RESENSI BUKU MEMAHAMI PEMILU DAN GERAKAN POLITIK KAUM DIFABEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

FORMULIR PEMANTAUAN AKSES PEMILU BAGI PENYANDANG DISABILITAS PEMILUKADA TAHUN Nama Pemantau : [ L / P ] No. TPS : Alamat Lengkap : Kel :

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang

BAB IV PENUTUP. KPU RI terkait fasilitasi penyandang Difabel. Perbaikan dalam. enggannya Difabel berpartisipasi saat pemilu. Perbaikan di KPU Kota

Ruang lingkup surat edaran ini meliputi terdiri dari :

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

A. SURAT IZIN PENELITIAN 1. Surat Izin Penelitian dari Kampus

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERBAGI PENGALAMAN: MEMBANGUN RINTISAN DESA INKLUSI

MEMBANGUN PEMILU INKLUSIF UNTUK DIFABEL. I G G M G Lasida

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sila keempat Pancasila, yaitu. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undangundang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan UUD 1945, dalam Pasal 28 D (1) Setiap orang berhak atas

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

- 2 - pada Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Papua, dan Papua Barat;

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

HASIL PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEMILU AKSES PILKADA DKI JAKARTA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR PENYEBAB TIDAK TERPILIHNYA 11 ORANG CALEG PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PEMILU NASIONAL DAN PEMILU DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

Lomba Videoklip. Disabilitas, Hukum dan Keadilan. S a s a n a I n t e g r a s i & A d v o k a s i D i f a b e l Y o g y a k a r t a

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

DAFTAR PUSTAKA. Aldjon Dapa, dkk Manajemen Pendidikan Inklusi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 2016 DEMA UNS UNIVERSITAS SEBELAS MARET TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM MAHASISWA 2015

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

Capacity Building Workshop on Supporting Employability of Persons with Disability

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAE

BAB I PENDAHULUAN. pusat atau disebut pemerintah dan sistem pemerintahan daerah. Dalam praktik

2017, No Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum tentang Perubahan atas Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2

BAB I PENDAHULUAN. konsep suci penyelenggaran Negara telah membawa perubahan bagi

AKSESBILITAS PARTISIPASI POLITIK PENYANDANG DISABILITAS DALAM PEMILU DI KOTA DENPASAR. Putu Ratih Kumala Dewi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB II PELAKSANA PENGAWASAN

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

M. Akbar Satriawan, Memahami Pemilu dan... RESENSI BUKU MEMAHAMI PEMILU DAN GERAKAN POLITIK KAUM DIFABEL Muhammad Akbar Satriawan Judul buku : Memahami Pemilu dan Gerakan Politik Kaum Difabel Penulis : Ishak Salim, dkk. Penerbit : SIGAB (Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel) JL Wonosari KM 8 Gamilan, Sendangtirto, Berbah, Sleman Tebal : XII+138 halaman Ukuran : 75.5x25.5 Centi meter Cetakan Pertama : Februari 2014 Kota Terbit : Yogyakarta Pemilu 2014 menjadi ajang penentu bagi berlangsungnya kedaulatan rakyat Indonesia, sekaligus pertarungan politik antar kandidat partai politik untuk meraih suara rakyat. Pemilu bertujuan untuk menentukan pembagian kursi legislatif dan eksekutif dalam pemerintahan Republik Indonesia. Pemerintahan kita menganut sistem presidensial dengan menempatkan presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan pusat dan menganut sistem otonomi daerah dalam pemerintahan daerah yang mengharuskan adanya wakil-wakil daerah dalam kancah legislasi atau disebut juga sistem distrik majemuk. Pelaksanaan pemilu, baik itu pemilu legislatif maupun pemilu presiden haruslah menjunjung asas kesetaraan sehingga tidak terdapat diskriminasi bagi difabel yang memiliki hak politik pada pemilu tersebut. Untuk mewujudkan terciptanya asas kesetaraan bagi difabel dan agar mereka dapat memilih wakil yang mampu menampung aspirasi politik, maka perlu diwujudkan pemilu yang 129

