BAB I PENDAHULUAN. menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

EKSISTENSI, PERAN, DAN FUNGSI LEMBAGA BURSA KERJA KHUSUS DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. Oleh:

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya kelak dapat memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. Statistik Republik Indonesia (2013), menyatakan tingkat pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

Th. Sukardi dan Putut Hargiyarto (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hashifah Inaroh Luthfiah Achmadi, 2014

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang ikut menentukan kemajuan suatu negara. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. hasil berupa suatu karya yang berupa ide maupun tenaga (jasa). Menurut Dinas. kualitas kerja yang baik dan mampu memajukan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Masalah pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berdirinya perusahaan-perusahaan perunggasan. Peternakan unggas, utamanya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibuktikan dari hasil penelitian Institute of Management Development (dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi akan terus merebak. Tidak ada satu wilayahpun yang dapat menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan segala berkah, problem dan tantangan-tantangan yang menyertainya. Salah satu dampak globalisasi tersebut adalah tingkat persaingan untuk mendapatkan pekerjaan. Dewasa ini pertumbuhan angkatan kerja mengikuti deret eksponensial. Setiap tahun jumlahnya selalu berlipat ganda. Hal ini sejalan dengan masih besarnya angka pertambahan penduduk dan angka pertambahan sekolah. Apabila dikaji dari semakin membengkaknya angka pengangguran, maka keperluan mempertemukan kepentingan dunia pendidikan dengan dunia kerja semakin mendesak. Penelitian Blaug dan Faure dalam Usman (2006:75) menyimpulkan bahwa pengangguran di kalangan terdidik dapat ditekan dengan memperbaiki sistem dan perencanaan pendidikan. Berdasarkan situasi demikian, maka pendidikan seharusnya berorientasi pada aspirasi masyarakat dan mampu mengenali siapa pelanggannya. Dari pengenalan pelanggan ini pendidikan akan memahami apa aspirasi dan kebutuhannya. Tujuan akhir suatu proses pendidikan adalah dunia kerja, baik sektor formal maupun non

formal. Salah satu jalur pendidikan formal yang menyiapkan tamatannya untuk siap memasuki dunia kerja adalah pendidikan menengah kejuruan. 2 Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) adalah bentuk satuan pendidikan kejuruan yang mempunyai tugas membekali peserta didik dengan keterampilan profesional yang memadai untuk dapat menembus peluang kerja. Sekolah kejuruan dirancang untuk menyiapkan tamatan yang siap kerja dan mengembangkan profesionalisme di bidang kejuruan. Setiap bidang kejuruan mempersiapkan peserta didik agar lebih mampu bekerja pada bidang pekerjaannya dan sebagai bekal menguasai kecakapan vokasional yang diperlukan di dunia kerja. Seiring perkembangan zaman, tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi oleh tamatan sekolah menengah kejuruan sebagai tenaga kerja tingkat menengah. Hingga saat ini di sekolah-sekolah tertentu, masih dijumpai pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh guru, hanya sebatas keperluan guru dalam melaksanakan pembelajaran saja, yaitu berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang masih bersifat standar dan umum. Pengembangan kurikulum belum melibatkan Dunia Usaha/Dunia Industri sebagai pengguna lulusan. Pendidikan menengah kejuruan seperti tertuang dalam PP No.17 tahun 2010 pasal 76 ayat 2c dinyatakan bahwa pendidikan menengah kejuruan berfungsi membekali peserta didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pemerintah menginginkan SMK menjalankan peran ujung tombak penyedia tenaga kerja.

3 Menurut Hargiyarto dan Sukardi (2007), mutu pendidikan di SMK terletak pada banyaknya peserta didik yang diserap oleh dunia kerja. Bagi tenaga kerja tingkat menengah, keterampilan adalah yang utama dibutuhkan oleh dunia kerja. Oleh karena itu, sekolah harus mampu memenuhi tantangan itu dengan memberikan kualitas pelayanannya yang terbaik. Lapangan pekerjaan merupakan indikator penting tingkat kesejahteraan masyarakat sekaligus indikator keberhasilan penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Keadaan ketenagakerjaan di Indonesia dilihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut tingkat pendidikan adalah jumlah pengangguran pada Agustus 2012 mencapai 7,2 juta orang dengan TPT cenderung menurun, dimana TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen turun dari TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen dan TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen. Pada Agustus 2012, TPT untuk pendidikan menengah masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,87 persen dan TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 9,6 persen. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2011, TPT pada hampir semua tingkat pendidikan cenderung turun, kecuali TPT untuk tingkat pendidikan SD kebawah naik sebesar 0,08 persen (Badan Pusat Statistik, 2012). Di sisi lain, pertambahan lapangan pekerjaan di Indonesia tidaklah sebanding dengan laju pertambahan penduduk. Dalam kurun waktu satu tahun maksimal satu perusahaan berskala besar (karyawan lebih dari 1000 orang) dibuka, sementara itu pertambahan jumlah angkatan kerja setiap tahunnya meningkat dengan pesat. Hal ini jelas memperlihatkan bahwa daya serap tenaga kerja baru adalah sangat rendah dibanding jumlah angkatan kerja. Kemampuan daya serap dunia kerja terhadap

