A. Desentralisasi Memengaruhi Profesionalisme Guru

dokumen-dokumen yang mirip
Kurikulum 1975 disusun sebagai pengganti kurikulum 1968, dimana perubahan yang dilakukan menggunakan pendekatan berikut.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH. Farida Nurhasanah Surakarta 2012

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum pun akan terganggu pula.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

Sistem Pendidikan Nasional

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

KURIKULUM. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

DASAR - DASAR KURIKULUM. A. Pengertian Kurikulum secara Etimologis

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia karena mendapatkan pendidikan, Tanpa pendidikan Manusia. mulia dengan pendidikan termasuk di Negara Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KETERAMPILAN MEMBUAT SPAKBOR KAWASAKI KLX 150 MENGGUNAKAN FIBERGLASS DI SMALB-B

BAB I PENDAHULUAN. muda menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan. produktif. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Desentralisasi Memengaruhi Profesionalisme Guru Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam kehidupan dewasa ini, di era pasar bebas kita dihadapkan pada perusahaan-perusahaan tidak menentu yang mengakibatkan hubungan tidak lancar antara pendidikan dengan lapangan kerja atau one to one relationship. Karena apa yang terjadi dalam lapangan kerja sulit diikuti oleh dunia pendidikan, sehingga terjadi kesenjangan. Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip demokrasi, desentralisasi, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan adanya desentralisasi, Kiat Jadi Guru Profesional 1

sangat besar pengaruhnya terhadap profesionalisme guru, karena guru bisa seluas-luasnya berkarya dan berinovasi dan juga kesempatan untuk mengembangkan karier dan prestasinya cukup besar. Manfaat desentralisasi yang cukup besar diterima para guru adalah mudahnya birokrasi pendidikan, walaupun masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam menyelesaikannya. Desentralisasi menurut pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, diartikan sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian, hal ini mempunyai makna bahwa semula urusan-urusan pemerintah termasuk wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, sebagian diserahkan kepada pemerintah daerah agar dapat mandiri, sehingga mampu mengatur rumah tangganya, baik dalam mengambil kebijakan maupun dalam memutuskan pengaturan struktur pemerintahannya sendiri. Di samping itu, desentralisasi merupakan pelimpahan kekuasaan dan pembuatan keputusan secara meluas kepada tingkatan-tingkatan yang lebih rendah. Keuntungan desentralisasi adalah sama dengan delegasi, yaitu mengurangi beban atasan dalam suatu tugas pekerjaan yang berat atau tidak dapat dikerjakan sendiri. Dalam hubungannya dengan pendidikan, prinsipprinsip tersebut akan memberikan dampak yang mendasar pada kegiatan, proses, dan manajemen sistem pendidikan. Di antaranya adalah pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara profesional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan 2 Kiat Jadi Guru Profesional

dengan kondisi setempat, penyusunan standar kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas secara profesional, penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsipprinsip pemerataan dan keadilan, pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi, serta penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multimakna. Pembaharuan sistem pendidikan juga meliputi penghapusan diskriminasi antara pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang dikelola masyarakat, serta pembedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum. B. Perjalanan Singkat Kurikulum SMA di Indonesia Perkembangan kurikulum di Indonesia sangat unik dan perjalanannya sungguh panjang, karena selalu melalui uji coba dan tidak sedikit biaya yang digelontorkan oleh pemerintah untuk melakukan diseminasi dan sosialisasi eksistensi kurikulum tersebut. Secara formal, sejak zaman Belanda sudah terdapat sekolah, artinya kurikulum juga sudah ada. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1942 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 ( KBK) sampai kepada KTSP. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang Kiat Jadi Guru Profesional 3

berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Perbedaannya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. 1. Zaman Pendudukan Belanda Pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran memiliki ciri khas di mana kurikulum pendidikan diwarnai oleh misi penjajahan Belanda. Begitu juga halnya dengan pendidikan pada masa penjajahan Jepang. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan atau tujuan pendidikan pada zaman itu adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang dapat membantu misi penjajahan di tanah air. Kurikulum SMA pada masa Belanda adalah AMS (Algemene Midelbare School), lama bersekolah 3 tahun. Sekolah ini berdiri pada tahun 1919. Mata pelajaran pokok AMS bagian AI (Kesusastraan Timur) adalah bahasa Melayu dan Jawa. Sedangkan sejarah Indonesia ditinjau dari kepentingan Belanda. AMS ini mempunyai tujuan sebagai berikut: - Memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia (tamatan MULO untuk meneruskan pelajaran). - Sebagai jembatan untuk meneruskan ke perguruan tinggi. - Mendidik peserta didik untuk menjadi pegawai-pegawai kolonial Belanda dan mempertahankan kekuasaannya. 2. Pada Periode 1942 1945, Masa Penjajahan Jepang Di mana kurikulum yang diterapkan bertujuan agar rakyat dapat membantu pertahanan Jepang. Karena itu, vak yang diajarkan pada masa pemerintahan Belanda diubah sesuai dengan keinginan bangsa Jepang. Sebab pada masa 4 Kiat Jadi Guru Profesional

