PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERBENIHAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

PENDAHULUAN. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 1

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

VARIETAS DAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH KEDELAI

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Sifat Tanaman Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

Pedoman Umum. PTT Kedelai

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

ROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH RINGKASAN

DAFTAR PUSTAKA. Adisarwanto, T Kedelai. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGOLAHAN TANAH BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki

PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

Teknologi Budidaya Kedelai

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kedelai ( Glycine max (L.) Merill) merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, karena

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanaman Kedelai

(PTT) KEDELAI PETUNJUK TEKNIS

PENGADAAN DAN PENYALURAN BENIH KEDELAI DENGAN SISTEM JABALSIM DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TINJAUAN PUSTAKA. Sub-famili : Papilionoidae. Sub-genus : Soja

TINJAUAN PUSTAKA Asal-Usul, Taksonomi kedelai, dan Morfologi Kedelai

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian kedelai kacang tanah kacang hijau kacang tunggak kacang gude ubikayu ubijalar

Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi Hasil Tinggi

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH KEDELAI

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

POTENSI HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI SETELAH PADI KEDUA DI SULAWESI SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SL-PTT DI SULAWESI SELATAN. Ir. Abdul Fattah, MP, dkk. Ringkasan

PENAMPILAN BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI (Glycine max L. Merrill) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE VEGETATIF

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Rajabasa

Lampiran 1. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan

LAMPIRAN. : seleksi persilangan galur introduksi 9837 dengan wilis

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

TANGGAPAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP INOKULASI RHIZOBIUM ABSTRACK

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI Rejuvenasi SDG Kedelai Evaluasi Ketahanan SDG Kedelai terhadap Cekaman Salinitas

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERSIAPAN TANAM BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

Sumber : Suhartina Deskripsi varietas unggul kacang-kacangan dan umbiumbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian,

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

2. BENIH TANAMAN JAGUNG

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Kedelai Hitam

LAMPIRAN. A. Penanaman (Trapping) Kedelai Pada Tanah Gambut. Pengambilan sampel tanah gambut. Penanaman Kedelai. Pemanenan kedelai

Deskripsi kedelai varietas Burangrang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

III. KEDELAI. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 5

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Kedelai

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

PENDAHULLUAN. Pengertian Teknologi Pertanian

PERLAKUAN BENIH KEDELAI SEBELUM TANAM

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK N DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN BEKAS PADI

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

AgroinovasI. Edisi 3-9 Januari 2012 No.3476 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016

Transkripsi:

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERBENIHAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015

Sesi : PERBENIHAN KEDELAI Tujuan Berlatih : Setelah selesai berlatih peserta dapat : 1, Menjelaskan varietas unggul spesifik lokasi 2. Menjelaskan penggunaan benih bermutu dan berlabel 3. Melaksanakan perlakuan benih Waktu : 3 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 2 JP) Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi penting untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani kedelai. Tersedia berbagai varietas unggul yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi wilayah dan keinginan pasar. Penggunaan benih yang bermutu menjamin keberhasilan usahatani. Benih bermutu tinggi dari suatu varietas unggul yang hendak ditanam merupakan salah satu faktor produksi yang penting untuk memperoleh tingkat produksi yang diharapkan. Mutu benih ditentukan oleh aspek genetis, fisiologis dan fisik. Secara genetis, benih arus memiliki sifat-sifat sesuai dengan deskripsi varietas yang bersangkutan. Untuk mendapatkan mutu fisiologis dan fisik yang tinggi diperlukan penanganan pra dan pascapanen yang baik, meliputi : teknik bercocok tanam, pengendalian hama dan penyakit, pengendalian gulma, waktu panen, cara panen, prosesing dan penyimpanan benih. Benih memiliki peran strategis sebagai sarana pembawa teknologi baru berupa varietas unggul baru dengan berbagai spesifikasi keunggulan berupa: 1) Daya hasil tinggi, 2) Ketahanan terhadap hama dan penyakit yang mendukung sistem pola tanam dan program pengendalian hama terpadu, 3) Umur genjah untuk meningkatkan indek pertanaman 4 ) Keunggulan mutu hasil panen sehingga sesuai dengan selera konsumen Varietas unggul perlu didukung oleh benih bermutu dan berlabel dengan demikian perlu ada tindakan seleksi dan perlakuan benih, sehingga produksi kedelai sesuai dengan target/harapan yang telah direncanakan.

