PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah pendidikan pancasila Dosen: Drs. Tahajudin Sudibyo DISUSUN OLEH: Nama : NIKA NUR ANINDA Nim : 11.11.5142 Kelompok Jurusan : D : S1-TI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
ABSTRACT Pancasila adalah ideologi bangsa dan dasar negara kita. Sebagai bangsa tentu kita butuh ideologi bersama diantara keberagaman perbedaan yang ada diantara kita, karena bagaimanapun kita pada dasarnya memiliki ideologi sendiri-sendiri baik secara individual maupun kelompok. Pancasila dengan sila-silanya yang mengandung nilainilai luhur dan universal adalah dasar landasan yang ideal karena mampu menampung segala macam aspirasi nilai yang ada dan beragam di indonesia. Pancasila memang bukan sebuah agama, karena ia merupakan kumpulan nilai-nilai (values) dan visi (vision) yang hendak dituju oleh bangsa ini sejak kemerdekaan Republik Indonesia. Meski begitu, bukan berarti pancasila anti-agama, atau agama tidak mendapat ruang bagi pancasila. Masyarakat masih banyak yang belum dapat melaksanakan ajaran agama masingmasing dengan baik dan arti sebuah nilai ketuhanan serta semboyan Bhineka Tunggal Ika tersebut masih belum diterapkan dalam sendi kehidupan masyarakat sehingga seringkali terjadi perselisihan.
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 3 BAB II PENDEKATAN DAN PEMBAHASAN... 4 A. Pendekatan... 4 B. Pembahasan... 5 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN... 8 A. Kesimpulan... 8 B. Saran... 8 DAFTAR PUSTAKA... 9 iii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila adalah ideologi bangsa dan dasar negara kita. Sebagai bangsa tentu kita butuh ideologi bersama diantara keberagaman perbedaan yang ada diantara kita, karena bagaimanapun kita pada dasarnya memiliki ideologi sendiri-sendiri baik secara individual maupun kelompok. Begitu juga negara membutuhkan dasar sebagai landasan untuk membuat perangkat lunak sistem apakah itu berupa konstitusi, undang-undang serta peraturan-peraturan lainnya yang menjadi turunannya. Ideologi bangsa dan dasar negara yang terangkum dalam pancasila adalah nilainilai luhur yang telah dirumuskan dan disetujui oleh para pendiri bangsa dan negara ini. Sebelum lahir dan ditetapkannya pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar negara memang pernah ada wacana piagam jakarta untuk diusung menjadi dasar negara yang substansinya berbeda dalam hal sila pertama, dimana silanya tersebut menekankan tentang penerapan menjalankan syariat islam bagi penganutnya. Akan tetapi wacana ini tidak dapat diterima dan diterapkan karena akan menimbulkan perpecahan bangsa, maka sila tersebut tidak digunakan sebagai dasar negara. Pancasila dengan sila-silanya yang mengandung nilai-nilai luhur dan universal adalah dasar landasan yang ideal karena mampu menampung segala macam aspirasi nilai yang ada dan beragam di indonesia. Penduduk indonesia memang penduduk yang beragama islam terbesar dan bahkan juga di dunia, akan tetapi toleransi umat islam indonesia cukup besar untuk tidak menjadikannya negara islam, karenanya pancasila sebagai dasar negara yang ada sekarang ini sudah
dianggap cukup mengakomodir semua kepentingan umat masing-masing agama yang ada di indonesia. Dalam masyarakat sering kali kita tidak menyadari akan pentingnya beragama bahkan ada orang yang melupakan Tuhannya. Hal tersebut memicu bahwa dalam kehidupan masa kini orang-orang sering kali melupakan kewajibannya untuk beribadah. Padahal ibadah tersebut adalah tugas yang harus kita wajib jalani, namun banyak anak muda sekarang melupakan bahkan meninggalkan ibadahnya. Pancasila bukan agama, pancasila mengharuskan manusia khususnya warga negara indonesia, beragama pancasila memandang agama itu baik. Penyelengaraan dan warga negara indonesia yang beragama dengan baik di pandang oleh pancasila sebagai pancasilais. Pancasila mengakomondir agama dan mengatur hubungan antar umat beragama. Hukum penyelengara dan warga negara indonesia harus dijiwai oleh nilai-nilai sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam bernegara dan bermasyarakat. Dalam urusan agama itu sendiri, tidak boleh ada interfensi dalam arti bagiku agamaku, bagimu agamamu. Tetapi dalam urusan dunia kita menghormati pemeluk agama yang lain tidak memaksakan memeluk agama dan bekerja sama dengan pemeluk agama yang berbeda-beda. Pancasila mempunyai 5 (lima) dasar negara, salah satunya ada di sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan yang maha esa merupakan sumber pokok nilai-nilai kehidupan bangsa. Oleh sebab itu ketuhanan yang maha esa harus dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat di rumusan sebagai berikut: 1. Apakah setiap penganut agama sudah menerapkan dan melaksanakan sesuai dengan ajaran agama masing-masing dengan baik? 2. Apakah asas Bhineka Tunggal Ika sudah menjadi sendi dalam kehidupan?
