PEND PEN AH D UL AH U UL AN U 2

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

IMPLEMENTASI PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM SISTEM PEMBAYARAN E KLAIM BPJS KESEHATAN DR BIMANTORO R, AAK

hipertensi sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi hipertensi dan mencegah komplikasinya di masyarakat (Rahajeng & Tuminah, 2009).

Pelaksanaan Ujicoba Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan. Oleh: Kartika Widyastuti Kepala Unit MPKP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

dr. Mohammad Edison, MM., AAK

Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Upah Minimum atau Iuran PBI

MANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PROPOSAL KEGIATAN MINI PROJECT PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) Program Internship Dokter Indonesia. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis, epilepsy, stroke,

PERATURAN BERSAMA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Akses Pelayanan Kesehatan di Era BPJS. Dr. E. Garianto, M.Kes

PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)

BEBAN PENYAKIT TERKAIT ROKOK TERHADAP JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Universal Health Coverage (UHC) yang telah disepakati oleh World

panduan praktis Skrining Kesehatan

Inovasi BPJS Kesehatan untuk Memperkuat Upaya Promotif Preventif yang Bersifat Perseorangan Menuju Gaya Hidup Sehat

KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PRIMER. Dr. Maya A.Rusady,M.Kes,AAK Direktur Pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi

JKN dan BPJS Kesehatan. Dr. Greisthy E.L. Borotoding Kepala BPJS Kesehatan Cabang Manado

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gate Keeper Concept Faskes BPJS Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

AGENDA. PERAN MAHASISWA pada PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL- KARTU INDONESIA SEHAT 1/4/2018. Dr. Bimantoro R, AAK Kepala Cabang Semarang

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.29, 2013 KESRA. Sosial. Jaminan Kesehatan. Pelaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 200

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero)

SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Ged. RSCM Kirana 23 Juli 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan. iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes, RI., 2013).

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

KENDALI MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PERATURAN BPJS KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Perwujudan komitmen tentang

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PELAYANAN PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF OLEH DOKTER KELUARGA DI SARANA LAYANAN PRIMER DALAM JKN

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah

DAFTAR RIWAYAT PEKERJAAN

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

Kasus-kasus Perselisihan antara Hak Pasien dan Standar Biaya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

KENDALI MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PERATURAN BPJS KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM RUJUKAN BERJENJANG, Program Rujuk Balik & PROLANIS

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 1 : PENDAHULUAN. health coverage di tahun Universal health coverage berarti setiap warga di

MATERI DJSN PELAKSANAAN PROGRAM JKN PROPINSI KALSEL Tahun

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL. dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

DUKUNGAN REGULASI DALAM PENGUATAN PPK PRIMER SEBAGAI GATE KEEPER. Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada

MEKANISME KAPITALISASI DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Maulana Yusup STIE Pasundan Bandung

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERAN BPJS KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DAN PELAYANAN KEDOKTERAN

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

Buku Saku FAQ. (Frequently Asked Questions) BPJS Kesehatan

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

APOTEKER, FKTP DAN ERA JKN. Oleh Helen Widaya, S.Farm, Apt

KEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

VISI DAN MISI BPJS KESEHATAN TAHUN Fachmi Idris Direktur Utama

Transkripsi:

KOMITMEN BPJS KESEHATAN DALAM UPAYA PENGUATAN PROMOTIF PREVENTIF ERA JKN-KIS Prof.Dr.dr. Fachmi Idris, M.Kes Direktur Utama Makassar, 05 November 2016

PENDAHULUAN 2

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) UUD 45 Pasal 28H ayat 1 Setiap warga negara berhak memperoleh jaminan sosial UUD 45 Pasal 34 ayat 2 Pemerintah wajib meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengembangkan sistem jaminan sosial Konvensi ILO 102/1952 9 Perlindungan dasar : kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, meninggal, pensiun, tunjangan keluarga dan pengangguran PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR YANG LAYAK UU 40/2004 SJSN AMANAT KONSTITUSI HAK RAKYAT DAN KEWAJIBAN PEMERINTAH 3