INKLUSI, Vol.1, No.1 Januari - Juni 2014 aksesibel bagi penyandang disabilitas. Terlebih lagi, menjamin hak politik setara bagi difabel sangat penting demi pelaksanaan asas langsung, umum,bebas dan rahasia dalam pemilu. Buku yang diterbitkan oleh SIGAB (Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel) ini memberikan solusi untuk terciptanya pemilu aksesibel bagi difabel yang selama ini, dengan sistem pemilu yang ada, difabel cenderung belum mampu menyalurkan hak politiknya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas yang bisa membantu mereka dalam mengikuti tahapan-tahapan pemilu dari mulai persiapan ( pra-pemilu) sampai pemilu itu sendiri. Buku yang ditulis secara bunga rampai oleh Ishak Salim, Raisal Suaib, M. Joni Yulianto, Purwanti, M. Syafi i, Ananto Sulistyo dan Romanu Solikin ini mengkritisi fenomena yang terjadi mengenai sistem pemilu di Indonesia, yang dianggap belum mampu mengakomodir hak-hak politik kaum difabel. Hal ini dibuktikan secara gamblang dalam buku ini, dengan fakta-fakta yang diambil di media massa sekaligus pernyataan dari penyandang disabilitas yang mengalami pengalaman kurang menyenangkan pada saat mengikuti pemilu. Di sisi lain, buku ini juga menyebutkan fakta bahwa masih ada keluarga yang menganggap difabel sebagai aib dan warga negara kelas dua, sehingga seringkali tidak didaftarkan untuk mengikuti pemilu. Hal ini tentunya menjadi PR besar bagi KPU dan bawaslu sebagai penyelenggara dan pengawas pada pemilu sekaligus bagi masyarakat umum untuk mewujudkan pemilu yang aksesibel bagi penyandang disabilitas, agar tidak terjadi diskriminasi dan asas kesetaraan pun akan terwujud. Buku ini juga menggambarkan sistem pemilu yang dianut oleh Indonesia, yakni menggunakan sistem pemilu perwakilan berimbang dengan suara terbanyak. Disebutkan dalam buku ini pula bahwa sistem perhitungan suara pada sistem pemilu di Indonesia menggunakan rumus kuota hare yakni jumlah suara dibagi jumlah kursi dan dicontohkan pula mekanisme penghitungan suara dari beberapa sistem pemilu lainnya yang sejatinya di negara dengan sistem pemerintahan demokrasi terdapat 4 sistem pemilu, di antaranya adalah sistem perwakilan berimbang, sistem pluralitas/ mayoritas, sistem semi proporsional (sistem campuran) dan sistem lainya. Selain memberikan kritik terhadap sistem pemilu di Indonesia yang belum mampu mengakomodir hak politik kaum difabel serta 130

M. Akbar Satriawan, Memahami Pemilu dan... memberikan solusinya, buku ini juga menggambarkan permasalahan yang seringkali dihadapi kaum difabel di masa pemilu mulai tahapan persiapan, masa kampanye, masa pencoblosan sampai prapemilu yang mengakibatkan kurang tersalurkannya aspirasi kaum difabel sebagai bagian dari warga negara Indonesia yang tentunya juga memiliki hak pilih. Buku ini juga membahas penyelenggaraan pemilu 2014, di mana difabel kesulitan memperoleh informasi. Hal ini disebabkan oleh kurang tersedianya media yang bisa membantu mereka dalam memperoleh informasi tentang kandidat calon legislatif, partai politik hingga mekanisme pencoblosan pada tahapan pemungutan suara. Penyediaan media yang aksesibel dijadikan solusi dalam buku ini sebagai cara untuk membantu difabel dalam memperoleh informasi yang berkaitan dengan pemilu, baik itu interpreter atau penerjemah bahasa isyarat untuk tuna rungu, template dan pengumuman braille untuk tuna netra, serta gedung pertemuan dan toilet aksesibel untuk tuna daksa yang menjadi tempat mereka memperoleh informasi yang terkait dengan pemilu. Selain itu, buku ini juga mengajak warga difabel untuk aktif menggali informasi yang berkaitan dengan hal-hal tentang pemilu, mulai dari profil calon legislatif, visi dan misi yang ditawarkan, aktifitas sosial kandidat calek dan sebagainya, melalui diskusi dengan kandidat calon legislatif, organisasi difabel, KPU, bawaslu, keluarga, teman dan lingkungan sosial lainnya. Difabel penting untuk memiliki informasi yang jelas terkait pemilu dan segala yang berkaitan dengannya. Selain itu, difabel juga penting untuk berperan dalam mengawasi jalannya pemilu, dari mulai pra-pemilu hingga paska pemilu agar warga difabel bisa memberikan pengaduan di kala terjadi kejanggalan dalam pelaksanaan pemilu. Buku ini juga menekankan difabel untuk memilih kandidat yang mampu memperjuangkan hak-hak kaum difabel. Solusi lain yang juga dijelaskan secara gamblang dalam buku ini adalah pentingnya tempat pemungutan suara aksesibel bagi tuna daksa, penerjemah bahasa isyarat untuk memanggil tuna rungu dan alat bantu coblos berupa template braille bagi tuna netra, serta pendampingan bagi tuna grahita untuk menyalurkan hak politik mereka pada pesta demokrasi yang berlangsung tahun ini. Dalam buku yang dikarang secara bunga rampai ini juga digambarkan perjuangan pergerakan politik kaum difabel yang 131

