Oleh: Arga Jongguran Tio Debora Sitinjak. Ngakan Ketut Dunia Marwanto Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

dokumen-dokumen yang mirip
AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN PARA KREDITOR AKIBAT ACTIO PAULIANA DALAM HUKUM KEPAILITAN

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK KETIGA (NATUURLIJKE PERSOON) DALAM HUKUM KEPAILITAN TERKAIT ADANYA ACTIO PAULIANA

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP DEBITOR YANG MELAKUKAN PERJANJIAN PEMISAHAAN HARTA PERKAWINAN

TANGGUNG JAWAB KURATOR PADA TENAGA KERJA YANG DI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) AKIBAT DARI PERSEROAN TERBATAS YANG DINYATAKAN PAILIT

KEPAILITAN PERUSAHAAN INDUK TERHADAP PERUSAHAAN ANAK DALAM GRUP

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan. Salah satu indikasi

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

PENGARUH UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DAN UNDANG- UNDANG HAK TANGGUNGAN TERHADAP KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN APABILA DEBITUR PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP HARTA KEKAYAAN DEBITOR

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KURATOR DALAM MENJALANKAN TUGAS PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT

PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN NIAGA PADA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT OLEH MAHKAMAH AGUNG TERKAIT DENGAN PUTUSAN PAILIT PT. DIRGANTARA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

UPAYA YANG DAPAT DITEMPUH OLEH KREDITOR APABILA OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG AKAN DILELANG DIKUASAI OLEH PIHAK KETIGA

HAK-HAK NORMATIF PEKERJA PADA PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingannya dalam masyarakat dapat hidup dan berkembang secara. elemen tidak dapat hidup sendiri-sendiri, tetapi

TANGGUNG JAWAB SEKUTU TERHADAP COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP ( CV ) YANG MENGALAMI PAILIT

PENGATURAN DAN PENERAPAN PRINSIP PARITAS CREDITORIUM DALAM HUKUM KEPAILITAN DI INDONESIA

STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN NO 77/PAILIT/2012/PN NIAGA. JKT.PST DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE

AKIBAT HUKUM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG TERHADAP STATUS SITA DAN EKSEKUSI JAMINAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004

AKIBAT HUKUM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA MENURUT UNDANG-UNDANG No. 37 TAHUN 2004 SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP LESSEE DALAM HAL OBJEK LEASING MENGANDUNG CACAT TERSEMBUNYI

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

PENGARUH KEPAILITAN TERHADAP HARTA BERSAMA SUAMI ISTRI DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM KEPAILITAN

STATUS BADAN HUKUM PERSEROAN AKIBAT DARI PEMBUBARAN PERSEROAN

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN PERKARA HUTANG PIUTANG ANTARA BANK CIMB NIAGA DENGAN PT. EXELINDO CELULLAR UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. piutang. Debitor tersebut dapat berupa orang perorangan (natural person) dan. terhadap kreditor tak dapat terselesaikan.

kemungkinan pihak debitor tidak dapat melunasi utang-utangnya sehingga ada

TINJAUAN YURIDIS TENTANG HAK KREDITOR DALAM MELAKSANAKAN EKSEKUSI SELAKU PEMEGANG JAMINAN DENGAN HAK TANGGUNGAN

TESIS KEWENANGAN KURATOR UNTUK MENETAPKAN HARTA PAILIT TERHADAP BARANG TIDAK BERGERAK YANG DIJAMINKAN DENGAN HAK TANGGUNGAN ATAS NAMA PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan kecanggihan teknologi dan sumber informasi semakin menunjang

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

PRINSIP DEBT FORGIVENESS DALAM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PKPU)

KEPAILITAN DEBITUR YANG TERIKAT PERKAWINAN YANG SAH DAN TIDAK MEMBUAT PERJANJIAN PERKAWINAN ABSTRACT

Oleh : A.A. Nandhi Larasati Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

TINJAUAN TENTANG KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN APABILA ADA PERLAWANAN DARI DEBITUR WANPRESTASI

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Terhadap kasus yang dihadapi oleh PT Metro Batavia dan International Lease

