BAB 1 PENDAHULUAN. Variasi bahasa Minangkabau merupakan sebuah fenomena yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
VARIASI BAHASA MINANGKABAU PADA LIRIK-LIRIK LAGU MINANG: SEBUAH GAMBARAN RETENSI DAN INOVASI BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/

DAERAH ASAL DAN ARAH MIGRASI ORANG MINANGKABAU DI PROVINSI JAMBI BERDASARKAN KAJIAN VARIASI DIALEKTAL

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Melayik, termasuk Kerinci dan Iban. Selain bahasa-bahasa tersebut, bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Keanekaragaman bahasa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tak

T. H GEOGRAFI DIALEK BAHASA SIMALUNGUN DALAM PENGEMBANGAN LEKSIKON BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam aktivitas sehari-hari, termasuk dalam aktivitas di sekolah, di

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam tiga kelompok berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang unik pula. Selain itu, di setiap daerah tersebut memiliki suatu cerita atau

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

BAHASA JAWA DI KABUPATEN PURBALINGGA (KAJIAN GEOGRAFI DIALEK)

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

BAB 1 PENDAHULUAN. diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah alat komunikasi yang sangat penting bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan memiliki bahasa yang

2015 KAJIAN STILISTIKA PUISI ANAK D ALAM RUBRIK PERCIL PIKIRAN RAKYAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada bentuknya yang sekarang sudah pasti bahasa-bahasa itu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. pendahuluan. Adapun dalam pendahuluan ini berisi tentang latar belakang,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri

BAB I. yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan etniknya. Penanda etnik di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

PEMETAAN PERBEDAAN Isolek di KABUPATEN INDRAMAYU. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Adapun yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sosial masyarakat karena tanpa bahasa masyarakat akan sulit untuk

BENTUK FONOLOGI DAN LEKSIKON DIALEK BAHASA JAWA DESA JOGOPATEN KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

pada Fakultas Sastra Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Violeta Inayah Pama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

I. PENDAHULUAN. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad

BAB I PENDAHULUAN. dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan saat-saat penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa-peristiwa penting

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. bentuk kosakata dasar bahasa Sunda di Kecamatan Sagaranten maka dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MORFOLOGI DR 412

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. antara lain, letak geografis, sosial, dan sejarah. Kontak dengan bidang politik,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Aceh Tengah, Provinsi D.I. Aceh Kesenian Didong

BAB I PENDAHULUAN. Pop melayu adalah salah satu genre musik asal Indonesia. Genre musik

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

BAB I PENDAHULUAN. khusus, karena terjadinya hubungan erat di antara keduanya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Variasi bahasa Minangkabau merupakan sebuah fenomena yang dapat dilihat dari perbedaan dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat Minangkabau di berbagai wilayah. Wilayah Sumatera Barat adalah wilayah tutur bahasa Minangkabau yang utama dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Sampai saat ini tercatat bahwa bahasa Minangkabau digunakan oleh masyarakat pada 19 kabupaten/kota yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Luasnya sebaran tersebut menyebabkan bervariasinya bahasa Minangkabau yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh penuturnya. Penelitian Nadra (1997) menunjukkan setidaknya terdapat tujuh dialek bahasa Minangkabau di daerah Sumatera Barat, yakni: dialek Rao Mapat Tunggul, dialek Muaro Sungai Lolo, dialek Payakumbuh, dialek Pangkalan-Lubuk Alai, dialek Agam-Tanah Datar, dialek Pancungsoal, dialek Kotobaru. Pada dasarnya variasi bahasa yang ditemukan pada masyarakat Minang dapat berupa variasi fonologis, morfologis, leksikal, ataupun semantis. Meskipun demikian, banyaknya variasi bahasa dalam bahasa Minangkabau bukanlah suatu rintangan bagi masyarakat Minangkabau, akan tetapi tetap merupakan suatu ciri khas yang unik dari kebudayaan Minangkabau itu sendiri. 1