JKN UU Nomor 40/2004 Wajib bagi seluruh penduduk Indonesia Prinsip Ekuitas (kesetaraan hak dan kewajiban) dan berbentuk Asuransi Kesehatan Sosial Didesain untuk memenuhi kebutuhan medis masyarakat (community rate) Fokus pada pelayanan kesehatan Perorangan Target : Cakupan Semesta 2019 Dikelola oleh BPJS Kesehatan : Badan Hukum Publik berdasar UU nomor 24/2011 Berpengalaman selama 49 tahun (Eks PT Askes (Persero)) Mengelola dengan sistem pelayanan terstruktur dan komprehensif (Managed Care) Wajib menjaga sustainabilitas Program JKN KIS 4

Peran BPJS Kesehatan dalam SJSN UU No 40/2004 Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan dan sistem pembayaran Memfasilitasi TKMKB 5

Efektivitas Pembiayaan Kesinambungan Keuangan Jumlah peserta 14,96 juta jiwa ( 9,54%) Pendapatan Iuran Rp.4,68 T (8,86%) Beban Manfaat Rp.16,68 T (29,22%) Rasio Klaim Total 108,16% Dampak Kondisi Kesehatan Keuangan DJS 1. Tren angka Kesakitan terus meningkat seiring peningkatan jumlah peserta??? 2. Mengancam sustainabilitas JKN??? 3. Bagaimana sebaiknya Promotif Preventif diselenggarakan??? 6

KASUS DAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN KATASTROPIK BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PENYAKIT KATASTROPIK TAHUN 2015 (INACBGs) BERBIAYA TINGGI 56,52% TERJADI KENAIKAN JUMLAH KASUS SEIRING BERTAMBAHNYA JUMLAH PESERTA Tahun 2015: Transaksional BOA Sd 31 Desember 2015 Biaya belum termasuk obat kanker dan luar paket INA CBG s lainnya 7

Efektivitas Pembiayaan? IURAN (belum menggunakan perhitungan aktuaria secara penuh) Manfaat Adverse Selection PBPU/MANDIRI/ Non Formal Insurance Effect MISMATCH PENGELUARAN Dari total beban rujukan Rp.45,47 Triliun, sebanyak TARIF Rp.15,29 TriliunMutu atau 33,62% Yankes terserap untuk membiayai penyakit Tingkat Katastropik, Utilisasi yang terdiri dari : 1. Penyakit Kepuasan Jantung (48%) Peserta Katastropik 2. Gagal Ginjal (20%) Tingkat Kesehatan 33,62% 3. Kanker (17%) 4. Stroke (8%) Keuangan DJS 5. Thalasemia (3%) Non Katastropik 6. Chirrosis Hepatitis (2%) 66,38% 7. Leukemia (1%) 8. Haemofilia (1%) Potensi Fraud Sumber : Transaksional pelkes (aplikasi BOA) 31 Desember 2015 8

Efektivitas Pembiayaan? IURAN (belum menggunakan perhitungan aktuaria secara penuh) MISMATCH PENGELUARAN TARIF Mutu Yankes Tingkat Utilisasi Kepuasan Peserta Manfaat Tingkat Kesehatan Keuangan DJS Adverse Selection PBPU/MANDIRI/ Non Formal Potensi Fraud Insurance Effect 9

Efektivitas Pembiayaan? I IURAN (belum menggunakan perhitungan aktuaria secara penuh) MISMATCH PENGELUARAN TARIF Mutu Yankes Tingkat Utilisasi Kepuasan Peserta Manfaat Tingkat Kesehatan Keuangan DJS Adverse Selection PBPU/MANDIRI/ Non Formal Potensi Fraud Insurance Effect 10

25,000,000 Beban PTM dan Tantangan di abad ke-21 Setiap tahun 13,8 juta kematian prematur pada usia 30 dan 70 akibat PTM 2011 Deaths in 20,000,000 15,000,000 10,000,000 Communicable, mater nal, perinatal and nutritional conditions Noncommunicable diseases 5,000,000 Injuries 0 0 29 30 69 70 80+ Kelompok Umur Source: WHO Global Burden of Disease (2011) 11

100 Kematian prematur akibat PTM di wilayah Asia Tenggara : Probabilitas kematian antara usia 30 dan 70 Trend Kematian di Indonesia 1995-2007 80 60 40 20 0 Global Austria France UK Bangladesh Bhutan DPR of Korea India Indonesia Maldives Myanmar Nepal Sri Lanka Thailand Timor-Leste Source: WHO Global Health Observatory 12