Kegiatan 1 : Penetapan Varietas Unggul, Benih Bermutu dan Berlabel serta Perlakuan Benih Sasaran kegiatan ini adalah agar semua peserta dapat memilih varietas unggul baru sesuai dengan agroekosistem areal penanaman dan preverensi konsumen. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelompok (3 tiga) kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap kelompok memilih ketua kelompok.. Langkah kegiatan Langkah kegiatan Uraian Kegiatan 1. Varietas Unggul Langkah 1. 1. Lihat deskripsi varietas kedelai unggul 2. Pilih varietas unggul sesuai dengan kondisi lahan yang akan ditanami kedelai dan kesukaan konsumen yang dituju atau 3. Gunakan rekomendasi varietas dari KATAM dengan cara : Mengetik di telepon seluler (HP) : INFO VARIETAS KEDELAI spasi nama Kecamatan contoh : INFO VARIETAS KEDELAI MALANGBONG Kirim ke no 082 123 456 500 atau 081 235 651 111 Alat bantu berltih Deskripsi varietas unggul kedelai pada lembar informasi Gambar Varietas unggul anjasmoro 2. Benih bermutu dan berlabel Langkah 1. 1. Ambil benih yang telah disiapkan (2 kantong plastik/ kelompok) 2. Bagi jadi 10 bagian, se hingga setiap individu memperoleh 1 bagian benih 3. Seleksi/pilih benih dengan melihat persyaratan benih bermutu sebagai berikut : 2.1.Murni dan diketahui nama varietasnya 2 Kantong plastik benih (2 Varetas)

3.Perlakuan benih Langkah 1. 2.2.Berdaya kecambah tinggi, >80% 2.3.Benih sehat, bernas, tidak keriput atau luka bekas gigitan serangga (hama), bebas penyakit 2.4.Bersih tanpa campuran benih lain 2.5. Benih masih baru (< 6 bln) 2.6. Kadar air 12 % - 13 % 2.7.Vigor baik, pertumbuh an benih serentak, cepat dan sehat 1. Ambil benih yang terseleksi 2. Melaksanakan Inokulasi 2.1. Inokulasi dengan Rhizo bium (bakteri rhizobium) 1) Untuk lahan yang sama sekali belum dilakukan penana man kedelai Menggunakan Legin 30 gram/10 kg benih, atau Rhizogin 37,5 gram/10 kg benih atau Rhizoplus 20 gr/kg benih 2).Basahi benih dengan air bersih sebelum inokulan dicampur dengan benih 3).Pencampuran benih dilakukan secara ber tahap agar benih yang telah diinokulasi segera habis terta nam 4).Benih dikering angin kan dan hindari sinar matahari langsung 5). Benih harus tertanam jangan melebihi dari 6 jam atau 2.2. Inokulasi dengan Tanah bekas penanaman kedelai 1).Untuk lahan yang Benih dan inokulum atau tanah bekas pertanaman kedelai

sama sekali belum dilakukan penana man kedelai 1 3 kg tanah/10 kg. benih kedelai 2).Basahi benih dengan air bersih sebelum inokulan dicampur dengan benih 3).Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar benih yang telah diinokula si segera habis tertanam

Kegiatan 2. Refleksi Kegiatan Praktek Sasaran kegiatan ini peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek, sehingga memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut. 1. Dskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan produksi dan mutu. Tuangkan pada tabel 1. 2. Presentasikan hasil diskusi kelompok 3. Simpulkan hasil presentasi Tabel 1. Pengaruh perbenihan kedelai terhadap produksi dan mutu hasil No Kegiatan Pengaruh terhadap produksi 1 Penetapan varietas unggul Pengaruh terhadap mutu Kesimpulan 2 Seleksi benih 3 Perlakuan benih Kesimpulan per benihan kedelai