4 angkatan kerja begitu rendah dan sangat mustahil untuk bisa menyeimbangkannya dalam jangka pendek. Ditambah dengan situasi politik dan ekonomi saat ini akan berdampak pada tingkat persaingan dalam mendapatkan pekerjaan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional yang bertanggungjawab dalam penyiapan sumberdaya manusia tingkat menengah yang handal dan berorientasi kepada kebutuhan pasar harus mampu mengembangkan inovasi untuk mempengaruhi perubahan kebutuhan pasar sehingga dapat mewujudkan kepuasan pencari kerja. Atas dasar kenyataan tersebut di atas, maka perlunya satuan pendidikan SMK membentuk lembaga yang menangani tentang ketenagkerjaan, hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah Departemen Tenaga Kerja RI (1994:9) disetiap Satuan Pendidikan Menengah, Satuan Pendidikan Tinggi dan Lembaga Pelatihan Kerja dapat mendirikan Bursa Kerja Khusus (BKK). Pendirian BKK dilakukan dengan menyampaikan surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja Kabupaten/Kota domisili BKK yang akan didirikan. Dasar hukum tentang Pembentukan Bursa Kerja di Satuan Pendidikan Menengah dan Panduan Penyelenggaraan Bursa Kerja tertuang dalam Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Menteri Tenaga Kerja No. 076/M/1993, No.Kep.215/MEN/1993 tanggal 27 Febuari 1993, serta Keputusan Bersama antara Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Dirjen Binapenta No.001/Kep/M/1994, No.02/BP/1994 (Departemen Tenaga Kerja RI, 1994:2).

5 SMK Negeri 1 Kalianda berupaya untuk membantu mewujudkan tujuan pendidikan kejuruan dengan membentuk Lembaga Bursa Kerja Khusus pada tahun 1996. Lembaga tersebut berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kabupaten Lampung Selatan. SMK Negeri 1 Kalianda merupakan satu-satunya sekolah kejuruan yang telah memiliki Lembaga Bursa Kerja Khusus untuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Keberadaan Lembaga Bursa Kerja Khusus diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa ide, pemikiran, tenaga dan dorongan spiritual demi kemajuan penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Lembaga Bursa Kerja Khusus SMK di SMK Negeri 1 Kalianda ini dipimpin oleh seorang Ketua yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah. Langkahlangkah dalam operasionalnya adalah: 1) pada setiap akhir pembelajaran selalu memberikan bimbingan tentang kerja bagi siswa yang berminat, 2) membuka jejaring informasi tentang lowongan kerja kepada alumni, 3) mencari lowongan kerja di dunia kerja/dunia industri, 4) melakukan negosiasi dengan perusahaaan pengguna calon tenaga kerja, 5) melakukan administrasi, dan 6) melakukan tes rekrutmen bagi calon tenaga kerja. Hal tersebut dilakukan untuk membantu sekolah dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan sekolah kejuruan yaitu diantaranya: 1) mencetak atau mempersiapkan lulusan SMK yang siap kerja dan 2) salah satu indikator keberhasilan sekolah. Keberadaan Bursa Kerja Khusus SMK Negeri 1 Kalianda ini memberikan peran dan fungsi yang sangat penting dalam pelayanan ketenagakerjaan bagi seluruh siswa dan alumni, yaitu: 1) memberikan pelayanan informasi ketenagakerjaan

