KETENTUAN PERATURAN ZONASI

dokumen-dokumen yang mirip
Dr. Ir. Iwan Kustiwan, MT Kelompok Keahlian Perencanaan Dan Perancangan Kota SAPPK Institut Teknologi Bandung

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

Kementerian Kelautan dan Perikanan

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (DALAM RANGKA WORKSHOP DAN STUDI KASUS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG)

PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (Dalam Rangka Workshop dan Studi Kasus Pengendalian Pemanfaatan Ruang)

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana

FORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI, KEPUTUSAN GUBERNUR, DAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan pada Masing-masing Tingkatan

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G

Apa saja Struktur Ruang dan Pola Ruang itu??? Menu pembangunan atau produk dokumen yang kita buat selama ini ada dibagian mana??

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN TAHUN

BAB II PENATAAN RUANG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN A. Definisi Penataan Ruang dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007

BAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

OSWAR MUNGKASA DIREKTUR TATA RUANG DAN PERTANAHAN

PENATAAN RUANG KAWASAN GAMBUT

PENDAHULUAN. perlunya mendorong daya saing perekonomian khususnya dalam rangka pertumbuhan ekonomi wilayah

BAHAN INFORMASI RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 7. Penyelenggaraan & Pengendalian Penataan Ruang

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN

Peran Pemerintah dalam Perlindungan Penataan Ruang

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR

Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 15/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

ALTERNATIF KAWASAN HUTAN SUMUT DAN KAITAN DENGAN ROADMAP SUMATERA. Oleh: Eka Rianta Sitepu(APTRSU)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 20/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KABUPATEN/KOTA

IMPLIKASI PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TERHADAP PERAN PERENCANA DAN ASOSIASI PROFESI PERENCANA

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI PERAIRAN LAUT

DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Contoh Tabel Pemeriksaan Mandiri Materi Muatan Rancangan Perda Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

OLEH : EDI SUGIHARTO DIT FPRLH DITJEN BINA BANGDA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. heso57@yahoo.com 1

Penyusunan Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun ;

IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM MEMPERCEPAT PERWUJUDAN RENCANA PEMBANGUNAN STRUKTUR DAN POLA RUANG DAERAH

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas

Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURABAYA TAHUN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Penataan Ruang sebagai suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

oleh: Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI MALUKU

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

Click to edit Master title style

Rangkuman tentang Muatan. Rencana Rinci

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan. Skala peta = 1: Jangka waktu perencanaan = 20 tahun

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb

Sistematika Rancangan Peraturan Presiden tentang RencanaTata Ruang Pulau/Kepulauan dan RencanaTata Ruang Kawasan Strategis Nasional

Izin Mendirikan Bangunan

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

ASPEK HUKUM PENATAAN RUANG PULAU KEPULAUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

PEDOMAN PENATAAN RUANG, TOOLS PERCEPATAN PENYELESAIAN RTRW Penulis: * Ir. Cut Safana, CES dan ** Abrilianty Octaria N, ST

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CATATAN : - Peraturan Daerah ini memiliki 7 halaman penjelasan. - Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 25 Februari 2015.

Transkripsi:

MATERI 1. Ketentuan Peraturan Zonasi 2. Kedudukan Peraturan Zonasi dalam penataan ruang 3. Pengertian, fungsi dan ketentuan penyusunan Peraturan Zonasi 4. Materi dan penetapan Peraturan Zonasi 5. Peraturan Zonasi dalam RTRW 6. Peraturan Zonasi sistem nasional 7. Perizinan, insentif/disinsentif dan ketentan sanksi 8. Wewenang pemerintah 9. Contoh persoalan Peratruan Zonasi

KETENTUAN PERATURAN ZONASI UU No. 26/2007 mengamanatkan penyusunan Peraturan Zonasi (ps. 35): Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Pengendalian pemanfaatan ruang diatur dengan peraturan pemerintah (ps. 40) UU No. 27/2007 juga menggunakan peraturan zonasi (ps. 7 huruf c): Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir terdiri atas : a.. b.. c. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau pulau Kecil selanjutnya disebut RZWP 3 K 4

KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI DALAM PENATAAN RUANG Penyelenggaraan Penataan Ruang Pengaturan Pembinaan Pelaksanaan Pengawasan Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian Peraturan Zonasi UU No. 26 Tahun 2007 pasal 35 : Pengendalian Pemanfaatan Ruang dilakukan melalui penetapan Peraturan Zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Perizinan Insentif & Disinsentif Pengenaan Sanksi 5

Pengelolaan Wilayah Pesisir, dan Pulau pulau Kecil (UU NO. 27 Tahun 2007 ) RTRW Prov/Kab/Kota Rencana Strategis (RSWP 3 K) RPJPD Prov/Kab/Kota Rencana Zonasi (RZWP 3 K) Rencana Zonasi Rinci Rencana Pengelolaan (RPWP 3 K) Rencana Aksi Pengelolaan (RAPWP 3 K) Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP 3) Rencana RSWP 3 K RZWP 3 K RPWP 3 K RAPWP 3 K HP 3 Ketentuan Tidak terpisah dari RPJP, 20 th, ditinjau tiap 5 th Perda prov/kab/kota Selaras dg RTRWP/Kab/Kota 20 th, ditinjau tiap 5 th Perda prov/kab/kota 5 th, ditinjau 1 x 1 3 th 20 th, diperpanjang 20 th 2 kali 6

PENGERTIAN PERATURAN ZONASI Pengertian peraturan zonasi TIDAK DISEBUTKAN dalam Ketentuan Umum UU No. 26/2007 tapi disebutkan dalam penjelasan sbb: Penjelasan umum angka 6: Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannyadan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. (definisi ini yang digunakan dalam PP No. 26/2008 tentang RTRWN ps. 1 angka 27) Penjelasan ps. 36 ayat1: Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana rinci tata ruang. 7

FUNGSI PERATURAN ZONASI salah satu perangkat pengendalian pemanfaatan ruang, Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi (ps. 35) sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang (ps 36 ayat 2). Pelaksanaan RRTR untuk mengoperasionalkan RUTR harus tetap mematuhi batasan yang telah diatur dalam rencana rinci dan peraturan zonasi. Penyempurnaan RRTR berdasarkan aspirasi masyarakat harus tetap mematuhi batasan yang telah diatur dalam rencana rinci dan peraturan zonasi (penjelasan ps. 14 ayat 1). Peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci tata ruang kabupaten/kota menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang (penjelasan umum angka 6). 8

KETENTUAN PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI Penyusunan peraturan zonasi : didasarkan pada RDTR kabupaten/kota dan RTR kawasan strategis kabupaten/kota (ps. 14 ayat 3 huruf c) berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang (ps. 36 ayat 1). Peraturan zonasi berisi (penjelasan ps. 36 ayat 1): ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang amplop ruang (KDRH, KDB, KLB, GSB), penyediaan sarana dan prasarana, ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, antara lain: keselamatan penerbangan, pembangunan pemancar alat komunikasi, pembangunan jaringan listrik tegangan tinggi Catatan: Istilah yang umum digunakan untuk amplop ruang adalah BUILDING ENVELOPE (AMPLOP BANGUNAN) Amplop bangunan dibatasi oleh GSB, tinggi bangunan, dan sky exposure. 9

MATERI DAN PENETAPAN PERATURAN ZONASI Sebagian peraturan zonasi untuk kawasan lindung sudah diatur dalam PP No. 47/1997 tentang RTRWN. Ketentuan untuk menyusun arahan peraturan zonasi sistem nasional telah diatur dalam PP No. 26/2008 tentang RTRWN 10

PERATURAN ZONASI DALAM RTRW Rencana Umum RTRWN RTRWP RTRW Kabupaten/Kota RTR Kaw. Metropolitan Kaw. Megapolitan RTR Kaw. agropolitan Muatan Peraturan Zonasi arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional (ps. 20 ayat 1 huruf f) arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi (ps. 23 ayat 1 huruf f) ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi (ps. 26 ayat 1 huruf f) ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan metropolitan dan/atau megapolitan yang berisi arahan peraturan zonasi (ps. 44 ayat 2 huruf e). ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan agropolitan yang berisi arahan peraturan zonasi (ps. 51 ayat 2 huruf e). Apa perbedaan kedalaman antara indikasi arahan, kententuan umum, arahan, dan Peraturan Zonasi? 11

