KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 523/KMK.03/2000 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 556/KMK.03/2000 TENTANG TATA CARA PENYALURAN DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46 / PMK.02 / 2006 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 95/Perrrentan/ar.140/12/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Permentan/KP.340/1/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pem

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 84 / HUK / 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Permentan/KP.340/1/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Ind

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PENJELASAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 440/Kpts/KU.510/12/2005 TENTANG

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. PLUT. KUMKM. Program. Pedoman.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-148/MEN/2001 PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN KEAHLIAN DAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 89, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 96/Pennentan/ar.140/12/2011 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 01/Permentan/KU.410/1/2009 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

KEPMEN NO. 182 TH 2003

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/KP.340/1/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 441/Kpts/KU.510/12/2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Tugas Pembantuan. Pembangunan. Pengembangan. Pengelolaan.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 97/Penrentan/ar.140/12/2011 RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: /78/KEP/ /2015 TENTANG

KEPPRES 72/2004, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 42 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 523/KMK.03/2000 TENTANG TATACARA PENGANGGARAN, PENYALURAN DANA, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Tatacara Penganggaran, Penyaluran Dana, Pertanggungjawaban dan Pelaporan Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; Mengingat : 1. TAP MPR No.IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 6. Keppres Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 7. Keppres Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah.

M E M U T U S K A N: Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATACARA PENGANGGARAN, PENYALURAN DANA, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pengertian Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Pusat adalah Perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta para Menteri. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah. 3. Daerah Otonom, yang selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Perangkat Daerah adalah Sekretariat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah. 5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa. 6. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah. 7. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada Daerah dan atau Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, prasarana dan sarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada Pemerintah Pusat. 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat APBN adalah suatu rencana keuangan tahunan Negara yang ditetapkan dengan Undang-undang. 9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan Daerah yang

ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 10.Daftar Isian Proyek yang selanjutnya disingkat DIP atau dokumen lain yang disamakan adalah dokumen anggaran yang dibuat untuk masing-masing proyek pembangunan, berfungsi sebagai dokumen perencanaan, pelaksanaan, pengendalian/pengawasan, evaluasi/pelaporan, serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah. 11.Pembayaran Langsung adalah pelaksanaan pembayaran yang dibayarkan oleh Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) kepada pihak yang berhak/rekanan (pihak ketiga) dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) atas nama pihak yang berhak. 12.Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan yang selanjutnya disebut UYHD adalah uang muka yang diberikan kepada Bendaharawan. BAB II PENGANGGARAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN Bagian Pertama Penganggaran Pelaksanaan Dekonsentrasi Pasal 2 (1) Penyelenggaraan pelaksanaan Dekonsentrasi dibiayai atas beban anggaran belanja pembangunan dalam APBN yang merupakan bagian anggaran Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berdasarkan REPETA. (2) Menteri/Pimpinan LPND dengan mempertimbangkan usulan Gubernur mengusulkan penganggaran pelaksanaan Dekonsentrasi kepada Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dan BAPPENAS. (3) Anggaran pelaksanaan Dekonsentrasi yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan Kepala BAPPENAS disampaikan kepada Menteri/Pimpinan LPND untuk dirinci menurut proyek dan lokasi. (4) Berdasarkan rincian per proyek dan lokasi sebagaimana ayat (3), Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran menetapkan alokasi anggaran Dekonsentrasi per propinsi. (5) Berdasarkan alokasi anggaran Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (4), Gubernur c.q. Perangkat Daerah dengan koordinasi Bappeda Propinsi merinci lebih lanjut kegiatan masing-masing proyek. (6) Gubernur c.q. Perangkat Daerah dengan koordinasi Bappeda Propinsi menyampaikan rincian kegiatan masing-masing proyek kepada Kepala Kanwil Ditjen Anggaran untuk dilakukan penilaian. (7) Hasil penilaian rincian kegiatan per proyek dituangkan dalam DIP atau dokumen lain yang disamakan dan berlaku sebagai dasar pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi setelah mendapat penetapan/pengesahan dari Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Anggaran. (8) Perubahan/pergeseran biaya dan atau kegiatan proyek dalam batas yang disediakan dalam DIP atau dokumen lain yang disamakan, dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan APBN. (9) Gubernur wajib memberitahukan kepada DPRD tentang kegiatan Dekonsentrasi. Bagian Kedua Penganggaran Pelaksanaan Tugas Pembantuan Pasal 3 (1) Penyelenggaraan pelaksanaan Tugas Pembantuan dibiayai atas beban anggaran belanja pembangunan dalam APBN yang merupakan bagian anggaran Departemen/LPND yang menugaskannya berdasarkan REPETA. (2) Menteri/Pimpinan LPND mengusulkan Penganggaran pelaksanaan Tugas Pembantuan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan Kepala BAPPENAS. (3) Berdasarkan usulan Menteri/Pimpinan LPND, Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan Kepala BAPPENAS menetapkan alokasi anggaran Tugas Pembantuan. (4) Berdasarkan alokasi anggaran Tugas Pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Menteri/Pimpinan LPND merinci lebih lanjut kegiatan Tugas Pembantuan. (5) Berdasarkan rincian kegiatan Tugas Pembantuan, Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran bersama dengan Menteri/Pimpinan LPND atau Pejabat yang ditunjuk melaksanakan penilaian. (6) Hasil penilaian rincian kegiatan Tugas Pembantuan per proyek

