinci Jepara Landak Badak Ketahanan Terhadap Penyakit Tahan bercak daun dan layu Tahan layu, peka karat daun, dan virus belang Cukup tahan layu, bercak daun, tahan karat daun Agak tahan layu, peka karat daun, dan virus belang Tahan karat daun Tahan layu

PENENTUAN KEBUTUHAN BENIH PER HEKTAR 1 HA = 10 000 M2 Bobot 100 biji = 50 g Jarak tanam : 0.5 m x 0.2 m = 0.10 m2 Jumlah benih per lubang : 2 biji Populasi/ha = (10 000 m2 : 0.1 m2) x 2 biji = 200 000 biji Kebutuhan benih/ha= (200 000 : 100) x 50 g = 100 000 g = 100 kg

LOKASI PENANAMAN DAN POLA TANAM Lokasi : lahan sawah atau lahan kering Sifat lahan sawah : ph relatif netral, struktur tanah keras, drainase tidak baik, Fe tinggi, kesuburan relatif baik Sifat lahan kering : ph umumnya rendah (kecuali di NTB, dan NTT), erosi tinggi, Aldd dan Fe tinggi, bahan organik, N, P, K rendah, air kurang sangat tergantung curah hujan Pola tanam : monokultur atau tumpangsari (jagung + kacang tanah, ubi kayu + kacang tanah)

PENGOLAHAN TANAH Pengolahan tanah sangat diperlukan untuk menggemburkan tanah, sehingga pertumbuhan polong menjadi baik Pada tanah masam (ph<6) tanah dikapur dengan dosis 2-4 ton/ha, kapur dapat bertahan sampai 6-8 musim tan am Setelah lahan dibersihkan, tanah dibajak dengan traktor atau cangkul Kapur pada tanah masam diberikan secara sebar bersamaan pemberian bahan organik (1-2 ton/ha) satu bulan sebelum tanam secara sebar, dan dicampur sedalam lapisan olah (20 cm) dengan rotary atau cangkul Jika sebelum tan am muncul gulma disiang atau dikendalikan dengan herbisida Pada tanah yang netral kapur diberikan dalam jumlah kecil 300-500 kg/ha setiap tanam pada umur 1 bulan bersamaan pembumbunan

WAKTU TAN AM DAN JARAK TANAM Sebelum tanam tanah dipetak dengan ukuran lebar 4m Petak disebelah kanan dan kiri dibuat saluran drainase sedalam 20 cm selebar 30 cm Waktu penanaman tergantung pada ketersediaan air. Di lahan sawah pada waktu April-Juni atau Juli-September, di lahan kering Oktober- Nopember atau Pebruari-Maret Jarak tanam 50 cm x 20 cm, 2 biji/lubang atau 25 cm x 20 cm, 1 biji/lubang

TEKNIK PENANAMAN Penaman dilakukan dengan tugal, jika jarak tan am 20 cm x 25 cm, dan dilakukan dengan kored dengan membuat alur tanam tanam, jika jarak tan am 50 cm x 20 cm Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 2-3 cm Pupuk diberikan disamping benih sekitar 7.5 cm sedalam 3-4 cm. Waktu pemberian pupuk Urea setengah dosis saat tan am dan saat umur 1 bulan, sedangkan SP36 dan KCl semua saat tanam Di lahan sawah pupuk diberikan sebanyak 50 kg Urea, 100 kg SP36, dan 50 kg KCl per hektar sedangkan di lahan kering diberikan 75 kg Urea, 150 kg SP36, dan 75 kg KCl per hektar.