BAB II PENDEKATAN DAN PEMBAHASAN A. Pendekatan 1. Pendekatan Secara Sosiologis Di dalam kehidupan masyarakat dinyatakan tak satu agama pun boleh mendominasi kehidupan yang dibangun berdasarkan pancasila, sementara sosialisme, yang dibangun berdasarkan ideologi marterialisme dan anti-agama, dan karenanya bertentangan dengan pancasila, justru diagungkan. Begitu juga dengan kapitalisme yang dibangun berdasarkan sekularisme dan setengah antiagama, serta nyata-nyata melahirkan ketidakadilan global, tulis Ma ruf Amin. Ma ruf menjelaskan, pancasila memang bukan sebuah agama, karena ia merupakan kumpulan nilai-nilai (values) dan visi (vision) yang hendak dituju oleh bangsa ini sejak kemerdekaan Republik Indonesia. Meski begitu, bukan berarti pancasila anti-agama, atau agama tidak mendapat ruang bagi pancasila. Sejak di sepakati, pancasila menjamin setiap orang untuk menjalankan syariat agamanya sesuai kepercayaan masing-masing. Karena itu, visi Ketuhanan Yang Maha Esa dalam sila pertama menunjukkan bahwa nilai-nilai Ketuhanan tidak bisa begitu saja disingkirkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Pembahasan Adapun hasil pembahasan dari rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Setiap masyarakat penganut agama belum menerapkan dan melaksanakan sesuai dengan ajaran agama masing-masing dengan baik karena setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda, ada yang sudah menjalankan dengan baik dan ada juga yang belum menjalankan sama sekali. Arti ketuhanan adalah Seperti ini: Nilai ketuhanan yang maha esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan agama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama. Namun jika penerapan kita terhadap sila pertama kurang mantap, maka penerapan keempat sila setelahnya pun akan amburadul. Mau contohnya?? Ya Indonesia ini. Andai saja semua warga Negara Indonesia meyakini adanya tuhan yang maha esa, maka dia akan takut melakukan koropsi, karena dia juga pasti meyakini bahwa tuhan yang maha esa akan melakukan perhitungan di hari pembalasan. 2. Asas Bhineka Tunggal Ika belum menjadi sendi dikehidupan masyarakat karena Indonesia menjamin tiap warga bebas beragama. inilah hak asasi manusia yang dijamin oleh konstitusi. Tapi belakangan ini ada sekelompok orang yang hendak menghapus hak asasi itu dan mengancam kebhineka-an. Mereka juga menyebarkan kebencian dan ketakutan dimasyarakat. Bahkan mereka menggunakan kekerasan, seperti yang terjadi terhadap penganut Ahmadiyah yang sejak 1925 hidup di Indonesia dan berdampingan damai
dengan umat lain. Dan pada akhirnya mereka akan memaksakan rencana mereka untuk mengubah dasar Negara Indonesia, pancasila, mengabaikan konstitusi, dan menghancurkan sendi kebersamaan kita. Kami menyerukan, agar pemerintah, para wakil rakyat, dan para pemegang otoritas hukum, untuk tidak takut kepada tekanan yang membahayakan ke-indonesia-an itu. Mari kita jaga republik kita. Marilah kita pertahankan hak-hak asasi itu. Marilah kita kembalikan persatuan kita. Jelas isinya adalah mereka mengajak kita semua untuk membela Ahmadiyah yang telah melakukan tindak penistaan terhadap agama islam atas dasar Kebhinekaan yang ditafsirkan sebagai kebebasan Materialis. Sekalipun pancasila bersemboyankan Bhineka Tunggal Ika, tapi dalam konsep pancasila tindakan penistaan terhadap agama adalah tindak kriminal. Karenanya UUD 1945 memastikan bahwa Negara akan menjamin agar rakyatnya dapat beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu (bukan beribadah yang menyimpang dari ajaran agama) dan UU No.1/PNP/1965 menetapkan tindak penistaan terhadap agama sebagai tindak kriminal. Pancasialis sejati tidak akan membela pelaku kejahatan yang menistakan agama sebagaimana mereka membela Ahmadiyah, tidak akan membiarkan umat islam yang meminta keadilan atas penistaaan agamanya, memahami kemarahan umat islam, dan tidak akan bersikap diam terhadap penistaan yang dilakukan oleh Ahmadiyah terhadap agama islam. Pembelaan mereka terhadap tindak penistaan terhadap agama dengan alasan Kebhinekaan pancasila yang ditafsiri dengan kebebasan Materialis merupakan tindak penistaan terhadap pancasila. Penjagaan agama dari penistaan adalah pancasilais, pembiarannya adalah Materialis. Jelaslah maka sebenarnya kebhinekaan yang dimaksud oleh mereka kebhinekaan pancasilais. Akhirnya kita harus waspada dengan segelintir orang yang mengaku-ngaku nasionalis padahal tidak pancasilais.
Dan mulai mempropagandakan. Mereka seringkali membela hal-hal yang bertentangan dengan pandangan mayoritas bangsa indonesia yang Berketuhanan dan Beragama, seperti menolak demi membela segelintir perusak moral. Pembelaan materialis yang seperti itulah yang seringkali menyebabkan kekisruhan dan memecah belah masyarakat.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari tugas akhir pendidikan pancasila yang telah disusun adalah sebagai berikut: Bahwa dalam masyarakat masih banyak yang belum dapat melaksanakan ajaran agama masing-masing dengan baik dan arti sebuah nilai ketuhanan tersebut masih di salah gunakan oleh kebanyakan orang seperti pejabat dan para menteri serta semboyan Bhineka Tunggal Ika tersebut masih belum diterapkan dalam sendi kehidupan masyarakat sehingga seringkali terjadi perselisihan atau pertentangan pendapat yang seringkali menyebabkan kekisruhan dan memecah belahkan masyarakat. B. Saran Dalam kehidupan masyarakat hendaknya harus saling rukun tidak boleh membeda-bedakan agama satu sama lain sehinggga tidak akan menimbulkan perselisihan dan jangan menyalahgunakan nilai ketuhanan.
Daftar Pustaka Kompasiana.com. 24 May 2011 14:44 315. Penerapan Sila Pertama Dalam Kehidupan Sehari-hari Reza. 01 June 2011 07:22 208. Makna dan Prakteknya Sila Pertama Retnodn. Jul 16. Makna Nilai Dalam Pancasila