BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Hakikat IPA Tujuan Pembelajaran IPA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Menurut Hamalik (1994) belajar merupakan suatu pertumbuhan atau perubahan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin

Pembelajaran Menggunakan Media Gambar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus terjadi agar dalam pembelajaran tidak terasa monoton dan hanya bisa

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

PENGGUNAAN TANAH LIAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN BENTUK DASAR TIGA DIMENSI BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA PIKIR. efeknya, manjur atau mujarab, berhasil guna. Menurut Pringgodigjo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang palingumum dipakai. Hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

Instructional Technology and Media Learning. Brainstorming IT Media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD N 99/I BENTENG RENDAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MEDIA PEMBELAJARAN. Drs. Mahdum, MPd.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian B. Latar Belakang Masalah

Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar.

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung

Juaria, Arif Firmansyah, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR GUNA MEMAHAMKAN KONSEP BERHITUNG DI SEKOLAH DASAR. Ema Butsi Prihastari

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PERTEMPURAN DI SURABAYA UNTUK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 KALITIDU- BOJONEGORO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan

I. PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara

Pengertian, Manfaat, Jenis-Jenis dan Pemilihan Media Pembelajaran

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

BAB II LANDASAN TEORI

I. TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran.

MEDIA DAN PROSES BELAJAR-MENGAJAR

2. Studi dan analisis geografi meliputi analisis gejala manusia dengan gejala alam, penyebarannya, interaksi dan interelasinya dalam ruang.

Teknologi & Media Pembelajaran

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang

BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

BAB II PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PERILAKU TERPUJI DI SEKOLAH DASAR

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan

Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi : Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah I Nyoman Sumertna, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menyiapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (Hasbullah,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI MEDIA PENGAJARAN

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1. Hakikat IPA Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam.ipa merupakan pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah.hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (Khalimah, 2010). Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah, Usman Samatowa (2006). Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di sekolah di harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan, Agus. S. (Khalimah, 2010). Secara sistematis, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.dari penjelasan di atas dapat disimpulkan Pengertian IPA, IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung atau gejala yang terdapat di alam. 2.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA Menurut Dede Awan (2009) tujuan pengajaran IPA adalah untuk memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan pengetahuan sehari-hari, memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan alam sekitar, mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar, bekerja sama dan mandiri, mampu menerapkan berbagai konsep

IPA, mampu menggunakan teknologi sederhana, mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan tujuan di atas maka dapat disimpulkan tujuan pembelajaran IPA yaitu siswa dapat memahami konsep-konsep IPA yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan siswa dapat memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar. 2.2. Hasil Belajar 2.2.1. Konsep Hasil Belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran di kelas, seorang guru harus mengetahui hasil belajar setiap siswa. Definisi hasil belajar menurut Nana Sudjana (2004) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Sadiman AM (2009), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Pengertian hasil belajar menurut Sumarso (2009) adalah segala sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil proses belajar mengajar. Berdasarkan ketiga pendapat dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang didapat melalui pengalaman belajar setelah mengalami aktivitas belajar. Kemudian mengartikan hal-hal yang mereka dapatkan serta kemudian diterjemahkan, ditafsirkan dan dibuat kesimpulan atau rangkuman dan dapat menjelaskan dengan kata-kata atau bahasa siswa sendiri. Hasil belajar ini berupa nilai yang diambil dari test. 2.2.2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Adapun faktor yang mempengaruhi dalam hasil belajar menurut Sumarso (2009) adalah : a. Faktor internal (dalam diri siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani (fisiologis) dan rohani (aspek psikologis) seperti tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa. Contoh : siswa yang sehat dan tidak memiliki penyakit kronis.