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

AKIBAT HUKUM PERNYATAAN PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. Setiap debitur yang berada dalam keadaan berhenti membayar dapat dijatuhi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN DAN KEPAILITAN. Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah beserta

AKIBAT HUKUM KEPAILITAN SUAMI/ISTRI TERHADAP HARTA BERSAMA SUAMI-ISTRI TANPA PERJANJIAN KAWIN. Oleh Putu Indi Apriyani I Wayan Parsa

MERGER PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI HUKUM PERSAINGAN USAHA

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

ABSTRACT. Bankruptcy is a general confiscation of all property and the administration

HAK AHLI WARIS BERKEWARGANEGARAAN ASING TERHADAP HARTA WARISAN BERUPA TANAH

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK EKSKLUSIF PEMILIK MEREK DI INDONESIA TERHADAP PELANGGARAN MEREK DALAM BENTUK PERJANJIAN LISENSI

TANGGUNG JAWAB KURATOR DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT DI KABUPATEN BADUNG

TANGGUNG JAWAB KURATOR ATAS PENJUALAN ASET MILIK DEBITOR YANG TELAH DINYATAKAN PAILIT DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA KREDITOR ABSTRAK

Lex Privatum, Vol.II/No. 2/April/2014

BAB I PENDAHULUAN. peranan sangat penting dalam pembiayaan. Kegiatan lembaga pembiayaan ini

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

Universitas Kristen Maranatha

TATA CARA PENUNTUTAN HAK WARIS OLEH AHLI WARIS YANG SEBELUMNYA DINYATAKAN HILANG BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA (KUHPERDATA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Akuntansi forensik berperan dalam beberapa proses dalam perkara kepailitan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

Oleh Gede Irwan Mahardika Ngakan Ketut Dunia Dewa Gede Rudy Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. KEWENANGAN HAKIM PENGAWAS DALAM PENYELESAIAN HARTA PAILIT DALAM PERADILAN 1 Oleh: Taufiq H.

WEWENANG KURATOR DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN PAILIT OLEH PENGADILAN

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

PERLINDUNGAN HUKUM LESSOR TERHADAP OBJEK LEASING APABILA LESSEE WANPRESTASI

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

separatis dapat memintakan agar kekurangan tersebut diperhitungkan sebagai kreditor konkuren (kreditor pesaing). Kata kunci: Hak Eksekutorial, Pailit

`BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari pergaulan sehariharinya

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENGATURAN PRICE FIXING DALAM KEGIATAN USAHA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP KREDITOR PREFEREN DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIJAMINKAN DENGAN HAK TANGGUNGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepailitan secara etimologis berasal dari kata pailit. 6 Istilah pailit berasal dari

PERAN PENGADILAN NIAGA SEBAGAI LEMBAGA PENYELESAIAN PERKARA KEPAILITAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP WANPRESTASI YANG DILAKUKAN DEBITOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR ARTIKEL. Diajukan Oleh : DODY PEBRI CAHYONO

Penundaan Pembayaran Utang bagi Debitor yang dinyatakan Pailit dalam Kasus Kepailitan Oleh : Umar Haris Sanjaya 1 ABSTRAKSI

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

MEKANISME PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PUSAT DAN KEUANGAN DAERAH YANG DILAKUKAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) ABSTRACT

KEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

KEDUDUKAN PERUSAHAAN ANJAK PIUTANG DALAM HAL PIHAK NASABAH WANPRESTASI

KETENTUAN PENANGGUHAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN OLEH KREDITUR SEPARATIS AKIBAT ADANYA PUTUSAN PAILIT. Oleh :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEKANISME PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT MELALUI PENGADILAN NIAGA I Gede Yudhi Ariyadi A.A.G.A Dharmakusuma Suatra Putrawan

BAB I PENDAHULUAN. meminjam maupun utang piutang. Salah satu kewajiban dari debitur adalah

AKIBAT HUKUM BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. Proses perniagaan, apabila debitor tidak mampu ataupun tidak mau