5 Level Prevention Model Rehabilit ation Disability Limitation Early Diagnosis and Prompt Treatment Spesific Protection Tertiary Prevention Health Promotion Secondary Prevention Leavell & Clark of Prevention Model, 1965 Primary Prevention Dilaksanakan bagi peserta yang telah SAKIT, untuk mengurangi kecacatan dan membantu proses pemulihan. Bentuk Kegiatan : PROLANIS Dilaksanakan bagi peserta BERISIKO dengan mengidentifikasi sedini mungkin untuk mencegah/membatasi terjadinya kecacatan. Bentuk Kegiatan : Skrining Preventif Sekunder (Skrining Lanjutan DM, IVA dan Papsmear) Dilaksanakan bagi peserta SEHAT untuk mencegah terjadinya penyakit. Bentuk Kegiatan : Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Olahraga Skrining Riwayat Kesehatan Membutuhkan biaya yang cukup tinggi pada setiap tahapan, untuk mencapai peningkatan kualitas kesehatan peserta 13

PENYELENGGARAAN PROMOTIF PREVENTIF JKN - KIS 14

Regulasi Promotif Preventif JKN Perpres No.12 Tahun 2013 Pasal 22 ayat 1 (a) (1) Pelayanan kesehatan yang dijamin terdiri atas: a. pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup: 1. administrasi pelayanan; 2. pelayanan promotif dan preventif; 3. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; 4. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; 5. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; 6. transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis 7. pemeriksaan penunjang diagnostiklaboratorium tingkat pratama; dan 8. rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi Perpres No.19 Tahun 2016 Pasal 21 ayat 1 (1) Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: a. penyuluhan kesehatan perorangan; b. imunisasi rutin; c. keluarga berencana; dan d. skrining kesehatan. 15

Upaya Kesehatan Upaya Kesehatan Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggitingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, pada setiap tingkat layanan baik Primer, Sekunder maupun Tersier 1. KIE Upaya Kesehatan Masyarakat 2. Olahraga Sehat 3. Pelayanan KB Upaya Kesehatan 4. Skrining Preventif Primer 5. Skrining Preventif Sekunder Upaya Kesehatan Perorangan 6. Implementasi Prolanis & Rujuk Balik 7. Promotif Preventif Spesifik Daerah 16

1. KIE (1) Penyuluhan langsung oleh Narasumber (2) Pembentukan Klub RISTI KIE pada layanan Tingkat Primer KIE pada layanan Tingkat Sekunder (1) Penyuluhan kesehatan saat RJTL/RITL (2) Terapi gizi medis pada RITL Sinergi dengan kegiatan penyediaan dan distribusi media promosi kesehatan : a. Leaflet b. Banner c. Filler edukasi d. dsb 17

3. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA PERPRES NO.19 TAHUN 2016 Pasal 21 Ayat 1 Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: a. penyuluhan kesehatan perorangan; b. imunisasi rutin; c. keluarga berencana; dan d. skrining kesehatan. Pasal 21 ayat 4 Pasal 25 huruf m (Pelayanan Tidak Dijamin) m. Alat dan obat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu; PERMENKES NO 71 TAHUN 2013 Pelayanan keluarga berencana sebagaimana dimaksud meliputi konseling, pelayanan kontrasepsi termasuk vasektomi dan tubektomi bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pasal 25 Ayat 5 Vaksin untuk imunisasi rutin serta alat dan obat kontrasepsi sebagaimana dmaksud pada ayat (3) dan ayat (4a) disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. 18

4. Pelayanan Skrining Kesehatan Permenkes No 71 Tahun 2013 Permenkes No 71 Tahun 2013 Pasal 28 1) Pelayanan skrining kesehatan diberikan secara perorangan dan selektif. 2) Ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu, meliputi: a. Diabetes mellitus tipe 2; b. Hipertensi; c. Kanker leher rahim; d. Kanker payudara; dan e. Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri. Permenkes No 59 Tahun 2014 Pasal 9 19