itu pembelajaran di kelas, bahasa Belanda diubah menjadi bahasa Jepang. Mata pelajaran Ilmu Bumi, Sejarah, Tata Negara yang dahulunya terpusat pada Belanda, diubah terpusat pada Jepang (Asia Timar Raya). Mata pelajaran Ilmu Pasti, Ilmu Alam, Ilmu Hayat dijadikan pengetahuan dasar, seperti yang diberikan MULO (masa Belanda), yaitu pada bagian Ilmu Pasti Alam. Musik nyanyian Belanda diganti dengan nyanyian Jepang. Kurikulum SMA pada masa Jepang pada tahun 1942, AMS diganti menjadi Sekolah Menengah Tinggi (SMT), lamanya 3 tahun. Pada masa ini, yang sangat penting untuk diketahui adalah pemakaian bahasa Belanda dilarang, bahasa resmi dan pengantar menjadi bahasa Indonesia. Bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib, pengajaran adat istiadat Jepang dan sejarah Jepang sangat penting, dan pelajaran Ilmu Bumi dalam aspek geopolitik. Terdapat hal positif pada masa Jepang dalam melaksanakan pendidikan, antara lain bahasa Indonesia dipelajari merata di seluruh pelosok tanah air. Cinta kebudayaan dan kemerdekaan muncul, dan tidak ada diskriminasi dalam memperoleh kesempatan belajar. Namun tetap diakui bahwa misi Jepang datang ke Indonesia menjadi tujuan utamanya dalam memperkokoh pertahanannya di Asia Pasifik, yakni membantu Perang Pasifik dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia. 3. Pada Masa Republik Indonesia Tahun 1950 1965 Lahir Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran di sekolah yang berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, yakni Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950, yang kemudian Kiat Jadi Guru Profesional 5

diubah menjadi Undang-Undang Nomor 12 tahun 1945. Pada Bab II pasal 3, diungkapkan tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab pada kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Bab III pasal 4 berbunyi, pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara RI, dan atas kebudayaan kebangsaan Indonesia. Dengan adanya kedua pasal tersebut, sangat penting dan membawa ke arah perubahan dan tujuan pendidikan bagi anak bangsa dan pengelola pendidikan pada masa itu. Pada tahun tersebut, Sekolah Menengah Atas (SMA) dibagi menjadi 3 bagian, yakni: a. Bagian A: Jurusan Kesusastraan b. Bagian B: Jurusan Ilmu Pasti dan Ilmu Alam c. Bagian C: Jurusan Sosial ekonomi Tujuannya adalah untuk menyiapkan seluruh lapisan masyarakat yang berguna dan mendidik anak bangsa agar dapat melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. 4. Kurikulum (1975 1984) yang Memiliki: a. Dasar KPTD, MPR-RI No.IV/MPR/1973. Pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar menumbuhkan manusiamanusia pembangunan yang dapat membangun diri sendiri 6 Kiat Jadi Guru Profesional

dan bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. b. Tujuan Pendidikan dan Pengajaran Tujuan pendidikan umum, tujuan instruksional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum, tujuan instruksional khusus. c. Orientasi Pelajaran Keseimbangan antara kognitif, keterampilan, sikap, antara pelajaran teori dan praktik, menunjang akan tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran. d. Kualifikasi Kelulusan Tegas, jelas, dan terarah pada lapangan pekerjaan tertentu. Memiliki aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. e. Orientasi Kurikulum Pendekatan bidang studi program yang terdiri dari program umum, akademik/kejujuran, pendidikan keterampilan. f. Pendekatan Metodologi Pengajaran 1) Pendekatan PPSI dan Model Satuan Pelajaran 2) Menggunakan konsep CBSA 3) Lengkap dengan pedoman metode, evaluasi, bimbingan administrasi, dan supervisi g. Desain Kurikulum 1) Berorientasi pada tujuan 2) Efisiensi dan efektivitas 3) Relevansi dengan kebutuhan Kiat Jadi Guru Profesional 7

4) Keluwesan dan keadaan 5) Pendidikan seumur hidup h. Penilaian Penilaian formatif dan sumatif TPB, EBTA, EBTANAS. i. Kurikulum Tahun 1984 Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. 2) Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik. 3) Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah. 4) Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang. 5) Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri, mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas, termasuk pendidikan luar sekolah. 6) Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja. Atas dasar perkembangan itu, maka menjelang tahun 1983 antara kebutuhan atau tuntutan masyarakat dan ilmu pengetahuan/teknologi terhadap pendidikan dalam kurikulum 1975 dianggap tidak sesuai lagi. Oleh karena itu diperlukan perubahan kurikulum. Kurikulum 1984 tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 8 Kiat Jadi Guru Profesional

1) Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa. 2) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional. Dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. 3) Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan. 4) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian, alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya. 5) Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan abstrak, de ngan Kiat Jadi Guru Profesional 9

menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar, dan dari sederhana menuju ke kompleks. 6) Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukan kete rampilan memperoleh pengetahuan dan mengomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pelajaran. Bahkan berikutnya, pemerintah akan memprogramkan wajib belajar 12 tahun. j. Kurikulum Tahun 1994 Kurikulum tahun 1994 ini terkenal dengan programnya, yaitu program wajib belajar (wajar) 9 tahun dan adanya kurikulum lokal. Tampaknya sampai saat ini terus berjalan dan terlaksana dengan baik, walaupun masih perlu perbaikan di segala lini. Dapat dipahami bahwa kurikulum Sekolah Menengah Umum pada tahun 1994 sangatlah fleksibel, yang merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya. Pendidikan menengah umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, dan pendidikan menengah kejuruan mementingkan untuk dipersiapkan masuk kepada dunia usaha, dunia industri atau memasuki lapangan pekerjaan, serta mengembangkan sikap profesional. Sebagaimana dikemukakan oleh Abdullah Idi, adanya perubahan dan perkembangan kurikulum pada dasarnya merupakan suatu upaya mengantisipasi perkembangan masyarakat itu sendiri. Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut: 10 Kiat Jadi Guru Profesional