dituangkan dalam DIP atau dokumen yang disamakan dan berlaku sebagai dasar pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan setelah mendapat penetapan/pengesahan dari Direktur Jenderal Anggaran. (7) Perubahan/pergeseran biaya dan atau kegiatan Tugas Pembantuan dalam batas yang disediakan dalam DIP atau dokumen lain yang disamakan, dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan APBN. (8) Pemerintah Daerah wajib memberitahukan adanya Tugas Pembantuan kepada DPRD dan Pemerintah Desa wajib memberitahukannya kepada Badan Perwakilan Desa. Pasal 4 (1) Menteri/Pimpinan LPND menyampaikan Surat penugasan pembantuan kepada Gubernur, Bupati/Walikota, dan Kepala Desa dengan tembusan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan Kepala BAPPENAS. (2) Surat penugasan pembantuan sebagaimana termaksud dalam ayat (1) dilampiri dengan DIP atau dokumen yang disamakan bersangkutan serta petunjuk operasional mengenai cara-cara melaksanakannya. BAB III PENYALURAN DANA PELAKSANAAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN Bagian Pertama Penyaluran Dana Pelaksanaan Dekonsentrasi Pasal 5 (1) Dana pelaksanaan Dekonsentrasi disalurkan melalui KPKN berdasarkan DIP atau dokumen lain yang disamakan. (2) Pada setiap awal tahun anggaran Gubernur menetapkan Pemimpin Proyek/Bagian Proyek dan Bendaharawan Proyek/Bagian Proyek untuk pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi. (3) Untuk memperoleh pembayaran, Bendaharawan Proyek/Bagian Proyek mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada KPKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (4) Penyaluran dana oleh KPKN dilakukan dengan cara : a. Pembayaran Langsung (LS) kepada yang berhak; atau

b. Penyediaan Dana UYHD (DU). (5) Pembayaran Langsung dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) dari Rekening Kas Negara ke Rekening Pihak Ketiga. (6) Penyediaan Dana UYHD dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Dana UYHD (SPM-DU) dari Rekening Kas Negara ke Rekening Bendaharawan Proyek/Bagian Proyek. (7) Dalam hal terdapat sisa anggaran lebih dan atau sisa UYHD atas pelaksanaan Dekonsentrasi, sisa tersebut merupakan penerimaan kembali APBN dan harus disetor ke Rekening Kas Negara. (8) Dalam hal pelaksanaan Dekonsentrasi menghasilkan penerimaan, maka penerimaan tersebut merupakan penerimaan APBN yang harus disetor ke Rekening Kas Negara sesuai ketentuan yang berlaku. Bagian Kedua Penyaluran Dana Tugas Pembantuan Pasal 6 (1) Dana pelaksanaan Tugas Pembantuan disalurkan melalui KPKN berdasarkan DIP atau dokumen lain yang disamakan. (2) Untuk pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan ditetapkan Pemimpin Proyek/Bagian Proyek dan Bendaharawan Proyek/Bagian Proyek dengan ketentuan sebagai berikut : a. Untuk Propinsi ditetapkan oleh Gubernur. b. Untuk Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota. c. Untuk Desa ditetapkan oleh Kepala Desa dengan memperhatikan pertimbangan Badan Perwakilan Desa. (3) Untuk memperoleh pembayaran, Bendaharawan Proyek/Bagian Proyek menigaiukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada KPKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (4) Penyaluran dana oleh KPKN dilakukan dengan cara : a. Pembayaran Langsung (LS) kepada yang berhak; atau b. Penyediaan Dana UYHD (DU). (5) Pembayaran langsung dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) dari Rekening Kas Negara ke

