RESPON PEMBERIAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN TEPUNG IKAN RUCAH NILA (Oreochromis niloticus) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BURAS

EFEK PENAMBAHAN TEPUNG KULIT NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DALAM PAKAN TERHADAP JUMLAH TELUR DAN KUALITAS TELUR ITIK

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

PENDAHULUAN. Kondisi tanah di Indonesia yang merupakan negara tropis basah. tahunnya diperlukan penambahan unsur hara yaitu untuk lahan kering sekitar

PERFORMA AYAM SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

Pengaruh Jenis Alat Pemanas Kandang Indukan terhadap Performan Layer Periode Starter

EFFECT OF ADDITION PROBIOTICS Lactobacillus sp. POWDER IN FEED ON THE LAYING HENS PERFORMANCES.

RESPON PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KOLESTEROL ITIK LOKAL SKRIPSI ALFIAN PUTRA DHIMAR NUGRAHA

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN ASAM AMINO SINTETIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN, DAN PRODUKSI TELUR

PENGARUH KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PRODUKSI AYAM PETELUR FASE AWAL GROWER

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

Kususiyah, Urip Santoso, dan Rian Etrias

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI ASAM SITRAT DAN ASAM LAKTAT CAIR DAN TERENKAPSULASI SEBAGAI ADITIF PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

EFFECT OF ADDITION OF DURIAN SEED MEAL IN FEED TO THE FEED CON- SUMPTION, HEN DAY PRODUCTION AND FEED CONVERSION ON QUAIL (Coturnix-coturnix japonica)

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 2. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu ABSTRAK

LAPORAN PENELITIAN. PROFIL ASAM LEMAK PADA TELUR AYAM YANG DIBERI TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus L.Merr) DALAM RANSUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS PENYERAPAN Ca DAN P, KADAR AIR DAN KANDUNGAN AMONIA MANUR AYAM PETELUR DENGAN RANSUM BERZEOLIT DAN RENDAH Ca SKRIPSI SUSILAWATI

Kata kunci : Konsumsi, Konversi, Income Over Feed Cost (IOFC), Ayam Kampung, Enzim Papain

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA

PENGARUH SUPLEMENTASI BETAIN DALAM RANSUM RENDAH METIONIN TERHADAP KUALITAS TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) Jurusan/Program Studi Peternakan

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

PENAMBAHAN GRIT KERANG DAN PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KUALITAS KERABANG TELUR AYAM ARAB (Silver brakel Kriel)

PENGGUNAAN POLLARD DENGAN ASAM AMINO SINTESIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS FISIK TELUR

3 PERFORMA DAN KUALITAS TELUR PUYUH YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG STEROL DARI TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus) DAN MURBEI (Morus alba)

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

PERBEDAAN JUMLAH PEMBERIAN RANSUM HARIAN DAN LEVEL PROTEIN RANSUM TERHADAP PERFORMAN AYAM PETELUR UMUR MINGGU

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Ali, S., D. Sunarti dan L.D. Mahfudz* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG JANGKRIK (Gryllus mitratus burm) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING RINGKASAN

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pakan ternak sehingga diperlukan penggunaan pakan alternatif. Sumber

PEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

Pengaruh Suplementasi Selenium Organik (Se) dan Vitamin E terhadap Performa Itik Pegagan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemberian Tepung Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) Dalam Ransum Terhadap Performans Burung Puyuh (Coturnix-coturnix Javonica) Nova Sarah Pardede

PENGARUH JENIS BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI PERIODE BERTELUR

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

I. PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha yang potensial untuk

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM

Penambahan tepung daun pegagan (Centella asiatika) terhadap performa produksi puyuh

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Teh Tua dalam Ransum terhadap Performan dan Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG KULIT PISANG SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG JAGUNG TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica) ABSTRAK

Sudjatinah, H.T. Astuti dan S. S. Maryuni Fakultas Peternakan Universitas Semarang, Semarang ABSTRAK

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN DAN L-KARNITIN DALAM RANSUM BASAL PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL FASE LAYER. Skripsi

EFFECT OF CHOLINE CHLORIDE AS A FEED ADDITIVE FOR QUAIL ON INTERNAL EGG QUALITY (Coturnix coturnix japonica) ABSTRACT

PERBEDAAN JUMLAH PEMBERIAN RANSUM HARIAN DAN LEVEL PROTEIN RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM RAS PETELUR UMUR MINGGU

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANGDITAMBAH DENGAN TEPUNG BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DALAM RANSUM KOMERSIAL

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG KEMANGI (Ocimum basilicum L.) SEBAGAI FEED ADDITIVE

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan kecernaan protein ransum puyuh yang mengandung tepung daun lamtoro dapat dilihat pada Tabel 7.

