LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 8 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANJAR

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 09 TAHUN 2005 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 14 TAHUN 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

TAHUN : 2005 NOMOR : 04

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BANTEN

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

NOMOR 5 TAHUN 2008 BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I B A L A N G A N

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 18 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA SOLOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 NOMOR 7

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MADIUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

WALIKOTA BUKITTINGGI

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN ACEH TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI JAYAPURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MERANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENT ANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MOJOKERTO

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 91 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan P

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 05 TAHUN 2005 T E N T A N G ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BUPATI KEEROM PERATURAN DARAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJALENGKA, a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, maka Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kabupaten Majalengka perlu disesuaikan ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Majalengka. Mengingat 2

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ; 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194); 7. Peraturan 3

3 7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4427). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA dan BUPATI MAJALENGKA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MAJALENGKA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Majalengka. 2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 4. Bupati adalah Bupati Majalengka. 5. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Daerah 4

4 6. Daerah Otonom selanjutnya disebut Daerah, adalah Kesatuan Masyarakat Hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. 8. Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab kepada Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan yang terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan kebutuhan Daerah. 9. Satuan Polisi Pamong Praja adalah perangkat daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati. 10. Polisi Pamong Praja adalah aparatur pemerintah daerah yang melaksanakan tugas Bupati dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah dan Peraturan /Keputusan Bupati. 11. Ketentraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram tertib dan teratur. 12. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. 13. Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan/keputusan Bupati adalah suatu upaya atau tindakan agar peraturan tersebut ditaati semua pihak dan bagi pelanggar peraturan dikenakan sanksi hukuman sesuai dengan sanksi yang tercantum dalam peraturan yang berlaku. 14. Penyidik 5

5 14. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS adalah Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang- Undang untuk melakukan penyidikan atas pelanggaran Peraturan Daerah. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Pertama Kedudukan Pasal 2 Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh seorang Kepala dan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Bagian Kedua Tugas pokok Pasal 3 Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakan Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati. Bagian Ketiga Fungsi Pasal 4 Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi : a. Penyusunan Program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum, penegakkan Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati; b. Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertertiban umum di daerah; c. Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah, dan Peraturan/ Keputusan Bupati; d. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati dengan aparat kepolisian negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya; e. Pengawasan 6

6 e. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati. Polisi Pamong Praja berwenang : BAB III WEWENANG, HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Pertama Wewenang Pasal 5 a. Menertibkan dan menindak warga masyarakat atau badan hukum yang mengganggu ketentraman dan ketertiban umum; b. Melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati; c. Melakukan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati. Bagian Kedua H a k Pasal 6 Polisi Pamong Praja mempunyai hak kepegawaian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan mendapatkan fasilitas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Bagian Ketiga Kewajiban Pasal 7 Dalam melaksanakan tugasnya, Polisi Pamong Praja wajib : a. Menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia dan norma-norma lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat; b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban umum; c. Melaporkan 7

7 c. Melaporkan kepada Kepolisian Negara atas ditemukannya atau patut diduga adanya tindak pidana; d. Menyerahkan kepada PPNS atas ditemukannya atau patut diduga adanya pelanggaran terhadap Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati. Pasal 8 Polisi Pamong Praja yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan menjadi Penyidik Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB IV ORGANISASI Bagian Pertama Unsur Organisasi Pasal 9 Unsur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri atas : 1. Pimpinan adalah Kepala; 2. Pembantu pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha; 3. Pelaksana adalah Seksi-seksi; 4. Jabatan Fungsional. Bagian Kedua Paragraf 1 Susunan Organisasi Pasal 10 (1) Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri atas : a. Kepala ; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Pembinaan Masyarakat; d. Seksi Pengendalian Operasi Ketentraman dan Ketertiban; e. Seksi Penegakkan Peraturan Daerah, dan Peraturan/ Keputusan Bupati; f. Jabatan Fungsional. (2) Bagan Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini. Bagian 8

8 Bagian Ketiga Bidang Tugas Unsur Organisasi Paragraf 1 Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pasal 11 (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan Satuan Polisi Pamong Praja dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakan Peraturan Daerah, dan Peraturan/ Keputusan Bupati. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi : a. Penyusunan Program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum, penegakkan Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati; b. Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertertiban umum di daerah; c. Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah, dan Peraturan/ Keputusan Bupati; d. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman, ketertiban umum, Peraturan Daerah, dan Peraturan/ Keputusan Bupati dengan aparat kepolisian negara, penyidik pegawai negeri sipil dan atau aparatur lainnya; e. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati; f. Pelaksanaan penyelenggaraan administrasi ketatausahaan. Paragraf 2 Sub Bagian Tata Usaha Pasal 12 (1) Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok membantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja di dalam melaksanakan urusan umum, perencanaan, evaluasi dan pelaporan; (2) Dalam 9

9 (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan program kerja; b. Pelaksanaan pengelolaan tata warkat; c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian; d. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan e. Pelaksanaan pengelolaan perlengkapan; f. Pelaksanaan pengelolaan perbekalan dan keperluan tulis; g. Pelaksanaan pengelolaan dokumentasi dan kehumasan; h. Pelaksanaan pengelolaan pengumpulan dan pengolahan data; i. Pelaksanaan pengelolaan penyiapan penyusunan dan pengelolaan bahan evaluasi kegiatan; j. Pelaksanaan pengelolaan penyiapan penyusunan dan pengelolaan bahan pelaporan; k. Pelaksanaan pengelolaan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 3 Seksi Pembinaan Masyarakat Pasal 13 (1) Seksi Pembinaan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok membantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja di dalam melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati; (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Pembinaan Masyarakat mempunyai fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan data guna pelaksanaan pembinaan terhadap masyarakat atau badan hukum; b. Pelaksanaan pembinaan terhadap masyarakat atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah, dan Peraturan/ Keputusan Bupati; c. Pelaksanaan penyuluhan/sosialisasi terhadap masyarakat atau badan hukum guna menumbuhkan kepatuhan dan ketaatan terhadap Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati. Paragraf 10

