Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156 KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN K T S P Oleh: Marojahan Hutabarat Abstrak KTSP dan Silabus yang penulis susun adalah hasil dari pelatihan yang disajikan pada bulan Maret 2011 kepada guru-guru di lingkungan Batubara pada rumpun Pendidikan Agama Kristen. KTSP dan Silabus ini sangat penting dikuasai oleh para guru yang akan mengajar Agama Kristen, di mana kepada para guru diberikan kebebasan untuk menyusun berdasarkan konteks masing-masing. Kata Kunci: KTSP, Silabus, RPP I. APA DAN BAGAIMANA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Departemen Pendidikan Nasional mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010, semua sekolah telah melaksanakan KTSP. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut : Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Beragam dan terpadu. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Menyeluruh dan berkesinambungan. Belajar sepanjang hayat. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. 73
KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasional sebagai berikut : a) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. b) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. c) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan dan keragaman karakteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah. d) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional. e) Tuntutan dunia kerja Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. f) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. g) Agama Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, serta 74
memerhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah. h) Dinamika perkembangan global Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. i) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. j) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. k) Kesetaraan gender Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender. i) Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi dan ciri khas satuan pendidikan. KTSP mempunyai empat komponen, yaitu : 1. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan. 2. Struktur dan muatan KTSP 3. Kalender pendidikan 4. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP). Komponen 1 : Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Rumusan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada tujuan umum pendidikan berikut : - Tujuan Pendidikan Dasar Adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. - Tujuan Pendidikan Menengah Adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 75
- Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan Adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Komponen 2 : Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sebagai berikut : a) Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia. b) Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian. c) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. d) Kelompok mata pelajaran Estetika. e) Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7. Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan penddiikan. Di samping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. a) Mata Pelajaran Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi. b) Muatan Lokal Merupakan kegiatan kurikulum untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. 76
c) Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik. d) Pengaturan beban belajar a. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, baik kategori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, kategori standar. b. Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. c. Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri. d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. 77
e. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. f. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. g. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut : Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas : 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas : 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. e) Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan mengacu pada standar penilaian yang dikembangkan oleh BSNP. f) Pendidikan kecakapan hidup a. Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/SMAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional. b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran. c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau non formal yang sudah memperoleh akreditasi. 78
g) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global a. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. b. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran. c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau non formal yang sudah memperoleh akreditasi. II. APA ITU SILABUS? Silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran. Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus antara lain adalah : ilmiah, relevan, sistem, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan menyeluruh. - Ilmiah - Relevan - Sistematis - Konsisten - Memadai - Aktual dan Kontekstual - Fleksibel - Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor). 79
III. APA ITU RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)? Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau yang disingkat dengan RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Oleh karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Langkah yang patut dilakukan guru dalam penyusunan RPP yaitu: 1) Ambillah satu unit pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran. 2) Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut. 3) Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut. 4) Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator tersebut. 5) Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. 6) Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/dikenakan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 7) Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran. 8) Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 9) Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari 2 (dua) jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satu tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran. 80
