TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

SANJUNGAN DAN AMPUNAN GURU SEBAGAI PENANDA SANTUN BERBAHASA DALAM KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

WUJUD KESANTUNAN BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DI KELAS

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB V PENUTUP. kota Melbourne bertujuan untuk menelaah jenis, bentuk, fungsi,dan faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL SYAIR MUNAJAT CINTA KARYA NOVIA SYAHIDAH ARTIKEL ILMIAH YULIANA PUTRI NPM

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 11 No. 2 (2016) 21 31

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BENTUK, FUNGSI DAN JENIS TINDAK TUTUR DALAM KOMUNIKASI SISWA DI KELAS IX UNGGULAN SMP PGRI 3 DENPASAR. Ni Nyoman Ayu Ari Apriastuti

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

TINDAK TUTUR GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK WANGUN SESANA PENARUKAN SINGARAJA

PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

: Prof. Dr. I Nengah Martha, M.Pd. Kata Kunci: direktif, fungsi, bentuk, strategi, kesantunan, retorika.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Pena. Vol 5 No.2 Desember 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR PUJIAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI PKBM AL-ISLAMIYAH DESA AWAR-AWAR KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

KAJIAN PRAGMATIK TERHADAP TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU SMA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK NUSA INDAH BANUARAN PADANG

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA WACANA HUMOR AH TENANE DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

Transkripsi:

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS Ahmad Fadilahtur Rahman Guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Situbondo Email: fadilahtur_rahman@yahoo.com Abstract: This study aimed to describe the form and function apreciation speech act in the interaction in the classroom. This study used descriptive qualitative approach. From the research found a form of apreciation speech act in the learning interaction in the form of declarative sentences, sentence introgatif, and imperative sentences. While the function of speech act earned praise for smoothing function apreciation, smoothes warning, advise, and provide reinforcement. Key word:. Apreciation speech act, learning Interaction Peranan guru dalam interaksi pembelajaran sangatlah penting. Guru harus hadir dan berada di dalam kelas. Kehadiran guru dalam interaksi pembelajaran tidak dapat digantikan oleh bahan dan media yang canggih. Sebagus dan secanggih apapun bahan dan media dibuat, tetap tidak akan mengurangi peranan guru. Guru tidak hanya dituntut mampu mengajarkan materi pelajaran. Guru harus mampu bekerjasama dan berkomunikasi yang baik dengan peserta didiknya. Kerjasama dan komunikasi yang baik akan berdampak pada suksesnya tujuan pembelajaran. Guru juga harus mampu memberikan motivasi semangat belajar pada peserta didiknya. Hal tersebut akan membuat peserta didik menjadi aktif dan bersemangat dalam belajar. Keaktifan dan semangat belajar peserta didik akan mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran yaitu cepat pahamnya siswa terhadap materi yang diajarkan. Motivasi sangat penting bagi peserta didik dalam belajar. Motivasi bisa muncul dari dalam diri maupun dari luar atau lingkungan peserta didik. Motivasi dalam diri peserta didik bisa didapat dengan cara peserta didik memahami pentingnya belajar dan harapan yang dapat diperoleh ketika menguasai materi tersebut. Sedangkan motivasi dari luar dapat diperoleh dari seorang guru dengan menciptakan lingkungan suasana belajar yang kondusif. Salah satu cara memotivasi peserta didik dalam pembelajaran adalah dengan memberikan pujian yaitu pujian sebagai penghargaan kepada siswa. Pujian sebagai penghargaan terhadap peserta didik yang diberikan oleh guru akan berpengaruh kuat terhadap semangat belajar. Guru diharapkan tidak segan-segan memberi 49