Transkripsi:

Buletin Peternakan Vol. 40 (3): 197-202, Oktober 2016 ISSN-0126-4400 E-ISSN-2407-876X RESPON PEMBERIAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR EFFECT OF MORINGA (Moringa oleifera) LEAF MEAL SUPPLEMENTATION IN LAYER CHICKEN DIET ON PRODUCTION PERFORMANCE AND EGG QUALITY Edi Wahyu Satria*, Osfar Sjofjan, dan Irfan Hadji Djunaidi Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang, 65145 Submitted: 15 May 2016, Accepted: 3 October 2016 INTISARI Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan terhadap penampilan produksi dan kualitas telur pada layer. Materi yang digunakan adalah ayam petelur umur 38 42 minggu strain Isa Brown produksi PT. Charoen Pokphand sebanyak 120 ekor; pakan yang disusun dari konsentrat : jagung : bekatul : mineral tepung daun kelor dengan perbandingan 30 : 36 : 31 : 3. Rancangan yang digunakan adalah eksperimental dengan pencampuran pakan basal tanpa Moringa oleifera untuk control (P0), penambahan Moringa oleifera 0,5% (P1), 1% (P2), 1,5% (P3) dan 2% (P4). Variabel yang diamati adalah penampilan produksi dan kualitas telur. Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun kelor pada pakan digunakan analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan Acak Lengkap pola searah. Apabila terdapat perbedaan rerata antar perlakuan dilakukan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun kelor pada ayam petelur dapat meningkatkan produksi dan kualitas telur. Penambahan tepung daun kelor dalam pakan sebesar 2% memberikan efek terbaik terhadap penampilan produksi dan kualitas telur, disarankan penambahan tepung daun kelor dalam pakan sebesar 2% agar memperoleh penampilan produksi dan kualitas telur dengan hasil terbaik. (Kata kunci: Layer, Pakan, Produksi, Tepung daun kelor) ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of Moringa leaf meal (Moringa oleifera) in feed on production performance and egg quality of laying hens. The materials used 120 laying hens of Isa Brown breed in 38 to 42 weeks age. The method used an experimental trial by Moringa oleifera addition in the basal feed. The experiment were devided into four groups i.e. without Moringa oleifera as control (P0), with Moringa oleifera 0.5% (P1), 1% (P2), 1.5% (P3) and 2% (P4). Variables observed were the appearance of egg production and quality. The data was analyzed by Completely Randomized one way design. The mean differences were calculated by the Duncan Multiple Range Test. The results showed that administration of Moringa leaf powder can increase the production and quality of eggs in laying hens. Addition of 2% Moringa leaf powder in the feed gives the best effect on the appearance and quality of production and egg. This research suggested the addition of 2% Moringa leaf powder was recommended in order to obtain the finest appearance and quality of production. (Key words: Feed, Laying hens, Moringa leaf meal, Production) * Korespondensi (corresponding author): Telp. +62 878 6368 6990 E-mail: wahyusatria1207@gmail.com 197