5. SKRINING SEKUNDER: DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DAN PAYUDARA Deteksi dini Kanker Payudara melalui SADARI/SADANIS Deteksi dini Kanker Serviks melalui IVA/Pap Smear Deteksi Kanker payudara dan kanker leher rahim dapat dilakukan selama 3 tahun berturut turut, selanjutnya dilakukan per 5 tahun sekali. Pelayanan deteksi Kanker Leher Rahim atau Kanker Payudara diperuntukan bagi peserta JKN/Perempuan (Peserta/istri) dan sudah/pernah menikah/pernah berhubungan seksual Dapat dilakukan dalam memperingati hari khusus terkait perempuan: Hari Kartini, Hari Ibu dan sebagainya Berkoordinasi dengan Pihak lain : OASE, YKI, dan sebagainya Sinergi dengan kegiatan GERMAS PELUNCURAN 12 NOPEMBER 2016 20

6. PROLANIS Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) adalah sebuah sistem yang memadukan sistem pelayanan kesehatan dan komunikasi kepada populasi yang memiliki kondisi dimana kemandirian diri merupakan hal utama Aktifitas Prolanis Meningkat kan kemandiri an peserta Meningkat kan kualitas kesehatan peserta Mengenda likan biaya Pelayanan kesehatan dalam jangka panjang Meningkat kan kepuasan Peserta Edukasi/Konsultasi Medis Pemantauan Kesehatan Aktifitas Klub Home Visit Reminder Pelayanan Obat secara rutin Mencakup PRB Mentoring Faskes Primer oleh Faskes Lanjutan 21

Program Rujuk Balik Permenkes No 59 Tahun 2014 Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis: 1. Diabetes mellitus 2. Hipertensi 3. Jantung 4. Asma 5. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) 6. Epilepsy 7. Gangguan kesehatan jiwa 8. Stroke, dan 9. Sindroma Lupus Eritematosus (SLE) 10. Penyakit kronis lain yang ditetapkan Menteri Kesehatan bersama Organisasi Profesi wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil, disertai dengan surat keterangan rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub spesialis. Optimalisasi peran Dokter Layanan Primer sebagai Gatekeeper sekaligus Manager Kesehatan bagi Peserta Transfer Of Knowledge dari Dokter Spesialis /Sub Spesialis ke Dokter Layanan Primer Meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan bagi peserta penderita penyakit kronis 22

7. PROMOTIF PREVENTIF SPESIFIK DAERAH Diselenggarakan berfokus pada endemik kasus pada suatu daerah Tujuan : Menurunkan angka kejadian penyakit tertinggi dan berbiaya besar pada suatu daerah Dapat dilakukan pada Badan Usaha yang telah terdaftar BPJS Kesehatan Klub Ibu Hamil Kelas Ibu dan Balita Mentoring Spesialis Obgyn Penyuluhan dan Seminar Persalinan Edukasi Kesehatan melalui media promosi kesehatan Penatalaksanaan Penyakit Kronis Edukasi khusus kepada Lansia Penyakit Kronis Pertimbangan Merupakan kegiatan berkelanjutan Mempunyai tool monitoring dan evaluasi Dapat bersinergi dengan program yang telah ada, namun tidak over lapping 23

Pembayaran UKP dengan Kapitasi Pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan pada FKTP (KBK) merupakan bagian dari pengembangan sistem kendali mutu pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan Ahli Kesehatan Masyarakat dapat mendukung KBK melalui : 1. Peningkatan rasio kunjungan rumah 2. Peningkatan aktifitas edukasi kesehatan melalui pendekatan keluarga 3. Menilai efektifitas kunjungan rumah terhadap peningkatan derajat kesehatan peserta JKN KIS 24

PENUTUP 25

TANTANGAN JKN Identifikasi peserta risiko tinggi (skrining riwayat kesehatan) 1. Transisi Demografi 2. Peningkatan prevalensi PTM (Triple burden) 3. Peningkatan biaya Pelkes Meningkatkan aktivitas promotif & preventif Pengelolaan risiko dampak lanjutan penyakit kronis dan tidak menular Encourage kesadaran hidup sehat peserta Monitoring Status kesehatan peserta Peningkatan kompetensi tatalaksana penyakit kronis dan degeneratif 26

Terima Kasih Kartu Indonesia Sehat Dengan Gotong Royong, Semua Tertolong www.bpjs-kesehatan.go.id @BPJSKesehatanRI BPJS Kesehatan (Akun Resmi) BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan bpjskesehatan