Pengaruh Perlakuan Silane Dan NaOH Pada Permukaan Serat Kontinyu Limbah Epulur Sagu (Metroxylon Sp) Terhadap Daya Serap Air Dan Kekuatan Bending

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT AMPAS EMPULUR SAGU TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK PADA KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

Perubahan Sifat Mekanis Komposit Hibrid Polyester yang Diperkuat Serat Sabut Kelapa dan Serat Ampas Empulur Sagu

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT LIMBAH PATI ONGGOK SANDWICH DENGAN CORE SERAT ACAK DARI BAHAN LIMBAH SEKAM PADI DENGAN MATRIK RESIN

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

BAB I PENDAHULUAN. material teknik. Material komposit khususnya dengan penguatan serat alam mulai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

Gambar 4.1 Grafik dari hasil pengujian tarik.

BAB V PEMBAHASAN. Laporan Tugas Akhir

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

REKAYASA KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT KELAPA BERMATRIK EPOXY DAN GYPSUM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

Pengaruh Fraksi Volume Dan Panjang Serat Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Epoksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PERENDAMAN (NaOH) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

PENINGKATAN KETAHANAN BENDING KOMPOSIT HIBRID SANDWICH SERAT KENAF DAN SERAT GELAS BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE KAYU SENGON LAUT

PENINGKATAN KEKUATAN BENDING PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT HYBRID DENGAN CORE KAYU PINUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017

Rekayasa dan Manufaktur Komposit Sandwich...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw

Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT UPRs-CANTULA

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

UNIVERSITAS DIPONEGORO. PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

PENGARUH KETEBALAN CORE MELINTANG PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID SANDWICH TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATANBENDING KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA DENGAN MATRIK POLYESTER. Suryanto, Yuyun Estriyanto, Budi Harjanto

Pengaruh Waktu Perlakuan Kalium Permanganate (KMnO 4 ) Terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Purun Tikus (Eleocharis Dulcis)

Pengaruh Perlakuan Alkali (NaOH) Terhadap Morfologi dan Kekuatan Tarik Serat Mendong

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Pengaruh Absorpsi Air Laut Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Serat Pelepah Sawit

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

Kata kunci : Serat purun tikus, NaOH, polyester,kekuatan tarik & Bending

KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERAT KULIT POHON WARU (HIBISCUS TILIACEUS) BERDASARKAN JENIS RESIN SINTETIS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN PATAHAN KOMPOSIT

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR)

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

Efek Fraksi Volume Serat dan Penyerapan Air Tawar Terhadap Kekuatan Bending Komposit Tapis Kelapa/Polyester

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI, FRAKSI VOLUME SERAT, DAN PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA - POLYESTER

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

III. METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

KAJIAN EKSPERIMENTAL SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT SERAT TANGKAI SAGU DIPADUKAN DENGAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT MATRIKS RESIN BERPENGUAT SERAT ALAM DENGAN BERBAGAI VARIAN TATA LETAK

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS KEKUATAN BENDING DAN KEKUATAN IMPACT KOMPOSIT EPOXY DIPERKUAT SERAT PELEPAH LONTAR

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT TANGKAI ILALANG SEBAGAI BAHAN PANEL RAMAH LINGKUNGAN

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PENGARUH ALKALISASI TERHADAP KOMPATIBILITAS SERAT SABUT KELAPA ( Cocos Nucifera ) DENGAN MATRIKS POLYESTER

Volume 1, Nomor 1 Juni 2008 Jurnal Flywheel, ISSN :

BAB VI DEFLEKSI BALOK

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

Transkripsi:

Pengaruh Perlakuan Silane Dan NaOH Pada Permukaan Serat Kontinyu Limah Epulur Sagu (Metroxylon Sp) Terhadap Daya Serap Air Dan Kekuatan Bending Josef Matheus, Yudy Surya Irawan, Rudy Soenoko Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan. Mayjend Haryono 167, Malang 65145. Indonesia Phone: +62-341-587710, Fax: +62-341-551430 E-mail : ceceplopulalan@ymail.com Astract Utilization of composite materials at this moment is growing, along with increasing use of these materials in widespread ranging from a simple household appliances to the industrial sector. The purpose of this study is to determine the mechanical properties and water asorption of continuous fier composites sago pith waste, on a percentage variation in respectivevolume fraction 10%, 30%, and 50%. The fier is treated y immersion treatment with 5% NaOH alkaline 2 hours and 2% solution of silane for 30, 60, and 90 minutes. Mechanical properties of the composite test results that at 47.37 MPa tensile strength and ending strength of 72.27 MPa with a percentage of the volume fraction (50%), under fier soaking time (30 minutes) are in the same value. The smaller the value of water uptake, it is contained in immersion treatment of sago pith waste continuous fiers with a percentage of 50% and the volume fraction of fier soaking time 90 minutes. Keywords: Composites, mechanical properties, water asorption, sago pith waste, volume fraction. PENDAHULUAN Kemajuan material komposit erpenguat serat alam semakin anyak digunakan karena mempunyai nilai perpaduan dua sifat dasar yaitu kuat dan ringan sehingga trend perkemangan komposit dewasa ini eralih dari komposit dengan material penguat sintetis ke komposit dengan material penyusun dari alam, aik untuk matriks maupun seratnya (penguat). Contoh pemakaian ini pada industri otomotif seperti amper moil, odi moil, industri pesawat terang, peralatan rumah tangga dan sampai pada pemuatan rangka serta odi perahu dan lain-lain. Sifat mekanis dan daya serap air dari suatu material sangat mempengaruhi kekuatan dari material itu sendiri, salah satu masalah terutama dalam penggunaan komposit pada daerah yang erlema atau erhuungan langsung dengan air akan menurunkan nilai kekuatan material aik dalam waktu yang relatif pendek maupun panjang. Serat alam memiliki eerapa keuntungan dianding dengan serat sintetis, seperti oot yang leih ringan, dapat diolah secara alami, dan ramah terhadap lingkungan, serta mempunyai kekakuan yang leih tinggi dan tidak menyeakan iritasi pada kulit. Banyak serat alam yang memiliki selulosa antara lain serat kelapa, serat kenaf, serat empulur sagu, serat teu, serat rami, dan lain- lain [1]. Tanaman sagu dengan ahasa latin (metroxylon sp) artinya tanaman yang menyimpan pati pada atangnya (Metro : empulur, xylon; xylem, sagu; pati) merupakan tanaman asli Indonesia yang erasal dari Maluku dan Papua. Batang sagu mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena seluruh agian mulai dari daun, atang, tangkai daun, atang pohon sampai kulitnya memiliki anyak sekali manfaatnya [2]. Penelitian yang memahas tentang penyerapan air terhadap sifat mekanik dari komposit yang diperkuat dengan serat kenaf menyimpulkan ahwa penyerapan kelemaan meningkat karena kandungan selulosa yang tinggi, sifat tarik di temukan 212