Bagi masyarakat Minangkabau, bahasa Minangkabau adalah salah satu media yang digunakan untuk memperkenalkan kebudayaan lokal daerah Minangkabau kepada masyarakat luas. Bahasa Minangkabau dan kebudayaan masyarakatnya ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Tumbuh kembangnya bahasa Minangkabau terbentuk karena adanya konteks budaya, sementara kebudayaan Minangkabau membutuhkan bahasa untuk menjaga kelestariannya. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Bonvillain (1997) bahwa bahasa tidaklah bersifat otonom dan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi saja. Bahasa Minangkabau, dalam hal ini memposisikan diri sebagai alat untuk mengekspresikan dan menampilkan makna-makna budaya yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau. Produk kebudayaan masyarakat Minangkabau tersaji dalam dua bentuk, yakni budaya lisan dan budaya tulisan. Danandjaya (2007) memaparkan budaya lisan sebagai sebuah bentuk bahasa yang hanya digunakan di daerah tertentu dan bersifat regional. Peranan bahasa dalam budaya lisan dapat dilihat lewat tuturan langsung dari penutur bahasa itu ataupun lewat folklor lisan yang berkembang dalam masyarakat. Folklor lisan adalah forklor yang bentuknya murni lisan. Folklor yang termasuk dalam bentuk ini adalah cerita rakyat, teka-teki, puisi rakyat, cerita prosa rakyat, dan nyanyian rakyat. Masyarakat Minangkabau memiliki unsur budaya yang sangat kental terkait dengan folklor lisan. Salah satu bentuk folklor lisan Minangkabau yang adalah nyanyian-nyanyian atau lagu-lagu berbahasa Minangkabau. Lagu-lagu Minang dapat mencerminkan dan memberikan gambaran tentang masyarakat Minangkabau, baik itu pola hidup, filosofi, maupun idiologi yang mereka miliki. 2

Akan tetapi, lagu-lagu Minang sebagai salah satu produk kesenian lokal Minangkabau dipandang rentan mengalami interferensi akibat perubahan dan kemajuan zaman. Seiring dengan kemajuan zaman, maka lagu-lagu Minang yang hadir di tengah masyarakat Minangkabau akan mengalami perubahan dalam hal bentuk dan penyajian di tengah masyarakat. Perubahan tersebut bertujuan untuk membuat lagu-lagu tersebut berterima bagi masyarakat moderen. Di satu sisi, ini dapat menjadi salah satu cara untuk lebih memperkenalkan budaya lokal, tidak hanya pada kelompok yang berada dalam ruang lingkup budaya tersebut, namun juga pada kelompok lainnya. Akan tetapi, di sisi lain modifikasi dan interfensi dari media penyaji budaya populer dapat mengaburkan beberapa komponen penting dari produk budaya lisan tersebut, salah satunya adalah kosakata bahasa daerah yang digunakan dalam lirik-lirik lagu tersebut. Apabila dilihat perkembangan lagu Minang klasik sampai dengan lagu Minang kontemporer, terdapat perbedaan yang cukup signifikan, tidak hanya dalam bentuk aransemen musik, tetapi juga pemilihan kosakatanya. Lagu-lagu Minang klasik yang muncul pada era tahun 50-an cenderung menonjolkan lebih banyak ciri khas musik tradisional Minangkabau dan pemilihan kosakata khas bahasa Minangkabau. Apabila dibandingkan dengan lagu-lagu Minang kontemporer yang muncul pada beberapa era sesudahnya terlihat bahwa terjadi beberapa perubahan, terutama dalam hal pemilihan kosakata bahasa Minangkabau. Akibatnya, timbul berbagai variasi bahasa Minangkabau yang muncul di dalam lirik lagu Minang tersebut. 3