INKLUSI, Vol.1, No.1 Januari - Juni 2014 berusaha mengadvokasi hak-hak mereka untuk menciptakan infrastruktur yang aksesibel, pendidikan inklusif dan kebijakan sosial yang merupakan hak difabel. Perjuangan yang dilakukan oleh organisasi penyandang disabilitas di Solo, dilakukan tahun 2005 ketika Joko Widodo berhasil terpilih sebagai walikota Solo, untuk memunculkan peraturan daerah yang berkaitan dengan aksesibilitas infrastruktur kota. Hasilnya adalah, munculnya Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kesetaraan Difabel, yang mengatur aksesibelitas pada lalu lintas, jalan, pasar, mal, halte bus, stasiun kereta dan lain-lain, sehingga kota Surakarta menjadi salah satu kota inklusi. Contoh lain adalah adanya jaminan kesehatan yang sudah berhasil diperjuangkan oleh aktifis difabel. Buku ini juga menggambarkan peran serta kaum difabel dalam pergerakan politik, melalui perjuangan yang dilakukan oleh Widi dan Dodi, penyandang disabilitas peserta pendidikan politik yang dilaksanakan oleh SIGAB, yang pada mulanya mengalami diskriminasi sosial dari lingkungan mereka. Mereka tersadar untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam memperjuangkan hakhak difabel. Kemampuan berpolitik dan advokasi membuat Dodi dan Widi menjadi manusia yang berkontribusi bagi masyarakat, sekaligus berkontribusi bagi difabel. Dari berbagai hal yang digambarkan dalam buku ini, memberikan sebuah pelajaran bahwa kekurangan bukan sebuah hambatan sosial bagi seseorang, melainkan sebuah movifasi untuk menjadikan sebuah kehidupan sosial seseorang menjadi lebih bermakna dengan menunjukan berbagai macam kelebihan yang diberikan oleh Tuhan, dibalik sebuah kekurangan yang dimilikinya. Hal yang unik dalam buku ini adalah bagaimana upaya advokasi dan perjuangan politik kaum difabel yang telah dilakukan dalam mengawal pemilu, sehingga kemungkinan terwujudnya pemilu aksesibel bukanlah sebuah angan belaka, melainkan dapat menjadi realitas politik di sebuah negara demokrasi yang mengutamakan kedaulatan rakyat ini. Buku ini juga menekankan prinsip dalam mewujudkan kepedulian terhadap kepentingan kaum difabel, bukan melalui rasa belas kasihan yang berlebihan, namun dengan menjunjung tinggi kesetaraan dan aksesibilitas. Selain itu, pengalaman-pengalaman perjuangan politik kaum difabel yang digambarkan dalam buku ini memberikan banyak 132

