I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bagian ini akan dijelaskan metode penelitian, teknik serta instrumen

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesantunan berbahasa pada hakikatnya erat kaitannya dengan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam berkomunikasi, sebagai salah satu kegiatan utama manusia alam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas karakteristik tuturan guru sains berdasarkan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun alat pendapat. Alat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

37. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

TINDAK TUTUR GURU YANG BERKARAKTER DALAM PEMBELAJARAN DI TK. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

KESANTUNAN BAHASA LISAN GURU SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat untuk menyampaikan pesan, ungkapan perasaan, dan emosi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

KIS- KISI UJI KOMPETENSI GURU ( UKG) Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal yang menjadi latar belakang pemilihan topik penelitian, termasuk mensignifikasikan pemilihan topik penelitian tersebut, meletakkan penelitian yang akan dilakukan dalam peta keilmuan yang menjadi perhatian peneliti, menunjukkan penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti (dan peneliti-peneliti lain) yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Berikutnya adalah bagian rumusan masalah, yaitu berisi Merumuskan masalah penelitian (research problem) dan mengemukakan pernyataan masalah (problem statement). Bagian selanjutnya adalah tujuan penelitian, yaitu menekankan pada pengungkapan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan dirujukkan kepada masalah yang telah dibatasi atau dirumuskan. Bagian terakhir adalah manfaat penelitian, Penjelasan mengenai nilai dan manfaat penelitian, baik dari sisi keilmuan-akademik, maupun dari sisi praktis atau pragmatis. Berikut adalah penyajiannya. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu sistem lambang dalam kegiatan komunikasi, baik itu lambang bunyi yang diujarkan secara lisan, maupun lambang-lambang yang berupa tulisan, dan keseluruhan lambang tersebut dimaksudkan untuk

2 menyampaikan sebuah pesan kepada orang lain. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa digunakan dalam proses komunikasi sosial di masyarakat, baik oleh individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Selain itu, bahasa juga dipakai untuk mengungkapkan emosi manusia, baik itu emosi positif yang berupa ungkapan rasa bahagia, dan juga emosi negatif yang berupa ungkapan rasa sedih, marah, dan murung. Wujud penggunaan bahasa secara nyata terealisasi lewat tindak tutur, satu hal yang selalu berkaitan dan tidak pernah lepas dari tindak tutur adalah penggunaan bahasa lisan. Bahasa lisan cenderung lebih mudah digunakan dan lebih praktis. Penggunaan bahasa lisan sering didukung oleh mimik, gerak-gerak anggota tubuh, dan intonasi dengan tujuan untuk memperjelas maksud yang hendak disampaikan. Tindak tutur adalah berlangsungnya interaksi linguistik dalam suatu bentuk ujaran yang mencakup ekspresi situasi psikologis dan tindak sosial seperti mempengaruhi prilaku orang lain atau membuat suatu kesepakatan yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan mitra tutur. Jadi tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Salah satu contoh tindak tutur dapat dilihat dalam interaksi antara guru dengan murid dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasinya. Tuturan dalam kegiatan pembelajaran merupakan realitas komunikasi yang berlangsung dalam interaksi kelas. Dalam interaksi kelas, guru selalu menggunakan bahasa untuk memperlancar proses interaksi. Guru sebagai orang

3 yang memiliki peranan sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, lebih banyak menggunakan tuturan lisan sebagai media untuk menyampaikan ide kepada siswa. Oleh sebab itu, bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kunci menuju keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi, sehingga guru hendaknya menggunakan bahasa lisan yang baik dan benar. Tindak tutur berbahasa santun (kesantunan) merupakan alat yang paling tepat digunakan dalam komunikasi, terutama dalam kegiatan komunikasi antara guru dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. Kesantunan merupakan sistem hubungan interpersonal yang dirancang untuk mempermudah interaksi dengan memperkecil potensi konflik dan konfrontasi yang selalu terjadi dalam pergaulan manusia. Kesantuan merupakan prilaku yang benar yang tidak terbatas pada bahasa, tetapi juga mencakup prilaku nonverbal atau nonlinguistik. Oleh karena itu, pembelajaran kesantunan baik berbahasa maupun berprilaku siswa perlu dibina dan diarahkan oleh guru. Guru sebagai seorang pendidik perlu menyadari selayaknya tidak memperlihatkan kecenderungan atau kebiasaan negatif, misalnya dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan tuturan atau bahasa yang sulit dipahami atau dimengerti siswa dan juga menggunakan bahasa yang kurang baik pada saat dibuat marah oleh siswanya, karena dalam keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, selain digunakan sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan juga dijadikan sebagai sarana penenaman nilai-nilai kebaikan.

