BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

2014 GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

2016 KULINER TRADISIONAL SUNDA DALAM KARYA SENI GRAFIS

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Elwin Adlian Raharja, 2015

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari budaya karena

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage

BAB III METODE PENCIPTAAN

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

BAB 1 PENDAHULUAN. xix

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Nelson Mandela 1960 Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(

berpengaruh terhadap gaya melukis, teknik pewarnaan, obyek lukis dan lain sebagainya. Pembuatan setiap karya seni pada dasarnya memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai

TOKOH LEGENDA ENDANG DHARMA AYU SEBAGAI GAGASAN BERKARYA DRAWING

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Batik buatan Indonesia sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia. Artis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

gambar, lukisan, tabel, atau foto yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atas suatu media komunikasi visual

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kata komik berasal dari bahasa Inggris comic yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB II METODOLOGI. 2. Manfaat Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya. Manusia yang memiliki sifat Human Society (sosialisasi

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN


BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

2014 GENDERANG BARATAYUDHA VISUALISASI NOVEL PEWAYANGAN KE DALAM BENTUK KOMIK SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN CERITA PEWAYANGAN

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB III METODE PENCIPTAAN

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat Batak di Tapanuli utara, upacara-upacara Sigalegale

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bentuk imajinasi dan ide ide kreatif yang diwujudkan dalam

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sunda melengkapi keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Kujang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Tedi Fedriansah, 2015 SENI KERAJINAN GERABAH BUMIJAYA SERANG BANTEN Universitas Pendidikan Indonesia \.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II METODE PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni grafis tradisional ditengah arus kemajuan dibidang percetakan. Cetak tradisional mampu mempertahankan eksistensinya di masyarakat, karena sebuah karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional, dimana pengerjaan dilakukan dengan tangan dan setengah mekanis. Sedangkan cetak offset dapat dikatakan hasil mekanis, diakui masing-masing metode cetak itu menghasilkan karya seni grafis. Selain itu karya seni grafis juga dapat dibedakan dari karya reproduksi. Karya reproduksi bertujuan memperbanyak karya tunggal seperti lukisan dan foto, umumnya menggunakan cetak mekanis, cenderung untuk kebutuhan massal. Sedangkan karya seni grafis bertitik tolak dari kebutuhan seniman. Mengenai seni grafis Supriyanto ( 2004: 4) mengemukakan bahwa: Seni grafis, seperti semua cabang seni lainnya adalah secara sadar menggunakan keterampilan dan imajinasi kreatif untuk menciptakan objek objek estetik bentuk ungkapan seni rupa dua dimensi yang memanfaatkan metode cetak mencetak. Karenanya, karya seni grafis memungkinkan berjumlah lebih dari satu. Suatu karya seni grafis yang sama dapat dinikmati atau dimiliki oleh banyak peminat. Proses cetak dalam seni grafis cenderung terbatas pada proses yang normal. Sebab keterampilan tangan seniman diutamakan dalam menghasilkan cetakan. Faktor

2 pekerjaan yang seringkali membutuhkan waktu yang lama dan peralatan cetak yang sederhana, maka jumlah edisi suatu karya seni grafis biasanya terbatas sebagai karya cetak murni (original prints). Akan tetapi, menurut Setiawan dalam Kompas (2007: 20) bahwa : Seni grafis berhak berkembang dan sejajar dengan seni rupa lain seperti seni ukir, lukis, pahat. Karena seni tidak bisa dikotak-kotakkan dalam arus utama tertentu. Janganlah kita batasi dan persoalkan mediannya, yang penting isinya. Seni grafis konvensional sekalipun tidak menutup diri dari perubahan zaman. Kontemporerisasi menjadi pilihan. Sebab, sejatinya negara ini memang tidak punya akar tradisi seni grafis. Kalau kita terus menerus mengacu ke Eropa, kapan kita akan mengejar. Seni grafis sebagai cabang seni yang memberikan banyak ruang eksploratif yang dapat dimanfaatkan seniman untuk mencapai sebuah pencapaian estetik tertentu yang memiliki karakter yang khas. Kematangan sebuah karya seni grafis dapat dinilai dari kualitas eksplorasi teknis sang seniman dan ide yang dimunculkan. Menghadirkan problematika dilematis yang cukup signifikan dalam perkembangan karya-karya grafis. Seiring perkembangan zaman seni grafis dapat dikategorikan menjadi empat teknik utama, yakni cetak datar, cetak tinggi (relief), cetak dalam (intaglio), dan cetak saring (serigrafi). Saat ini penulis yang sedang menyelesaikan jalur skripsi penciptaan ini lebih tertarik dengan seni grafis teknik afdruk yang dicetak di atas kertas concorde. Penulis semata-mata memilih teknik cetak saring karena berlandaskan pada materi disiplin ilmu yang penulis pelajari selama mengikuti perkuliahan seni grafis I, II, dan III. Alasan penulis memilih cetak saring teknik afdruk, mengingat pembuatan