Kegiatan 3. Rencana Aksi Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan perbenihan kedelai di wilayah masing-masing Langkah kegiatan Langkah kegiatan Langkah ke 1 Langkah ke 2 Uraian Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang perbenihan kedelai Setiap peserta menyusun rencana aksi perbaikan perbenihan kedelai di wilayah masing-masing, seperti tada tabel 2 Tabel 2 Alat bantu Tabel 2 Rencana aksi perbaikan perbenihan kedelai di wilayah masing-masing No Kegiatan yang akan diperbaiki 1 Penetapan varietas unggul Waktu Tempat Pelaksana Keterangan 2 Seleksi benih 3 Perlakuan benih...: 2015 Penyusun... Lembar Informasi

Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada lembar informasi ini I. PENDAHULUANI Produksi tanaman kedelai diantaranya dipengaruhi oleh varietas unggul, banyak varietas unggul yang telah di akui oleh pemerintah tetapi pada waktu penanaman perlu memperhatikan varietas yang sesui dengan lokasi dimana tanaman kedelai mau di tanam. Selain iti juga perlu dipertimbangkan keadaan benihnya, yaitu benih bermutu dan berlabel. Pemilihan benih dan menguji daya kecambah serta perlakuan benih perlu dilakukan agar diperoleh pertumbuhan tanaman kedelai baik. II. VARIETAS UNGGUL SPESIFIK LOKASI 1. Pengertian Varietas Unggul 1.1. Varietas Sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan. 1.2. Kultivar Berasal dari bahasa Inggris cultivar (cultivated variety) atau varietas tanaman yang dibudidayakan. kultivar adalah sama dengan istilah varietas. 1.3. Varietas lokal Dengan demikian istilah Varietas yang telah ada dan dibudidayakan secara turun temurun oleh petani serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai Negara. 1.4. Varietas unggul Galur hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan hama, penyakit, dan toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan atau sifat-sifat lainnya, serta telah dilepas oleh pemerintah. 2. Karakteristik tanaman kedelai

2.1. Botani Kedudukan kedelai dalam sisitematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Devisi : Spermatophyta Sub-divisi :: Angiospermae Kelas :: Dicotyledonae Ordo : : Polypetales Famili : : Leguminosa Sub Famili : Papilionoideae Genus : : Glysin Species : Glycine max (L) Merill. 2.2. Morfologi Susunan tubuh kedelai terdiri atas dua macam alat organ utama yaitu vegetative dan generatif. Organ vegetatif meliputi : akar. Batang, daun Organ generatif meliputi : bunga, buah, biji Struktur akar tanaman kedelai terdiri atas akar lembaga (radikula), akar tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis) berupa akar rambut. Akar kedelai memiliki kemampuan membentuk bitil akar (nodul). Bintil-bintil akar bentuknya bulat atau tidak beraturan yang merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini bersimbiosis dengan nitrogen bebas dari udara. Jumlah nitrogen yang dapat ditambat bakteri ini berkisar 40-70% dari seluruh nitrogen yang dibutuhkan tanaman. Kedelai berbatang semak yang dapat mencapai ketinggian antara 30-100 cm. Batang beruas-ruas dan memiliki percabangan antara 3-6 cabang. 2.3. Ukuran biji