PERATURAN ZONASI SISTEM NASIONAL Indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah daerah kabupaten/kota dalam menyusun peraturan zonasi (PP No. 26/2008, ps 86), Meliputi sistem perkotaan; jaringan transportasi; jaringan energi; jaringan telekomunikasi; jaringan sumber daya air; serta kawasan lindung nasional; dan kawasan budi daya. Memperhatikan pemanfaatan, ketentuan pelarangan dan pembatasan intensitas pemanfaatan ruang PZ disusun untuk PKN, PKW, PKL, PKSN, jaringan transportasi, jaringan energi, jaringan telekomunikasi, jaringan sumber daya air, kawasan lindung, kawasan budidaya. Catatan: karena PZ sistem nasional harus ditetapkan dengan PP, maka indikasi arahan PZ dalam RTRWN menjadi kurang spesifik. PP tentang PZ sistem nasional harus lebih deterministik. 12

PERIZINAN dan PERATURAN ZONASI Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW dibatalkan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah (ps. 37 ayat 2) Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan/diperoeh dengan tidak melalui prosedur yang benar batal demi hukum (ps. 37 ayat 3) Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan RTRW dapat dibatalkan dengan memberikan ganti kerugian yang layak (ps. 37 ayat 6) Setiap pejabat yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan RTR (ps. 37 ayat 7) 13

INSENTIF/DISINSENTIF dan KETENTUAN SANKSI Penerapan insentif atau disinsentif secara terpisah dilakukan untuk perizinan skala kecil/individual sesuai dengan peraturan zonasi (penjelasan ps. 38 ayat1) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 merupakan tindakan penertiban yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi. Pengenaan sanksi,yang merupakan salah satu upaya pengendalian pemanfaatan ruang, dimaksudkan sebagai perangkat tindakan penertiban atas pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi (penjelasan umum angka 7). 14

WEWENANG PEMERINTAH Tingkat Pemerintahan Pemerintah Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten/Kota Wewenang menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan arahan peraturan zonasi untuk sistem nasional yang disusun dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional (ps. 8 ayat 6 huruf a angka 2) menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan: arahan peraturan zonasi untuk sistem provinsi yang disusun dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi (ps. 10 ayat 6 huruf a angka 2) Wewenang Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam ps. 11 ayat 5 huruf a TIDAK MENYEBUTKAN penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan peraturan zonasi 15

PENTINGNYA PERATURAN ZONASI Penyelenggaraan Penataan Ruang Pengaturan Pembinaan Pelaksanaan Pengawasan Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian Peraturan Zonasi merupakan perangkat utama dalam pengendalian karena perizinan, insentif & disinsentif, dan sanksi harus didasarkan pada Peraturan Zonasi Program PR Pembiayaan Peraturan Zonasi Perizinan Insentif & Disinsentif Sanksi 16

CONTOH PERSOALAN PERATURAN ZONASI RUTR RTRWN RTRW Kota Medan RTRW Kota Binjai RTRW Kab. Deli Serdang RRTRW RTR Kawasan Mebidang RDTRK Kota Medan RDTRK Binjai RDTR Kab. Deli Serdang Peraturan Zonasi Indikasi Arahan Peraturan Zonasi PZ Kota Medan PZ Kota Binjai PZ Kab. Deli Serdang Perizinan Insentif/ Disinsentif Sanksi 17

ISU KELEMBAGAAN: Perencanaan: bagaimana kaitan antar RTRW, RTRW dan rencana rinci, dan rencana rinci dan PZ? Pemanfaatan: bagaomana penyusunan program dan tangung jawab pembiayaan kawasan Mebidang? Pengendalian: siapa yang berwenang mengendaliakn pemanfaatan ruang? Bagaimana peran pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota? Pelaksana PZ: badan apa yang melaksanakan PZ? PZ tingkat mana yang menjadi rujukan? Apakah PZ Kawasan Mebidang ditetapkan dg: PP (sebagai PKSN)? Perda Provinsi (sebagai kawasan lintas daerah kabupaten/kota)?, atau Perda masing2 Kab/Kota (sebagai kabupaten/kota otonom)?