motivasi melalui pujian dalam aktivitas pembelajaran kepada peserta didik yang dapat mencapai kompetensinya. Contoh, apabila ada siswa yang mampu menjawab dengan benar atau ada siswa yang berani tampil berbicara di depan kelas. Guru dapat memberikan pujian dengan kata-kata seperti hebat, bagus, luar biasa, pintar dan lain sebagainya. Kata-kata pujian mampu memberikan sentuhan psikologis kepada peserta ddik. Sentuhan psikologis tersebut berupa peserta didik merasa dihargai atas usaha yang dilakukan. Pemberian pujian yang dilakukan guru dapat dipandang sebagai motivasi yang dapat mengubah prilaku siswa yang bersangkutan, terkait ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, (Djamarah, 1994:148). Apabila kata pujian dan kritikan disandingkan tentu yang membuat enak hati adalah kata pujian yang harus didahulukan. Hal ini akan membuat interaksi antara guru dan peserta didik nyaman dan berkesan. Menurut Malinowski (dalam Ibrahim, 1993) menyatakan bahwa pujian sebagai komunikasi fatis (phatic communication). Komunikasi fatis bertujuan membangun kontak sosial yang mengacu pada penggunaan bahasa untuk menjalin hubungan, memelihara, serta memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Pujian adalah tuturan penguatan positif yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan. Tuturan tersebut digunakan sebagai pengakuan, penghormatan dan penghargaan. Oleh karena itulah penelitian ini memfokuskan permasalahan pada wujud dan fungsi tutur pujian dalam interaksi pemebelajaran. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur merupakan pe-ngujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari pembicaraan dapat diketahui oleh pendengar (Kridalaksana, 1984:154). Menurut Chaer dan Agustina (2010:50) Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlang-sungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Tindak tutur bermacam-macam jenisnya. Menurut Austin (196 2) setiap tindak tutur itu mengandung tiga aspek, yaitu (1) melakukan perbuatan tertentu untuk mengungkapkan sesuatu disebut tindak tutur lokusi (locutary act), (2) melakukan perbuatan tertentu dalam mengungkapkan sesuatu yang disebut dengan tindak tutur ilukusi (illocutary act), dan melakukan perbuatan tertentu dengan mengungkapkan sesuatu yang disebut dengan tindak tutur perlokusi (perlocutionary act). Dengan kata lain, setiap tindak tutur pada hakikatnya adalah mengungkapkan sesuatu, melakukan sesuatu, dan mempengaruhi pihak lain. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Yule yang membagi tindak tutur menjadi tiga yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi (1996:83). Tindak tutur terdiri atas tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. Selanjutnya Searle (1969) mengembangkan jenis tuturan ilokusi berdasarkan kategorinya menjadi lima, yaitu: (1) tindak tutur representatif ( asertif), (2) tindak tutur direktif, (3) tindak tutur ekspresif, (4) tindak tutur komisif, (5) deklaratif (isbati). Tindak tutur representatif (asertif) adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas hal atau pesan yang dikatakannya. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak 50

