BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Pusat Statistik, Penduduk buta aksara usia tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai. sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

P. S., 2016 PEMANFAATAN HASIL BELAJAR PADA PELATIHAN KETERAMPILAN MEKANIK OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaharani Saraswati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia yang dapat diandalkan sebagai pencetak

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan.

KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

VI. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL. Pelaksanaan Kegiatan Keaksaraan Fungsional merupakan Gambaran

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di bidang bisnis jasa pendidikan. Lembaga non formal

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I JAYAGIRI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fajar Nugroho Muttaqin, 2016

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. 1.1 Latar Belakang Organisasi Dharma Wanita Persatuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kesetaraan Gender Strategi Jitu dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia

1 Elma Yutiani Hasanah, 2016 HUBUNGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICE DENGAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, t.t), hlm. 12.

BAB I PENDAHULUAN. pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3), yang menjelaskan bahwa pendidikan

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan. pembangunan nasional, karena pada hakekatnya pendidikan bukan hanya

2015 PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 98 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mengakibatkan semua negara mempersiapkan diri dalam persaingan global.indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan melaksanakan pembangunan dibeberapa bidang untuk ikut serta mempersiapkan diri menghadapi pasar global dunia.pembangunan yang dilakukan harus didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, potensial, dan produktif.sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembangunan, dimana manusia sebagai sasaran dan pelaksana pembangunan.tujuan pembangunan dapat tercapai dengan baik harus didukung oleh SDM yang berkualitas. Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan.pada dasarnya melalui pendidikan dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.selain itu pendidikan merupakan hak setiap warga negara dalam rangka memenuh kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kualitas hidupnya. Seperti yang tercantum dalam Batang tubuh UUD 1945 Pasal 33 Ayat (1) mengamanatkan bahwa setiap warganegara berhak mendapat pendidikan, dan Pasal 28 B Ayat (1) mengamanatkanbahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik seara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.terdapat tiga jalur pendidikan, yaitu pendidikan

2 formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal.sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan tentang penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk formal (persekolahan) dan nonformal yang berlangsung diluar sistem sekolah, dan bahkan ada yang berlangsung didalam rumah tangga, sehingga dijadikan sebagai suatu landasan hukum penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.Pada umumnya pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan di luar sistem persekolahan dan diarahkan agar dapat berperan sebagai pengganti, penambah, dan / atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.kegiatan pendidikan nonformal diharapkan dapat berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan non formal akan terus ditumbuh kembangkan dalam rangka mewujudkan pendidikan berbasis masyarakat, dan pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kelangsungan pendidikan non formal sebagai upaya untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Saat ini indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada pada peringkat ke 121 dari 187 negara.berada jauh di bawah negara-negara tetangga seperti negara Singapura (peringkat 18), Malaysia (peringkat 64), Thailand (peringkat 103) dan Filipina (peringkat 114). Demikian pula jika kita melihat struktur angkatan kerja Indonesia sebanyak 55,3 juta (46,8 %) lulusan Sekolah Dasar (SD). (http://nasional.sindonews.com/read/870546/15/kualitas-sdm-rendahindonesia-perlu-revolusi-mental-1401963993:17/03/2015:14.00wib). Melihat IPM Indonesia berada pada peringkat jauh berbeda dengan negara tetangga lain membuktikan bahwa kualitas Sumber Daya Manuasia (SDM) sangat rendah. Hal tersebut dipicu oleh tingkat pendidikan yang rendah, dan pendidikan belum menjangkau keseluruh wilayah Indonesia.Menyebabkan meningkatnya angka pengangguran secara signifikan.pendidikan merupakan jawaban dari permasalahan tersebut.dimana pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan

3 kualitas manusia dan berperan dalam pemberdayaan masyarakat agar dapat berinovasi dan mempunyai bekal untuk bertahan hidup. Chambers (dalam Kartasasmita, 1996, hlm. 142) menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial yakni bersifat people-centered, participatory, empowering and sustainable.sumodingrat (1996, hlm. 185) menyatakan memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat bermaksud untuk mengembangkan kemampuan masyarakat memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya dalam masyarakat, atau menjadi masayarakat yang berdaya. Pemberdayaan sangat identik dengan pendidikan dan merupakan hakekat pendidikan itu sendiri, karena apa yang disebut dengan pendidikan termasuk pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal adalah usaha memberdayakan manusia, memampukan manusia, mengembangkan talenta-talenta yang ada pada diri manusia agar dengan kemampuan/potensi dikembangkan melalui pendidikan/pembelajaran. yang dimilikinya dapat Proses pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal, sesungguhnya merupakan sebuah upaya yang memungkinkan masyarakat dengan segala keberadaanya dapat memberdayakan dirinya. Program Pendidikan Nonformal menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 ayat 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik Model pengembangan pendidikan nonformaltidak berjalan sendiri-sendiri karena hasil yang didapatkan kurang optimal, sehingga pemerintah mengembangkan model pendidikan yang mengintegrasikan beberapa program seperti pendidikan keaksaraan fungsional yang diintegrasikan dengan life skill

