BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin siswa. Karena disekolah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bahwa banyaknya siswa di beberapa instansi yang berupa sekolah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana, negara memiliki tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. di kenal dengan pendidikan civic. Demikian pula masa Presiden Soeharto,

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Moh Dendy FB,2015

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Finy F. Basarah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian berita yang diketahui di media cetak atau media

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia, sehingga dapat mengimbangi terhadap gejala perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB. I PENDAHULUAN. manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan, kedisiplinan, kemandirian

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk membina siswa menjadi warga negara yang baik (to be a good citizenship) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, berdasarkan tujuan tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki kompetensi yang dikembangkan menjadi tiga kompetensi yaitu: pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic dispositions). Berdasarkan ketiga kompetensi tersebut diharapkan dapat membentuk karakter disiplin siswa di sekolah yang akan dimulai dari pengetahuan siswa sampai dengan pelaksanaan karakter disiplin siswa di sekolah. Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) menyangkut kemampuan akademik keilmuan yang dikembangkan menjadi tiga aspek: politik, hukum dan moral. Dari ketiga aspek tersebut diharapkan dapat membentuk pengetahuan siswa sebagai siswa yang memiliki karakter disiplin di sekolah, seperti aspek hukum sebagai implementasi dari peraturan atau tata tertib sekolah. Keterampilan kewarganegraan (Civic skill) merupakan kompetensi yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), yang dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna dalam menghadapi kendala-kendala sebagai siswa yang memiliki karakter disiplin di sekolah. Karakter kewarganegaraan (civic disposition) kompetensi ini

2 adalah bagian yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kompetensi karakter kewarganegaraan (civic disposition) dapat dipandang sebagai "muara" dari pengembangan kedua kompetensi sebelumnya. Selain itu terdapat jenis-jenis karakter yang dibutuhkan untuk dapat mendukung pembentuk karakter disiplin siswa di sekolah diantaranya: 1. Karakter Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh terhadap berbagai ketentuan dan peraturan seperti masuk sekolah dengan tepat waktu. 2. Karakter Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya seperti mengikuti upacara bendera dengan semangat setiap hari senin. 3. Karakter Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Seperti memelihara lingkungan sekolah dengan cara membuang sampah pada tempatnya. 4. Karakter Tanggung jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Seperti melaksanaan tugas piket secara teratur.

3 Berdasarkan jenis-jenis karakter yang disebutkan di atas diharapkan dapat membentuk karakter disiplin siswa di sekolah sehingga tujuan dari kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan dapat tercapai. Dengan demikian maka karakter yang dibutuhkan sebagai perwujudan dari karakter disiplin siswa di sekolah adalah siswa yang dapat memapatuhi tata tertib sekolah sebagai perwujudan dari karakter-karakter yang paling dibutuhkan di lingkungan sekolah. Tata tertib sekolah berfungsi untuk dapat mengatur ketertiban siswa atau masyarakat sekitar berdasarkan nilai-nilai yang dianut sekolah dan masyarakat sekitar, yang meliputi: nilai ketaqwaan, kedisiplinan, kebersihan, kesehatan, kerapihan, keamanan dan nilai-nilai yang mendukung kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif guna mencapai mutu pembelajaran yang optimal. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 1, dijelaskan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah itu dan wajib menjungjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Berdasarkan UUD 1945 pasal 27 ayat 1 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap warga negara tanpa ada kecualinya wajib menjungjung hukum dan pemerintahan, aturan-aturan hukum yang telah ditetepkan pemerintah. Begitu juga dengan siswa di sekolah, wajib berperilaku taat hukum baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat sampai kepada ruang lingkup yang lebih luas yaitu negara, karena siswa merupakan bagian dari warga negara Indonesia. Dengan diberikan mata pelajaran yang bermuatan nilai dan moral yang merupakan bagian dari disiplin Pendidikan Kewarganegaraan, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran hukum siswa guna mendungkung proses belajar

4 mengajar yang maksimal. Hal ini berlaku pula untuk sekolah unggulan di Kabupaten Pandeglang, yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia, sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing tinggi dan memiliki mutu dan karakter yang baik, sebagaimana disebutkan dalam filosofi sekolah unggulan yaitu filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin, dan Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Berdasarkan hal tersebut di atas maka untuk dapat menerapkan karakter disiplin yang kuat dalam diri siswa diperlukan peran serta guru karena guru sebagai pengelola kelas (learning manager) guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar yang kondusif sehingan mendapatkan hasil proses kegiatan belajar mengajar yang maksimal, lingkungan sekolah hendaknya harus dapat diataur dan diawasi sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi terarah kepada tujuan pendidikan yang sebenarnya, guru harus mampu berperan sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran agar peserta didik mampu mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta nilai-nilai dan keterampilan melalui kegiatan pembelajaran dan mata pelajaran yang telah ditentukan pada setiap bidang studi. Selain itu bagi guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan membentuk karakter disiplin siswa merupakan tugas utama di sekolah. Hal ini dikarenakan guru Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran

5 dalam memberikan contoh teladan yang baik atau sebagai role model bagi diri siswa dalam berdisiplin seperti disiplin waktu, disiplin berpaikan dan berperilaku disiplin lainnya, hal ini sesuai dengan seperti yang tertera dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), yaitu tentang tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat indonesia agar dapat hidup bersama bangsa-bangsa lainnya. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan penjelasan di atas tentang tujuan Pendidikan Kewarganegaraan diperlukan peran guru Pendidikan Kewarganegaraan, karena guru Pendidikan Kewarganegaraan dituntut untuk dapat mendidik siswa agar memiliki tanggung jawab melaksanakan kewajibannya sebagai cerminan warga negara yang baik. Proses pendidikan dapat berhasil apabila nilai nilai karakter disiplin dilaksanakan. Hal ini memerlukan peran guru sebagai role model bagi diri siswa, ha ini sebagai mana di kemukakan oleh Rusyan (1990;13) bahwa: Tenaga kependidikan sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya sehingga terjadi proses konservasi dan terciptanya nilai-nilai yang baru. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk dapat mewariskan nilai-nilai dan normanorma terhadap siswa melalui proses pendidikan baik di dalam kegiatan belajar

6 mengajar maupun di luar kegiatan belajar mengajar sebagi cerminan perilaku yanga baik terhadap diri siswa, hal ini di maksudakan agar dapat merubah karakter khususnya karakter disiplin siswa ke arah yang lebih baik. bahwa: Hal ini sesuai dengan pendapat Soemantri (1976:35) yang menyatakan Guru Pendidikan Kewarganegaraan harus banyak berusaha agar siswa siswinya mempunyai sikap yang baik, kecerdasan yang tinggi, serta keterampilan yang bermanfaat, oleh karena itu guru Pendidikan Kewarganegaraan dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun moral, sikap, serta memberi dorongan kearah yang lebih baik. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru Pendidikan Kewarganegaraan dituntut untuk dapat mebentuk karakter disiplin siswa, keterampilan yang bermanfaat, selain itu peran guru sebagai contoh atau role model bagi diri siswa harus dapat memberikan kontribusi ke arah yang lebih baik. Karena hal ini merupakan bentuk profesionalisme dari seorang guru. Selain itu peran serta orang tua sangat penting untuk dapat menanamkan karakter disiplin, hal tersebut merupakan langkah yang tepat, karena orang tua memiliki peran penting dalam menerapkan dasar-dasar karakter disiplin, pembentukan kebiasaan yang baik akan tertanam pada diri anak dan akan berkaitan dengan masa depannya kelak. Anak harus dilatih dan dibina serta dibiasakan mematuhi peraturan mulai dari dalam keluarga, masyarakat, sekolah, negara, selain tugas orang tua diperlukan tugas kita selaku pendidik yaitu melaksanakan pembentukan kebiasaan yang berguna bagi pembinaan keperibadian karakter agar dapat membina siswa melaksanakan tata tertib sebagai perwujudan karakter disiplin, melalui anak yang dilatih dan diberikan kesempatan

7 untuk hidup secara teratur dan tertib tanpa adanya suatu paksaan dari luar pribadi dalam kehidupannya. Pembentukan keperipadian karakter ini haruslah dilakukan secara mantap dan berkesinambungan satu sama lain sehingga menghasilkan pembentukan karakter dalam diri siswa. Hasil dari pembentukan karakter, sebagai siswa yang memiliki karakter disiplin di sekolah akan terasa baik oleh guru, siswa serta tenaga pendidikan lainya dalam proses keberhasilan pembelajaran di sekolah. Hal tersebut tidak terlepas dari pembentukan karakter siswa di sekolah yaitu yang memetuhi tata tertib sekolah sebegai implementasi dari aspek hukum, karena apabila aspek hukum atau tata tertib tidak dipatuhi maka akan menyebabkan pelanggaranpelanggaran disiplin yang berakibat pada tidak tercipnya situasi kondisi proses kegiatan belajar mengajar yang tidak maksimal hal ini sebagaimana dikemukakan oleh T. Rusyandy. (1996:15) Pelanggaran disiplin akan berpengarus luas tidak hanya berdampak negatif terhadap kualitas pembelajaran, tetapi juga terhadap perilaku siswa baik sebagai warga sekolah, masyarakat dan warga negara. Berdasarkan penyataan di atas diharapkan melalui pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dalam penyampaiannya harus utuh, bulat dan berkesinambungan sehingga mampu membina siswa menjadi siswa yang memiliki karakter disiplin di sekolah. Tetapi dalam pelaksanaannya masih sering terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan sekolah yang tidak dilaksanakan oleh siswa, seperti terlambat masuk sekolah, membolos, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,