M. Akbar Satriawan, Memahami Pemilu dan... pelajaran berharga dan menyadarkan pembaca bahwa difabel mampu berkiprah di ranah politik dan juga ranah sosial. Kehadiran buku yang diterbitkan oleh SIGAB ini mampu memberikan pendidikan politik praktis sekaligus untuk mewujudkan pemilu inklusi. Buku ini merupakan informasi yang tidak banyak diketahui orang, misalnya mengenai rumus perhitungan suara yang digunakan di Indonesia pada masa pemilu, yakni menggunakan rumus kuota hare: membagi jumlah suara dengan jumlah kursi yang akan ditempati oleh wakil rakyat dalam kancah legislatif. Selain memberikan pendidikan politik, buku ini juga menjelaskan secara gamblang permasalahan yang dihadapi kaum difabel dengan ilustrasi gambar sehingga buku terbitan SIGAB ini mudah dipahami oleh warga non-difabel. Keunikan lain yang ada dalam buku Memahami pemilu dan gerakan politik kaum difabel ini adalah isi buku yang diperoleh dari pengalaman langsung. Pengurus Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel dalam buku ini mengemas kiprah difabel dalam politik, khususnya pemilu dengan catatan-catatan pengalaman yang mereka alami serta hasil diskusi mereka dengan organisasi difabel yang juga mengadvokasi hakhak penyandang disabilitas sebagai bagian dari warga negara Indonesia. Sayangnya dalam buku ini tidak digambarkan pengalaman politik difabel di luar negeri, yang jika itu digambarkan, tentunya akan membuat buku ini semakin komprehensif. Selain itu, dengan menggambarkan pengalaman pemilu bagi difabel di luar negeri, dapat menjadi referensi bagi aparatur pemerintahan agar mampu mengakomodir kepentingan kaum difabel. Buku yang diterbitkan oleh SIGAB ini akan lebih menarik jika dalam isi buku disertakan juga solusi pendampingan bagi keluarga yang memiliki angota keluarga difabel agar mereka bisa menyalurkan hak pilihnya, terlebih lagi bagi keluarga yang memiliki angota keluarga dengan kondisi difabel grahita. Hal ini sejatinya perlu bagi keluarga yang masih menganggap difabel itu sebagai aib. Buku ini diharapkan dapat menjadi awal bagi kajian yang lebih mendalam lagi dan harapannya, muncul karya-karya baru yang mengkaji gerakan politik kaum difabel untuk mewujudkan sistem perpolitikan demokrasi inklusif, yang menjunjung tinggi 133

INKLUSI, Vol.1, No.1 Januari - Juni 2014 kesetaraan terhadap semua kalangan yang berdaulat atas negara. Upaya untuk mewujudkan sebuah sistem perpolitikan inklusif, yang di dalamnya terdapat sistem pemilu aksesibel akan terwujud jika ada kesadaran masyarakat sekaligus pemerintah bahwa manusia itu tidak semuanya sama, melainkan berbeda-beda. Pentingnya kesadaran dari semua pihak bahwa semua perbedaan itu merupakan realitas alamiah dalam kehidupan sosial masyarakat, di sisi lain jangan sampai ada pihak yang terdiskriminasi karena perbedaanperbedaan ini, khususnya dalam menyalurkan aspirasi politik, yang mana hal ini kerap dialami oleh penyandang disabilitas. Buku ini mendorong difabel untuk melakukan lobi dan kontrak politik dengan kandidat yang mencalonkan diri untuk mewakili rakyat di parlemen dan pemerintahan pada umumnya. Dalam persoalan memilih wakil rakyat dibutuhkan kecermatan yang harus dimiliki semua kalangan dan khususnya difabel agar aspirasi mereka mampu terakomodir dalam setiap kebijakan atau undangundang baru yang dirumuskan oleh pemerintah. Terbitnya buku ini merepresentasikan upaya advokasi yang dilakukan oleh SIGAB untuk mewujudkan karakter penyandang disabilitas yang mandiri sekaligus mampu mengawasi serta mengkritisi fenomena politik yang terjadi khususnya di Indonesia dan menjadi awal untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara inklusif dan aksesibel bagi difabel. Di sisi lain, buku ini juga mencoba memberikan pelajaran pada kandidat yang bertarung dalam meraih suara rakyat, untuk menyampaikan visi misi mereka ke media yang aksesibel bagi penyandang disabilitas. Difabel penting untuk mengetahui profil caleg yang akan mewakili aspirasi mereka di parlemen dan hal ini menjadi tanggung jawab dari para kandidat untuk memberikan informasi yang aksesibel kepada mereka mengenai profil diri dan visi politik para kandidiat tersebut, sejauh mana mereka berpihak pada kepentingan difabel. Muhammad Akbar Satriawan adalah Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN sunan KaliJaga Yogyakarta. 134