4 atau yang disebut dengan Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri KUM). Menurut Juknis KUM ( 2015, hlm. 4) Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri adalah kegiatan peningkatan kemampuan keberaksaraan melalui pembelajaran keterampilan usaha yang dapat meningkatkan produktivitas perorangan maupun kelompok secara mandiri bagi peserta didik yang telah mengikuti dan/atau mencapai kompetensi keaksaraan dasar. Program pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri(KUM) dapat diselenggarakan oleh berbagai lembaga penyelenggara seperti : Kelompok Belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Lembaga Kursus, dan Pelatihan (LKP), Majelis Taklim, Sekolah, Perguruan Tinggi, Organisasi Keagamaan, Tim Penggerak PKK, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang sudah menjadi satuan pendidikan nonformal, Rumah Pintar, dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan. Salah satu lembaga yang menyelenggarakan KUM adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah Sanggar Kegiatan Belajar (UPTD SKB) Kabupaten Garut. UPTD SKB merupakan lembaga yang mengembangkan percontohan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan sebagai acuan satuan/program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PAUDNI) dalam menyelenggarakan pembelajaran yang terstandar. Sebagai lembaga percontohan UPTD SKB Kabupaten Garut, banyak mengembangkan program-program dalam memberdayakan masyarakat. Sejak tahun 2013 UPTD SKB Kabupaten Garut mengembangkan dan melaksanakan model pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri berbasis microfinance. Pendidikan KUM berbasis microfinance merupakan jenis layanan pendidikan nonformal yang didalamnya mengelaborasikan proses pembelajaran keaksaraan dan proses ekonomi peserta didiknya, untuk menumbuhkan ekonomi kecil dengan tujuan untuk dapat menciptakan masyarakat mandiri sehingga mampu meningkatkan mutu dan taraf hidupnya. Tujuan utama program pendidikan keaksaraan berbasis microfinance adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi warga masyarakat buta aksara dibidang

5 pendidikan dan usaha. (Juknis Bantuan Kelompok Percontohan Pembelajaran PAUDNI Pada UPTD SKB, 2014, hlm. 12). Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan belajar yang telah dilakukan oleh UPTD SKB Kabupaten Garut, diperoleh data dari pemerintahan setempat bahwa jumlah penduduk Kab.Garut sebanyak 3.400.542 orang, yang terdiri atas laki-laki 1.632.426 dan perempuan 1.768.116. Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa jumlah penduduk Garut 92% (1.360.216) sudah mengikuti pendidikan sekolah dasar, laki-laki 672.320 orang dan perempuan 687.896 orang. Sementara jumlah penduduk buta huruf sebanyak 108.817 orang, laki-laki 53.325 orang dan perempuan 55.492 orang.melihat jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan jumlah buta huruf, diketahui jumlah perempuan mendapat priortas yang lebih diberi pelayanan pendidikan terutama pendidikan masyarakat. Salah satunya adalah program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) yangdilaksanakan pada bulan Oktober, November dan Desember 2014. Dalam waktu tiga bulan tersebut peserta mengikuti pelatihan dan kegiatan pendampingan atau kegiatan pembelajaran yang berkelanjutan.kegiaan Pelatihan yang diselenggarakan adalah keterampilan tata boga, dimana tujuan utamanya adalah memelihara keterampilan aksara peserta didik melalui kegiatan pengembangan pelatihan tata boga. Menurut Mangkunegara (2009, hlm. 50) pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas tertentu. Kegiatan pelatihan dalam pelaksanaan pendidikan KUM merupakan cara dalam mengimplementasikan program KUM. Pelaksanaan pendidikan KUM berbasis microfinance pada tahun 2014 dilaksanakan di dua tempat yang ada disekitar wilayah UPTD yaitu di kecamatan Cisurupan dan Kecamatan Banyuresmi.Pelaksanaan Pendidikan Keaksaraan telah berjalan, namun pendidikan keaksaraan yang diintegrasikan dengan life skill atau wirausaha pelaksanaannya baru 2 tahun.program KUM yang telah dilaksanakan adalah KUM Bidang Pembuatan Crispy Baby fish, Bidang Pembuatan Olahan Kere Ikan dan Bidang Olahan Makanan Tradisional.