4 Pendidikan seyogianya tidak cukup hanya membuat anak pandai, tetapi juga harus mampu menciptakan nilai-nilai kesantunan, budi pekerti, dan mendorong pada karakter anak didik yang baik. Pentingnya pendidikan karakter untuk landasan pemikiran dan perilaku peserta didik berangkat dari pendidikan nilai moral, watak, dan budi pekerti yang diberikan oleh guru yang kedudukannya sebagai pendidik. Seorang pendidik dikatakan berkarakter, jika ia memiliki nilai dan keyakinan dilandasi hakikat dan tujuan pendidikan, serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Bahasa guru atau tuturan guru yang berkarakter mampu menyelenggarakan pendidikan yang memungkinkan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter bagi siswanya. Pendidikan merupakan proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang dapat memberikan bekal kepada anak untuk menghadapi masa dewasa, apa yang diajarkan di masa kecil merupakan dasar pembentukan diri pada waktu dewasa. Pendidikan itu dapat dibedakan atas lima hal: (1) pendidikan prasekolah, (2) pendidikan sekolah, (3) penddikan sekolah menengah pertama, (4) pendidikan menengah atas, dan (5) pendidikan perguruan tinggi. Pendidikan prasekolah (selanjutnya, disingkat TK) merupakan awal dari pendidikan sekolah formal. Pendidikan secara formal disini maksudnya ialah pengetahuan secara terarah, teratur, dan disesuaikan dengan Kurikulum Pendidikan Nasional, yang di dalamnya mencangkup tentang pentingnya pembentukan karakter anak sejak dini. Patmonodewa (2000: 28) mengemukakan bahwa murid TK yang berusia mulai 3-6 tahun biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan sederhana dengan kosa kata yang masih sangat sedikit sekali. Apabila seorang guru tidak memiliki

5 tuturan atau cara berkomunikasi yang baik dengan siswa khususnya siswa TK, maka siswa TK tersebut akan kesulitan untuk menerima materi pelajaran yang diberikan gurunya, dan niai-nilai pendidikan karakter tidak akan terealisasikan dengan baik bagi anak-anak usia TK, kemudian hasilnya akan membuat anakanak usia TK kesulitan dalam mengkomunikasikan bahasanya sendiri dengan lingkungan sekitar. Tokoh Piaget (dalam Patmonodewa, 2008: 12) mengemukakan bahwa anak pada usia prasekolah mempelajari sesuatu dari manusia lain, misalnya anak menemukan makna kursi dengan meneliti atau menjelajahi ciri-ciri kursi sehingga anak dapat mempelajari bahwa kursi ada kaki dan sebagainya tetapi tanpa manusia lain anak tidak akan tahu bahwa benda tersebut namanya kursi. Menurut peaget dalam teori perkembangan kognitif, anak usia prasekolah melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku, pada saat mengikuti pendidikan formal di sekolah, anak akan meniru segala macam bentuk tuturan atau bahasa yang disampaikan oleh gurunya, oleh karena itu guru harus menggunakan kalimat yang tidak terlalu panjang dan lebih disederhanakan pada saat berkomunikasi dengan siswanya, serta harus lebih berhati-hati dalam memilih kosakata pada saat berbicara. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah tindak tutur guru yang berkarakter dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang salah satunya dijadikan sebagai sarana transformasi atau penanaman nilai-nilai pendidikan karakter. Tuturan yang dilakukan oleh seorang guru akan sangat menentukan mudah atau tidaknya materi itu dicapai oleh siswa, dan juga menentukan pola prilaku yang akan ditunjukkan siswa dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