Rekening Pihak Ketiga. (6) Penyaluran dana melalui UYHD dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Dana UYHD (SPM-DU) dari Rekening Kas Negara ke Rekening Bendaharawan Proyek/Bagian Proyek. (7) Dalam hal terdapat sisa anggaran lebih dan atau sisa UYHD atas pelaksanaa Tugas Pembantuan, sisa tersebut merupakan penerimaan kembali APBN dan harus disetor ke Rekening Kas Negara. (8) Dalam hal Tugas Pembantuan menghasilkan penerimaan, maka penerimaan tersebut merupakan penerimaan APBN yang harus disetor ke Rekening Kas Negara sesuai ketentuan yang berlaku. BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN Pasal 7 Bagian Pertama Pertanggungjawaban dan Pelaporan Pelaksanaan Dekonsentrasi (1) Administrasi keuangan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dilakukan secara terpisah dari administrasi keuangan dalam pelaksanaan Tugas Pembantuan dan APBD. (2) Pemimpin Proyek/Bagian Proyek wajib menyelenggarakan pembukuan dan penatausahaan uang/barang yang dikuasainya secara tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga setiap saat dapat diketahui keadaan dan perkembangan fisik serta keuangan proyek/bagian proyek. (3) Pemimpin Proyek/Bagian Proyek wajib membuat dan menyampaikan laporan keuangan secara bulanan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Dekonsentrasi kepada Gubernur. (4) Gubernur wajib menyampaikan laporan/evaluasi secara triwulanan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dekonsentrasi kepada Menteri/Pimpinan LPND terkait. (5) Menteri/Pimpinan LPND wajib menyelenggarakan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Dekonsentrasi dan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Departemen/LPND bersangkutan menurut ketentuan Menteri Keuangan cq. Badan Akuntansi dan Keuangan Negara (BAKUN) serta menyampaikannya kepada Presiden melalui Menteri Keuangan.

(6) Pemeriksaan pembiayaan pelaksanaan Dekonsentrasi dilakukan oleh instansi pemeriksa keuangan Negara. Bagian Kedua Pertanggungjawaban dan Pelaporan Pelaksanaan Tugas Pembantuan Pasal 8 (1) Administrasi keuangan dalam pelaksanaan Tugas Pembantuan dilakukan secara terpisah dari administrasi keuangan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dan APBD. (2) Pemimpin Proyek/Bagian Proyek wajib menyelenggarakan pembukuan dan penatausahaan uang/barang yang dikuasainya secara tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga setiap saat dapat diketahui keadaan dan perkembangan fisik dan keuangan proyek/bagian proyek. (3) Pemimpin Proyek/Bagian Proyek wajib membuat dan menyampaikan laporan keuangan secara bulanan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Tugas Pembantuan sebagai berikut : a. Untuk Propinsi kepada Gubernur. b. Untuk Kabupaten/Kota kepada Bupati/Walikota. c. Untuk Desa kepada Kepala Desa. (4) Gubernur/Bupati/Walikota/Kepala Desa wajib menyampaikan laporan/evaluasi secara triwulanan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Tugas Pembantuan kepada Menteri/Pimpinan LPND teknis yang menugaskannya. (5) Menteri/Pimpinan LPND wajib menyelenggarakan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Tugas Pembantuan dan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Departemen/LPND bersangkutan sebagaimana diatur oleh Menteri Keuangan cq. Badan Akuntasi dan Keuangan Negara (BAKUN) serta menyampaikannya kepada Presiden melalui Menteri Keuangan. (6) Pemeriksaan pembiayaan pelaksanaan Tugas Pembantuan dilakukan oleh instansi pemeriksa keuangan Negara. BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 9 (1) Penganggaran untuk Instansi Vertikal yang merupakan perangkat Departemen/LPND di daerah diatur dengan peraturan perundangundangan tersendiri. (2) Pembiayaan pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari dana pinjaman/hibah luar negeri mengikuti ketentuan yang diatur dalam Naskah Perjanjian Pinjaman/Hibah Luar Negeri bersangkutan dan ketentuan pelaksanaan penarikan pinjaman/hibah luar negeri yang berlaku. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 (1) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. (2) Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Keputusan ini diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Anggaran. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 14 Desember 2000 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PRIJADI PRAPTOSUHARDJO