Lex Privatum Vol. V/No. 5/Jul/2017

BAB II AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP HARTA KEKAYAAN DEBITUR. 1. Akibat kepailitan terhadap harta kekayaan debitur pailit

Karyawan Sebagai Pemohon Dalam Mempailitkan Perusahaan (Studi Kasus: Kasus PT. Kymco Lippo Motor Indonesia)

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

BAB I PENDAHULUAN. Pada pertengahan tahun 1997 negara negara Asia dilanda krisis moneter yang

Transkripsi:

KEDUDUKAN OBJEK LEASING YANG DIKUASAI OLEH LESSE APABILA LESSOR DINYATAKAN PAILIT BERDASARKAN UNDANG UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG Oleh: Arga Jongguran Tio Debora Sitinjak Ngakan Ketut Dunia Marwanto Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Indonesia is a country that has potential of natural resources in abundance. The huge potential that needs to be in exploration to dig these natural riches. For it support is required from government to society in the form of regulatory /capital aid. Support from the government in the form of regulation as established rules about corporate financing. The lease company as one form of corporate financing in Indonesia is experiencing significant growth, but the company must remain alert to the economic recession which may lead to the lease company undergoes bankruptcy. This will bring the bankrupt condition due to laws against the parties to the agreement of the lease and the lease agreement itself. This type of research using this type of normative legal research which conducted a review on the Legislation in force. Writing aims to find out how the position of the object of leasing when the lessor is declared bankrupt, and to know the result of bankruptcy the lessor against the object of leasing in leasing agreements have not expired. Key words: object, position of the lease, lessee, lessor, bankruptcy. ABSTRAK Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, Potensi yang besar tersebut perlu di eksplorasi untuk menggali kekayaan alam tersebut. Untuk itu diperlukan dukungan dari pemerintah terhadap masyarakat dalam bentuk regulasi/bantuan modal. Dukungan dari pemerintah dalam bentuk regulasi seperti membentuk aturan tentang perusahaan pembiayaan. Perusahaan sewa guna usaha sebagai salah satu bentuk perusahaan pembiayaan di 1

Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan, akan tetapi perusahaan tersebut harus tetap waspada akan resesi ekonomi yang dapat mengakibatkan perusahaan sewa guna usaha mengalami pailit. Kondisi pailit ini akan membawa akibat hukum terhadap para pihak dalam perjanjian sewa guna usaha dan perjanjian sewa guna usaha itu sendiri. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif dimana dilakukan kajian pada Perundang Undangan yang berlaku. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kedudukan objek leasing apabila lessor dinyatakan pailit dan untuk mengetahui akibat dari pailitnya lessor terhadap objek leasing apabila perjanjian leasing belum berakhir. Kata kunci: kedudukan, objek leasing, lessee, lessor, kepailitan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan, akan tetapi perusahaan tersebut harus tetap waspada akan resesi ekonomi yang dapat menyebabkan perusahaan sewa guna usaha mengalami pailit. Lembaga pembiayaan berdasarkan Pasal 2 Perpres No. 9 Tahun 2009 meliputi perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura dan perusahaan pembiayaan infrastruktur. Berdasarkan Pasal 3 Perpres No. 9 tahun 2009 Sewa guna usaha merupakan salah satu bagian dari kegiatan usaha perusahaan pembiayaan. Pembiayaan melalui sewa guna usaha merupakan pembiayaan yang sangat sederhana dalam prosedur dan pelaksanaannya sehingga sewa guna usaha yang digunakan sebagai pembayaran alternatif tampak lebih menarik. Pailit merupakan suatu keadaan dimana debitor tidak mampu untuk melakukan pembayaran terhadap utang-utang dari para kreditornya. Jika perusahaan sewa guna usaha tersebut pailit maka akan membawa akibat hukum terhadap para pihak dalam perjanjian sewa guna usaha dan perjanjian sewa guna usaha itu sendiri. Dalam permasalahan ini membahas tentang perusahaan sewa guna usaha yang telah diputus pailit oleh pengadilan serta akibat hukum yang menyertainya. 2