tutur ini antara lain tuturan yang menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberikan, kesaksian, berspekulasi dan sebagai-nya. Tindak tutur direktif yaitu tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar lawan tuturnya melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu. Tuturan yang termasuk dalam jenis tindak tutur ini antara lain tuturan memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memerintah, memberikan aba-aba atau menantang. Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu atau tindak tutur itu mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dari penutur. Tuturan yang termasuk dalam jenis tuturan ekspresif tersebut antara lain tuturan memuji, mengucapkan terimakasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung. Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Tuturan yang termasuk dalam jenis tindak tutur ini antara lain tuturan berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan. Tindak tutur deklarasi disebut tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal yang baru misalnya status atau keadaan. Tuturan yang termasuk dalam jenis tindak tutur ini berupa tuturan dengan maksud mengesahkan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, mengabulkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni dan memaafkan. Tuturan yang bermodus deklaratif dapat mengandung arti yang sebenarnya dan berfungsi untuk menyampaikan informasi secara langsung. Dalam interaksi pembelajaran seorang guru menggunakan bahasa sebagai sarananya tentu tidak bisa lepas dengan tindak tutur. Tindak tutur guru pun bermacam macam. Guru banyak menggunakan kata-kata perintah. Guru juga terkadang menggunakan pertanyaan dan pernyataan. Guru juga mengungkapkan rasa dengan kata-kata pujian dalam interaksi pembelajaran di kelas. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Peneliti bertindak sebagai instrument utama. Penelitian dilakukan pada tindak tutur pujian guru saat pembelajaran di kelas. Sumber data penelitian diperoleh dari tuturan guru di dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Data pada penelitian ini berbentuk tuturan lisan yang terdapat tutur pujian dari interaksi dan komunikasi guru dan siswa saat pembelajaran di kelas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak libat cakap, yaitu peneliti tidak terlibat komunikasi antara guru dan peserta didik. Peneliti hanya menjadi pengamat penuh dalam penggunaan bahasa guru dalam pembelajaran di kelas. Sedangkan cara pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu observasi atau pengamatan dan wawancara. Teknik pengamatan digunakan oleh peneliti di saat proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan, teknik wawancara digunakan oleh peneliti setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Pada saat pengamatan peneliti berusaha semaksimal mungkin menjaring tindak tutur pujian guru melalui 51

pencatatan di lembar observasi. Tindak tutur yang peneliti kurang paham ditanyakan pada guru saat pembelajaran selesai melalui wawancara. Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini diawali dari pengumpulan data. Kemudian data diidentifikasi, data mana yang terdapat indikator adanya tutur pujian guru. Terakhir, data yang telah diidentifikasi kemudian dianalisis dengan teori tindak tutur dalam pragmatik. HASIL DAN BAHASAN Wujud Tutur Pujian Berdasarkan hasil observasi di lapangan ditemukan data tutur pujian berbentuk kalimat imperatif permintaan sebagai berikut. (1) G : Bagaimana sudah siap menerima pelajaran hari ini? S : Sudah. Pak G: Oke. Kalau begitu bapak mohon keluarkan buku catatannya,silakan dibaca. Bapak sangat senang dengan kalian, semuanya rajin. Konteks: (tuturan disampaikan guru pada saat pembelajar an. Siswa diminta membuka buku untuk dibaca) Tuturan di atas merupakan tuturan pujian berbentuk kalimat imperatif permintaan yaitu guru meminta siswa untuk membuka buku catatan dan membacanya. Guru juga mengungkapkan rasa senangnya kepada siswanya dengan cara memujinya Bapak sangat senang dengan kalian, semuanya rajin. Tuturan demikian itu, berfungsi untuk memberi motivasi kepada siswa agar rajin membaca buku. Selain itu guru juga menggunakan penanda penghalusan perinta dengan kata mohon dan silakan. Rahardi (2002:80) Kalimat imperatif permintaan adalah kalimat yang kadar suruhannya sangat halus. Bentuk imperatif permintaan disertai dengan kata tolong, coba, harap, dan beberapa ungkapan lain, seperti sudilah, kiranya, dapatkah, seandainya, diminta dengan hormat, dan mohon dengan sangat yang merupakan penghalus atau penanda kesantunan. Tutur pujian guru berbentuk kalimat imperatif pemberian izin ditemukan sebagai berikut. (2) G : Tujuan pembelajaran kita hari ini adalah kita mampu mengetahui struktur teks fabel. Kira-kira siapa yang bisa menjelaskan struktur teks fabel? Silahkan Adi yang ganteng. S : Ya, Bu Konteks tuturan: saat pembelajaran bahasa Indonesia di kelas tentang teks fabel. 52