menurun dengan peningkatan serapan prosentase kelemaan [3]. Penelitian tentang efek gaungan dari perlakuan silane alkiltrialkoxysilane dan dialkildialkoxysilane dengan proses unpyrolyzed dan pyrolyzed pada cementitious composites erpenguat serat ampas teu telah dilakukan. Perlakuan serat dengan dua jenis silane ervariasi dari 0.5% sampai 8% dari volume serat. Dari hasil penelitian menunjukan ahwa efek dari pirolis dan perlakuan silane 6% selama 2 jam meningkatkan ketahanan serapan air, porositas dan sifat adhesi yang cukup aik pada serat ampas teu dengan matriks [4]. Serat ijuk dengan epoxy komposit yang direndam dalam air laut selama 30 hari memiliki nilai kekuatan impak dan lentur yang tinggi dianding dengan komposit yang tidak mendapat perlakuan [5]. Penyerapan air pada komposit mempengaruhi sifat mekanik dari serat rami. Dari hasil penelitian menunjukan ahwa prosentase penyerapan kelemaan meningkat seagai akiat dari fraksi volume serat oleh karena kandungan selulosa yang tinggi. Sifat kekuatan tarik dan lentur leih menurun karena adanya peningkatan daya serap air [6]. Salah satu serat alami yang akan diamati dalam penelitian ini adalah serat kontinyu limah empulur sagu. Untuk meningkatkan sifat mekanis dan daya serap air komposit, serat ini mendapat perlakuan perendaman 5% NaOH selama 120 menit dan kemudian perlakuan perendaman 2% silane selama 30, 60 dan 90 menit. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental. Prosentase fraksi volume serat kontinyu limah empulur sagu dan resin polyester masing-masing divariasikan 10%, 30%, 50% dan 90%, 70%, 50%. Waktu perendaman serat kontinyu limah empulur sagu pada larutan 5% NaOH adalah 120 menit. Sedangkan, waktu perendaman serat kontinyu limah empulur sagu pada larutan 2% silane adalah 30, 60, dan 90 menit. Dalam penelitian ini akan diperoleh data uji kekuatan tarik, ending, dan daya serap air. PROSEDUR PENELITIAN Penyiapan serat. Serat yang digunakan adalah serat kontinyu limah empulur sagu. Ada 2 tahapan yang dilakukan : Pengamilan serat kontinyu limah empulur sagu dari atang sagu yang telah diteang. Perlakuan awal perendaman serat dengan larutan 5% NaOH selama 120 menit dan kemudian perlakuan perendaman selanjutnya dengan larutan 2% silane selama 30, 60 dan 90 menit. Perlakuan perendaman serat dengan larutan 5% NaOH. Serat kontinyu limah empulur sagu setelah dipisahkan dari atang pohon sagu, diersihkan dan dikeringkan pada udara teruka. Setelah kering, awal perlakuan perendaman serat kedalam larutan 5% NaOH per liter aquades atau sesuai dengan keutuhan dengan waktu perendaman serat 120 menit. Setelah itu serat diangkat dan dicuci dengan air ersih kemudian diiarkan sampai kering pada temperatur ruang. Perlakuan serat dengan larutan 2% silane Serat yang sudah kering setelah proses perlakuan dengan NaOH selama 120 menit, kemudian serat kontinyu limah empulur sagu direndam lagi kedalam larutan 2% silane per liter aquades atau sesuai keutuhan. Lama perlakuan perendaman serat adalah 30, 60, dan 90 menit. Pengujian kekuatan tarik Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik komposit yaitu dengan mementuk spesimen sesuai standar ASTM D638-03 (tipe-1) dan di tarik hingga putus. 213

Gamar 1. Spesifikasi speimen uji tarik standar ASTM D638-03 (tipe-1) Huungan linier antara tegangan regangan untuk suatu atang yang mengalami tarik atau tekan sehingga diperoleh modulus elastisitas metarial yang dinyatakan seagai : = E. (1) Dengan huungan antara ean tarik dan tegangan adalah : P =. A (2) Dengan P = Bean tarik (N) A = Luas penampang (mm 2 ) = Tegangan (MPa) Besarnya regangan adalah jumlah pertamahan panjang karena pemeanan diandingkan dengan panjang daerah ukur (gauge length). Dalam material komposit kekuatan tekannya leih tinggi dari pada kekuatan tariknya. Karena tidak mampu menahan tegangan tarik yang diterima, komposit terseut akan patah, hal terseut mengakiatkan kegagalan pada pengujian komposit. Kekuatan ending pada sisi agian atas sama nilai dengan kekuatan ending pada sisi agian awah. Kekuatan ending dapat dinyatakan seagai : σ 3PL 2h 2 dengan σ = Tegangan ending (MPa) P = Bean /Load (N) L = Panjang Span (mm) = Lear/ Width (mm) h = Teal / Depth (mm) (4) HASIL DAN PEMBAHASAN Pemahasan Pengujian Kekuatan Tarik Serat Kontinyu Limah Empulur Sagu Berdasarkan hasil pengujian dan pengolahan data maka diperoleh grafik huungan kekuatan tarik rata-rata dan waktu masing-masing perlakuan perendaman serat seagai erikut : = l / l 0 (3) Pengujian kekuatan ending Pengujian dilakukan dengan melakukan ean tegak lurus enda uji secara perlahan-lahan sampai spesimen mencapai titik lelah. Gamar 3. Grafik huungan kekuatan tarik dan waktu perlakuan Gamar 2. Spesifikasi spesimen uji ending standar ASTM D790-03 (three point) Seagai pemanding nilai kekuatan tarik serat dengan perlakuan perendaman serat pada larutan NaOH dan silane menunjukan ahwa kekuatan tarik mulai meningkat ketika serat mengalami perendaman dengan larutan silane. Oleh karena itu dalam penelitian ini serat yang digunakan seagai penguat komposit 214

