BIAYA TINDAKAN MEDIK SECTIO CAESARIA BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI KAMAR OPERASI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD AMPANA KABUPATEN TOJO UNA-UNA THE COST OF SECTIO CAESARIA TREATMENT BASED ON ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM IN OPERATION ROOM OF EMERGENCY INSTALLATION OF AMPANA GENERAL HOSPITAL, TOJO UNA-UNA Yusfitaria Alvina, Alimin Maidin, Burhanuddin Bahar Bagian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Alamat Koresponden: Jl. Pemuda 25 Makassar Hp. 081234833436 Email: yusfitaria.alvina@yahoo.com
Abstrak Pelayanan kesehatan yang bermutu dengan pembiayaan yang efisien menjadi pilihan masyarakat saat ini. Penelitian bertujuan mengetahui pola tarif tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi Instalasi Rawat Darurat RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah berdasarkan metode Activity Based Costing. Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif dengan rancangan studi kasus untuk mendapatkan tarif berdasarkan Unit Cost yang dihitung dengan metode Activity Based Costing dari tindakan Sectio Caesaria. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hasil penghitungan Unit Cost tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi Instalasi Rawat Darurat dan Perawatan Kebidanan dengan menggunakan metode Activity Based Costing sebesar Rp. 4.872.097. nilai konstanta yang ditetapkan adalah 3%. Tarif rasional yang didapat dengan menambahkan unit cost dengan konstanta adalah sebesar Rp. 5.018.260. selisih perbandingan tarif rasional Activity Based Costing dengan tarif Rumah Sakit sebesar 13%. Adapun presentase selisih tarif rasional Activity Based Costing dengan tarif INA-CBG sebesar 18% dimana tarif Activity Based Costing yang dihitung lebih tinggi. Kata kunci : Activity Based Costing (ABC), Unit Cost, konstanta, tarif rasional Abstract Quality health services with efficient financing of choice of today's society. The aims of the reseach was to find out the pattern tariff of Sectio Caesaria treatment in operation room of Emergency installation of Ampana Regional Public Hospital of Tojo Una-Una Regency of Central Sulawesi based on Activity Based Costing method. The reseach was a descriptive survey study with a case study design to obtain tariff based on unit cost calculated using Activity Based Costing system method of Sectio Caesaria action. The result of the reseach indicate that the calculation result of unit cost of sectio caesaria in operation room of emergency installation and Midwifery Treatment using Activity Based Costing methods is Rp. 4.872.097. the determined Constanta value is 3%. Rational tariff obtained by adding cost unit with constanta is Rp. 5.018.260. The difference between rational tariff of activity Based Costing and hospital tariff is 13%. Meanwhile, the different percentage between rational tariff and INA-CBG tariff is 18% in which calculated Activity Based Costing tariff is higher. Key words : Activity Based Costing (ABC), Unit Cost, Constanta, Rational Tariff
PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan yang bermutu dengan pembiayaan yang efisien menjadi pilihan masyarakat saat ini. Sebagai konsekuensinya setiap pemberi pelayanan kesehatan dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang berkualitas agar dapat menarik pelanggan. Namun hal ini berbeda jika dipandang dari segi masyarakat sebagai pihak yang menggunakan jasa pelayanan tersebut, dimana biaya pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu utilisasi pelayanan kesehatan. Friedman dan Milton Roemer dalam Aditama (2006), menyatakan bahwa Rumah sakit setidaknya mempunyai 5 fungsi (1) Memberikan pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostik dan terapeutik. (2) Memberikan pelayanan rawat jalan. (3) Melakukan pendidikan dan pelatihan. (4) Melakukan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan. (5) Melakukan program pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi lingkungan sekitar. Sedangkan menurut Buyamin (2007), rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan berdasarkan jenis pelayanan, kepemilikan, jangka waktu pelayanan, kapasitas tempat tidur dan fasilitas pelayanan, dan afiliasi pendidikan. Laksono (2004), mengatakan infrastruktur keuangan Rumah Sakit pemerintah sangat buruk karena belum ada pemahaman bahwa sistem keuangan harus berdasarkan sistem akuntansi yang benar. Seiring dengan dikeluarkannya PP No.23 Tahun 2005 tentang BLU dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 