Variasi-variasi yang muncul dalam pemilihan kosakata merupakan refleksi dari berbagai macam kosakata dari dialek tertentu di wilayah Sumatera Barat. Mahsun (1995) menyatakan bahwa setiap variasi bahasa yang hadir di lingkungan masyarakat memiliki variasi-variasi dalam unsur kebahasaan yang membangunnya. Dalam kajian dialektologi, variasi tersebut muncul dalam tataran fonologis, morfologis, leksikal, dan semantis. Perbedaan fonologis yang hadir dalam tuturan sebuah dialek biasanya tidak disadari oleh si penutur dialek. Perbedaan morfologis dibatasi oleh adanya sistem tata bahasa yang bersangkutan, oleh frekuensi morfem yang berbeda, oleh wujud fonetis, dan sejumlah faktor lainnya. Perbedaan morfologis di antaranya menyangkut aspek afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan morfofonemik, sementara perbedaan leksikon berkaitan dengan leksem-leksem yang digunakan untuk merealisasikan suatu makna yang sama. Dengan demikian, variasi bahasa yang terdapat pada lirik-lirik lagu berbahasa Minangkabau berkemungkinan mengalami perubahan terkait dengan kosakata yang digunakan. Kata-kata yang dipakai berkemungkinan mengalami proses retensi atau sebaliknya sudah menjadi sebuah bentuk inovasi. Bertitik tolak dari fenomena di atas, maka tesis ini lebih lanjut menganalisis variasi bahasa Minangkabau yang terdapat di dalam lirik-lirik lagu Minang. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang akan memaparkan dan menganalisis perkembangan bahasa Minangkabau yang dipakai pada lirik-lirik lagu berbahasa Minangkabau yang beredar di kalangan masyarakat pada tahun 50- an dan 90-an. Pemilihan lagu Minang sebagai objek studi didasari oleh pengamatan dimana lagu sebagai produk sastra lisan Minangkabau memiliki kecenderungan cukup besar untuk mengalami perubahan dalam bahasa yang 4

digunakan pada lirik lagunya. Hal tersebut disebabkan karena lagu merupakan produk folklor lisan masyarakat Minangkabau yang senantiasa mengikuti arah perkembangan zaman. Disamping itu, pemilihan lagu sebagai objek studi untuk menganalisis variasi bahasa dianggap unik karena penelitian tentang variasi bahasa Minangkabau pada umumnya difokuskan pada penelitian dialektologi pada suatu daerah dengan beberapa titik pengamatan, sedangkan analisis pada tesis ini memakai konsep dialektologi untuk melihat variasi yang muncul pada lirik-lirik lagu Minang. Keunikan lainnya adalah penelitian tentang lagu-lagu Minang selama ini hanya terfokus pada penelitian di bidang sastra, sementara penelitian ini menganalisis lagu Minang dari aspek linguistik terkait variasi bahasa yang digunakan dalam lirik lagu tersebut. Adapun pemilihan era 50-an dan 90-an didasarkan pada sejarah perkembangan industri lagu Minangkabau itu sendiri yang mengalami periode keemasan pada ke dua era tersebut. Analisis nantinya difokuskan pada variasi bahasa yang digunakan di dalam lirik lagu, khususnya terkait dengan variasi bahasa yang merupakan warisan dari bentuk purba (retensi) dan variasi bahasa yang mengalami proses inovasi. Untuk melihat retensi dan inovasi baik pada era 50-an maupun era 90-an dirujuk pada bentuk protobahasa Minangkabau yang berasal dari bentuk protobahasa Melayik. 1.2 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah Salah satu bentuk budaya lisan Minangkabau adalah lagu-lagu daerah yang menggunakan bahasa Minangkabau dalam setiap lirik lagunya. Lirik yang terdapat di dalam lagu Minang dibangun dari beberapa kosakata bahasa daerah 5

Minangkabau. Kosakata bahasa daerah dalam lirik lagu muncul dengan berbagai macam variasi bentuk yang merupakan cerminan dari berbagai dialek yang ada dalam bahasa Minangkabau. Variasi bahasa yang tercermin dalam lirik-lirik lagu tersebut dapat berupa variasi fonologis, morfologis, leksikal, dan semantis. Ruang lingkup pembahasan pada tesis ini menyangkut analisis variasi bahasa Minangkabau yang mencakup semua aspek variasi, baik variasi bentuk (fonologis, morfologis, dan leksikal) maupun variasi makna (semantis). Akan tetapi, analisis difokuskan pada variasi bahasa Minangkabau yang ditemukan pada lirik lagu berbahasa Minangkabau yang muncul sekitar tahun 50-an dan tahun 90- an. Alasan pemilihan dua tahun ini adalah karena pada dua era inilah lagu-lagu Minang disebut-disebut mengalami masa kejayaannya. Tahun 1950-an adalah era kebangkitan pertama lagu Minangkabau klasik dengan lahirnya orkes Gumarang, sedangkan era tahun 90-an adalah era kebangkitan kedua lagu-lagu Minang dengan mulai bermunculannya lagu-lagu Minang kontemporer. Pemilihan lagu dari dua era tersebut dipilih secara acak, dimana lagu-lagu yang dijadikan sampel dibatasi pada lagu-lagu yang di dalamnya terdapat variasi penggunaan bahasa Minangkabau. Dalam hal ini diambil sampel sebanyak 50 buah lagu Minang versi asli dari masing-masing era (Lampiran A dan Lampiran B). Lagu-lagu yang dijadikan sampel analisis juga dipilih berdasarkan kategori lagu-lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi yang merupakan orang Minangkabau asli. Hal tersebut dilakukan untuk melihat keaslian bunyi dari setiap leksikon yang dilafalkan dalam lirik lagu tersebut. 6