adalah serat yang mendapat perlakuan perendaman dengan larutan 2% silane 30, 60 dan 90 menit yang nantinya menentukan kekuatan mekanis komposit dan daya serap air. Seagai ukti pada gamar 3. ahwa grafik kekuatan tarik rata-rata dari serat tunggal mulai meningkat ketika mendapat perlakuan perendaman serat dengan larutan 5% alkalin NaOH selama 120 menit yakni seesar 126.01 MPa, kemudian ketika serat dieri perlakuan perendaman dengan larutan 2% silane selama 30, 60 dan 90 menit kekuatan tarik rata-rata semakin naik dan nilai kekuatan tarik tertinggi terdapat pada perlakuan perendaman serat dengan larutan silane 60 menit yaitu 203.62 MPa. Nilai kekuatan rata-rata menurun pada perlakuan perendaman serat dengan waktu 90 menit, hal ini karena perendaman serat yang terlampau lama mengakiatkan kerusakan sel-sel pengikat antara inti dinding serat. Pemahasan Data Hasil Foto Scanning Electron Microscope (SEM) Serat Tunggal Kontinyu Limah Empulur Sagu. Serat tunggal tanpa perlakukan perendam dengan larutan pada gamar 4a, menunjukan permukaan memanjang serat yang masih terlapisi kotoran dan pati serta kasar sedangkan (gamar 4), penampang melintang terlihat rongga yang masih teruka, dinding rongga tipis dan terdapat kotoran dan pati didalamnya. Gamar 5a, adalah serat yang mendapat perlakuan perendaman larutan 5% NaOH selama 120 menit. Bila dilihat dari penampang memanjang, permukaan serat sudah mulai ersih namun masih ada terdapat sisa kotoran-kotoran dan pati yang menempel pada permukaan rongga-rongga serat sedangkan pada penampang melintang (gamar 5), pori-pori juga masih teruka, tidak teratur dan elum terjadi keseragaman. Dengan konfigurasi permukaan seperti ini elum menghasilkan daya interface ounding yang maksimal serat dan matriks polyester. Serat Dengan Perlakuan 5% NaOH Selama 2 Jam Serat Tanpa perlakuan NaOH Gamar 4. a). Penampang memanjang Gamar 5. a). Penampang memanjang 215

Serat Dengan Perlakuan 2% Silane selama 30 Menit a Pada gamar 6a, perlakuan perendaman dengan larutan silane 30 menit. Penampang memanjang konfigurasi permukaan serat sudah terlapisi oleh lautan silane dan mementuk alur-alur arah memanjang serat dan permukaan masih kasar sedangkan jika dilihat pada penampang melintang serat (gamar 6), rongga, pori-pori sudah mulai mengecil dan tertutup serta telihat juga dinding-dinding sel mulai meneal. Dengan konfigurasi permukaan seperti ini sangat menguntungkan dan erpengaruh terhadap daya ikat antarmuka serat dan matriks jika dieri ean tegak lurus penampang serat namun melemahkan jika erikan ean ditarik searah memanjang serat. Serat Dengan Perlakuan 2% Silane selama 90 Menit Gamar 6. a). Penampang memanjang Serat Dengan Perlakuan 2% Silane selama 60 Menit a Gamar 8. a). Penampang memanjang Gamar 7. a). Penampang memanjang Gamar 8a adalah hasil foto SEM serat kontinyu limah empulur sagu yang dieri perlakuan perendaman dengan silane selama 90 menit terlihat ahwa permukaan serat nampak terentuk aluralur keretakan yang memanjang dan juga 216