Edi Wahyu Satria Respon Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam Pakan Pendahuluan Penggunaan bahan pakan yang berkualitas diperlukan untuk meningkatkan produksi ternak. Pakan komersial yang berkualitas sangat tergantung pada harga bahan baku pakan yang diimpor sehingga rawan terhadap kenaikan harga. Oleh karena itu, diperlukan langkah alternatif untuk menekan biaya pakan namun tetap mempertahankan kualitas pakan dan penampilan produksi ternak tetap tinggi. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penampilan produksi ternak adalah dengan tetap mempertahankan kualitas dan kuantitas pakan dan menambahkan feed additives dalam pakan. Daun kelor (Moringa oleifera, lam) belum banyak digunakan dalam pakan ternak terutama untuk pakan unggas. Tanaman kelor merupakan tanaman perdu yang banyak dijumpai di Indonesia sebagai tanaman pagar yang mempunyai banyak manfaat. Daun dan buah kelor telah lama digunakan oleh masyarakat sebagai sayur. Hasil penelitian yang dilakukan di Afrika menunjukkan bahwa daun kelor mengandung vitamin C tujuh kali lebih banyak dari buah jeruk, mengandung empat kali kalsium lebih banyak dari susu, empat kali vitamin A dalam wortel, dua kali protein dalam susu dan tiga kali potasium dalam pisang (Anonim, 2005). Ketersediaan daun kelor yang cukup melimpah serta tersedia sepanjang tahun menjadi salah satu pertimbangan untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam pakan yang relatif murah. Daun kelor mengandung gula sederhana, rhamnose, dan senyawa unik yaitu glukosinolat dan isotiotianat serta diketahui sebagai hipotensif, anti kanker dan aktivitas antibakteri yang meliputi 4-(α- Lrhamnopyranosyloxy) benzyl isothiocyanate, pterygospermin, dan 4-(α-Lrhamnopyranosyloxy) benzylglucosinolate berpotensi (Soetanto, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Sjofjan (2008) menunjukkan bahwa pemberian daun kelor dalam pakan memberikan peningkatan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot hidup, konversi pakan, berat karkas, faktor efisiensi produksi dan income over feed cost (IOFC). Penggunaan hingga 10% tepung daun kelor dalam pakan tidak memberikan efek negatif dalam penampilan produksi ayam pedaging. Penelitian tentang pemberian tepung daun pada pakan ayam petelur yang 198 bertujuan untuk meningkatkan kualitas telur yang sampai saat ini belum pernah dilakukan. Penelitian ini membahas tentang pemberian tepung daun kelor sebagai pakan ayam petelur yang dicampurkan dengan pakan ayam petelur sehingga diharapkan dengan pemberian tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan dapat meningkatkan kualitas produksi dan kualitas telurnya. Materi dan Metode Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam petelur sebanyak 120 ekor umur 38 42 minggu strain Isa Brown produksi PT. Charoen Pokphand. Pakan disusun dari konsentrat : jagung : bekatul : mineral dengan perbandingan 30 : 36 : 31 : 3, dan tepung daun kelor. Konsentrat yang digunakan adalah konsentrat ayam petelur periode layer dengan kode produksi K 204 X-TRA yang diproduksi oleh PT. Sierad Sidoarjo. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Masing-masing ulangan terdiri dari 6 ekor ayam. Perlakuan dalam penelitian ini adalah P0: pakan basal tanpa penambahan tepung daun kelor; P1: pakan basal 99,5% + tepung daun kelor 0,5%; P2: pakan basal 99%+ tepung daun kelor 1%; P3: pakan basal 98,5% + tepung daun kelor 1,5%; dan P4: pakan basal 98% + tepung daun kelor 2%. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah penampilan produksi yang terdiri dari konsumsi pakan, produksi telur (HDP), konversi pakan, income over feed cost (IOFC) dan kecernaan Protein. Variabel kualitas telur pada layer yang diamati adalah kualitas telur eksterior yang terdiri dari bobot telur dan bobot dan indeks telur sedangkan pengamatan kualitas interior telur terdiri dari warna kuning telur, berat kerabang telur, tebal kerabang telur, indeks kuning telur dan kandungan kolesterol kuning telur. Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dilakukan analisis statistik dengan ANOVA menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan apabila terdapat perbedaan pengaruh antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan s (Astuti, 2007). Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kelor (Moringa

