BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB I PENDAHULUAN. Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang laki-laki yang

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

I. PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman. dibicarakan di dalam maupun di luar peraturan hukum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama

BAB III ANALISIS. Pada dasarnya hukum islam tidak memberatkan umatnya. Akan tetapi

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT MAZHAB HANAFI DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG WALI NIKAH. A. Analisa Terhadap Mazhab Hanafi Tentang Wali Nikah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERNIKAHAN DENGAN MEMALSUKAN IDENTITAS WALI NIKAH DI KUA KEC. TAYU KAB. PATI

BAB V PENUTUP. hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Makna dari mahar pernikahan yang kadang kala disebut dengan belis oleh

BAB 1V HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kecamatan Sebangau Kuala. pemilihan kepala desa persiapan. Dari tahun dibina oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mura>bah}ah merupakan produk finansial yang berbasis ba i atau jual beli.

BAB I PENDAHULUAN. pertama hijriyah yang dibawah langsung para pedagang dari Timur Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. menuju zaman modern. Ziauddin Sardar menyebut zaman modern merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

pengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal.

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1987 TENTANG WALI HAKIM MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan, sebuah tindakan yang telah disyari atkan oleh Allah SWT

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENCATATAN PERKAWINAN ANAK ANGKAT DI KUA KEC. SAWAHAN KOTA SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

PEMBATALAN PERKAWINAN DAN PENCEGAHANNYA Oleh: Faisal 1

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB IV ANALISIS MASALAH. A. Analisis Fungsi Manifes Terhadap Pengaruh Weton dalam Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

ANALISIS YURIDIS PERANAN WALI NIKAH MENURUT FIQIH ISLAM DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO.

BAB I PENDAHULUAN. nafsu syahwat semata, melainkan memiliki tujuan yang lebih dari itu di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. mempelai perempuan dalam suatu akad nikah. 1. jumlah rukun pernikahan. Namum perbedaan tersebut bukanlah dalam hal

SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. mensyariatkan perkawinan sebagai realisasi kemaslahatan primer, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan adalah suatu perjanjian perikatan antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah Swt dengan jenis yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan atau kafā'ah. Karena dalam pandangan Islam perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

). )زواج 2 Kata na-ka-h}a banyak terdapat dalam Al-Qur an dengan arti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Munakahat (Studi di Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau). Hasil

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian masyarakat Indonesia. Namun demikian, perkawinan di bawah

Tetapi Wali Yang Lebih Berhak Tidak Terhalang. Legal Memorandum

SURAT PERJANJIAN KAWIN ADAT DAYAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA *)

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM MENETAPKAN WALI ADHAL DALAM PERKAWINAN BAGI PARA PIHAK DI PENGADILAN AGAMA KELAS 1A PADANG

RINGKASAN. masalah keperdataan lainnya, diatur sedemikian rupa untuk mencapai tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan adalah akad yang sangat kuat ( mitsaqan ghalidzan) yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan

KAJIAN TERHADAP ALASAN MEMPELAI MEMILIH PENGHULU SEBAGAI WAKIL WALI NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG SKRIPSI.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARISAN KEPADA AHLI WARIS PENGGANTI

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

PENETAPAN Nomor 0004/Pdt.P/2014/PA.Pkc DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan, LN tahun 1974 Nomor 1, TLN no. 3019, Perkawinan ialah ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai Khalifah di muka bumi, diperintahkan untuk berlaku adil sebagimana

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

SIMULASI PELAKSANAAN AKAD NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui walinya, pertunangan sudah sah antara keduanya.

al-za>wa>j atau ahka>m izwa>j. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah SWT yang pada hakikatnya sebagai makhluk

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN WALI BAGI MEMPELAI PEREMPUAN YANG LAHIR KURANG DARI 6 BULAN DI KUA GAJAH MUNGKUR

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang luhur dan sakral, bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah Rasulullah. Sebab di laksanakan atas dasar keikhlasan, tanggungjawab, dan mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam. 1 Dalam Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (KHI) Pasal 19 disebutkan Wali nikah dalam perkawinan merupakan rukun yang harus dipenuhi bagi calon mempelai wanita yang bertindak untuk menikahkannya. Selanjutnya Pasal 20 menyebutkan tentang dua macam wali nikah; pertama, wali nasab yang terdiri dari empat kelompok yaitu laki-laki garis lurus keatas, kerabat laki-laki ayah, anak paman laki-laki dari ayah, dan saudara kandung laki-laki kakek dari ayah serta keturunannya. Kedua, wali hakim, mengenai wewenang wali hakim yang dapat menikahkan hanya dalam beberapa momen-momen tertentu, seperti terjadinya pertentangan di antara para wali, wali nasab tidak ada, baik karena gaib, karena mati atau karena walinya adhal/ enggan dan hilang ingatan (gila). 2 Bahwa tidak ada pernikahan tanpa wali yang merupakan syarat pernikahan, tetapi untuk diketahui seorang wali berhak mewakilkan hak perwaliannya itu kepada orang lain. 3 Meski orang tersebut tidak termasuk dalam daftar para wali, hal itu dilakukan di tengah masyarakat dengan meminta tokoh 1 Ahmad Saebani, Fiqh Munakahat 1, Bandung: Pustaka Setia, 2009, hlm. 14. 2 Lihat Budi Durachman, Himpulan Peraturan Perundangan-undangan Tentang Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Fokusmedia, 2007, hlm. 11-12. 3 Lihat Achmad Usman, Hadits Ahkam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1996, hlm. 162. 1