permukaan serat masih terdapat pati, Gamar 8, lempengan-lempengan pada diding serat waktu perendaman yang lama, keadaan ini terjadi dari tarik menarik antara reaksi molekul-molekul larutan silane dengan dinding sel serat yang akan melemahkan penampang serat. Pemahasan Pengujian Tarik Komposit tariknya semakin tinggi sea semakin anyak fraksi volume serat akan memiliki kekuatan yang leih tinggi dari matriksnya untuk menahan ean. Tetapi, peningkatan fraksi volume serat memiliki atas maksimum karena akan mempengaruhi ikatan permukaan serat dengan matriks, tatanan serat, waktu perendaman serat dan metode pemuatan komposit. Ada juga faktor-faktor teknis tidak isa dihindari yang mempengaruhi kekuatan komposit menurun seperti entuk serat, temperatur komposit, arah penempatan serat ketika proses cetak ersama matriks dan terjadinya void. Pemahasan Pengujian Bending Gamar 9. Grafik Huungan Kekuatan Tarik dan Prosentase Fraksi Volume Dari gamar 9 menunjukan ahwa kekuatan tarik komposit dari masingmasing prosentase fraksi volume terhadap perlakuan perendaman serat dengan silane. Kekuatan maksimum yang tertinggi yaitu 47.37 MPa pada prosentase fraksi volume 50% dengan lama perlakuan perendaman pada silane 30 menit. Jika dilihat dari hasil foto SEM penampang memanjang gamar 5.6a dan gamar 5.6 yakni perlakuan perendaman serat selama 30 menit, rongga-rongga serta alur-alur arah memanjang permukaan serat tempat mengumpulnya kotoran, pati sagu menjadi leih ersih dan terisi oleh lapisan silane. Bila dilihat dari penampang melintang serat, pori-pori serat juga mulai mengecil dan padat karena terjadi resapan cairan silane kedalam serat. Hal ini yang memuktikan ahwa ketika serat dicetak ersama resin polyester (komposit) terjadi reaksi kimia yang menimulkan ikatan antarmuka (interface) molekul-molekul polimer dengan silane serta serat sehingga memuat rantai-rantai ikatan yang sangat kuat yang menyeakan ertamahnya nilai kekuatan tarik komposit. Kenaikan nilai kekuatan tarik yang eranding lurus dengan jumlah fraksi volume serat menunjukan ahwa semakin tinggi fraksi volume serat, maka kekuatan Gamar 10. Grafik Huungan Kekuatan Bending dan Prosentase Fraksi Volume Gamar 11. Grafik Huungan Modulus Elastisitas dan Prosentase Fraksi Volume Dari gamar 10 telihat ahwa kekuatan ending maksimum terjadi pada prosentase fraksi volume 50% dengan perlakuan perendaman serat pada silane 30 menit, yaitu 72.27 MPa. Ini erarti ahwa dalam komposit, kekuatan ending yang di terima pada matriks dipindahkan 217

dan didistriusi ke serat seagai penguat melalui idang antarmuka (interface). Bidang antarmuka yang lemah menghasilkan komposit dengan kekakuan dan kekuatan rendah meskipun ketahanan terhadap patahan cukup aik. Sedangkan idang antarmuka yang kuat menghasilkan kekuatan dan kekakuan yang tinggi dengan resiko seringkali ketahanan patahannya rendah, misalnya mudah rapuh atau getas. Bila dikaitkankan dengan penyerapan serat terhadap silane (gamar 6a, foto SEM serat tunggal perlakuan perendaman 30 menit) terlihat masih ada permukaan serat yang masih kasar dan rongga serat masih teruka sehingg kekuatan perekatan matriks untuk mengikat serat sangat kuat dan mempengaruhi kekuatan ending pada komposit. Bila ikatan matriks dan serat sempurna, maka ikatan idang antarmuka dan adhesi juga akan mempengaruhi kekuatan ending komposit. serat semakin kecil serta terlihat seragam oleh pengaruh perlakuan perendaman dengan silane. Pemahasan Pola Patahan Foto Makro Komposit Uji Bending. a) a). Prosentase Fraksi Volume 50%-Silane 30 menit ) Pemahasan Pengujian Daya Serap Air. ). Prosentase Fraksi Volume 50%-Silane 60 Menit c) Gamar 12. Grafik Huungan Daya Serap Air dan Prosentase Fraksi Volume Diketahui ahwa sifat dasar serat alam adalah hydrofilik yang menjadikan kenaikan erat akiat daya serap air, ini karena pada struktur permukaan serat masih terlihat rongga-rongga yang masih teruka memudahkan terjadinya penyerapan air. Dari gamar 12 menunjukan ahwa nilai serapan air semakin kecil yang terdapat pada perlakuan perendaman serat kontinyu limah empulur sagu dengan prosentase fraksi volume 50% dan waktu perendaman serat 90 menit. Hal ini terukti ahwa struktur permukaan dan rongga c). Prosentase Fraksi Volume 50%-Silane 90 Menit Gamar 13. Pola patahan foto makro komposit uji ending Berdasarkan gamar 13a, dan c, pengamatan secara makroskopis pada penampang patahan komposit dengan variasi prosentase fraksi volume dan waktu perendaman, menunjukan ahwa ada terjadi mekanisme fire pull out, dimana pada ujung patahan komposit terlihat ada 218

