PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI BANGUN RUANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI BANGUN RUANG

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

PENGGUNAAN MEDIA MISTAR GESER DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENGGUNAAN MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN SISWA KELAS II Oleh:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DIAM DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD NEGERI 2 JOGOPATEN TAHUN AJARAN

Kata kunci: Index Card Match, kartu gambar, Bahasa Inggris

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PENINGKATAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KASEGERAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRACAK

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN METODE BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA FLIP CHART DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

Keywords: RME, paper folding media, fraction

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI KELAS IV SD

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

Keyword: think talk write, event picturer as visual media, poetry-writing skill

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2, 3 Dosen PGSD FKIP UNS

Nur Khasananah 1, Triyono 2, Joharman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Keywords: guided inquiry, science

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

IG.A.K. Wardani (2009: 10.7), yang menyatakan bahwa: Pemerintah telah berupaya keras meningkatkan profesionalitas

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA REALIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 BANJURPASAR TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Key Word: creative-productive, buzz group, increasing, mathematic

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

Keywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS IIIA SDI ULIL ALBAB KEBUMEN

PENGGUNAAN MEDIA VCD PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 4 BUMIREJO TAHUN 2013/2014

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN TANJUNGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW)

warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS merupakan

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DENGAN MEDIA FLANELGRAF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN BANYUURIP TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

Keyword:Question and answer, word card

Keywords: Make A Match model, Graphic Media, civic education learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU

MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 5 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD N 3 GUNUNGMUJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS IV SD NEGERI MAGERSARI 2 MAGELANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

Kata kunci: cooperative script, peningkatan, IPS

PENERAPANMODEL KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI BANGUN RUANG Yoyok Febri Anggoro 1, Solawati 2, Triyono 3, Ngatman 4 Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jl. Kepodang 67A Telp. (0287)381169 Kebumen yoyok_febri@yahoo.com Abstract : The Using Three Dimensional Media in Improving Mathematic Result of Fourth Grade Student. The purposes of this research are improving the result of teaching learning activity in Mathematic lesson for fourth grade level of elementary school in 2011/2012 academic year. This research is a classroom action research method was implemented in three cycles and each cycle consisting of four stages, namely the planning stage, the action stage, the stage of observation and reflection phase. Data sources are from teachers and students. The results showed that the use of three-dimensional media can improve student learning result in mathematics learning. It can be seen with increasing student learning result in each cycle. Abstrak : Penggunaan Media Tiga Dimensi Dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar pada pelajaran matematika siswa kelas IV SD tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan metode siklus yang dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika dari siklus I sampai III Kata kunci: media tiga dimensi, hasil belajar, bangun ruang Pendahuluan Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan proses pendidikan yang bersifat formal. Semua kegiatan yang terjadi di sekolah diarahkan dan direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu menghasilkan perubahan-perubahan sikap yang positif pada siswa. Sampai sejauh mana tujuan sekolah tersebut dapat tercapai melalui proses pembelajaran dapat diketahui dari hasil evaluasi. Pembelajaran matematika di sekolah dasar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk dapat terlaksananya pembelajaran matematika dengan baik pada jenjang pendidikan SD diperlukan guru yang terampil merancang dan mengelola proses pembelajaran, agar dapat mengajarkan matematika dengan baik. Mengajarkan matematika mengandung makna aktivitas guru mengatur kelas dengan sebaik- baiknya dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga siswa dapat belajar matematika dengan baik. Rendahnya hasil belajar ini lebih terlihat khususnya dalam pokok bahasan yang bersifat abstrak sehingga memerlukan penggunaan media visual atau alat peraga. Melalui penggunaan alat peraga diharapkan peserta didik akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Beberapa orang beranggapan bahwa salah satu mata pelajaran yang menjadi tolok ukur kepandaian dan kecerdasan anak dalam belajar adalah mata pelajaran Matematika. Mereka beranggapan bahwa