Buletin Peternakan Vol. 40 (3): 197-202, Oktober 2016 ISSN-0126-4400 E-ISSN-2407-876X oleifera) pada pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi dan konversi pakan tetapi tidak memberikan pengaruh (P>0,05) terhadap hen day production dan IOFC pada ayam petelur. Rerata konsumsi pakan ayam petelur tertinggi terdapat pada perlakuan P4 (penambahan tepung daun kelor sebanyak 2%). Pada umumnya ayam meningkatkan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan energinya. Apabila dilihat dari tingginya kandungan energi pada ransum komersial yang disubstitusi 2% daun kelor, menunjukkan bahwa tingginya konsumsi pada ayam yang diberi ransum bukan dikarenakan kebutuhan energi yang belum tercukupi. Hasil tersebut kemungkinan karena ada peningkatan kecernaan ransum pada ransum komersial yang disubstitusi dengan 2% daun kelor. Hasil analisis yang lain adalah ada peningkatan palatabilitas pada ransum komersial yang disubstitusi sehingga merangsang ayam untuk meningkatkan konsumsinya. Hasil pengujian pengaruh pemberian tepung daun kelor terhadap produktivitas ayam petelur menghasilkan data seperti yang terlihat pada Tabel 1. Pemberian tepung daun kelor memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap konversi pakan pada ayam petelur. Konversi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan P4 sebesar 2,04±0,01 sedangkan terendah di perlakuan P0 sebesar 2,08±0,02. Hasil ini diperkuat oleh penelitian Kaniadewi (2006) yang melaporkan bahwa penambahan esktrak daun beluntas (memiliki zat aktif minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin) ke dalam air minum ayam nyata menurunkan konversi ransum ayam broiler. Ayam yang mendapat perlakuan tepung daun kelor dalam ransum nilai konversi pakannya lebih baik (2,04-2,06) dibandingkan dengan ransum perlakuan tanpa pemberian daun kelor (2,08). Hasil menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kelor dalam ransum dapat memperbaiki nilai konversi ransum. Konversi ransum yang terbaik dihasilkan oleh P4 sebesar 2,04±0,01 di mana peningkatan konsumsi ransum diikuti oleh produksi telur sehingga dapat disimpulkan bahwa P4 mempunyai efisiensi penggunaan ransum yang paling baik dibandingkan dengan ransum kontrol. Terjadinya perbedaan rerata konversi ransum dapat dijelaskan bahwa rerata konsumsi ransum tidak dipengaruhi oleh ransum perlakuan, hasil tersebut bisa dikaitkan dengan rerata produksi (Tabel 1). Data pada Tabel 1 terlihat dengan jelas bahwa semakin tinggi kandungan tepung daun kelor dalam ransum maka semakin tinggi pula rerata produksi telur. Sebaliknya pada ayam yang mendapat ransum tanpa daun kelor, menunjukkan rerata produksi telurnya rendah, sehingga diperoleh hasil rerata konversi ransum yang kurang baik. Perlakuan P3 dan P4 memiliki konversi pakan terbaik karena nilainya yang rendah hal ini didukung dengan peningkatan yang sama pada hen day production. Konversi pakan pada P3 dan P4 yang rendah diduga disebabkan adanya senyawa aktif alkaloid yang terdapat pada daun kelor. Hal tersebut diduga dapat mempengaruhi konsumsi pakan sehingga berpengaruh terhadap hitungan nilai konversi pakan. Nesheim et al. (1979) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konversi pakan adalah kandungan energi yang cukup, kecukupan zat nutrisi dalam pakan, suhu lingkungan dan kondisi kesehatan. Hasil pengujian pengaruh pemberian tepung daun kelor terhadap kualitas telur eksterior dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kelor pada pakan ayam petelur memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap berat telur dan kolesterol telur tetapi tidak berpengaruh terhadap indeks telur, indeks kuning telur, berat kerabang, tebal kerabang serta indeks warna kuning telur. Hasil pengamatan menunjukkan rerata berat telur tertinggi pada perlakuan P4 (62,16±0,35). Tingginya berat telur pada perlakuan P4 dikarenakan tingginya konsumsi pakan sehingga berpengaruh terhadap produksi telur. Berat telur yang tinggi pada perlakuan P4 diduga disebabkan kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam daun kelor seperti minyak atsiri yang dapat meningkatkan produktifitas dan bekerja secara optimal sesuai kebutuhan ayam. Berat telur dalam penelitian ini lebih tinggi dengan berat telur menurut Leeson dan Summers (2005), yaitu berat telur umur ayam 25-32 minggu adalah 52 g/butir. Ayam yang mendapat perlakuan tepung daun kelor dalam ransum lebih tinggi berat telur dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian daun kelor dalam ransum. Lesson 199