10) Sebutkan sumber/media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran secara konkrit dan untuk setiap bagian/unit pertemuan. 11) Tentukan teknik penilaian, bentuk dan contoh instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya dan/atau kunci jawabannya. Jika penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya. IV. SYARAT-SYARAT PEMBELAJARAN Adapun yang menjadi syarat-syarat pembelajaran adalah: a) Menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan. Aspek pedagogis menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan. Karena itu, guru harus mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau penguasaan sejumlah kompetensi tertentu. Aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa peserta didik pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Selain itu, aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa proses belajar itu sendiri mengandung variasi, seperti belajar kterampilan motorik, belajar konsep, belajar sikap, dan seterusnya (Gagne, 1984). Perbedaan tersebut menuntut pembelajaran yang berbeda, sesuai dengan jenis belajar yang sedang berlangsung. Aspek didaktis menunjuk pada pengaturan belajar peserta didik oleh guru. Dalam hal ini, guru harus menentukan secara tepat jenis belajar manakah yang paling berperan dalam proses pembelajaran tertentu, dengan mengingat kompetensi dasar yang harus dicapai. Kondisi eksternal yang harus diciptakan oleh guru menunjuk variasi juga 81
dan tidak sama antara jenis belajar yang satu dengan yang lain, meskipun ada pula kondisi yang paling dominan dalam segala jenis belajar. Untuk kepentingan tersebut, guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar, kondisi internal dan eksternal peserta didik, serta menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). 1. Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman, yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. 2. Pembelajaran Kreatif Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah. Berpikir kreatif harus dikembangkan dalam proses pembelajaran, agar peserta didik terbiasa untuk mengembangkan kreativitasnya. Pada umumnya berpikir kreatif memiliki empat tahapan yaitu : persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. 3. Pembelajaran Efektif Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. 4. Pembelajaran Menyenangkan Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan 82
peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a. Pemanasan dan Apersepsi b. Eksplorasi c. Konsolidasi Pembelajaran d. Pembentukan Kompetensi, Sikap dan Perilaku e. Penilaian b) Memilih Pendekatan yang Tepat Di samping pendekatan pedagogi, dalam pelaksanaan pembelajaran dianjurkan juga untuk menggunakan pendekatan andragogi, yang berbeda dengan pedagogi, terutama dalam pandangannya terhadap peserta didik. Dalam pelaksanaan KYD, belajar dapat dipandang sebagai aktivitas psikologis yang memerlukan dorongan dari luar sehingga harus diupayakan sebagai berikut : a. Bagaimana memotivasi peserta didik, dan bagaimana materi belajar harus dikemas sehingga bisa membangkitkan motivasi, gairah dan nafsu belajar. b. Belajar perlu dikaitkan dengan seluruh kehidupan peserta didik, agar dapat menumbuhkan kesadaran mereka terhadap manfaat dari perolehan belajar. Secara khusus pembelajaran dalam KYD harus ditujukan untuk : c. Memperkenalkan kehidupan peserta didik sesuai dengan konsep learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to life together. d. Menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya belajar dalam kehidupan, yang harus direncanakan dan dikelola secara sistematis. e. Memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada para peserta didik, agar mereka dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan. f. Menumbuhkan proses pembelajaran yang kondusif bagi tumbuh kembangnya potensi peserta didik, melalui penanaman berbagai kompetensi dasar. 83
Secara lebih rinci, pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Yang Disempurnakan (KYD), harus menampakkan adanya kegiatan sebagai berikut : 1) Pembenahan lingkungan belajar 2) Pembuatan perencanaan bersama 3) Pembuatan kelompok belajar 4) Pengidentifikasian kebutuhan peserta didik 5) Perumusan tujuan belajar 6) Pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan belajar 7) Penilaian proses dan hasil belajar serta upaya mendiagnosis kembali kebutuhan belajar. c) Membentuk Kompetensi Peserta Didik Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan proses pembelajaran yang direncanakan dalam implementasi KYD. Untuk kepentingan tersebut, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan waktu yang diperlukan harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehingga peserta didik memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optimal. 1. Kegiatan Awal atau Pembukaan a. Pembinaan Keakraban b. Pre Tes (Tes Awal) Fungsi pre tes ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: Untuk menyiapkan peserta didik Untuk mengetahui tingkat kemajuan Untuk mengetahui kemampuan Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai. 2. Kegiatan Inti atau Pembentukan Kompetensi Kegiatan inti pembelajaran antara lain mencakup penyampaian informasi tentang bahan belajar atau materi standar, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi peserta didik, serta melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar ataumemecahkan masalah yang dihadapi bersama. 84
Prosedur yang ditempuh dalam pembentukan kompetensi yaitu : a) Berdasarkan kompetensi dasar dan materi standar b) Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis c) Membagikan materi standar (sumber belajar) berupa hand out dan foto kopi d) Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik e) Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik f) Setelah selesai diperiksa bersama-sama dengan cara menukar pekerjaan dengan teman lain, lalu guru menjelaskan setiap jawabannya. g) Kekeliruan dan kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik. Dalam pembentukan kompetensi perlu diusahakan untuk melibatkan peserta didik seoptimal mungkin. Melibatkan peserta didik adalah memberikan kesempatan dan mengikutsertakan mereka untuk turut ambil bagian dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk saling bertukar informasi antar peserta didik dan antar peserta didik dengan guru mengenai topik yang dibahas, untuk mencapai kesepakatan, kesamaan, kecocokan dan keselarasan pikiran mengenai apa yang akan dipelajari. Hal ini penting untuk menentukan persetujuan atau kesimpulan tentang gagasan yang bisa diambil atau tindakan yang akan dilakukan berkenaan dengan topik yang dibicarakan. 3. Kegiatan Akhir atau Penutup a. Tugas b. Post Test V. KEPUSTAKAAN Muslich, Masnur, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2008. Mulyasa E., Kurikulum yang Disempurnakan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009. 85