Tahun 2007 tentang BLUD menuntut Rumah Sakit harus berbenah terutama dari segi keuangan dan akuntabilitasnya. Pengelolaan sumber daya baik manusia, material, peralatan dan teknologi serta keuangan harus dilaksanakan secara tepat, efektif dan efisien sehingga Rumah Sakit mampu mengelola biaya secara komprehensif. Hal ini juga dijelaskan oleh Agastya (2009), bahwa Rumah Sakit Badan Layanan Umum Daerah memiliki kewenangan pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang dikelola secara otonomi dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala koorporasi. Hal ini merupakan tantangan bagi pengelola Rumah Sakit untuk melakukan terobosan-terobosan dalam menggali sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional dan pengembangan Rumah Sakit. Terobosan itu dapat dilakukan antara lain dengan mengoptimalkan penerimaan-penerimaan pelayanan medis dan penunjang medis melalui penentuan Tarif Paket. Tarif merupakan imbalan atas jasa yang diberikan Badan
layanan Umum daerah termasuk imbalan hasil yang wajar dari investasi dana, dapat bertujuan untuk menutup seluruh atau sebagian biaya layanan. Di Rumah Sakit Umum Daerah Ampana tindakan emergency terbanyak pada unit Obstetri dan Ginekologi adalah Persalinan Sectio Caesaria, dan pasien yang terbanyak adalah pasien yang pembayarannya ditanggung oleh pemerintah. Maka diperlukan perhitungan Unit Cost tindakan Sectio Caesaria yang riil dan sebenarnya agar dapat mengefisiensikan keuangan Rumah Sakit dalam penganggaran dan pengeluaran hingga pada akhirnya Rumah Sakit dapat berkembang mengingat statusnya yang sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah. Menurut Sarwono (1999), sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh disertai indikasi tertentu. Dengan melakukan analisis biaya berdasarkan Activity Based Costing pada tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi IRD Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-Una, maka diharapkan selain mengetahui cost berdasarkan semua aktivitas juga dapat merupakan pembanding Tarif Rumah Sakit yang berlaku saat ini dimana Tarifnya ditetapkan oleh unit yang bersangkutan dan kebijakan direktur Rumah Sakit. Serta membandingkan juga dengan Tarif berdasarkan INA-CBG dimana Tarifnya ditetapkan oleh Tim Case Mix yang dibentuk oleh Depkes RI. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis biaya berdasarkan Activity Based Costing pada tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi IRD Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-Una. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey deskriptif, rancangan Studi Kasus yaitu suatu desain yang dimaksudkan untuk mendapatkan Tarif berdasarkan Unit Cost yang dihitung dengan sistem Activity Based Costing dari tindakan medik Sectio Caesaria di Kamar Operasi Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-Una.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-una Propinsi Sulawesi Tengah pada bagian OK IRD, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Mobilisasi Dana, Rekam Medik, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi dan bagian lain yang terkait pada bulan Juli 2013 sampai dengan Desember 2013. Populasi dan Teknik Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua transaksi keuangan yang terjadi tahun 2013 yang berhubungan dengan tindakan medik Sectio Caesaria di Kamar operasi Instalasi Rawat Darurat. Semua transaksi keuangan yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan tindakan medik sectio caesaria di OK IRD. Jenis dan Sumber Data Data primer diperoleh langsung oleh peneliti dengan menggunakan alat bantu form yang disediakan terhadap petugas yang berkompeten dalam pengelolaan keuangan baik di rawat inap maupun bagian keuangan rumah sakit, petugas rekam medis dan petugas terkait lainnya. Data sekunder yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini diperoleh melalui SIRS, laporan tahunan pada bagian administrasi, bagian keuangan, medical record dan bagian lainnya yang berhubungan dengan rawat inap. Metode Pengumpulan Data Tahap I Mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan tindakan Sectio Caesaria di Kamar operasi Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-Una, baik data primer maupun data sekunder. Tahap II Mengumpulkan semua data aktivitas mulai dari pasien masuk Kamar operasi IRD sampai keluar. Data ini digunakan untuk menghitung Tarif dengan sistem Activity Based Costing. Tahap III Unit Cost yang didapatkan ditambahkan dengan konstanta untuk penetapan tarif. Pengolahan Data Langkah-langkah dalam pengolahan data untuk menghitung tarif berdasarkan Activity Based Costing sebagai berikut : (1) Identifikasi jenis tindakan Sectio Caesaria di OK IRD. (2) Identifikasi aktivitas pada masing-masing tindakan. (3) Klasifikasikan ke dalam aktivitas primer dan aktivitas penunjang. (4) Identifikasi biaya langsung dan biaya tidak langsung perjenis tindakan. (5) Identifikasi sumber daya yang digunakan ke aktivitas. (6) Biaya obat. (7) Biaya