1.2 Tujuan Dari latar belakang di atas dapat dikemukakan rumusan masalah yang juga menjadi tujuan dari makalah ini yaitu: bagaimana kedudukan objek leasing apabila lessor dinyatakan pailit dan apa akibat dari pailitnya lessor terhadap objek leasing apabila perjanjian leasing belum berakhir. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini termasuk ke dalam penelitian hukum normatif, karena penelitian ini mengkaji pada Perundang undangan yang berlaku yang mencakup Undang Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Soerjono Soekanto mengidentikan penelitian hukum normatif tersebut sebagai penelitian hukum kepustakaan, yang mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematik hukum, penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertical dan horizontal, perbandingan hukum, serta sejarah hukum. 1 2.2 Pembahasan 2.2.1 Kedudukan Objek Leasing Apabila Lessor Dinyatakan Pailit Menurut Subekti (1979) Leasing adalah perjanjian sewa-menyewa yang telah berkembang di kalangan pengusaha, dimana lessor (pihak yang menyewakan) yang sering merupakan Perusahaan Leasing, menyewakan suatu perangkat alat perusahaan (mesin-mesin), termasuk service, pemeliharaan dan lain-lain kepada Lesse (penyewa) untuk jangka waktu tertentu. 2 Secara umum leasing artinya adalah equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan/ barang 1 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2007, Penelitian Hukum Normaif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 12. Pintar, h.27. 2 Miranda Nasihin, 1012, Segala Hal Tentang Hukum Lembaga Pembiayaan, Buku 3

modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak. 3 Jika perusahaan leasing pailit maka akan membawa akibat hukum terhadap pihak-pihak dalam perjanjian leasing itu sendiri. Para pihak dalam perjanjian adalah lessor dan lessee, sedangkan terhadap perjanjian akan memberi dampak pada objek leasing yaitu barang produksi. Pailitnya perusahaan leasing yang dinyatakan oleh Pengadilan Niaga, akan ditunjuk kurator yang akan melakukan pengurusan terhadap harta pailit dibawah pengawasan Hakim Pengawas. Barang modal disini merupakan hak dan milik perusahaan leasing yang disewa/digunakan oleh lessee. Barang modal tersebut masih termasuk harta dari perusahaan sewa guna usaha (lessor) yang dinyatakan pailit. Dalam artian harta dari perusahaan sewa guna usaha ini akan disita setelah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga, yang disita oleh kurator. Kurator akan melakukan pemberesan terhadap barang modal yang berada di tangan lessee tersebut untuk memenuhi kewajiban dari lessor terhadap para kreditornya. Maka barang modal yang dikuasai oleh lessee tersebut wajib disita oleh Pengadilan Niaga yang diurus oleh kurator sejak pengangkatannya, karena barang modal tersebut masih termasuk harta dari lessor (Perusahaan Sewa Guna Usaha). Dan harta lessor yang dalam bentuk barang modal tersebut adalah termasuk dalam boedil pailit yang wajib dilakukan pengurusan oleh kurator yang bertugas sebagai pemberesan harta pailit. Maka kedudukan dari barang modal tersebut berada di tangan kurator setelah dilaksanakannya penyitaan harta pailit oleh pihak Pengadilan Niaga. 2.2.2 Akibat Kepailitan Lessor Terhadap Objek Leasing Menurut Poerwadarminta, pailit artinya bangkrut dan bangkrut artinya menderita kerugian besar hingga jatuh (perusahaan, toko, dan sebagainya). 4 3 Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, 1994, Aspek Yuridis Dalam Leasing, PT Rineka Tunggal, Jakarta, h.7. 4