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan ruang lingkup dan pembatasan masalah diatas, maka pokok permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : 1. Apa saja bentuk variasi bahasa Minangkabau yang muncul pada lirik lagu berbahasa Minangkabau tahun 50-an? 2. Apa saja bentuk variasi bahasa Minangkabau yang muncul pada lirik lagu berbahasa Minangkabau tahun 90-an? 3. Apa saja bentuk variasi bahasa Minangkabau yang mengalami retensi dan inovasi pada tahun 50-an dan 90-an? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Menjelaskan bentuk variasi Bahasa Minangkabau yang muncul pada lirik lagu berbahasa Minangkabau pada tahun 50-an. 2. Menjelaskan bentuk variasi Bahasa Minangkabau yang muncul pada lirik lagu berbahasa Minangkabau pada tahun 90-an. 3. Menjelaskan bentuk variasi bahasa Minangkabau yang mengalami retensi dan inovasi pada tahun 50-an dan 90-an. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi pengetahuan dalam bidang linguistik terkait variasi bahasa yang mengalami retensi dan inovasi. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat dalam memberikan 7

contoh terkait penelitian dialektologi diakronis untuk menentukan sejarah sebuah kata sehingga dapat diketahui apakah bahasa yang muncul dan dipakai oleh masyarakat pada saat sekarang merupakan warisan dari bentuk purbanya atau sudah merupakan bentuk baru yang diciptakan masyarakat. Lebih jauh lagi penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi para peneliti lainnya yang hendak melakukan penelitian yang berhubungan dengan variasi bahasa. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menerapkan konsep dan teori yang telah didapatkan selama menempuh studi di Pascasarjana Universitas Andalas Padang. Disamping itu, penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar Magister Humaniora dari Pascasarjana Universitas Andalas Padang. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi lembaga dan instansi yang memiliki relevansi dengan hasil penelitian ini. Bagi Universitas Andalas sendiri, khususnya bagi mahasiswa sarjana dan pascasarjana program studi Linguistik, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan rujukan di perpustakaan terkait penelitian bahasa. Selanjutnya, penelitian tentang variasi bahasa Minangkabau ini juga dapat bermanfaat untuk memberikan masukan kepada unit Balai Bahasa Sumbar tentang kondisi perkembangan kosakata bahasa Minangkabau yang berkembang di masyarakat. Penjelasan terkait perbedaan antara kosakata-kosakata yang mengalami retensi dan inovasi akan memperlihatkan sejauh mana kosakata yang ada masih bertahan dari bentuk asli, 8

atau sudah merupakan bentuk inovasi akibat dari pengaruh teknologi dan perkembangan zaman. Penelitian ini juga dapat memberikan masukan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar untuk tetap dapat menjaga warisan lokal berupa bahasa daerah Minangkabau. Manfaat praktis lainnya adalah untuk memberikan masukan bagi para pencipta lagu tentang leksikon-leksikon yang masih merupakan bentuk warisan asli bahasa Minangkabau sehingga diharapkan nantinya lirik-lirik lagu yang beredar di masyarakat, ke depannya dapat mencerminkan leksikon-leksikon yang masih asli bahasa Minangkabau. Semua ini bermanfaat cukup signifikan untuk pelestarian bahasa daerah Minangkabau itu sendiri. 9