6 kepada lulusan dan pencari kerja, 2) membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan lembaga pemerintah atau swasta dalam pengadaan informasi ketenagakerjaan, 3) melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan rekruitmen dan seleksi bagi calon pekerja, 4) membina hubungan dengan alumni yang telah bekerja dan berhasil dalam bidang usaha untuk membantu memberi peluang menyalurkan dan menempatkan alumni baru. 1.2 Fokus Penelitian Sejak berdirinya hingga sekarang lembaga ini masih tetap konsisten melaksanakan kegiatannya membantu pencari kerja mendapatkan pekerjaan, walaupun pada operasionalnya menemui banyak hambatan. Salah satu hambatan yang ada adalah kepercayaan masyarakat dalam hal ini orang tua siswa belum sepenuhnya percaya yakin tentang keberadaan LBKK ini sebagai lembaga sekolah yang mengelola ketenagakerjaan secara jelas dan bertanggung jawab, mereka menganggap bahwa LBKK sebagai calo tenaga kerja. Fokus penelitian adalah hambatan Lembaga Bursa Kerja Khusus Sekolah Menengah Kejuruan dalam operasional kegiatannya, dengan sub fokus penelitian: 1.1.1 Pengelolaan Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.1.2 Peran Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.1.3 Fungsi Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.1.4 Keberhasilan Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.1.5 Kiat-kiat mengatasi hambatan Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda.

7 Dalam rangka mendalami keberadaan Lembaga Bursa Kerja Khusus tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Eksistensi, Peran dan Fungsi Lembaga Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Bagaimanakah pengelolaan Bursa Kerja Khusus di SMK N 1 Kalianda? 1.3.2 Bagaimanakah peran Bursa Kerja Khusus di SMK N 1 Kalianda? 1.3.3 Bagaimanakah fungsi Bursa Kerja Khusus di SMK N 1 Kalianda? 1.3.4 Bagaimanakah keberhasilan Bursa Kerja Khusus di SMK N 1 Kalianda? 1.3.5 Bagaimanakah kiat-kiat mengatasi hambatan dalam operasional Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan: 1.4.1 Pengelolaan Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.4.2 Peran Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.4.3 Fungsi Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.4.4 Keberhasilan Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda 1.4.5 Kiat-kiat mengatasi hambatan Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda

8 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Secara Teoritis Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk: 1.5.1.1 Memperkaya konsep tentang Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK yang seharusnya dalam menunjang kemajuan pendidikan kejuruan, khususnya dalam penempatan tamatan di dunia kerja. 1.5.1.2 Bahan kajian teoritis bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian mengenai Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK dalam membantu peningkatan mutu pendidikan kejuruan, khususnya penempatan tamatan di dunia kerja. 1.5.2 Secara Praktis Secara praktis, penelitian ini berguna untuk: 1.5.2.1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam peningkatan mutu pendidikan kejuruan melalui pelayanan dan pengelolaan LBKK di sekolah. 1.5.2.2 Lembaga Bursa Kerja Khusus (LBKK) dalam pengelolaan lembaga guna peningkatan pelayanan ketenagakerjaan, sehingga mampu mewujudkan tujuan LBKK secara efektif dan efisien. 1.5.2.3 Masyarakat (stakeholders) yang berkepentingan dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya pendidikan kejuruan. 1.5.2.4 Para peneliti atau instansi terkait menindaklanjuti penelitian ini dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan kejuruan yang didukung oleh berbagai faktor akademik.

9 1.6 Definisi Istilah 1.6.1 Eksistensi Lembaga Bursa Kerja Khusus adalah keberadaan dari Lembaga Bursa Kerja Khusus yang mampu memberikan informasi pasar kerja, memenuhi kebutuhan pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaan serta penyaluran dan penempatan pencari kerja di dunia kerja. 1.6.2 Peran Bursa Kerja Khusus SMK dalam dunia kerja dan pendidikan merupakan cara untuk menyatakan dalam pelaksanaan pelayanan ketenagakerjaan dalam institusi pendidikan dan dapat mengembangkan asuhan ketenagakerjaan dalam membina kerjasama dengan Dunia Usaha/Dunia Industri serta dapat memenuhi kebutuhan pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaan 1.6.3 Fungsi Lembaga Bursa Kerja Khusus dalam kedudukannya sebagai Lembaga Bursa Kerja Khusus di SMK Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan yang bertugas memberikan pelayanan ketenagakerjaan di institusi pendidikan, mengembangkan asuhan ketenagakerjaan, membina kerjasama dengan Dunia Usaha/Dunia Industri serta memenuhi kebutuhan pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaan 1.6.4 Lembaga Bursa Kerja Khusus SMK adalah Bursa Kerja di Sekolah Menengah Kejuruan yang melakukan kegiatan memberikan informasi pasar kerja, memberi penyuluhan dan bimbingan karir, memenuhi kebutuhan pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaan serta penyaluran dan penempatan pencari kerja di dunia kerja.