operasional gaji. (8) Biaya operasional umum. (Alat medis/non medis, laundry makan, telepon, listrik, dsb). (9) Biaya investasi gedung. HASIL Pada table 1 memperlihatkan biaya langsung yaitu jasa dokter spesialis, jasa dokter umum, jasa bidan, jasa perawat, obat-obatan, alkes pakai habis dan Bahan Habis Pakai Farmasi dibebankan langsung pada produk pelayanan tindakan Sectio Caesaria. Biaya langsung dan biaya tidak langsung yang dibebankan pada pelayanan tindakan Sectio Caesaria. Pada table 2 memperlihatkan Biaya langsung dapat dihitung dan dibebankan ke pusat biaya sedangkan biaya tidak langsung mesti dilakukan perhitungan sesuai dengan tahapan perhitungan biaya dengan Metode Activity Based Costing. Pada Tabel 3 dapat dilihat jumlah dan gaji petugas yang terlibat dalam penelusuran aktivitas tindakan Sectio Caesaria di kamar operasi Instalasi Rawat Darurat selama Tahun 2013. Data didapatkan dari Daftar gaji PNS dan Tenaga Kontrak RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una- Una Sulawesi Tengah Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah. PEMBAHASAN Pada penelitian ini terlihat bahwa Pada perhitungan unit cost tindakan Sectio Caesaria dengan menggunakan metode berbasis Activity Based Costing, aktivitas diidentifikasi untuk mengklasifikasikan aktivitas sebagai aktivitas primer dan penunjang. Pembebanan biaya berdasarkan aktivitas merefleksikan secara lebih baik pola konsumsi overhead oleh aktivitas pada pelayanan tindakan Sectio Caesaria. Metode penghitungan dengan menggunakan Activity Based Costing memberikan keakuratan yang lebih baik. Identifikasi aktifitas ditelusuri mulai pasien masuk diterima oleh petugas evakuasi kemudian ditelusuri lagi berapa waktu yang dibutuhkan dalam melakukan aktivitas tersebut serta mengidentifikasi semua sumber daya yang digunakan dalam melakukan aktivitas mulai dari gedung yang ditempati, meja, kursi, lemari, ATK, cetakan administrasi, listrik, telepon, juga gaji dari petugas yang melakukan aktivitas tersebut. Perbedaan yang terjadi antara tarif tindakan Sectio Caesaria dengan menggunakan metode tradisional dan metode ABC disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masingmasing produk. Pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada
masingmasing produk. Pada metede akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masingmasing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode activity based costing, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap aktivitas secara tepat berdasarkan konsumsi masingmasing aktivitas. Rekapan sumber daya ke aktivitas dapat dilihat diatas dan pembebanan sumber daya per pasien diperoleh setelah biaya total pembebanan dibagi dengan jumlah activity driver. Sehingga didapatkan total biaya dari aktivitas penunjang yang akan dibebankan ke aktivitas primer sampai nilainya nihil. Sistem biaya Activity Based Costing memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya dan membantu dalam mengurangi biaya karena dapat mengidentifikasi aktivitas yang Non Value Added. Nilai konstanta yang diinginkan penentu kebijakan setelah dilakukan wawancara yang mendalam adalah sebesar 3%. Nilai konstanta ini hanya untuk rawat inap kelas II karena dianggap seperti kelas III. Nilai konstanta untuk perawatan VIP berbeda tentunya lebih tinggi karena sebagai rumah sakit berstatus BRSUD, pemerintah berharap subsidi sudah dapat dikurangi. Untuk penetapan nilai konstanta pasien VIP tidak dibahas disini karena penelitian dilakukan terhadap tindakan Sectio Caesaria di kamar operasi Instalasi Rawat Darurat yang termasuk tindakan pasien kelas II dan ruang perawatan Kebidanan yang merupakan ruang rawat kelas II dan III. Penentuan tarif rasional untuk tindakan Sectio Caesaria diperoleh dengan menambahkan unit cost dan konstanta. Tarif yang berlaku di Rumah sakit saat ini belum berdasarkan perhitungan unit cost (Putra dkk., 2013). Sehingga dalam penentuan tarif rasional ini dengan mempertimbangkan biaya sumber daya yang langsung dikonsumsi pasien