200 Edi Wahyu Satria Respon Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam Pakan Tabel 1. Pengaruh pemberian tepung daun kelor terhadap produktivitas ayam petelur (effect of Moringa leaf meal on the productivity of laying hens) Perlakuan (treatment) Konsumsi pakan (g/ekor/hari) (feed consumption (g/ekor/hari)) Hen day production (%) Konversi pakan (feed converstion) IOFC (Rp/ekor) P0 124,46±0,60 a 82,50±1,10 2,08±0,02 c 449,57±10,13 P1 125,44±0,09 ab 82,50±0,46 2,06±0,02 bc 459,94±10,74 P2 125,74±0,61 bc 82,50±0,36 2,06±0,03 ab 460,71±13,35 P3 126,64±0,27 c 82,91±2,24 2,05±0,01 a 459,72±5,03 P4 126,80±0,44 c 82,64±1,21 2,04±0,01 a 456,79±6,97 penambahan Moringa oleifera 2% (addition with Moringa oleifera 2%). significant diffrences (P<0.01)). Tabel 2. Pengaruh pemberian tepung daun kelor terhadap kualitas telur (effect of moringa leaf meal on the eggs quality) Berat telur Kolesterol P 0: pakan basal tanpa Moringa oleifera (basal feed without Moringa oleifera), P 1: penambahan Moringa oleifera 0,5% (addition with Moringa oleifera 0.5%), P 2: penambahan Moringa oleifera 1% (addition with Moringa oleifera 1%), P 3: penambahan Moringa oleifera 1,5% (addition with Moringa oleifera 1.5%), P 4: a,b,c Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) (different superscripts at the same column indicate high Indeks telur Indeks kuning Berat kerabang Tebal kerabang Indeks warna kuning Perlakuan (egg weight) (index egg) telur (heavy shell) (g) (thick shell) (mm) telur (index colour (cholesterol) (treatment) (g/ekor/hari) (cm) (index yolk) (cm) yolk) (mg/100g) P0 54,42±0,40 a 0,766±0,02 0,30±0,05 6,28±0,15 0,32±0,01 11,00±1,15 234,50±1,55 c P1 55,38±0,51 ab 0,768±0,05 0,31±0,03 6,27±0,06 0,33±0,03 10,75±0,50 233,79±1,15 c P2 55,86±0,65 bc 0,771±0,03 0,31±0,02 6,24±0,06 0,33±0,02 10,00±1,63 230,36±0,94 b P3 56,43±0,31 bc 0,783±0,01 0,31±0,02 6,23±0,11 0,33±0,02 10,00±1,41 229,50±0,89 ab P4 56,84±0,30 c 0,764±0,04 0,32±0,01 6,20±0,05 0,33±0,01 9,50±1,00 228,64±0,31 a penambahan Moringa oleifera 2% (addition with Moringa oleifera 2%). significant diffrences (P<0.01)).