Ukuran biji Kecil (<10 g/100 biji) Varietas L Gepak ijo, No.29, Tidar, Dieng, Otau, No.27, Ringgit, Sumbing, Merapi, Krakatau,L Gepak Kuning, Petek, Jayawijaya, Menyapa, Seulawah, Ratai, Malika, Lumajang Bewok Sedang (10-14g/100 biji) Besar (>14g /100 biji) Guntur, Lokon, Wilis, Kerinci, Merbabu, Muria, Lompobatang, Rinjani, Singgalang, Slamet, Pangrango, Meratus, Kaba, Kawi, Lawit, Tambora,Leuser, Sinabung, Tampomas, Tangamus, Lawu,Ijen, Tengger, Nanti, Davros, Orba, Galunggung, Dempo, Cikuray, Malabar, Kipas putih, Sindoro, Manglayang,Lokal Kipas Merah, Shakti, Raung,Bromo, Sibayak, Merubetiri, Detam-2 Mitani, Detam-1, Anjasmoro, Rajabasa, Arjasari,Gumitir, Argomulyo, Burangrang, Mahameru, Baluran, Argopuro, L Grobogan, Panderman 2.4. Umur masak Umur masak Varietas Genjah (70-79 hari) Lawu, Tengger, Meratus, Dieng, Guntur, Lokon, Tidar, Petek, Lumajang Bewok, Leuser, Malabar, L Gepak Kuning, L Gepak ijo, L Grobogan Sedang (80-85 hari) Sumbing, Shakti, Davros, Singgalang, Argomulyo, Burangrang, Baluran, Gumitir, Krakatau,Cikuray, Rajabasa, Detam-2, Mitani, Anjasmoro, Ijen, Jayawijaya, Tampomas, Mahameru, Lawit, Argopuro, Detam-1, Ringgit, Merapi, Orba, Galunggung, Wilis, Raung, Merbabu, Tambora, Lompobatang, Rinjani, Kipas putih, Bromo, Kaba, Menyapa, Panderman, Malika, lokal Kipas Merah Dalam (86-90 hari) Sindoro, Manglayang, Kerinci, Slamet, Muria, Pangrango, Kawi, Sinabung, Tangamus, Sibayak, Otau, No.27, Dempo, Ratai Sangat dalam (>90 hari) Nanti, Seulawah, Merubetiri, Arjasari, No.29 3. Deskripsi varietas

Penjelasan tertulis mengenai proses pemuliaan tanaman sehingga dihasilkan suatu varietas tanaman baru yang mencakup asal-usul atau silsilah, ciri-ciri morfologi dan sifat-sifat penting lainnya. Sifat atau karakter merupakan penampilan dari gen yang tampak pada suatu fenotipe (varietas kedelai). Terdapat dua macam sifat yaitu sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Sifat kualitatif, merupakan sifat yang mudah dibedakan dan dikendalikan oleh gen sederhana. Contohnya adalah warna hipokotil, warna bunga, warna bulu dan sebagainya.sifat kuantitatif adalah sifatnya berderajat dan umumnya tidak dikendalikan oleh gen sederhana. Contohnya adalah tinggi tanaman, umur masak, hasil biji dan sebagainya. Daya adaptasi varietas sesuai agroekosistem 2.1. Memilih Varietas sesuai dengan Agroekosistem Budidaya kedelai di Indonesia sangat beragam, karena faktor musim tanam, jenis tanah, pola tanam, elevasi dan sebagainya. Pada lahan sawah, umumnya kedelai dibudidayakan pada MK1 (Februari Mei) dan MK2 (Juli Oktober). Di lahan kering, kedelai dibudidayakan pada MH1 (Desember Maret) dan MH2 (April Juli). Pilihlah varietas kedelai sesuai dengan lingkungan budidaya dan permintaan pasar, berupa biji besar, sedang atau kecil; kedelai kuning atau hitam; atau sesuai peruntukannya (tahu, kecambah) dan sebagainya. 2.2. Adaptasi Beberapa Varietas Ungul Kedelai 1) Varietas adaptif terhadap ph Varietas Toleransi terhadap ph Burangrang 5,5 Panderman 5,5 Tanggamus 4,4 Sibayak 5,5 Seulawah 4,4 Wilis 4,4 2) Varietas adaptif lahan sawah dan lahan kering terbaru :