10 Paragraf 4 Seksi Pengendalian Operasi Ketentraman dan Ketertiban Pasal 14 (1) Seksi Pengendalian Operasi Ketentraman dan Ketertiban dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok membantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja di dalam melaksanakan pengendalian operasi dalam rangka pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Pengendalian Operasi Ketentraman dan Ketertiban, mempunyai fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan data serta informasi guna pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; b. Pelaksanaan pengendalian operasi penertiban dan penindakan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang mengganggu ketentraman dan ketertiban umum; c. Pelaksanaan antisipasi akan terjadinya gangguan ketentraman dan ketertiban umum; d. Pelaksanaan pembinaan/pelatihan Polisi Pamong Praja; e. Pelaksanaan tugas insidentil berupa tugas pengamanan dan pengawalan Pimpinan Daerah/Tamu Negara; f. Pelaksanaan pembantuan penanganan bencana alam. Paragraf 5 Seksi Penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati Pasal 15 (1) Seksi Penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok membantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja di dalam melaksanakan kebijakan penegakan, pengamanan Peraturan Daerah, dan Peraturan /Keputusan Bupati.

11 (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1) Seksi Penegakkan Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati mempunyai fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan rencana pelaksanaan kebijakan penegakan, pengamanan Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati; b. Pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati yang bersifat non yustisial; c. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati; d. Pelaksanaan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah, dan Peraturan/Keputusan Bupati. BAB V E S E L O N Pasal 16 (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja adalah jabatan eselon III a. (2) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi Satuan Polisi Pamong Praja adalah jabatan eselon IV a. BAB VI PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Bagian Pertama Pengangkatan Pasal 17 Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai Polisi Pamong Praja, yaitu : a. Pegawai Negeri Sipil; b. Berijazah sekurang-kurangnya SLTA dan atau serendah-rendahnya berpangkat Pengatur Muda (II/a); c. Tinggi badang sekurang-kurangnya 160 cm untuk laki-laki dan 155 cm untuk perempuan; d. Umur sekurang-kurangnya 21 tahun; e. Sehat jasmani dan rohani; f. Lulus Pendidikan dan Pelatihan Dasar Polisi Pamong Praja. Bagian Kedua 9

12 Bagian Kedua Pemberhentian Pasal 18 (1) Polisi Pamong Praja diberhentikan, karena : a. Alih tugas; b. Atas permohonan yang bersangkutan; c. Melanggar disiplin Polisi Pamong Praja; d. Dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; (2) Polisi Pamong Praja yang diberhentikan dari Satuan Polisi Pamong Praja, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak otomatis diberhentikan sebagai PNS; (3) Pedoman Peraturan Disiplin Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan yang berlaku. BAB VII PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pasal 19 (1) Polisi Pamong Praja wajib mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) teknis dan fungsional; (2) Pedoman penyelenggaraan Diklat bagi anggota Polisi Pamong Praja sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan berdasarkan Peraturan yang berlaku. BAB VIII PAKAIAN DINAS, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN OPERASIONAL Pasal 20 Pakaian dinas, perlengkapan dan peralatan operasional Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan Bupati atau Keputusan Bupati, berdasarkan Pedoman yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri dan Perturan Perundangundangan. BAB IX 13

13 BAB IX TATA KERJA Pasal 21 Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas operasional di bidang penegakan, penertiban, pengamanan dan penyuluhan diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 22 Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan kewenangannya, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik secara vertikal maupun horizontal. Pasal 23 Kepala Satuan Polisi Pamong Praja bertanggung jawab memimpin, membimbing, mengawasi dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan bila terjadi penyimpangan, mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 24 Setiap unsur pimpinan pada Satuan Polisi Pamong Praja wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya. BAB X KERJASAMA DAN KOORDINASI Pasal 25 (1) Dalam rangka pelaksanaan tugas, Satuan Polisi Pamong Praja mengkoordinir pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban lintas Kecamatan. (2) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerjasama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan lembagalembaga lain. (3) Kerjasama 14

14 (3) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan atas hubungan fungsional, saling membantu dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hirarki dan kode etik profesi dan birokrasi. BAB XI PEMBINAAN Pasal 26 Bupati melakukan pembinaan teknis operasional dan peningkatan kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja. BAB XII PEMBIAYAAN Pasal 27 Pembiayaan pembinaan teknis operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dan biaya pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka. BAB XIII JABATAN FUNGSIONAL Pasal 28 Polisi Pamong Praja merupakan jabatan fungsional yang penetapannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 29 Penetapan Polisi Pamong Praja sebagai jabatan fungsional dilakukan paling lambat 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Daerah ini. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sepanjang mengatur Organisasi dan Tata Kerja dan Eselonering Polisi Pamong Praja dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 31 15

15 Pasal 31 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka. Ditetapkan di Majalengka pada tanggal 14 Juli 2005 BUPATI MAJALENGKA, Cap./ttd. TUTTY HAYATI ANWAR Diundangkan di Majalengka pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA, S U H A R D J A LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2005 NOMOR.SERI MY-SRVER\LD\TAHUN 2005\LD-SATPOL-PP-05.DOC