BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan persaingan hidup yang semakin tinggi. Tanpa pendidikan sama sekali

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Zaenudin As, 2016 UPI Kampus Serang

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Titi Sumiati, 2014 Meningkatkan kemampuan imajinasi menggambar melalui permainan reseotif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya diikuti oleh perkembangan anak setelah dilahirkan dan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK ASESORIS PADA KELOMPOK B USIA 3-4 TAHUN. Sri Rahayu Nurhenti Dorlina Simatupang

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pula. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai bakat kreatif tertentu yang dibawa sejak lahir.

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan aset yang sangat penting karena merupakan generasi penerus bangsa, dan perkembangan anak usia dini sangat penting dalam menentukan perkembangannya dimasa mendatang. Menurut Suyadi (2010) anak usia dini adalah anak dalam usia 0-6 tahun, dimana pada masa usia ini disebut golden age karena pada saat inilah kemampuan otak anak sangat tinggi dalam menerima segala bentuk input dan otak merupakan kunci utama dalam pembentukan kecerdasan anak. Anak sebagai makhluk individu dan sosial sangat berhak mendapat pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya. Dengan pendidikan yang dimiliki diharapkan anak dapat tumbuh dengan cerdas sesuai dengan potensi dan bakat yang dimilikinya, hal ini sejalan dengan UU NO.23 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak : Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk mencapai kecerdasan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, pembelajaran anak usia dini harus mengembangkan lima aspek perkembangan sesuai dengan standar isi Permen standar PAUD Formal dan Non Formal yaitu meningkatkan perkembangan agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. (Badan Standart Pendidikan Nasional, 2009). Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan yang harus dicapai secara optimal oleh setiap anak, untuk menentukan perkembangan kecerdasan anak dimasa mendatang. Menurut Sujiono (2007) kecerdasan kognitif memiliki peranan penting dalam kehidupan anak, walaupun bukan satu-satunya faktor yang menenetukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. 07/PG Masih PAUD/VI/2014 menurut Sujiono (2007) tingkah laku kognitif melibatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat otomatis

dan cepat dalam menemukan solusi baru. Sehingga sudah selayaknya pendidikan anak usia dini dapat membantu menemukan harta kreativitas yang tersembunyi dalam diri anak, karena kreativitas anak itu sungguh tidak mengenal batas dan memungkinkan melebihi kemampuan orang dewasa. Oleh sebab itu kreativitas sangat perlu dikembangkan dalam diri anak, karena dengan memiliki kreativitas atau berpikir kreatif anak akan mampu menyelesaikan suatu masalah dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya dimasa yang akan datang. Menurut Munandar (2002:73) terdapat empat alasan perlunya dikembangkan kreativitas pada anak : Pertama, dengan berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya dan ini merupakan kebutuhan pokok manusia. Kedua, kreativitas atau cara berpikir kreatif, dalam arti kemampuan untuk menemukan cara-cara baru memecahkan suatu permasalahan. Ketiga, memberikan kepuasan pada individu. Hal ini terlihat jelas pada anak-anak yang bermain balok-balok atau permainan konstruktif lainnya. Mereka tanpa bosan menyusun bentuk-bentuk kombinasi baru dengan alat permainannya, sehingga seringkali lupa terhadap hal-hal lain. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidupnya. Dengan kreativitas seseorang terdorong untuk membuat ide-ide, penemuan-penemuan atau teknologi baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas. Jika kreativitas tidak dikembangkan sejak dini, maka anak cenderung akan kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dikemudian hari, selain itu anak juga tidak akan tumbuh dan berkembang secara utuh. Ungkapan ini diperkuat oleh pendapat Beetlelestone (2012:13) yang mengungkapkan bahwa kreativitas sangat penting bagi perkembangan semua anak, kreativitas merupakan unsur yang penting dalam kesuksesan anak. Hasil studi yang dilakukan oleh Jellin dan Urban dalam Rahmawati & Kurniati (2010) pada tahun 1987 berkenaan dengan kreativitas indonesia masih menduduki peringkat ke 9 dibawah negara Filipina, Amerika, 07/PG Inggris PAUD/VI/2014, Jerman, India, RRC, Kamerun dan Zulu.

Menurut Munandar (2002 :176) negara yang memiliki hukum-hukum yang adil, serta perekonomian dan lingkungan psikologi yang baik bagi warga negaranya, merupakan negara yang kondusif untuk meningkatkan bakat dan kreativitas. Rendahnya kreativitas dinegara kita disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya sistem pendidikan yang kurang mendukung serta faktor lingkungan yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Rachmawati dan Kurniati (2010) empat hal yang dapat diperhitungkan dalam pengembangan keativitas yaitu : rangsangan mental, iklim dan kondisi lingkungan, peran guru serta peran orang tua. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa kreativitas sangat penting untuk dikembangkan pada anak, tetapi kenyataannya dilapangan masih ada sekolah yang belum optimal dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini. Berdasarkan hasil observasi di TK Nurul Hikmah kelompok B kreativitas anak masih belum optimal. Terbukti anak masih kebingungan saat diberi berbagai media yang seharusnya dapat ia bentuk dengan berbagai cara, anak masih meminta diberi contoh misalnya saat membuat bentuk dari tanal liat, menciptakan bentuk dari play dough, membuat gambar bebas dari berbagai media, membuat suatu bentuk dari geometri, bahkan saat menyusun balokpun anak masih sering meniru bentuk balok yang diciptakan oleh salah satu temannya. Anak juga masih kebingungan saat menciptakan berbagai bentuk dari barang bekas seperti botol air mineral, berbagai kardus dan berbagai benda yang lain. Selain kurangnya media pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih kurang optimal karena masih nampak pembelajaran berpusat pada guru, anak masih kurang fokus saat guru menjelaskan suatu kegiatan, dan metode klasikal masih mendominasi guru dalam menyampaikan pembelajaran.eh karena itu perlu adanya suatu metode untuk merangsang tumbuhnya kreatifitas anak yang lebih baik dan lebih menyenangkan. Menurut Danandjaya (2011) guru harus menahan diri tidak memberi informasi, dan mendikte siswa sesuai keinginannya sendiri. Intervensi atau