Tuturan di atas merupakan tuturan pujian berupa kalimat imperatif pemberian izin. Guru memberikan izin kepada siswa untuk menjelaskan materi tentang struktur teks fabel. Guru juga mengungkapkan rasa hatinya dengan menyebut salah satu keunggulan siswa yaitu memuji dengan kalimat silakan Adi yang ganteng. Selain itu guru menggunakan penanda kesantunan dalam tuturan ini berupa kata silakan. Kalimat pemberian izin adalah kalimat perintah biasa, hanya saja ada bagian yang ditambahi untuk menyertakan izin. Kalimat imperatif pemberian izin ditandai oleh penanda kesantunan, seperti silakan, biarkan, dan beberapa ungkapan lain yang bermakna mempersilakan, seperti memperkenalkan, diizinkan, dan dipersilakan (Rahardi, 2002:81). Tutur pujian berupa kalimat imperatif suruhan ditemukan sebagai berikut. (3) G : Ya. Pertanyaan yang bagus. Coba kalian diskusikan dan silakan masingmasing kelompok untuk menjawabnya. S : Ya, Bu. Konteks: dituturkan guru di saat awal pembelajaran, guru menyuruh siswa mengajukan pertanyaan. Tuturan di atas merupakan tutur pujian dengan bentuk kalimat imperatif suruhan kerena guru menyuruh siswa untuk melakukan sesuatu. Penanda gramatikal dalam tuturan ini menggunakan kata coba yang berfungsi untuk menyuruh siswa berdiskusi dan menjawab pertanyaan dari temannya. Tindak tutur pujian guru suruhan terlihat pada kutipan Ya. Pertanyaan bagus. Coba kalian diskusikan. Secara gramatikal, penggunaan kata coba berfungsi untuk mempersantun suruhan. Rahardi (2002:83) Kalimat imperatif suruhan adalah kalimat yang biasanya digunakan bersama penanda kesantunan ayo, biar, coba, hendaklah, mohon, silakan, dan tolong. Tutur pujian guru yang berupa kalimat deklaratif ditemukan sebagai berikut. (4) G :.kami memberikan apresiasi yang luar biasa kepada kelompok Anggun yang telah menyiapkan materi diskusi dengan baik. Konteks: dituturkan oleh guru saat diskusi kelompok di kelas. Tuturan di atas merupakan tutur pujian guru dengan bentuk kalimat deklaratif. Subyek dalam tuturan ini sebagai pelaku dan predikat dalam tutur ini menggunakan kata memberikan. Sebagai kalimat deklaratif aktif, tuturan ini dituturkan guru untuk memuji kepada kelompok Anggun yang sudah menyiapkan materi diskusi dengan baik. Tuturan ini adalah tuturan pujian yang ditandai dengan kalimat Kami memberikan apresiasi yang luar biasa untuk memotivasi 53

siswa. Dari tuturan ini juga diharapkan agar siswa ketika diberi tugas selalu menyelesaikan dengan baik. selanjutnya ditemukan data seperti berikut. (5) G : Terimakasih Gus. penjelasan yang kamu sampaikan sudah bagus. Ada beberapa hal yang perlu tambahan penjelasan. Konteks: dituturkan guru saat di kelas, guru menyampaikan terimakasih pada Agus. Tuturan di atas merupakan tuturan pujian dengan bentuk kalimat deklaratif. Kalimat ini dituturkan guru ketika mendengar penjelasan yang disampaikan Agus dinilai baik. Tuturan ini merupakan tuturan pujian yang dilakukan guru untuk memotivasi siswa agar berani menjawab walau ada kesalahan. Rahardi (2002:74) Kalimat deklaratif adalah kalimat yang mengandung maksud memberitahukan sesuatu kepada mitra tutur. Sesuatu yang diberitahukan berupa peristiwa atau kejadian. Kalimat deklaratif adalah kalimat yang isinya menyatakan berita atau pernyataan orang lain. Tutur pujian berupa kalimat introgatif ditemukan data sebagai berikut. (6) G : Apakah jawaban ini bisa diselesaikan oleh kelompok ini dengan baik? ya, kelompok ini pasti bisa. S : Kami harus katakana bisa, karena kai belajar Konteks; dituturkan guru saat diskusi kelompok di kelas Tuturan di atas merupakan kalimat introgatif. Tuturan ini dituturkan guru kepada siswa bertujuan meminta jawaban ya atau tidak untuk menandakan kesanggupan siswa menjawab pertanyaan. Penanda introgatif terletak pada penggunaan kata tanya apakah dan diakhiri dengan tanda tanya. Maksud tuturan ini adalah memotivasi siswa untuk mempersiapkan secara baik jawaban ketika ditanya, pertanyaan ini diperkuat dengan tutur pujian ya kelompok ini pasti bisa. Rahardi (2002:76) Kalimat introgatif adalah kalimat yang isinya mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada mitra tutur. Kalimat introgatif dalam bahasa Indonesia mempunyai lima cara mewujudkannya, (1) dengan mengembalikan urutan kalimat, (2) menggunakan kata tanya apa atau apakah, (3) dengan menggunakan kata bukan at au tidak, (4) dengan mengubah intonasi kalimat tanya, (5) dengan menggunakan kata tanya (?). Fungsi Tutur Pujian Dari hasil observasi dilapangan fungsi tutur pujian ditemukan data-data sebagai berikut. Fungsi tutur pujian guru memperhalus perintah ditemukan sebagai berikut. 54