b. Faktor eksternal (faktor luar dari siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar diri siswa yang terdiri dari dua macam yakni : faktor lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Contoh : lingkungan rumah yang aman dan nyaman. Berdasar uraian yang telah dikemukakan oleh Sumarso (2009) dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal sehingga hasil belajar kurang sesuai dengan yang diharapkan oleh guru maupun siswa itu sendiri. 2.3. Media Pembelajaran 2.3.1.Pengertian Media Kata media dalam media pembelajaran secara harfiah berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar. Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswa diperoleh melalui media (Sarwono, 2008). Menurut Dimyati (2006) media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan atau media pembelajaran akan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mendapat materi pembelajaran yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun menjadi lebih bersifat interaktif yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran. Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan

pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu, guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan proses belajar mengajar; (ii) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; (iii) hubugan antara metode mengajar dengan media yang digunakan; (iv) nilai atau manfaat media dalam pengajaran; (v) pemilihan dan penggunaan media pembelajaran; (vi) berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran; dan (vii) usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran. Media pembelajaran bermanfaat intuk melengkapi, memelihara dan bahkan meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, penggunaan media dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa. Ketepatan penggunaan media pembelajaran tidak terlepas dari pemahaman kita terhadap ragam dan karakteristik media tersebut. Terdapat hubungan antara pengembangan media pembelajaran dengan hasil belajar siswa. Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu era yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (2006) menjelaskan bahwa suatu media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhisecara sistematis lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda.

Dengan demikian hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya media pembelajaran yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari materi pembelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu juga gaya belajar atau learning style merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil bagi pembelajar yang merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Hamalik (1994) ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu : 1. Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. 2. Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan. 3. Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna. Begitu juga, Ibrahim (1982) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar antara lain : 1. Dapat menghindari terjadinya verbalisme 2. Membangkitkan minat atau motivasi 3. Menarik perhatian 4. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran 5. Mengaktifkan siswa dalam belajar 6. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar. 2.3.2. Berbagai Jenis Media Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang. Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media. Sarwono (2008) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan

gerak): 1. Media audio 2. Media cetak 3. Media visual diam 4. Media visual gerak 5. Media audio semi gerak 6. Media visual semi gerak 7. Media audio visual diam 8. Media audio visual gerak Dimyati (2006) menggolongkan menjadi 10 media: 1. audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon 2. cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar 3. audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis 4. proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT),film bingkai (slide) 5. proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara 6. visual gerak : film bisu 7. audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi 8. obyek fisik :Benda nyata, model, spesimen 9. manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran 10. komputer : CAI Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI). Henrich, dkk menggolongkan: 1. media yang tidak diproyeksikan 2. media yang diproyeksikan 3. media audio

4. media video 5. media berbasis komputer 6. multi media kit. Dalam penelitian ini yang akan digunakan sebagai variabel penelitian adalah media teks bergambar kerangka tubuh manusia. 2.4. Media Gambar 2.4.1. Pengertian Media Gambar Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Di bawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya: a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projektor (Hamalik, 1994). b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman, 1996). c. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko, 1980). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda, pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedalam bentuk dua dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang berhubungan dengan pokok bahasan berhitung. 2.4.2. Fungsi Media Gambar Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media

pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas tanpa menambah kwantitas dalam rangka proses belajarmengajar yang pada akhirnya mendapatkan hasil yang maksimal. Secara garis besar, fungsi penggunaan media gambar adalah sebagai berikut: a. Fungsi edukatif, yang artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada proses belajar-mengajar disekolah. b. Fungsi sosial, memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan serta memberikan pemahaman yang benar kepada setiap orang. c. Fungsi ekonomis, meningkatkan produktifitas melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal. d. Fungsi politis, berpengaruh pada politik pengajaran yang positif. e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern f. Menyederhanakan kompleksitas materi. g. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam sekitar. (Hamalik, 1994). Fungsi-fungsi tersebut di atas masih bersifat konseptual. Fungsi praktis yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut: - Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, misalnya kaset video rekaman kehidupan di laut sangat diperlukan oleh anak yang tinggal di daerah pegunungan. - Mengatasi batas ruang dan kelas.misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipajang diruang kelas. - Mengatasi keterbatasan kemampuan indera. - Mengatasi peristiwa alam.misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi untuk menerangkan gejala alam.