6 Program KUM berbasis microfinance bidang olahan ikan kere diselenggarakan di Desa Sukamukti Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Berdasarkan hasil identifikasi diketahui bahwa jumlah warga buta aksara relatif lebih banyak dibandingkan dengan wilayah lain, hal tersebut dikarenakan warga bermata pencaharian sebagai petani dan peternak ikan. Sehingga tingkat pendidikan masih sangat rendah.kemudian potensi yang mendukung bahwa sebagaian masyarakat bermata pencaharian sebagai peternak ikan nila.hal tersebut menunjukan bahwa program KUM bidang pembuatan olahan ikan kere sangat baik untuk dikembangkan dalam rangka membantu menigkatkan kesejahteraan keluarga melalui wirausaha. Menurut Pekerti (dalam Wijaya, 2007, hlm. 119) wirausaha adalah individu yang mendirikan, mengelola, mengembangkan dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan individu yang dapat menciptakan pekerjaan bagi orang lain dengan berswadaya. Berwirausaha berarti mengembangkan sikap dan latihan berusaha secara mandiri, hal tersebutlah yang ingin dikembangkan oleh UPTD SKB Kabupaten Garut dalam penyelenggaraan model pembelajaran KUM berbasis microfinance, tujuan utamanya adalah meningkatkan kebredayaan penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas melalui materi pembelajaran pembuatan kere ikan agar berdaya. Selain itu, materi yang diberikan mengenai mengungkapkan keinginan berusaha berdasarkan minat dan potensi yang dimiliki, mempraktikkan sebuah keterampilan yang berpeluang menjadi bidang usaha sesuai minat dan potensi yang dimiliki dan mengidentifikasi sumberdaya alam dan manusia di lingkungannya sesuai dengan bidang usaha yang dipilih. Fakta dilapangan ditemukan bahwa pelaksanaan KUM yang ada saat ini belum berjalan sesuai dengan tujuan.karena pada sebagian pelaksanaan KUM sebelumnya di UPTD SKB Kabupaten Garut dampaknya hanya mendapatkan pengetahuan keterampilan berwirausaha saja, kebanyakan setelah program berlangsung tidak ada tindak lanjut untuk mengembangkan usaha atau memulai untuk berwirausaha.berbeda dengan pembelajaran KUM yang diterapkan

7 sekarang yaitu berbasis microfinance, program kewirausahaannya terus berjalan meskipun usaha dalam lingkup yang kecil.hal tersebut dikarenakan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri (SK-KUM) dengan mendorong untuk berwirausaha sebagai matapencaharian. Temuan empiris selanjutnya, penulis dapatkan adalah kelompok KUM pembuatan ikan kere saat ini masih produksi dan memasarkan produknya, berbeda dengan kelompok KUM yang lain, seperti kelompok KUM olahan Crispy baby fish dan kelompok KUM olahan makanan tradisional, mereka sudah tidak produksi dikarenakan berbagai alasan. Pada kelompok KUM bidang olahan ikan kere terdapat permasalah, salah satu contohnya adalah kehadiran peserta kurang optimal, karena partisipasi peserta dalam pembelajaran yang sifatnya praktis/praktek lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan pembelajaran yang sifatnya konseptual/teoritis. Hal tersebut menjadi tantangan sendiri bagi lembaga untuk melaksanakan dan mengembangkan program KUM. Program KUM yang dilaksanakan melalui pelatihan, diharapkan mampu mengembangkan minat dan potensi yang ada.peserta pelatihan olahan ikan kere sebanyak 10 orang dengan rata-rata usia 27-51 tahun. Demi tercapainya tujuan program KUM, peserta mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tidak hanya bagaimana cara membuat kere ikan tetapi juga diberikan pelatihan bagaimana cara memasarkan dan menjual produknya sehingga dapat menumbuhkan minat usaha dalam lingkup kecil maupun besar. Berdasarkan beberapa temuan diatas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana suatu lembaga melaksanakan program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) berbasis microfinance yang diselenggarakan oleh UPTD SKB Kabupaten Garut. Hal tersebut dilakukan untuk melihat bagaimana pengelolaan pembelajaran KUM berbasis microfinance dalam bidang olahan ikan kere dapat memberikan dampak atau pengaruh yang positif bagi aksarawan /peserta dalam berwirausaha. Serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong dan menghambat implementasi program KUM berbasis