mulai dari jasa operator, jasa petugas lainnya, obatobatan, alkes pakai habis, BPH farmasi (Hidhayanto, 2009). Tarif rasional yang diperoleh dengan metode Activity Based Costing untuk menghitung tindakan Sectio Caesaria di kamar operasi Instalasi Rawat Darurat RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp. 5.018.250. Tarif yang diperoleh dengan perhitungan berbasis RSUD Ampana Kabupaten Tojo UnaUna adalah sebesar Rp. 5.018.250 sedangkan tarif rumah sakit adalah Rp. 4.350.000 terdapat selisih sebesar 13%. Dimana tarif dengan metode Activity Based Costing lebih tinggi dibandingkan dengan tarif yang berlaku di Rumah Sakit (Putri dkk., 2010). Penghitungan dengan Activity Based Costing dapat ditelusuri biaya apa yang dapat dikurangi seperti gaji PNS dan
inventaris baik modal maupun peralatan karena merupakan subsidi dari pemerintah pusat sehingga dapat menjadi faktor pengurang, apabila tarif tindakan Sectio Caesaria pasien klas III rumah sakit pesaing lebih rendah (Hamka, 2010). Tarif INACBG sebesar Rp. 4.112.954 untuk tindakan Sectio Caesaria klas III ternyata lebih rendah dibandingkan dengan tarif rumah sakit. Tarif INACBG ini ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. Apabila Pemerintah ingin mengurangi subsidi yang diberikan ke Rumah Sakit mestinya tarif yang ditetapkan minimal harus sama dengan unit cost ditambah biaya pemeliharaan sehingga dapat menutupi biaya operasional dari rumah sakit (Gani A. 1993). Menurut Gani (1996), salah satu hasil akhir analisis biaya adalah perhitungan biaya satuan. Sebagai prinsip analisis biaya, misalnya pelayanan rontgen diperlukan dukungan dari unit-unit penunjang, maka biaya-biaya yang dikeluarkan di unit penunjang tersebut perlu didistribusikan ke unit produksi. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk tindakan Sectio Caesaria di Kamar operasi Instalasi Rawat Darurat maka dapat diambil kesimpulan bahwa Tarif Activity Based Costing adalah sebesar Rp. 5.018.260 sedangkan tarif INA CBG adalah Rp. 4.112.954. Selisih Tarif Activity Based Costing dengan tarif INA-CBG adalah sebesar 18% dimana tarif ABC lebih tinggi. Dalam mengidentifikasi aktivitas pelayanan perlu ada standar pelayanan yang baku seperti clinical pathway sehingga perhitungan dengan metode Activity Based Costing dapat lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA Aditama. (2006). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Penerbit UI Press. Jakarta. Agastya Arifai. (2009). Unit Cost dan Tarif Rumah Sakit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Buyamin IM. (2007). Pengertian Rumah Sakit. ( online). (http://informasiobat.com/rumah_sakit_online.php, diakses 20 Februari 2012). Gani A. (1993). Analisis dan Kebijakan Tarif dalam Pelayanan Kesehatan. Seminar Optimalisasi Investasi Perorangan dan Kelompok di Bidang Pelayanan Kesehatan, Jakarta, 21 Agustus 1993. Gani. A. (1996). Analisis Biaya Rumah Sakit. Makalah Seri Manajemen Keuangan Pelayanan Kesehatan. Jakarta. Hamka Feni. (2010). Analisis Biaya Satuan Tindakan Sectio Caesaria Paket Hemat A di Rumah Sakit X Tahun 2009. ( online). (Lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20313168-T+31713- Analisis+biaya-full+text.pdf, diakses 20 Februari 2014) Hidhayanto Widiyas. (2009). Analisis Biaya Satuan ( Unit Cost) Pelayanan Rumah Sakit: Pentingnya Unit Cost, Teori Biaya, Teknik Perhitungan, Serta Kemanfaatannya bagi Rumah Sakit. ( online), ( http://www.d-cg.biz/materi%20pelatihan%20uc%20widiyas%20to%20audience/modul%20anali SIS%20BIAYA%20SATUAN.pdf, diakses 5 Desember 2012) Laksono T. (2004). Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah Sakit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Putra R.S.P., Arifin M.A., Nurhayani Amir Y.M. (2013). Analisis Biaya Satuan ( Unit Cost) Perjenis Tindakan berdasarkan Relative Value Unit (RVU) pada Bagian Persalinan RSUD Ajjapange Kabupaten Soppeng Tahun 2011. Jurnal AKK, Vol.2 No.1 halaman 35-41. Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, Makassar. (online). (http://journal.unhas.ac.id/index.php/jadkkm/article/view/538, diakses 20 Februari 2014). Putri NM., Astiena AK., Bufia Y. (2010). Analisis Tarif Instalasi Bedah Sentral Bersadarkan Unit Cost di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2010. ( online). (http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/analisis-tarif- INSTALASI-BEDAH-SENTRAL.pdf, diakses 20 Februari 2014) Sarwono P. (1999). Ilmu Kebidanan, edisi 2 cetakan II. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.