2.4.3. Karakteristik Media Gambar Menurut Rahadi (2003) ada beberapa karakteristik media gambar, yaitu: 1. Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek/peristiwa seperti jika siswa melihat langsung. 2. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut. 3. Ukuran gambar proposional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran sesungguhnya benda/obyek yang digambar. 4. Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5. Gambar harus memiliki message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atas dasar karakteristik tersebut maka media gambar memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut: Kelebihan media gambar adalah a. Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal. b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. d. Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua orang tanpa memandang umur sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman. e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan (Sadiman, 1996). Adapun kelemahan media gambar adalah a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat terlihat oleh sekelompok siswa b. Gambar diintepretasikan secara personal dan subyektif. c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam pembelajaran (Rahadi, 2003).

2.4.4. Media Teks Bergambar Kerangka Tubuh Manusia Media gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan bendabenda, pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedalam bentuk dua dimensi. Sedangkan media teks bergambar adalah perwujudan lambang hasil peniruan-peniruan benda-benda, pemandangan,curahan pikir atau ide-ide yang divisualisasikan kedalam bentuk dua dimensi yang disertai dengan tulisan keterangan dari gambar tersebut. Media teks bergambar tubuh manusia yaitu lambang atau gambar kerangka tubuh manusia yang disertai oleh keterangan teks. Gambar ini berukuran luas kurang lebih 10 cm dan tinggi kurang lebih 20 cm, gambar kerangka manusia berwarna kuning muda yang dibawahnya disertai keterangan bagianbagian kerangka. 2.5 Kajian hasil penelitian yang relevan Penelitian tentang media teks bergambar, telah dilakukan peneliti lain. Penelitian tersebut berbentuk skripsi, yang dilakukan oleh Sulistyowati (2006) yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Teks Bergambar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Kelas III SD Negeri 1 Paron Penelitian tersebut disimpulkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar pada pembelajaran menggunakan media teks bergambar lebih baik dari pada nilai rata-rata prestasi belajar pada pembelajaran dengan metode konvensional. 2.6 Kerangka Berpikir Mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar mempunyai tujuan agar siswa dapat memahami pengertian dasar IPA serta anak dapat memahami lingkungan alam, menerapkan metode ilmiah sederhana, bersikap ilmiah terhadap masalah yang dihadapi. Pengajaran IPA sering mengalami kesulitan terutama pada saat menyampaikan materi pelajaran yang sifatnya abstrak. Dalam proses pembelajaran, guru cenderung masih dominan, sehingga siswa lebih bersikap pasif daripada mencari dan menemukan pengetahuan sendiri. Dengan menggunakan media teks bergambar dan media teks tidak bergambar, siswa terlibat secara maksimal dalam usaha mencari dan menemukan pemecahan masalah, sehingga kegiatan belajar dapat optimal terarah pada tujuan pembelajaran.

Kondisi awal kelas kontrol dan kelas eksperimen berada dalam kondisi yang seimbang dalam hasil belajarnya. Kelas kontrol tidak menggunakan media teks bergambar.kelas eksperimen menggunakan media teks bergambar. Dengan menggunakan media teks bergambar dan media teks tidak bergambar diharapkan siswa bisa memperoleh prestasi belajar diatas rata-rata. Membandingkan prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media teks bergambar dan media teks tidak bergambar adalah salah satu cara untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media tersebut dalam dunia pendidikan. Berikut ini adalah gambar bagan kerangka berpikir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok Kontrol Kondisi awal Konvensional Hasil belajar siswa (Rendah) Kelompok Eksperimaen Kondisi awal Media teks bergambar Hasil belajar siswa (Meningkat) 2.7 Hipotesis Penelitian Hipotesis akan diuji di dalam penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran menggunakan media teks bergambar kerangka tubuh manusia dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu : Ho : Tidak ada perbedaan mengunakan Media Teks Bergambar Kerangka Tubuh Manusia terhadap hasil belajar IPA. Hi : Ada perbedaan menggunakan Media Teks Bergambar Kerangka Tubuh Manusia terhadap hasil belajar IPA.