6 keluarga, maupun di lingkungan masyrakat. Apabila kegiatan belajar mengajar tersebut terjadi di lingkungan pendidikan prasekolah maka tuturan yang digunakan guru memang banyak mempengaruhi atau menjadi model bagi siswanya, oleh karena itu guru harus benar-benar berhati-hati dalam memilih kosa kata yang akan dituturkan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kajian penggunaan bahasa Indonesia guru ragam lisan, berkaitan dengan tindak tutur guru yang berkarakter untuk mendukung pembentukan karakter anak dalam kegiatan pembelajaran di kelas meliputi komunikatif, keteladanan, bertanggung jawab, cinta damai, dan religius, yang kesemua kajian bahasa tersebut tertuang dalam fungsi tindak tutur menurut Searle (Leech,1993:164-165) yaitu tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Kemudian nilai pendidikan karakter siswa yang diharapkan dapat berkembang melalui kajian tindak tutur guru tersebut adalah penuh perhatian, ketaatan, ketertiban, tahu berterimakasih, ketulusan, dan pengampunan. Peneliti memilih untuk menganalisis tindak tutur guru yang berkarakter, dalam kegiatan pembelajaran di TK. Alasannya karena, pertama tindak tutur guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas umumnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar yaitu menggunakan bahasa baku, akan tetapi di jenjang pendidikan formal seperti di TK, tidak mungkin ditemukan penggunaan bahasa baku seperti pada kegiatan pembelajaran di SMA/SMP/PT. Tindak tutur guru yang menggunaan bahasa Indonesia lisan di TK disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang kemampuan berbahasanya belum benar-benar terlatih, kemampuan siswa dalam mengungkapkan bahasa belum benar-benar terampil dikarenakan kosa kata yang dimiliki siswa TK masih sangat terbatas.

7 Alasan yang kedua, karena penggunaan tindak tutur guru yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di TK tersebut disesuaikan dengan kebutuhan berbahasa anak usia TK, maka akan ditemukan banyak sekali tuturan-tuturan guru yang bermacam-macam bentuk dan fungsinya seperti yang ada pada jenis-jenis tindak tutur yang dikemukakan oleh Searle yang meliputi tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Kemudian, meskipun ragam bahasa lisannya tidak baku pastinya harus mencerminkan tuturan atau bahasa yang dapat membentuk pribadi siswa TK yang berkarakter, sehingga penting sekali untuk diteliti lebih dalam. Alasan ketiga adalah bahasa atau tuturan guru TK yang bermacam-macam bentuk dan fungsinya tersebut harus dapat mendukung pembentukan karakter siswa. Mengingat bahwa anak usia TK adalah usia dini dimana pembentukan pendidikan karakter dimulai, oleh karena itu baik buruknya dan berhasil atau tidaknya pola perkembangan karakter anak usia TK baik itu perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, dan juga perkembangan sosial emosinya sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam bertutur dengan baik dan benar pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Baik berarti menggunakan bahasa yang sopan, dan benar berarti disesuaikan dengan tingkat kecakapan siswa yang diajar. Penelitian analisis wacana tindak tutur guru yang berkarakter ini difokuskan pada tindak tutur menurut Searle berupa tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Tindak tutur asertif adalah Tuturan yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan, yang termasuk tindak tutur jenis ini adalah tuturan melaporkan, mengusulkan, mengemukakanpendapat, danmengeluh. Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang dimaksudkan untuk

8 menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur. Tindak tutur jenis ini antara lain tuturan meminta, memerintah, danmenasehati(searle dalam Chaer, 2010:29-30). Tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan itu, meliputi tuturan mengucapkan terima kasih, mengucapkan maaf, mengucapkan selamat, memuji, dan mengkritik.tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan segala hal yang disebutkan dalam ujarannya, misalnyamenjanjikan, menawar, mengancam. Tindak tutur deklaratif adalah tuturan yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dsb) yang baru. Tindak tutur ini disebut juga dengan istilah isbati, yang termasuk ke dalam jenis tututran ini adalah tuturan dengan maksudmemutuskan,membatalkan, melarang, mengabulkan, menghukum, memaafkan (Searle dalam Chaer, 2010:29-30). Alasan peneliti memilih kelima fungsi tindak tutur menurut Searle untuk diteliti, karena tindak tutur guru dalam kegiatan pembelajaran di TK, mengandung fungsi tindak tutur yang bermacam-macam sehingga sangat penting untuk diteliti dan dikaji lebih dalam. Alasan berikutnya, karena kelima fungsi tindak tutur guru tersebut sangat mendukung pada pembentukan karakter siswa TK, mengingat penelitian ini ingin mengetahui potensidarimasing-masingtindaktuturasertif, direktif, ekspresif, komisif, dandeklaratif. Kemudian dalam analisis datanya juga akan memperhatikan maksim kesopanan menurut Leech (kebijaksanaan, kedermawanan, penghargaan, kesederhanaan, kecocokan, kesimpatian), dan melihat skala kesantunan menurut Robin Lakof (formalitas, ketidaktegasan,