8 microfinance.sehingga penulis mengangkat judul penelitian Implementasi Program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Berbasis Microfinance Melalui Pelatihan Olahan Ikan Kere Untuk Menumbuhkan Minat Usaha di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Garut. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di lembaga Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Garut, temuan dilapangan adalah sebagai berikut: 1. Sebagian besar masyarakat di Desa Sukamukti Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut bermata pencaharian sebagai petani dan peternak ikan. Membuat kondisi ekonomi masyarakat masih rendah, sehingga jumlah angka buta aksara masih banyak karena pendidikan tidak menjadi prioritas utama. 2. Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) pada tahun 2012 pelaksanaannya tidak berjalan dengan baik dibandingkan dengan pelaksanaan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) berbasis microfinance yang dilaksanakan dari tahun 2013 yang programnya dapat berjalan terus. Hal tersebut dikarenakan UPTD SKB Kabupaten Garut terus mengadakan pengawasan dari mulai perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan tindak lanjut program dengan mendampingi secara langsung peserta KUM sampai dengan berdirinya usaha kecil. Sepertihalnya kelompok KUM Olahan Ikan Kere yang masih terus berproduksi sampai saat ini. 3. Program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) dilaksanakan melalui pelatihan, yaitu pelatihan olahan makanan tradisional dan olahan baby fish crispy dan pelatihan olahan ikan kere. Peserta pelatihan adalah peserta yang telah mengikuti keaksaraan dasar. Peserta didominasi oleh perempuan dengan masing-masing kelompok sebanyak 10 orang. Rata-rata usiapeserta 27-51 tahun, merupakan peserta yang telah mengikuti program keaksaraan dasar. 4. Presentase kehadiran peserta kelompok KUM Pelatihan olahan ikan kere kurang optimal karena partisipasi peserta dalam pembelajaran yang sifatnya praktis/praktek mencapai 90% dibandingkan dengan pembelajaran yang

9 sifatnya konseptual/teoritis jumlahnya hanya 70%.dari jumlah keseluruhan peserta didik. 5. Materi pelatihan lebih kepada peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah, memproduksi, memasarkan dan mengadministrasikan olahan ikan kere dan menumbuhkan minat usaha 6. Tujuan pelatihan adalah terlaksananya program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) berbasis microfinance yang baik dan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam menumbuhkan minat usaha 7. Peserta pelatihan nantinya dituntut untuk membuat usaha dan mengembangkan usaha yang dirintisnya dengan modal yang diberikan oleh lembaga UPTD SKB Kabupaten Garut. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis merumuskan permasalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) berbasis Microfinance? 2. Bagaimana pelaksanaan pelatihan olahan ikan kere dalam program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) berbasis microfinance? 3. Bagaimana hasil pelatihan olahan ikan kere dalam menumbuhkan minat usaha? D. Tujuan Penelitian Dengan mengacu pada rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Mengetahui program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Berbasis Microfinance. 2. Mengetahui pelaksanaan pelatihan olahan ikan kere dalam program Keaksaraan Usaha Mandiri berbasismicrofinance. 3. Mengetahui hasil pelatihan olahan ikan kere dalam menumbuhkan minat usaha. E. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

10 Adapun manfaat penelitian ini baik secara teoritis dan praktis khusunya untuk peneliti adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan gambaran mengenai faktor-faktor yang mendukung implementasi program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) dalam bidang yang lainnya dari strategi, pelaksanaan dan hasilnya. Serta memberikan konstribusi dalam keilmuan pendidikan kemasyarakatan khususnya mengenai penyelenggraan pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM). 2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian inidiharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan pengembangan dalam pendidikan kemasyarakatan khususnya pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM). b. Bagi UPTD SKB Kabupaten Garut Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan kepada UPTD SKB Kabupaten Garut sebagai penyelenggara percontohan pembelajaran PAUDNI agar dapat mengembangkan penyelenggaraan pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) lebih baik lagi. c. Bagi Peserta Didik Diaharapkan penelitian ini memberikan kontribusi dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berwirausaha dengan baik. d. Bagi Dunia Pendidikan Pada Umumnya Hasil penelitian ini dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut terhadap aspek yang sama dan kajian yang sama F. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan gambaran garis besar dan menjelaskan isi skripsi yang merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah UPI (2014, hlm. 16-38) sehingga dapat menggambarkan hubungan antara satu bab dengan bab yang lainnya.

11 BAB I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat/ signifikansi penilitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II : Kajian Pustaka Bab ini akan menyajikan teori yang relevan dengan judul dan permasalahan. BAB III : Metode Penelitian Bab ini akan membahas penjabaran mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini memuat data yang diperoleh dari lapangan dan hasil penelitian disertai analisis. BAB V : Simpulan dan Saran Pada bab ini akan diberikan kesimpulan mengenai kondisi di lapangan berdasarkan uraian pada bab sebelumnya. Penulis juga akan memberikan saran dan keterbatasan pelaksanaan kegiatan