(7) G: Engkau saja ganteng, hapus papan tulis., pasti papannya bersih. Konteks: Papan telah penuh dengan tulisan. Guru menunjuk salah satu siswa. Pada tuturan guru di atas merupakan tutur pujian yang berfungsi memperhalus perintah. Guru memuji salah satu siswa dari keunggulan ketampanannya. Dalam tuturan tersebut sebenarnya guru memberikan perintah kepada siswa tersebut untuk menghapus papan tulis yang telah penuh dengan tulisan. Perintah yang diberikan guru terasa halus karena adanya tutur pujian. Pada tutur guru di kelas ditemukan juga ada pujian yang yang berfungsi sebagai memperhalus kritikan pada siswa. indikatornya adalah (1) ilokusi berupa penutur me nggunakan pujian yang meminta mitra tutur tidak melakukan tindakan, (2) tanggapan mitra tutur menaati atau melanggar (3) mitra tutur hadir sebagai yang dimaksud, penutur dan mitra tutur mengetahui bahwa tindakan itu dilarang. Contoh tutur pujian guru yang dimaksud sebagai berikut. (8) G: wah. bagus ya tulisannya S: (siswa tersenyum malu) Konteks: tuturan terjadi di kelas, guru menugaskan siswa untuk mencatat. Pada tutur guru di atas, guru melakukan kritikan dengan cara memuji. Kritikan guru terasa halus karena guru tidak mengatakanya secara langsung. Guru tidak mengatakan bahwa tulisan itu jelek atau tidak sesuai. Tetapi, guru justru memuji dengan harapan siswa selalu menulis dengan baik. Fungsi tuturan ini tentu terikat dengan konteks tuturan yang melatarinya. Tutur pujian juga dapat berfungsi memberikan penguatan. Tutur pujian yang berfungsi memberi penguatan memiliki indikator (1) penutur menggunakan pujian agar mitra tutur memiliki rasa senang (2) penutur mengunakan pujian agar hubungan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik penuh dengan semangat dan aktif. Contoh kalimat tutur pujian sebagai berikut. (9) G: Baik semua jawaban anda tidak salah, untuk memperjelas jawabannya, ibu jelaskan lagi. S: ya, Bu. Konteks: tutur pujian terjadi di kelas saat guru memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan. Pada tuturan yang diucapkan guru di atas merupakan tuturan yang berfungsi memberikan penguatan, motivasi agar lebih semangat untuk berani menyampaikan pendapat. Selain itu tuturan 55

