I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

PENDIDIKAN FORMAL PROGRAM INTRAKURIKULER PROGRAM KOKURIKULER PROGRAM EKSTRAKURIKULER

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Karim

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Hakikat Ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar dasar dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan

PELUANG BISNIS BIMBINGAN EKSTRA KURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

PROPOSAL PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN EKSTRA KURIKULER SEKOLAH

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR BAGAN... xiii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sepakbola ini adalah olahraga yang penuh teka-teki, misalnya dari

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

Karakteristik Laki-Laki Perempuan Rata-rata SD Rata-rata SD. Pendidikan Ayah (tahun) 3,94 1,43 3,82 1,30. Pendidikan Ibu (tahun) 3,64 1,70 3,40 1,56

I. PENDAHULUAN. berkawan sehingga dia disebut social animal. Hal terpenting di dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap siswa tentu mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang berbedabeda.

I. PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar batasan-batasan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk. ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi siswa. Kegiatan-kegiatan yang diadakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilik. Menurut. Suryonosubroto (2009; 286) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Perkembangan IPTEK yang begitu cepat akhir-akhir ini mengharuskan pengelola

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah

I. PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tugas dalam memenuhi harapan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang pembahasan hasil penelitian

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan hasil penelitian tentang Efektifitas Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menengah Atas Negeri yang ada di ProvinsiRiau, Indonesia. Terletak di jalan

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia sekolah belakangan ini menjadi sorotan masyarakat, seperti yang baru beberapa bulan ini terjadi pada tanggal 24 September 2012 di Kebayoran baru Jakarta Selatan, terjadi tawuran antar pelajar SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 70 bahkan sampai merenggut korban jiwa (www. jaringnews.com), tidak hanya itu pada tanggal 12 Desember 2012 di Situbondo Jatim terjaring beberapa pelajar yang sedang melakukan arisan PSK (Pekerja Seks Komersial) (www.surabaya.detik.com). Hal ini salah satunya disebabkan karena kurangnya kegiatan positif yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan positif ini dapat dijumpai dalam wadah komunitas, baik komunitas kecil maupun besar yang ada di lingkungan rumah maupun sekolah. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Di sekolah para siswa diajarkan tentang pengetahuan, akhlak mulia dan kepribadian sehingga

2 dapat dikatakan bahwa sekolah merupakan salah satu sarana dalam pembentukan karakter siswa. Berdasarkan fungsi sekolah di atas maka sekolah sangat potensial untuk menjadi wadah kegiatan-kegiatan positif yang dapat dilakukan siswa yaitu sebagai wadah dalam pengekspresian diri, menumbuhkan minat dan bakat serta pembentukan karakter siswa, maka dikenalkanlah kegiatan ekstrakurikuler kepada siswa disamping proses belajar mengajar. Ekstrakurikuler merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan di luar jam tatap muka, dilaksanakan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan adanya kegiatan ekskul ini, sekolah menyediakan wadah bagi siswa untuk berkreasi, berinovasi, mengembangkan bakat, dan berprestasi. Beberapa jenis ekskul yang biasa dimiliki disetiap sekolah, seperti Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Pramuka, PMR (Palang Merah Remaja), KIR (Karya Ilmiah Remaja), Pecinta Alam, Rohis (Rohani Islam), Paduan Suara, Klub Bahasa, Band Musik, Drumband serta Olahraga di antaranya Bola basket, Voli, Futsal, Sepakbola, Bulutangkis, dan Bela diri, Selain itu, dengan adanya kegiatan ekskul ini dapat mengajarkan siswa dalam berorganisasi, sehingga ilmu yang mereka peroleh dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat untuk bergaul dan bersosialisasi lebik baik lagi. Sehingga dapat terbentuk perilaku dan budi pekerti yang baik dalam diri siswa tersebut.

3 Budi pekerti merupakan bentuk perilaku mengenai baik buruk nya seseorang yang tercermin dari perbuatan, sikap, dan perasaan. Dengan demikian budi pekerti sangatlah penting diajarkan pada setiap anak agar setiap anak dapat membiasakan, berpkikir, bersikap dan berperasaan sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga terbentuklah generasi-generasi muda yang memiliki budi pekerti yang baik. Contoh-contoh perilaku buruk yang terjadi pada siswa yang telah dibahas di awal paragraf ternyata juga terjadi di daerah-daerah lain termasuk Bandar Lampung tetapi dalam bentuk kenakalan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari data yang diambil di SMA 15 Bandar Lampung banyak siswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran baik itu norma agama, norma hukum, dan sopan santun. Tabel 1.1 Catatan kenakalan siswa tanggal 10 Juli 2012 sampai dengan 14 November 2012 di SMA 15 Bandar Lampung No Jenis Kenakalan Juli agustus september oktober november Jumlah siswa Non ekskul ekskul 1 Membolos 3 6 6 1 14 0 2 Merokok 1 3 5 2 11 0 3 Berkelahi 1 6 7 14 2 4 Mencuri 1 1 2 5 Menyimpan video/fotoporno 1 1 1 3 0 6 Tidak sopan 1 2 1 4 0 pada guru dan

4 teman 7 Tidak menggunakan seragam sesuai aturan 5 3 4 4 8 Membawa 3 5 6 2 barang yang tidak seharusnya ke sekolah 9 Mengganggu saat KBM 6 1 2 5 3 10 Tidak masuk 4 7 24 12 6 34 19 sekolah tanpa keterangan 11 Lain-lain 1 5 6 2 9 5 Jumlah 14 7 60 41 21 103 35 Jumlah siswa kelas X 51 Jumlah siswa IPA 30 Jumlah siswa IPS 57 Jumlah keseluruhan siswa yang melakukan pelanggaran 138 Sumber: Data BK SMA Negeri 15 Bandar Lampung Menurut data tersebut dari 138 siswa yang melakukan pelanggaran sebanyak 53 siswa melakukan pelanggaran tidak masuk sekolah tanpa keterangan sedangkan sisanya menyebar kepelanggaran-pelanggaran lainnya, dan dari 138 siswa yang melakukan pelanggaran 35 siswa merupakan siswa yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler. Pelanggaran yang banyak dilakukan adalah tidak masuk sekolah tanpa keterangan sebanyak 19 orang. Bentuk-bentuk pelanggaran yang ada di tabel menunjukan bentuk pelanggaran kedisiplinan, kesopanan, norma agama, tidak tanggung jawab, dan semua itu merupakan bentuk dari nilai-nilai budi pekerti yang harus dimiliki oleh seorang pelajar.

5 Ekstrakurikuler cukup berpengaruh bagi perkembangan budi pekerti yang dimiliki oleh siswa di SMAN 15 Bandar Lampung, ini dikemukakan oleh ibu Rosilawati sebagai guru PKn di SMAN 15 Bandar Lampung, beliau mengatakan bagi para pelajar di SMAN 15 Bandar Lampung sendiri perkembangan budi pekerti lebih banyak dialami oleh siswa-siswi yang berada di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan sebagian besar siswa-siswi di jurusan IPA adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekskul, terdapat 2 kelas jurusan IPA untuk kelas XI dan 3 kelas jurusan IPA untuk kelas XII jumlah siswa nya sebanyak 198 dan 55 siswa yang mengikuti ekskul dan dari 138 siswa yang melakukan pelanggaran 30 siswa dari jurusan IPA sedangkan untuk jurusan IPS terdapat 2 kelas jurusan IPS untuk kels XI dan 2 kelas jurusan IPS untuk kels XII jumlah siswa sebanyak 162 dan siswa yang mengikuti kegiatan ekskul sebanyak 29 dan yang melakukan pelanggaran 57. Terdapat beberapa ekstrakurikuler di SMA 15 Bandar Lampung diantaranya adalah OSIS, ROHIS, Pramuka, Basket, Seni, PMR, Pecinta Alam, Daku, dan English Club. Ekstrakurikuler yang berpengaruh pada budi pekerti siswa diantara seluruh ekstrakurikuler tersebut adalah OSIS, ROHIS, PMR, English club dan DAKU. Daku sendiri merupakan suatu organisasi yang dimana siswa yang ikut dalam organisasi ini bekerja sama dengan lembaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang pentinganya kesehatan dan organisasi ini juga membahas tentang pergaulan dalam remaja. Hal disebabkan karena organisasi-organisasi tersebut memiliki kegiatan yang lebih bersifat sosial.

6 Sehingga dapat diketahui bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler lebih mampu menjaga perilaku. Hal ini menjadi motivasi bagi penulis untuk meneliti apakah ada pengaruh antara keterlibatan siswa dalam ektrakurikuler terhadap budi pekerti siswa. Apakah terlibatnya siswa dalam ekstrakurikuler dapat membantu dalam pembentukan budi pekerti siswa. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Masih banyaknya siswa yang melanggar peraturan-peraturan sekolah. 2. Masih ada siswa yang kurang memiliki sikap menghargai dan sopan santun baik dengan teman sebaya maupun dengan guru. 3. Siswa yang kurang memanfaatkan ekstrakurikuler sebagai kegiatan yang positif. 4. Masih banyak siswa yang belum terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler. 5. Belum maksimalnya pelaksanaan kegiatan dalam organisasi esktrakurikuler. 1.3 Pembatasan Masalah Masalah ini dibatasi pada budi pekerti dan keterlibatan siswa dalam kegiatan organisasi ekstrakurikuler. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah apakah

7 pengaruh keterlibatan siswa dalam kegiatan organisasi ektrakurikuler terhadap budi pekerti siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013?. 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan menguji pengaruh keterlibatan siswa dalam kegiatan organisasi ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013. 1.6 Kegunaan Penelitian 1.6.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk menerapkan konsep teori, prinsip dan prosedur ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan pada kajian nilai pancasila dan moral agar terbentuk budi pekerti yang baik dalam diri siswa sesuai dengan nilai dan norma baik yang berlaku disekolah maupun masyarakat. 1.6.2 Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini berguna bagi: 1. Siswa dapat membentuk kepribadian yang lebih baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

8 2. Guru dapat lebih mengoptimalkan dalam membantu siswa memiliki budi pekerti yang baik dan menyisipkan tentang budi pekerti disela-sela mengajar baik bagi semua mata pelajaran sehingga terciptalah siswa-siswa yang memiliki karakter yang dapat dibanggakan. 3. Sekolah sebagai salah satu wadah dalam memberikan sarana-sarana yang berguna bagi siswa sehingga terbentuk kepribadian yang baik dalam diri siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan pada kajian nilai pancasila dan moral. 1.7.2 Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMA 15 Bandar Lampung. 1.7.3 Ruang Lingkup Objek Ruang linglup objek penelitian ini adalah keterlibatan siswa dalam ekstrakulikuler yang dapat mempengaruhi budi pekerti siswa.

9 1.7.4 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ini dilaksanakan di SMA 15 Bandar Lampung. 1.7.5 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan sampai dengan selesai.