PERHITUNGAN PUPUK Kandungan N dalam Urea = 45 % (artinya dalam 100 kg Urea ada N sebanyak 45 kg) Kandungan P2O5 dalam SP36 = 36 % Kandungan K2O dalam KCl = 60 % Jika dalam anjuran tertulis dosis dalam bentuk N, P2O5 dan K2O maka harus diubah dahulu dalam bentuk Urea, SP36, dan KCl Jika sudaha diketaui anjuran dalam bentuk Urea, SP36, dan KCl, maka selanjutnya menentukan kebutuhan berdasarkan luas areal tanamnya Kebutuihan dosis Urea/luasan = (Luasan : 1Ha) dosis Urea/ha

PEMELIHARAAN Penyulaman dilakukan pada umur 1 minggu setelah tan am untuk mengganti benih yang tidak tumbuh Pembumbunan dilakukan bersamaan pemberian pupu Urea kedua dan pemberian kapur pada umur satu bulan. Pembubunan penting dilakukan untuk membuat pertumbuhan ginofor membentuk polong yang berisi Penyiangan dilakukan pada umur 2 minggu, 4 minggu, dan 6 minggu sesuai kebutuhan Jika tanah kering atau curah hujan rendah maka dilakukan pemberian air lewat saluran yang telah dipersiapkan Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara terpadu

PENGENDALIAN HPT TERPADU Menggunakan lebih dari satu cara pengendalian dan menggunakaan bahan kimia sebagai alternatif terakhir Penggunaan bahan kimia harus tepat waktu tepat cara dan tepat dosis Bahan kimia : insektisida, rodentisida, fungisida, bakterisida, dan ada herbisida untuk pengendalian gulma Harus dipahami pengertian konsentrasi, volume semprot dan dosis per hekltar Konsentrasi : kandungan bahan kimia per liter air Volume semprot : jumlah air yang diperlukan untuk 1 ha Dosis : konsentrasi x volume semprot = kebutuhan /ha

CONTOH PERHITUNGAN INSEKTISIDA Konsentrasi Tiodan = 2.5 cc/l Volume tangki semprot (Sprayer) = 10 l Volume semprot = 400 l air per hektar Jumlah Tiodan/tangki = 2.5 cc/l x 10 l = 25 cc Jumlah Tiodan /ha = 2.5 cc/l x 400 l = 1000 cc Dalam melaksanakan penyemprotam harus melakukan kalibrasi sebelumnya agar kecepatan berjalan penyemprot tepat sesuai dengan volume semprot yang ditentukan

Jenis Penyakit Layu Bercak Tabel 5.PENGENDALIAN PENYAKIT KACANG TANAH Penyebab Gejala Pengendalian Keterangan Pseudomonas solanacearum 1.Cercospora personatum Tanaman layu kemudian mati Bercak2 berwarna coklat pada permukaan atas daun Bercak2 berwarna hitam di bagian bawah daun Sekeliling bercak berwarna kuning -Menanam var tahan -Rotasi tanaman -Menanam var tahan -Membakar bagian yang terserang -Rotasi tanaman -Penyemprotan Dengan Dithane M-45 Inang : tomat, terong tembakau, kentang, kacanga2an Umumnya menyerang pada musim hujan

Jenis Penyakit Tabel 6. PENGENDALIAN PENYAKIT KACANG TANAH Penyebab Gejala Pengendalian Keterangan Bercak 2. Cercospora arachidicola Bercak berwarna coklat di seluruh bagian daun -Rotasi tanaman -Penyemprotan dengan Dithane M45 Umumnya menyerang pada musim hujan Penyakit sapu Mycoplasma (Virus) -Tidak menghasilkan buah -Semua bunga tumbuh menjadi daun kecil -membentuk anakan yang banyak -Menanam var tahan -Tanaman terserang dicabut dan dibakar -Rotasi tanaman -Serangga vektor Orasius argentus -Memberantas vektor dengan insektisida

Tabel 7.PENGENDALIAN PENYAKIT KACANG TANAH Jenis Penyakit Penyebab Gejala Pengendalian Keterangan Penyakit Scleroti um Jamur Sclerotium rolfsii Pada pangkal batang dan dekat pangkal batang ditemukan bercak jamur berbentuk bulat berwarna putih sampai kuning atau coklat -Mengurangi kelembaban tanah -Tidak menanam kacang pada daerah yang berdrainase buruk -Mencabut dan membakar tanaman terserang Umumnya menyerang pada musim hujan Penyakit virus kit mozaik -Virus -Tanaman kerdil -Daun belangbelang-kuning atau hijau muda -Memberantas gulma -Menyemprot vektor dengan insektisida -Serangga vektor jenis aphis