8 tidak mengikuti upacara bendera, keluar kelas saat pergantian jam pelajaran tanpa ijin dan jenis jenis pelanggaran lainnya. Jenis-jenis contoh Pelanggaran seperti disebutkan di atas sering dilakukan oleh para oknum pelajar terjadi karena tidak melaksanakan karakter disiplin, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 12 ayat 2 yang menetapkan bahwa: Setiap peserta didik berkewajiban untuk antara lain menjaga normanorma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mencoba untuk melakukan suatu penelitian yang akan dituangkan dalam tesis dengan judul: KONTRIBUSI PEMBELAJARAN DAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (Study Deskriptif Analitis Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran di SMA Unggulan Pandeglang Banten). B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka diidentifikasi masalah penelitian yaitu bagaimana kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah? Mengingat luas dan kompleksnya penelitian ini. Adapun penelitian ini dibatasi pada kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan

9 terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di SMA unggulan Pandeglang Banten. Berdasarkan masalah penelitian di atas maka peneliti merumuskan rumusan masalah, rumusan masalah dalam melakukan penelitian ini merupakan bagian yang penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Perumusan masalah menurut Suharsimi Arikunto (2002:44) yaitu: Perumusan masalah merupakan langkah dari suatu problematika, subjek penelitian, tujuan, sifat dan merupakan bagian pokok dari kegiatan. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka secara umum yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. Kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah, agar penelitian ini dapat memberikan jawaban yang representativ dan memiliki daya akurat yang tinggi, maka masalah umum tadi kemudian lebih dikhususkan menjadi permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kontribusi proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah? 2. Bagaimana kontribusi guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentuakan karakter disiplin siswa di sekolah? 3. Bagaimana kontribusi proses pembelajaran dan kompetensi guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah?

10 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk menemukan pengetahuan baru yang kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan yang sekaligus merupakan pemecahan terhadap suatu masalah. Sejalan dengan peryataan itu, maka dalam penelitiaan ini penulis merumuskan tujuan penelitian menjadi dua bagian yang hendak dicapai: 1. Tujuan Umum Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui sejauh mana besarnya kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentuakan karakter disiplin siswa di sekolah. 2. Tujuan Khusus Selain tujuan umum yang dijelaskan di atas peneliti mempunyai tujuan khusus yaitu: a. Memperoleh gambaran tentang kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah. b. Mengetahui terdapat atau tidaknya hubungan yang linier antara pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah. c. Mengetahui terdapat atau tidaknya hubungan yang fungsional antara pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah.

11 D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam hal menjelaskan kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah. Kejelasan masalah ini sangat berguna dalam pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah. 2. Secara Praktis Sedangkan secara praktis penelitian diharapkan memberikan kegunaan dalam dua hal berikut: pertama sebagai bahan acuan bagi para siswa sekalian dalam memahami dan melaksanakan karakter disiplin di sekolah. Kedua sebagai bahan masukan bagi para guru Pendidikan Kewarganegaraan. E. Struktur Organisasi Tesis Sebagai pendahuluan, bab I menyajikan latar belakang penelitian yang memberi konteks munculnya masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Dalam bab II menyajikan kajian pustaka yang berisi deskripsi, teori, dan penelitian terdahulu yang relevan mengenai kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentuakan karakter disiplin siswa, kerangka pemikiran dan hipotesis

12 Dalam bab III menyajikan menegenai metode penelitian yang menjelaskan lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode dan pendekatan penelitian, definisi oprasional, istrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Dalam Bab IV menyajikan tentang deskripsi lokasi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan dari masalah peneliti, pertayaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan. Dalam bab V disajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan peneliti. Saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, dan kapada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.

13