9 kesekawanan) kemudian menyimpulkanapapengaruhdaritindaktutur guru yang berkarakterterhadapsiswa, khususnyasiswa di TK KaruniaImanuel Bandar Lampung. Tindak tutur guru yang berkarakter adalah bentuk fungsi tuturan-tuturan guru yang mampu memotivasi siswanya untuk melakukan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan yang baik, serta dapat menanamkan dalam diri siswa sifatsifat yang berkarakter. Ciri dari tindak tutur guru yang berkarakter adalah tuturantuturannya yang santun, tuturan-tuturannya yang memperhatikan bagaimana seharusnya cara yang digunakan guru sebagai penutur, yaitu meliputi serius/tegas/main-main tapi tetap mendidik, dan tuturan-tuturan yang memperhatikan norma-norma dalam berinteraksi. Selanjutnya alasan dipilihnya TK Karunia Imanuel, karena sekolah tersebut merupakan tempat peneliti mengajar, sehingga peneliti dapat dengan bebas mengambil data penelitian sampai peneliti benar-benar memperoleh data yang diinginkan. Alasan yang kedua adalah karena TK Karunia Imanuel ini terletak di daerah perkotaan sehingga pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar lebih tinggi dibandingkan bahasa daerah sehingga sangat memungkinkan ditemukannya bentuk-bentuk dari kelima fungsi tindak tutur menurut Searle. Alasan yang ketiga karena penelitian ini memfokuskan pada tindak tutur guru yang berkarakter yang memiliki potensi untuk pembentukan karakter peserta didik, dan hanya TK Karunia Imanuel Bandar Lampung yang memiliki program pengembangan dan pelatihan karakter di dalam kelas yang didasarkan pada teori yang termuat dalam modulcharacter First. Dimana buku tersebut didapat ketika

10 guru-guru di TK Karunia Imanuel Bandar Lampung mengikuti workshoop. Kemudian, setelah pendidikan karakter tersebut dikembangkan di dalam kelas, akan dilakukan evaluasi karakter anak di lingkungan rumah oleh orang tua masing-masing, yang hasilnya akan membantu guru dalam mengetahui karakter anak di rumah, yang masih perlu diubah. Penelitian mengenai tindak tutur sudah banyak dilakukan, dan salah satu penelitian yang relefan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Refa (2012:158) yang menghasilkan temuan: pertama, fungsi tindak tutur guru dalam konteks proses pembelajaran berorientasi pendidikan karakter di SD Budi Mulia Padang ditemukan beberapa fungsi tindak tutur searle yaittu, fungsi asertif, fungsi direktif, fungsi ekspresif, fungsi komisif, dan fungsi deklaratif. Kedua, strategi kesantunan tindak tutur guru dalam konteks proses pembelajaran berorientasi pendidikan karakter di SD Budi Mulia Padang menggunakan strategi tindak tutur langsung. Ketiga, skala kesantunan tindak tutur guru dalam konteks proses pembelajaran berorientasi pendidikan karakter di SD Budi Mulia Padang, guru cenderung menggunakan skala formalitas, skala ketidaktegasan, dan skala kesekawanan. Berbeda dengan penelitian Refa, peneliti hanya memfokuskan tindak tutur menurut Searle yaitu tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. untuk dianalisis dalam penelitian ini, dengan memperhatikan skala kesantunan dan strategi kesantunan yang dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan apakah tuturan guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut berkarakter atau tidak. Meski demikian, keduanya merujuk pada hal yang sama.

11 Perbedaannya, pada penelitian ini kesimpulannya akan mengulas potensi dari masing-masing fungsi tindak tutur terhadap pembentukan karakter anak usian TK. Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai Tindak Tutur Guru yang Berkarakterdalam Kegiatan Pembelajaran di TK Karunia Imanuel Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk-bentuk tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, komisif, deklaratif guru yang berkarakter dalam kegiatan pembelajaran di TK Karunia Imanuel Bandar Lampung? 1.3 Tujuan Penelitan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, komisif, deklaratif guru yang berkarakter dalam kegiatan pembelajaran di TK Karunia Imanuel Bandar Lampung. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. a. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan teoretis untuk pembelajaran tindak tutur guru yang berkarakter guna mendukung pembentukan karakter siswa dalam kegiatan pembelajaran di TK. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih positif terhadap

12 perkembangan keilmuan khususnya dalam bidang pragmatik dan pendidikan karakter anak di sekolah. b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru TK untuk pembelajaran kesantunan dalam bertindak tutur guna membentuk karakter siswa menjadi lebih baik, dan bagi penelitilain dapat dijadikan bahan rujukan dan bandingan untuk penelitian dibidang bahasa khususnya pragmatik.