Tabel 8.PENGENDALIAN PENYAKIT KACANG TANAH Jenis Penyakit Penyebab Gejala Pengendalian Keterangan Karat daun Jamur Puccinia arachidis -Daun berbintikbintik atau bercak-bercak coklat -Serangan lanjut daun mengering dan gugur -Tanaman terserang dicabut dan dibakar -Menanam var tahan seperti kelinci -Disemprot dengan Fungisida Benlate T20 Penyakit gopong Nematoda -Tanaman menjadi kau -Daun menguning -Terdapat bintikbintik coklat pada polong. Biji membusuk -Memperbaiki aerasi tanah dengan mengemburkan tanah -Tanaman yang terserang dicabut dan dibakar

Tabel 9. PENGENDALIAN HAMA Jenis Hama Sifat/Bentuk Penyerangan Pengendalian Uret Berukuran 1-3 cm berwarna kuning kecoklatan -Memakan akar batang bagian bawah dan polong -Tanaman layu dan mati -Tan am serempak -Penyiangan intensif -Tanaman terserang dicabut, dicari uretnya, dimusnahkan Ulat korok (Stomopteryx subsecivilla) Ulat berwarna hijau mudadengan bercakbercak kecil berwarna hitam -Daun terlipat sepanjang tulang daun -Daun menguning akhirnya mati -Menyerang kedelai dan kacang tunggak -Tan am serempak -Rotasi tanaman bukan inang -Semprot insektisida

Tabel 10. PENGENDALIAN HAMA Jenis Hama Sifat/Bentuk Penyerangan Pengendalian Ulat grayak (Prodenia litura) -Telur mengelompok 350 butir di bawah daun dan ditutupi oleh bulu2 kecoklatan -Telur menetas dalam 3-5 hari -Berkepompong dalam tanah -Ulat memakan epidertmis daun dan tulang daun secara berkelompok -Membersihkan gulma sebagai tempat berlindung -Tan am serempak -Rotasi tanaman -Penyemprotan insektisida Ulat jengkal (Plusia chalsites) -Telur berwarna bening diletakkan di bawah permukaan daun -3-4 hari telur menetas -Larvaberwarna hijau berkepala hitam panjang 2-3 cm -Menyerang daun kacang tanah -Juga menyerang kedelai, k. hijau, kentang, tomat, jagung, tembakau. apel -Tan am serempak -Rotasi tanaman -Pembersihan gulma -Penyemprotan insektisida

Tabel 11. PENGENDALIAN HAMA Jenis Hama Sifat/Bentuk Penyerangan Pengendalian Sikada (Empoasca sp) -Merupakan serangga sejenis wereng berwarna hijau muda berbintik-bintik coklat pada sayapnya atau bercak merah pada sayapnya -Mengisap cairan daun -Juga menyerang cabai dan kacangkacangan -Tan am serempak -Rotasi tanaman -penyemprotan insektisida -Telur diletakkan pada daun tua coklat tulang daun. Menetas pada umur 9 hari

WAKTU PANEN Tergantung varietas yang ditanam Untuk benih kacang tanah dipanen pada saat masak fisiologis kadar air sekitar 20 % Krietria panen untuk benih -Sebagian daun telah menguning dan gugur -Polong telah berisi penuh -Kulit biji tipis dan mengkilap -Biji cukup keras -Kulit polong cukup keras, serat sangat nyata dan berwarna coklat kehitaman -Umur tanaman 95-110 hari tergantuing varietas

TEKNIK PEMANENAN DAN PENYIMPANAN BENIH Dipanen dengan mencabut batangnya Kacang yang telah dipanen segera dipisahkan dari batangnya Polong kacang yang baik dipisahlkan dari yang tidak baik Kacang segera dijemur di lantain jemur selama 7 hari sampai kadar air sekitar 10 % Untuk benih kacang disimpan dalam bentuk polong Penyimpanan dapat menggunakan di ruang pendingin atau pengering Di ruang pendingin dapat menggunakan AC, sedangkan pengering dapat menggunakan 20 % kapur tohor dan 80 % benih dimasukkan dalam kantong terigu yang terpisah dimasukkan dalam kantong plastik

SEKIAN