3 desain pada film kalkir dapat diolah dengan menggunakan program photoshop untuk mempermudah pemilihan warna yang dapat disesuaikan dengan keinginan penulis. Ciri khusus lainnya dilandaskan pada kerumitan dan usaha kerja yang dilakukan untuk menghasilkan karya seni grafis yang spektakuler, sebab kerumitan selalu disandarkan pada sifat manual daripada otomatis (digital printing). Pada penciptaan ini penulis mengangkat tema Sigale-gale sebagai cerita rakyat Tapanuli Utara pada suku Batak Toba. Patung Sigale-gale diciptakan oleh para dukun, karena dukun merasa prihatin seorang raja Rahat yang sedih berkepanjangan ditinggal mati anaknya yang terbunuh dalam peperangan. Alasan saya ingin mengangkat kisah ini penulis dapat mengambil nilai moral yang terkandung didalam kisah itu yakni betapa eratnya hubungan cinta seorang ayah kepada anaknya. Setiap orang tentunya mengalami kasih sayang yang berbeda. Sungguh beruntung jika seorang anak mendapat limpahan kasih sayang dari ayahnya. Tidak sedikit anak yang hidup dalam keluarga kurang mendapatkan perhatian dari ayahnya dikarenakan kesibukkan pekerjaan yang tidak mempunyai waktu luang bersama anaknya. Pandangan penulis terhadap kondisi seperti itu bukan berarti seorang ayah sama sekali tidak mencintai anaknya. Justru disela kesibukan pekerjaan, ayah senantiasa menyayangi, memikirkan, dan mengkhawatirkan anaknya. Bahkan genting juga sekalipun seorang ayah masih saja memikirkan keadaan anaknya kecuali seorang ayah yang tertutup akan cinta dan kasih sayang pada anaknya. Kisah patung Sigale-gale merupakan cerminan dan pelajaran hidup kasih sayang seorang seorang ayah pada anaknya. Penulis berharap agar masyarakat pada

4 umumnya dan saya pada khususnya merasa lebih menghormati ayah selagi kita masih diberi kesempatan hidup didunia. Maka penulis tertarik untuk mengangakat kisah sigale-gale kedalam bentuk karya seni grafis cetak saring teknik afdruk. Gambar 1.1 Sigale-gale (Sumber http://en.wikipedia.org/) B. Masalah Penciptaan Adapun permasalahan selama pengerjaan yang erat kaitannya dengan penjelasan masalah. Maka penulis membatasi sebagai berikut: 1. Bagaimana proses dan teknik dalam pembuatan sigale-gale pada seni grafis cetak saring? 2. Bagaimana analisis visual dan analis konsep sigale-gale pada karya seni grafis cetak saring?

5 C. Tujuan Penciptaan 1. Untuk mengetahui proses dan teknik dalam pembuatan sigale-gale pada seni grafis cetak saring. 2. Untuk mengetahui analisis visual dan konsep sigale-gale pada karya seni grafis cetak saring. D. Manfaat Penciptaan Penciptaan skripsi seni grafis ini, semoga dapat berguna bagi: 1. penulis sebagai bekal ilmu untuk memasuki dunia kerja dan mendorong penulis untuk menggali dan mengasah potensi keterampilan khusunya dibidang seni grafis. 2. dunia pendidikan seni rupa penulis berharap penciptaan ini menjadi referensi dan subjek apresiasi. 3. masyarakat umum penulis berharap penciptaan karya ini dapat meninggkatkan rasa peduli dan melestarikan karya peninggalan-peninggalan daerah setempat khususnya sigale-gale. E. Metode Penciptaan 1. Studi Literatur Penulis melakukan studi pustaka guna mendukung analisis data teori yang relevan berkaitan dengan Sigale-gale maupun ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan seni grafis.

6 2. Observasi Untuk memperoleh informasi tentang Sigale-gale yang relevan penulis berkunjung ke TMII. 3. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan penulis dengan metode pengumpulan data dengan surat cara mencari data-data yang berupa buku-buku, surat kabar, foto-foto, gambargambar, dan sebagainya yang mendukung penulisan skripsi penciptaan. F. Teknik Penciptaan Karya yang akan dibuat adalah seni grafis cetak saring teknik afdruk. Adapun tahap teknik penciptaan yang akan dilakukan penulis adalah sebagai berikut. 1. Teknik dan Eksplorasi bahan Proses pewarnaan dilakukan dengan membuat sketsa. Kemudian dimasukkan pada program photoshop agar pengolahan warna lebih mudah. Bereksperimen pada bahan glitter untuk mendapatkan bentuk-bentuk berbeda dan cat PVC yang sekedar memperbanyak. 2. Proses Penciptaan Membuat sketsa dan memindahkan kedalam seni grafis cetak saring teknik Afdruk.

7 3. Konsep Penciptaan Karya seni grafis dengan tema sigale-gale. Penulis berharap masyarakat indonesia menjadi bangga akan keanekaragaman peninggalan-peninggalan kebudayaan warisan nenek moyang. Konsep penciptaan secara keseluruhan meliputi: a. Sigale-gale sebagai cerita rakyat Tapanuli Utara menjadi ciri khas suku Batak Toba. b. Seni grafis cetak saring diharapkan menjadi daya tarik masyarakat untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan teknik cetak mencetak ditengah kemajuan bidang percetakan. c. Menyingkap pesan moral dibalik cerita sigale-gale yakni hubungan saling mengasihi antara ayah dan anak.

8 G. Sistematika Penulisan Laporan Penciptaan BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penciptaan, tujuan penciptaan, manfaat penciptaan, metode penciptaan, teknik penciptaan dan sistematika penulisan laporan penciptaan. BAB II Kajian pustaka/kerangka teoritis sebagai gambaran padat menyeluruh yang menjelaskan tentang skripsi penciptaan. BAB III Menjelaskan tentang metode penciptaan, skema proses berkarya yang berisi pra ide, ide gagasan, kontemplasi, stimulasi, berkarya seni grafis, karya seni dalam membuat karya, ide berkarya, kontemplasi, stimulasi, berkarya seni grafis, karya seni, penentuan ukuran dan jumlah karya, penentuan alat dan bahan. BAB IV BAB V Berisi proses dan teknik, analisis dan konsep karya seni grafis, Kesimpulan dan saran, hasil akhir dari skripsi penciptaan yang menjawab rumusan masalah.