mata pelajaran yang paling berkualitas, dan paling tinggi kedudukannya dibanding dengan mata pelajaran lain adalah mata pelajaran Matematika. Ironisnya mata pelajaran Matematika sering menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti dan dihindari oleh sebagian siswa Sekolah Dasar karena dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit, menakutkan dan membosankan bagi siswa. Untuk itu, perlu dilakukan pembenahan supaya Matematika menjadi mudah dan menyenangkan. Masih rendahnya nilai siswa mencerminkan kurang berhasilnya guru dalam menyampaikan pelajaran. Hal ini dapat disebabkan karena kemampuan guru pada mata pelajaran Matematika kurang, alokasi waktu yang disediakan tidak cukup, metode maupun teknik mengajar yang digunakan tidak sesuai, media yang digunakan kurang memadai, dan sebagainya. Dalam memahami konsep- konsep matematika, siswa sekolah dasar memerlukan visualisasi atau perantara yang disebut media. Media dapat berupa alat peraga, baik dalam bentuk 2 dimensi maupun tiga dimensi. Tanpa menggunakan alat peraga mereka akan mengalami kesulitan, karena tahap perkembangan intelektual mereka baru pada tahap operasional konkret. Penggunaan benda- benda konkret/ tiga dimensi dalam kegiatan pembelajaran juga sangat diperlukan sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi pelajaran. Namun pada kenyataannya, dalam pembelajaran matematika masih mendesain siswa untuk menghafal dari pada menanamkan konsep. Sehingga sering kali terjadi miskonsepsi dikalangan siswa. Padahal pembelajaran di tingkat sekolah dasar, penguasaan konsep sangatlah penting. Dikarenakan jika dari dini sudah salah dalam menanamkan konsep atau terjadi miskonsepsi, maka konsep yang salah itu akan di tanamkan siswa hingga ia dewasa. Ini akan berakibat fatal. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika diharapkan guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan dengan cermat menanamkan konsep dalam pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih alat peraga pembelajaran yang dapat memberi kesempatan seluas luasnya kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan peserta didik tanpa meninggalkan konsep. Dalam pengenalan bangun ruang, selama ini guru sering kali langsung memberi informasi pada siswa tentang ciri-ciri bangun ruang tersebut. Sebenarnya hal ini menunjukkan kekurangpahaman guru dalam penyampaian topik bangun ruang melalui metode pembelajaran matematika yang benar. Dalam banyak kasus guru hanya menggambar bangun ruang tersebut di papan tulis, atau cukup hanya dengan menunjukkan gambar yang ada dalam buku sumber yang digunakan siswa. Bahkan walaupun menggunakan alat peraga, siswa hanya melihat saja bangun ruang yang ditunjukkan guru tersebut. Namun pada kenyataannya dari hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung di kelas IV ditemukan permasalahan pada pembelajaran bangun ruang, khususnya memahami sifat- sifat bangun ruang. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru dan guru dalam menjelaskan materi tanpa menggunakan bendabenda yang bersifat nyata/ tiga dimensi, hanya menggunakan gambar- gambar sederhana saja. Berdasarkan fase perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget (dalam Darmiyati Zuhdi dan Budiasih, 2001: 7) bahwa usia 7-11 tahun anak berada pada periode operasional konkret yaitu anak dapat berpikir logis terhadap bendabenda konkret. Anak aktif bergerak dan mempunyai perhatian yang besar pada lingkungannya. Pada usia ini, rasa ingin tahu (curiocity) berkembang sangat pesat. Anak selalu ingin mengetahui segala sesuatu yang dijumpainya dan apa yang terjadi disekitarnya. Anak pada usia ini sangat erat keberadaanya dengan permainan. Russel (dalam Hamzah, 2007: 129) mendefinisikan bahwa matematika sebagai suatu studi yang dimulai dari pengkajian bagian- bagian yang sangat dikenal menuju arah yang tidak dikenal. Arah yang dikenal

tersusun baik (konstruktif) secara bertahap menuju arah yang rumit (kompleks), dari bilangan bulat ke bilangan pecah, bilangan real ke bilangan kompleks, dari penjumlahan dan perkalian ke diferensial dan integral, dan menuju matematika yang lebih tinggi. Media pembelajaran bangun ruang merupakan sebuah media yang dirancang untuk membantu menangani kesulitan dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam mempelajari materi bangun ruang untuk sekolah dasar. Dengan media pembelajaran bangun ruang ini dapat diperoleh suatu media alternatif sebagai sumber belajar bagi peserta didik, khususnya dalam mempelajari materi bangun ruang (Ismadi, 2009). Wahyudin (2007) menyatakan bahwa bangun ruang adalah suatu bangun yang bagian- bagiannya tidak berada dalam satu bidang. Bangun ruang ada yang bentuknya teratur dan ada yang tidak teratur. Bangun ruang yang bentuknya teratur pada umumnya sudah memiliki nama, misalnya kubus, balok, tabung, bola, limas, prisma, kerucut. Langkah- langkah penggunaan media tiga dimensi bangun ruang: a) Mengidentifikasi segala kebutuhan yang akan digunakan sebagai contoh dalam pembelajaran bangun ruang b) Merumuskan tujuan pembelajaran dalam bentuk TIU (Tujuan instuksional Umum) dan menerapkannya dalam pembelajaran menggunakan contoh yang telah disediakan c) Merumuskan butir- butir materi tentang bangun ruang serta mencontohkan macam- macam bangun ruang d) Menjelaskan materi dengan disertai langkah- langkah mengkonstruksi bangun ruang e) Mempraktekkan cara mengkonstruksi bangun ruang f) Merangkai jaring- jaring bangun ruang sehingga menjadi bentuk sempurna g) Menjelaskan sifat- sifat bangun ruang h) Memberikan tugas kelompok i) Memberikan feed back j) Evaluasi Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima ( Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001 dalam Daryanto, 2010: 4). Media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos dalam Daryanto, 2010: 5). Penggunaan media pengajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan- kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul saat penggunaannya dalam proses pembelajaran. Media tiga dimensi adalah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya (Daryanto, 2010: 29). Metode Penelitian Pada dasarnya prinsip pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas tidak jauh berbeda dengan prinsip pengumpulan data pada jenis penelitian yang lain. Data yang diambil berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil evaluasi belajar Matematika. Data kualitatif berupa tentang keefektifan pembelajaran di kelas ketika guru mengajar matematika dengan menggunakan media tiga dimensi Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam kawasan kelas sehingga disebut penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari- hari di kelas (Kasihani Kasbolah, 2001)