Tabel 1. Rekapitulasi Sumber Daya dan Jenis Biaya Aktivitas Tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi Instalasi Rawat Darurat RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una- Una Tahun 2013 NO SUMBER DAYA JENIS BIAYA 1 Jasa Dokter Spesialis Obgyn Langsung 2 Jasa Dokter Umum Langsung 3 Jasa Bidan Langsung 4 Jasa Penata Anestesi Langsung 5 Jasa Petugas Laboratorium Langsung 6 Obat-Obatan Langsung 7 Alkes Pakai Habis Langsung 8 Bahan Habis Pakai Farmasi Langsung 9 Gaji Tetap dokter Spesialis Tidak Langsung Obgyn 10 Gaji tetap Bidan Tidak Langsung 11 Gaji Tetap penata anestesi Tidak Langsung 12 Gaji tetap tenaga non medik Tidak Langsung 13 Gaji Tetap petugas Tidak Langsung Laboratorium 14 Sectio set Tidak Langsung 15 Alat medik Tidak Langsung 16 Alat non Medik Tidak Langsung 17 Catatan medik Tidak Langsung 18 Catatan administrasi Tidak Langsung 19 ATK Tidak Langsung 20 Loundry Tidak Langsung 21 CSSD Tidak Langsung 22 Jasa Cleaning Service Tidak Langsung 23 Jasa Satpam Tidak Langsung 24 PDAM Tidak Langsung 25 Listrik Tidak Langsung 26 Telepon Tidak Langsung 27 Gedung Tidak Langsung Sumber : Data Primer
Tabel 2. Rancangan Perhitungan Biaya Aktivitas Tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi Instalasi Rawat Darurat RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2013 NO BIAYA LANGSUNG BIAYA TIDAK LANGSUNG 1 Jasa Dokter Spesialis Obgyn Gaji Tetap dokter Spesialis Obgyn 2 Jasa Dokter Spesialis Gaji tetap Bidan Anestesi 3 Jasa Dokter Spesialis Anak Gaji Tetap penata anestesi 4 Jasa Dokter Umum Gaji tetap tenaga non medik 5 Jasa Perawat Gaji Tetap petugas Laboratorium 6 Jasa Bidan Penyusutan Sectio set 7 Jasa Penata Anestesi Penyusutan Alat medik 8 Jasa Petugas Laboratorium Penyusutan Alat non Medik 9 Alkes Pakai Habis Cetakan medik 10 Obat-Obatan Cetakan administrasi 11 Bahan Habis Pakai Farmasi ATK 12 - Bahan Habis Pakai Farmasi 13 - SIRS 14 - Loundry 15 - CSSD 16 - Jasa Cleaning Service 17 - Jasa Satpam 18 - PDAM 19 - Listrik 20 - Telepon 21 - Gedung Sumber : Data Primer
Tabel 3.Rekapan Gaji Petugas untuk Kegiatan Tindakan Sectio Caesaria di kamar operasi Instalasi Rawat Darurat RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2013 No Instalasi/Bagian Jumlah Tenaga Total Gaji Setahun (Rp) 1 Evakuasi 10 131.497.309 2 SO 8 87.310.463 3 Triage 12 261.139.516 4 SPRD Obgyn 12 267.120.700 5 OK IRD 21 369.843.600 - Pelaksana Perawatan 19 315.762.000 - Penata Anestesi 2 54.081.600 6 Laboratorium 10 158.015.340 7 Apotik 11 190.680.400 8 Kolektor/ TUR IRD 8 128.306.280 9 Costumer Service 5 42.615.600 10 Perawatan Kebidanan 18 443.347.176 11 PPATRS Jamkesmas 5 75.191.628 12 PPATRS Jamkesda 4 59.919.720 13 PPATRS Askes Sosial 7 128.941.260 14 Mobilisasi Dana 12 196.426.680 15 Rekam Medik 15 223.002.057 16 SIRS 6 50.384.290 17 Loundry 15 236.110.708 18 CSSD 9 142.333.632 19 Gizi 20 384.121.221 20 Dr. Spesialis Obgyn 1 48.596.400 21 Dr. Spesialis Anestesi 1 35.405.200 22 Dr. Spesialis Anak 1 35.405.200 23 Cleaning Service 20 213.728.421 24 Satpam 15 192.806.666 Sumber : Data Primer