Nama varietas Tahun dilepas Umur (hari) Ukuran biji (g/100 biji) Sifat lain Kaba 2001 85 Sedang (10,4) PTMP Sinabung 2001 88 Sedang (10,7) TR Anjasmoro 2001 85 Besar (15,0) TR Mahameru 2001 85 Besar (16,0) TR Baluran 2002 80 Besar (16,0) - Merubetiri 2002 95 Besar (13,5) - Ijen 2003 88 Sedang (11,2) ATUG Panderman 2003 85 Besar (18,5) ATUG Gumitir 2005 81 Besar (15,7) RUG CMMV Argopuro 2005 84 Besar (17,8) RCMM V Lokal 2008 74 Besar (17.0) - Grobogan Gepak Kuning 2008 73 Kecil (8.25) TK Gepak Ijo 2008 76 Kecil (6.82) TK TR=Tahan rebah, PTMP=Polong tidak mudah pecah, ATUG=Agak tahan ulat grayak, RUGCMMV=Rentan ulat grayak dan cowpea mild mottle virus, RCMMV=Rentan Cowpea mild mottle virus, TK=Toleran kekeringan 3) Adaptasi terhadap Musim Tanam (Musim Penghujan dan Kemarau) NO Varietas Tahun Pelepasan Kisaran Hasil (t/ha) Bobot 100 Biji (gram) Umur Panen (hr) 1 Wilis 1983 1,5 2,5 10 88 2 Kerinci 1985 1,5 2,5 9 87 3 Raung 1986 1,5 2,5 13 85 4 Rinjani 1989 1,5 2,5 10 88 5 Tambora 1989 1,5 2,0 14 86 6 Lompo 1999 1,5 2,5 10 87 batang 7 Jayawijaya 1991 1,2 2,0 9 85 8 Krakatau 1992 1,6 2,7 8 84 9 Tampomas 1992 1,2 2,5 11 85 10 Cikuray 1992 1,4 2,2 12 85 11 Singgalang 1992 1,5 2,0 10 85 12 Parangargo 1995 1,7 2,2 10 88 13 Argomulyo 1998 1,5 2,0 20 82 14 Bromo 1998 1,5 2,5 16 85

15 Burangrang 1999 1,5 2,5 21 81 4) Varietas adaptif terhadap keharaan pada lahan kering masam Nama Tahun Umur Ukuran biji Sifat lain varietas dilepas (hari) (g/100 biji) Tanggamus 2001 88 Sedang (11,0) Toleran Sibayak 2001 89 Sedang (12,5) - Nanti 2001 92 Sedang (11,5) Toleran Ratai 2004 90 Sedang (10,5) Toleran Seulawah 2004 93 Kecil (9,5) Toleran Rajabasa 2004 84 Besar (15,0) Karat Slamet 1995 87 Sedang) Sindoro 1995 86 Sedang 5) Varietas kedelai adaptif terhadap keharaan pada lahan pasang surut. Nama Tahun Umur Ukuran biji Adaptasi varietas dilepas (hari) (g/100 biji) Lawit 2001 84 Sedang (10,5) Tipe B & C Menyapa 2001 85 Kecil (9,1) Tipe B & C 6) Varietas kedelai hitam terbaru. Nama Tahun Umur Ukuran biji Sifat lain varietas dilepas (hari) (g/100 biji) Mallika 2007 88 Sedang (11,0) - Detam-1 2008 89 Besar (12,5) Protein tinggi, biji besar Detam-2 2008 92 Besar (11,5) Protein tinggi, tol. kekeringan 7) Varietas kedelai berkarakter spesifik. Nama Tahun Umur Ukuran biji Adaptasi varietas dilepas (hari) (g/100 biji) Pangrango 1995 88 Sedang (10,0) Toleran penaungan Gumitir 2005 81 Besar (15,7) Sesuai tahu dan tempe Argopuro 2005 84 Besar (17,8) Kadar lemak tinggi Gepak Ijo 2008 73 Kecil (8.25) Sesuai untuk tahu dan taoge Gepak 2008 76 Kecil (6.82) Sesuai untuk