campur tangan guru dalam kegiatan anak juga bisa membatasi kreativitas dan menghambat komunikasi antar siswa. Oleh karena itu, guru harus pandai mengendalikan diri, bijak membuat pertanyaan, dan arif dalam memberi motivasi atau tantangan. Bermain adalah satu kegiatan yang sangat diminati oleh anak usia dini, dan metode bermain merupakan salah satu metode yang menarik buat anak, karena dengan bermain anak bisa melakukan berbagai kegiatan menurut idenya sendiri tanpa paksaan. Menurut Mayke dalam Sudono (2010:3 ) belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekan, dan mendapat bermacammacam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Dengan bermain anak bisa mengambil keputusan, bekerja sama dengan teman dan terjadi berbagai macam perasaan dan terjalinnya komunikasi dengan teman sebaya. Sudono (2010) menyatakan dalam permainan yang memiliki kegiatan memasang, memadukan, membangun dan menumpuk dapat menjadikan kreativitas semakin berkembang. Menurut Latif, Zukhairina, Zubaidah, & Afandi (2013) lego merupakan salah satu bentuk alat permainan pembangunan, dan alat main pembangunan berfungsi untuk mengembangkan aspek sosial emosional dalam hubungan dengan teman sebaya, meningkatkan bahasa dalam kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kekuatan dan koordinasi motorik halus dan kasar setra dapat meningkatkan perkembangan aspek kognitif seperti mengenal konsep bentuk, pengetahuan, pemetaan dan keterampilan membedakan penglihatan. Berdasarkan permasalahan yang ada di TK Nurul Hikmah terkait dengan kurang optimalnya kreativitas anak, peneliti tertarik untuk meneliti secara langsung penerapan bermain lego dalam kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu upaya untuk merangsang dan meningkatkan kreativitas anak dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Kreativitas Anak Dengan Bermain Lego B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang terdapat dalam latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah kondisi objektif kreativitas anak di TK Nurul Hikmah sebelum pelaksanaan penerapan bermain lego? b. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan penerapan bermain lego dalam meningkatkan kreativitas anak? c. Bagaimanakah peningkatan kreativitas anak setelah penerapan bermain lego? C. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui kondisi objektif kreativitas anak di TK Nurul Hikmah sebelum pelaksanaan penerapan bermain lego. b. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan penerapan bermain lego dalam meningkatkan kreativitas anak. c. Untuk mengetahui peingkatan kreativitas anak setelah penerapan bermain lego. D. Manfaat 1. Manfaat teoritis Memberikan motivasi belajar dan sumbangsih keilmuan dalam menggunakan strategi bermain lego dalam upaya meningkatkan kreativitas anak TK Nurul Hikmah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak Memberikan motivasi belajar, merangsang dan menumbuhkan kreativitas dalam diri anak. b. Bagi Guru Sebagai bahan inspirasi dan motivasi bagi guru dalam memilih pembelajaran dan metode atau srategi yang tepat,menarik dan

menyenangkan dalam upaya meningkatkan kreativitas anak di taman kanak-kanak. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pun sebagai pertimbangan saat menentukan suatu program atau pun dalam menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penerapan bermain lego dalam upaya meningkatkan kreativitas anak. E. Struktur Organisasi Skripsi Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari 5 Bab yaitu : Bab I adalah Pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang,, rumusan masalah tujuan dan manfaat penelitian. Bab II memaparkan tentang Kajian Teori yang terdiri dari konsep kognitif, konsep Kreativitas yang menjelaskan tentang pengertian kreativitas beserta komponen-komponennya, konsep bermain, konsep lego yang memaparkan tentang pengertian dan manfaat bermain lego. Bab III menjelaskan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari Lokasi dan Subjek Penelitian, Metode Penelitian, Desain Penelitian, Penjelasan Istilah, Instrument Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen dan Analisis Data. Bab IV menjelasjan tentang hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari Profil Sekolah, Kondisi Awal kemampuan kreativitas anak TK Nurul Hikmah pada Observasi Awal, Pelaksanaan Kegiatan untuk Meningkatkan Kreativitas Anak dengan penerapan bermain Lego, kondisi akhir kemampuan kreativitas anak setelah penerapan bermain lego dan Pembahasan yang terdiri dari kondisi awal sebelum penerapan penerapan bermain lego, Pelaksanaan dan Kondisi akhir setelah penerapan bermain lego. Bab V yang menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.