pemutusan serat ahkan kondisi serat terlepas dari matriksnya. Mekanisme fire pull out terjadi akiat ikatan antarmuka pada matriks polyester kurang maksimal dimana ketika komposit dieri ean sampai atas maksimum maka terjadi retak, kemudian ramatan retak menimulkan patahan yang menyear pada daerah ikatan antarmuka serat dengan matrik yang kurang maksimal dan serat tidak mampu menahan kenaikan laju tegangan sehingga serat putus dan terlepas dari ikatan antarmuka matriks. Komposit yang mengalami putus tanpa mekanisme fire pull out dan terjadi pada daerah tarik (gauge length), dimana mengindikasikan ahwa serat maupun matriks polyester masih mampu menerima ean secara ersama-sama. Susunan dan penyearan serat yang kurang merata erpengaruh terhadap sifat mekanis komposit, oleh karena itu ila jumlah serat semakin anyak serta sulit mengatur dalam menempati ruang cetakan karena volume matriks leih sedikit dan ditunjang dengan sifat getas matrik sehingga ikatan antarmuka tidak maksimal dan menyeakan elastisitas komposit menjadi menurun. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemahasan maka dapat disimpulkan ahwa : DAFTAR PUSTAKA [1] Putu Lokantara., 2009, Studi perlakuan serat serta penyerapan air terhadap kekuatan tarik komposit tapis kelapa /polyester; Jurnal ilmiah teknik mesin., Vol 3, No 1. [2] Louhenapessy. JE.,2006, Makalah potensi dan pengolahan sagu di Maluku. Lokakarya kerja sama fakultas pertanian, BAPPEDA Propinsi Maluku, Dinas pertanian propinsi Maluku dan BPPT Maluku, Amon. [3] Rasdhy.,2009, Water asortion and tensile properties of soil uried kenaf fire reinforced unsaturated polyester composites, Journal of Food, Agriculture & Environment., Vol. 7, 3-4. [4] Bila., 2008, Silane treatment of agassef fire reinforcement of cementitious composites, Internasional Journal of Materials Engineering. [5] Ishak., 2009, The effect of sea water treatment on the impactand flexural strength of sugar palm fire reinforced epoxy composites. International Journal of Materials Engineering., Vol.4. [6] Dhakal., 2006, Effect of water asorption on the mechanical properties of hemp fire reinforced unsaturated polyester composites, Composites Science and Technology. 1. Prosentase fraksi volume serat mempengaruh kekuatan tarik dan ending, dimana kekuatan tarik tertinggi yaitu 47.37 MPa yang diperoleh pada komposit dengan prosentase fraksi volume 50% dengan perlakuan perendaman serat selama 30 menit, sedangkan nilai kekuatan ending tertinggi yakni 72.27 MPa terdapat pada prosentase fraksi volume 50% dengan perlakuan perendaman silane 30 menit. 2. Nilai serapan air semakin kecil yang terdapat pada perlakuan perendaman serat kontinyu limah empulur sagu dengan prosentase fraksi volume 50% waktu perendaman serat 90 menit. 219