tersebut menciptakan suasana nyaman dan memelihara hubungan kerjasama yang harmonis dalam pembelajaran. Pada tuturan guru di kelas ditemukan juga tuturan pujian yang berfungsi menasihati dilakukan penutur kepada mitra tutur pada saat melakukan diskusi kelompok. Berikut kalimat tersebut. (10) G: kita tidak boleh menyalahkan teman dengan cara langsung. Kita harus menghargai pendapat orang lain, walupun itu sedikit berbeda dengan kita, tugas kita adalah saling memperbaiki kalau ada yang salah. Mengerti semua? S: mengerti, pak Konteks: teman menjawab pertanyaan dari teman lain saat diskusi Tuturan guru di atas merupakan tindak tutur pujian guru memberikan nasihat. Fungsi dari nasihat ini memberi kesadaran pada siswa agar selalu menghargai dan selalu menghormati pendapat orang lain serta memotivasi agar kita selalu memperbaiki diri. Tuturan tersebut terlihat pada guru mengatakan kita harus menghargai pendapat orang lain. Kita tidak boleh menyalahkan dengan cara langsung. Pada tutur pujian siswa berfungsi sebagi penerimaan suatu pendapat. Indikator penerimaan siswa dilihat dari tuturan jelas, bu, benar bu, paham pak. Hal ini bisa dilihat saat guru menjelaskan materi. (11) G: Baiklah, anak-anak karena kalian tidak ada yang bertanya, berarti kalian paham materi ini. Agar pemahaman kalian lebih baik diskusikanlah dalam kelompok tentang laporan hasil observasi. Bagaimana? sudah cukup jelas! S: Jelas. Bu Konteks: Tutur terjadi di kelas, guru mengecek pemahaman siswa. siswa tidak ada yang bertanya Pada tutur pujian di atas jawaban siswa berupa pujian untuk menjawab penerimaan terhadap gurunya. Dengan mengatakan jelas berarti siswa menerima apa yang telah dikatakan guru. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan, ada dua simpulan hasil penelitian sebagai berikut. Pertama wujud tindak tutur pujian guru dalam intraksi pembelajaran terdapat wujud (1) kalimat imperatif, (2) kalimat deklaratif, dan (3) kalimat interogatif. Wujud tindak tutur pujian guru berupa kalimat imperatif yang ditemukan dalam penelitian ini ada empat, yaitu imperatif permintaan, pemberian 56

izin, suruhan, dan larangan. Wujud tindak tutur pujian berupa kalimat deklaratif yang ditemukan,yaitu berbentuk kalimat aktif. Kedua, fungsi tindak tutur pujian guru dalam interaksi pembelajaran terdapat lima jenis. Jenis fungsi tindak tutur tersebut adalah (1) fungsi memperhalus perintah,(2) fungsi memperhalus teguran, (3) fungsi memberi penguatan, (4) fungsi member i nasihat, dan (5) fungsi penerimaan siswa terhadap guru. SARAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para guru dalam menggunakan tutur pujian untuk menambah keaktifan dan gairah siswa dalam interaksi pembelajaran. Tutur pujian merupakan salah satu cara untuk memberikan rasa senang dan penghargaan terhadap usaha siswa dalam meraih kompetensinya. Hendaknya guru jangan pelit dalam memberikan tutur pujian ini pada siswa. Penghargaan tidak harus berupa benda atau hadiah, cukup dengan tutur pujian dari guru, siswa sudah merasakan kebahagiaan yang luar biasa. DAFTAR RUJUKAN Austin, John L. 1962. How to Do Things with Word. Cambridge: Harvard University Press Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta : Balai Pustaka Djamarah, Syaiful Bakri, 1994. Prestasi Belajar Kompetensi Guru. Surabaya: PT. Usaha Nasional Ibrahim, Abdul Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional Kridalaksana, H.1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Rahardi, K.2002. Pragmatik Kesantunan Imperatif dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Seale,J.R. 1969. Speech Acts: an essay in the philosophy of language. Cambridge: University Press. Yule, George. 2006. Pragmatik (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar 57

58