Kuning tahu Contoh diskripsi kedelai Umur : 82-92 hari Hasil : 2,03-2,25 t/ha Biji : besar Tahan rebah Polong tidak mudah pecah Umur panen : 76 hari Daya hasil : 3,4 t/ha Biji besar : 18 g/100 Warna bunga : Ungu Warna biji : kuning muda Polong tidak mudah pecah GROBOGAN III. BENIH BERMUTU DAN BERLABEL 1. Ciri-Ciri Benih Bermutu Benih kedelai yang digunakan, pada dasarnya harus benih yang baik dan bermutu tinggi. Benih yang baik dan bermutu tinggi akan menjamin pertanaman yang bagus dan hasil panen yang tinggi. Dan ini dicerminkan oleh tingginya tingkat keseragaman biji, daya tumbuh dan tingkat kemurnian. Ciri-ciri benih bermutu yaitu sebagai berikut : 1.1. Murni dan diketahui nama varietasnya 1.2. Berdaya kecambah tinggi, >80% 1.3. Vigor baik, pertumbuhan benih serentak, cepat dan sehat 1.4. Benih sehat, bernas, tidak keriput atau luka bekas gigitan

serangga (hama), bebas penyakit 1.5. Bersih tanpa campuran benih lain 1.6. Benih masih baru (< 6 bln) 1.7. Kadar air 12 % - 13 % Sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi mutu benih adalah : 1.1. Faktor bawaan (kemurnian varietas) 1.2. Faktor fisiologis dan fisik benih 1) Tingkat kematangan benih 2) Benih harus dipanen dari tanaman yang sudah matang benar 3) Tingkat kerusakan mekanis benih 4) Tingkat keusangan benih yaitu hubunan antara vigor awal benih dengan lamanya benih simpan 5) Patogen pada benih, terutama soybean mosaic virus (SMU) serta penyakjit virus lainnya 6) Ukuran dan berat jenis benih 7) Komposisi kimia benih 1.3. Faktor lingkungan 1) Musim tanam 2) Kultur teknik 3) Waktu panen 4) Cara tanam 1.4. Faktor perlakuan pasca panen 1) Cara penimbunan serta lamanya penimbunan brangkasan sebelum pengeringan dan pembijian 2) Cara pengeringan 3) Keseragaman dan kesehatan benih sebelum disimpan 4) Cara pengepakan, khususnya volume dan jenis kemasan 5) Suhu dan kelembaban tempat penyimpanan 6) Lama, cara dan proses pengangkutan benih 2. Klasifikasi Benih Bermutu Kelas Benih

Untuk mengetahui kelas-kelas benih supaya dapat memilih benih dengan tepat sesuai dengan tujuan menanam kedelai, apakah untuk tujuan konsumsi atau produksi benih, maka berdasarkan mutu genetik, benih kedelai dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelas benih kedelai, yaitu 2.1. Benih Dasar (BD) atau Foundation Seed (FS) adalah benih yang berasal dari Benih Penjenis atau Benih Dasar, yang diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat hingga kemurnian varietas terpelihara. Benih dasar diproduksi oleh produsen benih, seperti Balai Benih Induk (BBI), Balai Benih Utama (BBU), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), perusahaan benih BUMN, swasta atau penangkar professional, dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) atau Sistem Manajemen Mutu Benih. Benih dasar digunakan untuk perbanyakan benih pokok. Label berwarna Putih 2.2. Benih Pokok (BP) atau Stock Seed (SS) Adalah benih yang berasal dari keturunan Benih Penjenis atau Benih dasar yang diproduksi lebih banyak dengan pengawasan yang teliti sehingga mutu dan kemurniannya terpelihara. Benih pokok diproduksi oleh produsen atau penangkar benih dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi oleh BPSB atau Sistem Manajemen Mutu Benih. Dibandingkan dengan benih padi dan jagung, harga benih kedelai relatif murah dan proses produksinya relatif lebih sulit. Hal ini menjadi salah satu penyebab tidak atau belum berkembangnya sistem penangkaran benih kedelai. Label berwarna Ungu

