LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KE DALAM PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH BANTEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI LEBAK PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH TAHUN ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

B U P A T I W O N O S O B O PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 10 TAHUN 2011

TENTANG BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

P E R A T U R A N D A E R A H

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2012

BUPATI NGANJUK NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANDUNG RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 13 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2017 T E N T A N G DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

daerah, maka Pemerintah Daerah mengadakan penyertaan modal pada

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI E.5

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 06 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN BLORA PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG POKOK PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROPINSI RIAU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PIHAK KETIGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 9 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TENTANG

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

RARANCANGAN) (Disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PIHAK KETIGA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI B

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREO PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 4 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK NEGARA DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : a. bahwa untuk menumbuhkembangkan potensi perekonomian daerah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sebagai tanggung jawab Pemerintah Daerah, diperlukan upaya pemanfaatan dan peningkatan peran Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah melalui penyertaan modal daerah sebagai salah satu upaya penggalian sumber Pendapatan Asli Daerah ; b. bahwa dengan berpedoman pada Pasal 71 ayat (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, penyertaan modal Pemerintah Daerah perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387) ; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010) ; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297) ; 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4353) ; 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ; 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ; 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4029) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Negara / Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) ;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614) ; 14. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 1/DP-040/PD/1978 tentang Perubahan PD Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa-Barat ; 15. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2006 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat dan Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan ( Lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat Tahun 2006 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 30) ; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 33 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2001 Nomor 66 Seri D) ; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2002 Nomor 8 Seri D) ; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pengelolaan Pembangunan di Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2004 Nomor 10 Seri E) ; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pembentukan dan Kepengurusan Perusahaan Daerah Lebak Niaga Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2005 Nomor 8 Seri D) ; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 7 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Kabupaten Lebak Tahun 2004 2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 5 Seri E) ; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 13) ; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pokokpokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 15) ;

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LEBAK dan BUPATI LEBAK MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK NEGARA DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lebak. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lebak. 3. Bupati adalah Bupati Lebak. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lebak. 5. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. 6. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat BPKAD adalah perangkat daerah yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. 7. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. 8. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut PPKD, adalah Kepala BPKAD yang bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. 9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dengan DPRD dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah. 10. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.

11. Penyertaan Modal Daerah adalah investasi yang dimiliki Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan menghasilkan pendapatan daerah serta merupakan aset daerah yang dipisahkan. 12. Asset Daerah adalah semua kekayaan yang berwujud yang dimiliki dan atau dikuasai daerah, baik yang bergerak maupun tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang. 13. Badan Usaha Milik Negara selanjutnya disingkat BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya milik Negara yang dibentuk berdasarkan perundang-undangan. 14. Badan Usaha Milik Daerah selanjutnya disingkat BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya milik Pemerintah Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah dan atau perundang-undangan lainnya. 15. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disingkat RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. 16. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat selanjutanya disingkat PD BPR adalah Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat yang terdiri dari Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan (PD PK) dan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Karya Produksi Desa (PD BPR-BKPD). 17. Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan yang selanjutnya disingkat PD PK adalah Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan di wilayah Kabupaten Lebak. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Bagian Kesatu Maksud Pasal 2 Penyertaan Modal Daerah dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat dan menumbuhkembangkan potensi perekonomian daerah serta sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Penyertaan Modal Daerah bertujuan untuk : 1. Memenuhi kewajiban Pemerintah Daerah sebagai pemilik dan atau pemegang saham atas BUMN dan BUMD serta melakukan pembinaan pengembangan usaha di daerah dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ;

2. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama dalam pelayanan umum yang merupakan kewajiban Pemerintah Daerah dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian Daerah melalui pendayagunaan aset daerah dalam rangka menciptakan lapangan usaha, lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat ; 3. Mendorong BUMN dan BUMD agar mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang usahanya dengan tetap melaksanakan prinsip-prisip ekonomi perusahaan. BAB III BENTUK DAN BESARAN PENYERTAAN MODAL Pasal 4 Penyertaan Modal Daerah dilaksanakan dalam bentuk uang yang telah dianggarkan dalam APBD tahun berjalan dan / atau dalam bentuk aset lainnya yang merupakan kekayaan Daerah yang dapat dinilai dengan uang. Pasal 5 (1) Penyertaan Modal Daerah dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 setinggi-tingginya sebesar kewajiban Pemerintah Daerah berdasarkan ketentuan sebagaimana telah ditetapkan dalam akta pendirian atau ketentuan perundang-undangan dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah serta kebutuhan dalam rangka kelangsungan operasional BUMN dan BUMD. (2) Penyertaan Modal Daerah dalam bentuk aset lainnya disesuaikan dengan daya guna dan hasil guna aset bersangkutan serta hasil kesepakatan antara Pemerintah Daerah dengan BUMN / BUMD dan dituangkan dalam Peraturan Daerah. BAB IV PELAKSANAAN PENYERTAAN MODAL Pasal 6 Penyertaan modal daerah dilaksanakan dalam bentuk pembelian saham, penambahan modal kerja dan investasi, memenuhi modal dasar dan atau modal disetor minimum, serta dalam bentuk kerjasama pemanfaatan aset milik Daerah lainnya. Pasal 7 Penyertaan modal Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 6 pelaksanaannya meliputi :

1. Pembelian saham kepada BUMN ; 2. Pembelian saham kepada BPD Jawa Barat ; 3. Penambahan modal kerja dan investasi kepada PDAM Kabupaten Lebak ; 4. Memenuhi modal dasar dan atau modal disetor sesuai ketentuan yang berlaku pada PDBPR dan PDPK milik Pemerintah Daerah ; 5. Penambahan modal kerja dan investasi kepada Perusahaan Daerah Lebak Niaga. Pasal 8 (1) Bentuk, besaran, dan tujuan penyertaan modal daerah kepada BUMN / BUMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ditetapkan dengan Peraturan Daerah. (2) Sepanjang besaran penyertaan modal daerah belum ditentukan dalam pedoman berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri, bentuk, besaran dan tujuan penyertaan modal ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB V HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Kesatu Hak Paragraf 1 Hak Pemerintah Daerah Pasal 9 (1) Pemerintah Daerah berhak memperoleh bagian laba dari BUMN / BUMD yang memperoleh penyertaan modal dan atau kerjasama pemanfaatan aset daerah lainnya. (2) Bagian laba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) besarannya ditetapkan berdasarkan RUPS, prosentase dari laba bersih sesuai dengan hasil audit auditor umum dan kesepakatan dalam kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan BUMN dan BUMD. Paragraf 2 Hak BUMN / BUMD Pasal 10 BUMN / BUMD berhak memperoleh penyertaan modal dari Pemerintah Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah.

Bagian Kedua Kewajiban Paragraf 1 Kewajiban Pemerintah Daerah Pasal 11 Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan penyertaan modal kepada BUMN / BUMD sepanjang memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan serta disesuaikan dengan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah. Paragraf 2 Kewajiban BUMN / BUMD Pasal 12 (1) BUMN / BUMD berkewajiban menyetorkan bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) kepada Pemerintah Daerah sebagai pendapatan daerah dan disetorkan ke Kas Umum Daerah. (2) BUMN / BUMD berkewajiban mengelola usahanya terutama dalam pengelolaan modal Daerah yang diserahkan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan dan menyampaikan laporan keuangan setiap bulan dan laporan tahunan kepada Pemerintah Daerah. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 13 (1) Dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas BUMN / BUMD yang memperoleh penyertaan modal Daerah dilaksanakan pembinaan dan pengawasan secara rutin dan berkala. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh Badan Pembina / Badan Pengawas dan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Bupati.

(3) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Kepala BPKAD melakukan koordinasi fungsional pengelolaan keuangan daerah dengan BUMN / BUMD yang memperoleh penyertaan modal daerah dan melaporkannya kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Ketentuan lebih lanjut tentang Penyertaan Modal Daerah yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, diatur dan atau ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lebak. Ditetapkan di Rangkasbitung Pada tanggal 16 Mei 2007 BUPATI LEBAK, Cap / ttd. H. MULYADI JAYABAYA Diundangkan di Rangkasbitung pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LEBAK, H. RUSWAN EFFENDI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN 2007 NOMOR