Kepailitan merupakan suatu proses dimana seorang debitor yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh Pengadilan, dalam hal ini Pengadilan Niaga, dikarenakan debitor tersebut tidak dapat membayar utangnya. 5 Pailitnya lessor mengakibatkan hilangnya hak dari lessor dalam pengurusan hartanya. Pasal 36 ayat (1) UUK-PKPU menetukan, dalam hal pada saat putusan pernyataan pailit diucapkan, terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian dipenuhi, pihak yang mengadakan perjanjian dengan debitor dapat meminta kepada kurator untuk memberikan kepastian tentang kelanjutan pelaksanaan perjanjian tersebut dalam jangka waktu yang disepakati oleh kurator dan pihak tersebut. Apabila dalam jangka waktu yang telah disepakati, perjanjian leasing belum berakhir namun pihak lessor sebagai debitor pailit yang menyediakan barang modal bagi lessee dinyatakan pailit oleh pihak Pengadilan, maka perjanjian leasing menjadi hapus dengan diucapkannya pernyataan pailit. Pihak lessee yang masih memerlukan barang modal tersebut dan sebagai pihak yang merasa dirugikan, pihak lessee dapat mengajukan dirinya sebagai pihak kreditor konkuren untuk mendapatkan ganti rugi. Dalam harta pailit dirugikan karena penghapusan perjanjian leasing tersebut, maka pihak perusahaan sewa guna usaha (lessor) wajib membayar ganti kerugian tersebut. Sementara Pasal 38 ayat (3) UUK-PKPU menyebutkan, dalam hal uang sewa telah dibayar di muka maka perjanjian sewa tidak dapat dihentikan lebih awal sebelum berakhirnya jangka waktu yang telah dibayar uang sewa tersebut. Namun sejak dinyatakannya putusan pailit, uang sewa atas barang modal tersebut menjadi utang dari pihak perusahaan sewa guna usaha (lessor). 4 Ividah Dewi Amrih dan Herowati Poesoko, 2011, Hak Kreditor Separatis dalam Mengeksekusi Benda Jaminan Debitur Pailit, Laksbang Pressindo, Yogyakarta, h.65. 5 J. Johansyah, 2001, penyelesaian Utang Melalui Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Bandung Alumni, h.23. 5

III. KESIMPULAN Kedudukan objek leasing,akan berada di bawah kekuasaan kurator apabila perusahaan sewa guna usaha (lessor) dinyatakan pailit oleh pengadilan Niaga. Mengingat objek leasing termasuk dalam harta pailit (boedil pailit) yang dimiliki oleh perusahaan sewa guna usaha, maka sejak pengangkatannya sebagai kurator, kurator diwajibkan untuk mengamankan dan menyimpan segala harta pailit termasuk barang modal yang menjadi harta pailit. Sehingga kedudukan dari objek leasing tersebut berada dalam kekuasaan kurator yang bertugas sebagai pemberesan harta pailit. Akibat kepailitan lessor terhadap objek leasing apabila perjanjian leasing belum berakhir adalah pihak kurator dan pihak lessee akan melakukan kesepakatan mengenai jalannya perjanjian leasing tersebut. Karena pihak lessee telah membayarkan sewa barang modal di muka, maka perjanjian leasing tidak dapat dihentikan. Perjanjian leasing akan terus berjalan selama jangka waktu yang telah diperjanjikan. Sejak dinyatakan pernyataan pailit oleh Pengadilan, maka uang sewa yang telah dibayar tersebut menjadi utang dari pihak perusahaan sewa guna usaha (lessor). IV. DAFTAR PUSTAKA Amrih, Ivida Dewi, dan Herowati Poesoko, 2011, Hak Kreditor Separatis dalammengeksekusi Benda Jaminan Debitor Pailit, Laksbang Pressindo, Yogyakarta. Nasihin, Miranda, 2012, Segala Hal Tentang Hukum Lembaga Pembiayaan, Suka Duku, Jakarta. Tunggal, 1994, Widjaja Armin, dan Arif, Aspek Yuridis dalam Leasing, Rineka Cipta, Jakarta. Johansyah. J, 2001, penyelesaian Utang Melalui Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Bandung Alumni. Soekanto Soerjono dan Mamudji Sri, 2003, Penelitian Hukum Normatif ; Suatu Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 6