2.3. Benih Sebar (BS) atau Extension Seed (ES) adalah keturunan benih penjenis, benih dasar atau benih pokok yang diproduksi secara baik dalam jumlah yang banyak sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietasnya terpelihara. Benih Sebar adalah benih yang siap untuk ditanam oleh petani produsen. Label berwarna Biru 3. SNI BENIH KEDELAI No. Jenis Uji Persyaratan Umum Kualitas I II III 1. Kadar air (%) maks.13 maks. 14 maks. 16 2. Butir rusak (%) maks. 1 maks. 2 maks. 5 3. Butir belah (%) maks. 1 maks. 2 maks. 5 4. Butir warna lain (%) maks. 1 maks. 3 maks. 10 5. Kotoran (%) maks. 0 maks. 1 maks. 3 6. Butir keriput (%) maks. 0 maks. 1 maks. 3 IV. PERLAKUAN BENIH 1.. Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan perlakuan benih (Seed Treatment) adalah: 1.1. Menambah bakteri rhizobium 1.2. Melindungi benih dari serangan hama tanah dan mengendalikan serangan hama lalat bibit (Ophiomya phaseoli) 2. Macam Perlakuan Benih Kedelai (Seed Treatment) 2.1. Menggunakan Inokulum Rhizobium (Bakteri Rhizobium) Bakteri Rhizobium hidup dan berkembang pada bintil akar kedelai dan bakteri ini dapat mengikat N di udara, bakteri aktif ditunjukkan bintil akar dibelah berwarna merah cerah.

Gambar : Tanaman kedelai dan Bintil akar Tanah yang belum pernah ditanami kedelai perlu dilaksanakan inokulasi (memberikan bakteri rhizobium) sebagai berikut : 1). Bahan yang digunakan dapat : Legin/rhizogin/Rhizoplus Tanah bekas penanaman kedelai 2). Cara perlakuan Benih Kedelai (Seed Treatment) Inokulasi Rhizobium Untuk lahan yang sama sekali belum dilakukan penanaman kedelai Legin 30 gram/10 kg benih, Rhizogin 37,5 gram/10 kg benih atau menggunakan Rhizoplus 20 gr/kg benih Basahi benih dengan air bersih sebelum Inokulan dicampur dengan benih Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar benih yang telah diinokulasi segera habis tertanam Benih dikering anginkan dan hindari sinar matahari langsung Benih harus tertanam jangan melebih dari 6 jam Inokulasi dengan Tanah bekas penanaman Untuk lahan yang sama sekali belum dilakukan penanaman kedelai 2 3 kg tanah/10 kg benih kedelai Basahi benih dengan air bersih sebelum Inokulan dicampur dengan benih

Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar benih yang telah diinokulasi segera habis tertanam Selain tanaman kedelai, tanaman kacang tanah, kacang merah, kacang koro, buncis terdapat bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium dengan stein yang berbeda.2.2. Pemberian insektisida Karena bibit kedelai rentan terhadap lalat bibit atau ulat tanah, maka benih dapat diberi insektisida, tetapi tidak bersamaan dengan melaksanakan inokukasi. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut : Carbosulfan (10 gram Marshal 25 T/kg benih) atau fipronil (10 cc Regent/kg benih) untuk mengendalikan lalat bibit (Ophiomya phaseoli) Basahi benih dengan air bersih sebelum Inokulan dicampur dengan benih Pencampuran benih dilakukan secara bertahap agar benih yang telah diperlakukan segera habis tertanam V. PENUTUP Benih merupakan salah satu teknologi yang perlu mendapat perhatian dalam membudidayakan tanaman kedelai. Dengan penggunaan varietas unggul dan benih bermutu diharapkan produksi dan mutu kedelai dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2000, Rakitan Teknologi Budidaya Padi, Jagung dan Kedelai, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Karangploso. Anonimous, 2008. Panduan SL PTT Departemen Pertanian Anonimous. 2007. Panduan Umum PTT kedelai Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Kacang kacangan dan umbi umbian Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bambang Cahyono. 2007. Kedelai, Tehnik Budidaya dan Analisis Usahatani. Semarang: CV Aneka Ilmu. Rachman Hidayat, dkk, 2000. Teknologi Produksi Benih Kedelai. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.