2 ulama dan penghulu setempat untuk menjadi wakil dari wali yang sah, dan untuk itu harus ada akad penyerahan antara wali dengan orang yang diberi hak untuk mewakilinya dan hal tersebut diatur dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 28 dan 29 dengan syarat adanya surat kuasa dan pernyataan bahwa orang yang diberi kuasa adalah mewakili dirinya. 4 Bidang kuasa wali adalah amat penting dalam perkawinan karena ia menentukan sah atau tidaknya suatu perkawinan. Oleh karena itu, setiap orang tua dan pengantin perempuan sebelum melakukan suatu perkawinan hendaklah melihat dahulu siapa yang berhak menjadi wali mengikut susunan wali. Sekiranya orang tua tidak mengetahui tentang wali maka hendaklah berkonsultasi dengan orang yang mengetahui untuk mendapat penjelasan. 5 Realita yang menarik suatu daerah masyarakat Muslim memperlihatkan fenomena yang berbeda, jabatan wali yang cukup pentingnya tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal terutama di saat proses akad nikah. Di beberapa desa di Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau, banyaknya praktik yang memperlihatkan hal ini, dimana wali lebih menyerahkan kepada penghulu untuk mewakilkan dirinya dalam proses akad tersebut. Padahal orang tua dari anak yang ingin menikah itu mampu dari segi pengetahuan agama, psikologis untuk bertindak menjadi wali, tetapi hal tersebut sudah menjadi kebiasaan hampir seluruh masyarakat, yang susah dihilangkan. Menurut syari at Islam sebenarnya 4 Lihat Umiur Nuruddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 74. 5 Lihat Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, Jakarta: Prenada Media, 2006, hlm. 61.

3 yang lebih baik atau afdol menjadi seorang wali dalam pernikahan itu wali nasab yang ada dari pada wali hakim (penghulu atau pembantu penghulu). Berdasarkan dari paparan di atas penulis terinspirasi untuk mengangkat ke dalam sebuah penelitian dengan judul PRAKTIK PELIMPAHAN WALI NIKAH KEPADA PENGHULU DITINJAU DARI PERSPEKTIF FIKIH MUNAKAHAT (Studi di Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis membuat rumusan permasalahan sebagai berikut: 1. Apa latar belakang orang tua mempelai melakukan pelimpahan perwalian kepada penghulu dalam akad nikah? 2. Bagaimana pelaksanaan pelimpahan perwalian akad nikah di Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau tersebut? 3. Bagaimana tinjauan fikih munakahat terhadap pelimpahan wali dalam akad nikah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penulisan dalam penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan latar belakang orang tua mempelai melakukan pelimpahan perwalian kepada penghulu dalam akad nikah. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan pelaksanaan pelimpahan perwalian akad nikah di Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau tersebut.

4 3. Untuk mengetahui dan menjelaskan tinjauan fikih munakahat terhadap pelimpahan wali dalam akad nikah. D. Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini secara teoritis dan praktis penelitian ini mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1. Menambah wawasan pengetahuan Peneliti dalam bidang fikih, khususnya pelimpahan wali dalam akad pernikahan. 2. Sebagai masukan kepada para wali nikah dan pihak-pihak yang akan melakukan pernikahan, sehingga diharapkan di dalam pelaksanaan pernikahan tidak terjadi kesalahpahaman tentang posisi dan kedudukan wali nikah. 3. Dalam kepentingan ilmiah, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna bagi masyarakat pada umumnya dan pengetahuan di bidang hukum Islam. 4. Sebagai literatur sekaligus sumbangan pemikiran dalam memperkaya khazanah di bidang syari ah bagi perpustakan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya. E. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan merupakan rangkaian urutan dari beberapa uraian suatu sistem pembahasan dalam suatu karangan ilmiah dan kaitannya dengan skripsi ini. Adapun susunan dari pembahasan penulisan penelitian ini terdapat enam bab, dengan urutan penyajian sebagai berikut: 1. Bab I, berisi pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah,

5 tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan sebagai gambaran awal dari penelitian keseluruhannya. 2. Bab II, berisi kajian pustaka meliputi: penelitian terdahulu, deskripsi teoritis, kerangka pikir, dan pertanyaan penelitian, sebagai acuan dasar teoritik untuk menganalisis data yang ada. 3. Bab III, berisi metode penelitian yang meliputi: waktu dan lokasi penelitian, jenis penelitian, pendekatan, sumber data, teknik pengumpulan data, pengabsahan data, dan metode analisis data. 4. Bab IV, berisi hasil penelitian atau pemaparan data meliputi: gambaran umum Kecamatan Sebangau Kuala, langkah observasi penelitian, wawancara bersama wali nasab dan penghulu di Kecamatan Sebangau Kuala. 5. Bab V, berisi analisis dan pembahasan meliputi: latar belakang orang tua mempelai melakukan pelimpahan perwalian kepada penghulu dalam akad nikah, pelaksanaan pelimpahan perwalian akad nikah di Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau, dan tinjauan fikih munakahat terhadap pelimpahan wali dalam akad nikah. 6. Bab VI, berisi Penutup yang meliputi: kesimpulan dan saran.