Buletin Peternakan Vol. 40 (3): 197-202, Oktober 2016 ISSN-0126-4400 E-ISSN-2407-876X dan Summers (2001) menyatakan bahwa protein dan asam amino merupakan zat makanan yang paling berperan dalam mengontrol ukuran telur, disamping genetik dan ukuran tubuh unggas. Dengan adanya kandungan mineral pada daun kelor yang lebih besar dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas enzim-enzim yang terlibat dalam sintesis maupun pencernaan protein. Nakajima dan Keshavarz (1995) menyatakan bahwa mineral penting untuk meningkatkan berfungsinya enzim Pancreatic carboxypeptidase A dan B yang mencerna peptida-peptida menjadi asamasam amino, enzim Dipeptidase yang memecah dipeptida menjadi bentuk asamasam amino bebas dan enzim Protease yang memecah protein dalam pencernaan agar dapat diabsorpsi. Adanya peningkatan daya cerna ini mengakibatkan asupan zat-zat makanan menjadi lebih baik sehingga telur yang dihasilkan menjadi lebih besar. Hasil yang lain dapat diamati pada kuning telur adalah mengenai warna dari kuning telur yang mengalami perubahan sesuai dengan jumlah tepung daun kelor yang terdapat dalam ransum, makin banyak tepung daun kelor yang terdapat dalam ransum, intensitas warna kuning telur semakin bertambah. Rerata skor warna kuning telur berkisar antara 9,50 11,00 dan secara analisis ragam tidak ada perbedaan warna kuning telur disetiap perlakuan. Semakin tinggi penambahan tepung daun kelor dalam ransum semakin baik warna kuning telur yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena penambahan tepung daun kelor dalam ransum akan meningkatkan kandungan vitamin A dan C dalam ransum dan akhirnya akan meningkatkan konsumsi vitamin A dan C pada ayam. Kandungan kolesterol terendah 228,64±0,31 mg/100g dihasilkan pada ransum perlakuan P4 (2% tepung daun kelor), disini terjadi penurunan sebesar 2,56% jika dibandingkan dengan ransum kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kandungan tepung daun, sari buah kelor dalam ransum semakin kecil kandungan kolesterol kuning telur, jika dibandingkan dengan ransum kontrol Rendahnya kadar kolesterol dalam kuning telur ini pada P4 dapat disebabkan karena adanya kandungan serat kasar yang tinggi pada tepung daun kelor. Sedangkan rendahnya kandungan kolesterol pada P4 selain adanya serat kasar, kemungkinan disebabkan oleh adanya kandungan vitamin C dalam daun kelor. Adanya vitamin C ini meningkatkan produksi enzim untuk mendegradasi trigliserida sehingga trigliserida dalam serum menurun dan menguatkan dinding sel karena meningkatnya sintesis kolagen dan mukopolisakharida dalam dinding sel (Piliang dan Djojosoebagio, 2004). Menurunnya kandungan kolesterol kuning telur pada penelitian diduga disebabkan oleh serat kasar, kandungan vitamin C, dan saponin yang terdapat pada kelor. Jadi ransum P4 (2% tepung daun kelor) dapat menghasilkan kandungan kolesterol pada kuning telur yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lain dengan demikian kita dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan telur yang bernilai nutrisi tinggi serta rendah kolesterol. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun kelor dapat meningkatkan konsumsi dan berat telur ayam serta menurunkan konversi pakan dan nilai kolesterol kuning telur. Penambahan tepung daun kelor dalam pakan sebesar 2% memberikan efek terbaik terhadap penampilan produksi dan dan kualitas telur ayam petelur. Daftar Pustaka Anonim. 2004. Cegah gizi buruk dengan konsumsi daun kelor. http//:www.portal.com. Diakses pada 25 Oktober 2014. Astuti, M. 2007. Pengantar Ilmu Statistik untuk Peternakan dan Kesehatan Hewan. Binasti, Bogor. Kaniadewi, R. Rd. 2006. Pengaruh pemberian ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less) pada air minum terhadap peforman ayam broiler pada kepadatan kandang yang tinggi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Leeson, S. and J. D. Summers. 2005. Commercial Poultry Nutrition, 3 rd edn. Department of Animal and Poultry Science. University of Guelph, Canada. Nakajima, S. and K. Keshavarz. 1995. The effect of dietary manipulations of 201

Edi Wahyu Satria Respon Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam Pakan energy, protein, and fat during the growing and laying periods on early eggs weight and eggs components. Poult. Sci. 74: 50-60. Nesheim, M. C., R. E. Austic and L. E. Card. 1979. Poultry Production. 12 th edn. Lea and Febiger, Philadelphia. Piliang, W.G. dan S.A.H. Djojosoebagio. 2004. Fisiologi Nutrisi Vol I. Bogor: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Soetanto, H. 2005. Potensi tanaman kelor (Moringa oleifera, Lam) sebagai sumber pakan dan pangan di Indonesia. Prosiding Seminar AINI V. Universitas Brawijaya, Malang. Sjofjan, O. 2008. Efek penggunaan tepung daun kelor (Moringa oeifera) dalam pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor. 202