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem spiral refleksi diri yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1990: 11) yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Penelitian ini dimulai dari bulan Desember 2011. Peneliti mengawali dengan pengajuan judul tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Sumber data yang digunakan peneliti pada penelitian ini yaitu dari siswa dan teman sejawat. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, catatan lapangan, wawancara dan tes hasil belajar. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif, meliputi tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data, yaitu (1) reduksi data, (2) display/ penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/ verifikasi. Validitas data diperlukan untuk memperoleh data hasil penelitian yang akurat. Untuk itu peneliti menggunakan berbagai instrumen penelitian yang akan dikonfirmasikan dengan pihak terkait seperti; kepala sekolah, guru atau teman sejawat, serta siswa. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu mengambil data dari tiga narasumber. Variabel peningkatan proses dan hasil belajar divalidasi menggunakan instrumen observasi dan wawancara yang diberikan kepada observer dan siswa serta instrumen tes hasil belajar untuk siswa. Indikator kinerja merupakan uraian tentang petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda yang diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan dalam melakukan tindakan. Tahapan kegiatan dalam penelitian ini menggunkan model Kemmis dan Mc Taggart (1990) yang meliputi 4 tahap, yaitu (1) perencanaan/plan, (2) tindakan/action, (3) pengamatan/ observe, dan (4) refleksi/reflection. Tahapan ini dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan (spiral) sehingga ditemukan hasil yang optimal. Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Perbandingan hasil tindakan tiap siklus Uraian Siklus I Siklus II Siklus III Nilai 80 88 90 tertinggi Nilai 53 60 71 terendah Rata- rata 67,72 73,61 76,67 Tuntas/ KKM 9 13 18 Belum tuntas/ 9 5 0 KKM Persentase tuntas 50% 72,22% 100% Persentase 50% 27,77% 0% belum tuntas Berdasarkan hasil analisis data di atas pembelajaran menggunakan media tiga dimensi berupa model bangun ruang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dengan peningkatan nilai rata- rata hasil belajar pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I nilai rataratanya 67,72, siklus II 73,61 dan siklus III 76,67. Begitupun juga dengan ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 100% dengan rata- rata nilai hasil belajar mereka pada siklus III yaitu 76, 67. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa, maka peneliti mengakhiri penelitian karena penelitian sudah mencapai hasil yang diharapkan oleh peneliti yaitu perolehan nilai siswa 70 yang merupakan batas KKM dengan persentase ketuntasan 100%. Menurut Cepi Riyana dan Rudi Susilana (2009: 62) alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran karena didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah sistem yang di dalamnya

terdapat suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang bertujuan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Kemp dan Dayton dalam Cepi Riyana dan Rudi Susilana (2009: 9) tujuan penggunaan suatu media yaitu untuk membantu guru dalam menyampaikan pesan- pesan secara mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan- pesan tersebut secara tepat dan akurat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar yang terjadi pada setiap siklus, yang menunjukkan bahwa penggunaan media tiga dimensi model bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika materi bangun ruang pada siswa kelas IV. Simpulan Dan Saran Penggunaan media tiga dimensi model bangun ruang pada pembelajaran Matematika yang dilaksanakan sesuai dengan langkah- langkah yang ditetapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai hasil belajar siswa dengan kreteria ketuntasan minimal 7 dengan persentase ketuntasan siswa 100%. Penggunaan model, media dan metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Daftar Pustaka Hamzah. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara Ismadi, J. (2006). Ensiklopedi Matematika Untuk Anak. Jakarta: CV Ricardo Wahyudin. (2007). Matematika Bangun Ruang. Bandung: Epsilon Grup Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media Kasbolah, K. (2001). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang Riyana, C & Susilana, R. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sudjana, N & Ibrahim (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo Padmono,H.Y. (1999). Penelitian Tindakan Kelas I. Surakarta: UNS Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada