Arini Estiastuti (Staf Pengajar PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES) ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT


RUSMI HARTATIK SMP Negeri 1 Sumberrejo Bojonegoro

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Intan Irawati. 1. Pendahuluan

FAKULTAS EKONOMI UNNES

Rositasari et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendekatan Contextual...

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

Efniati SMP Negeri 14 Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Contextual teaching learning, Learning outcomes, Art.

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

PENERAPAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Oleh: Endang Dwi Purwani SDN 2 Margomulyo Kecamatan Watulimo Trenggalek

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KETERAMPILAN PROSES IPA DAN PSIKOMOTOR SISWA KELAS VI SDN 011 KERUMUTAN

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

IMPLEMENTASI CTL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Memberikan apersepsi dan Menanyakan kembali pengertian hidrologi.

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS V SDN 09 GUNUNG TULEH

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 KEDAWUNG

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

Oleh : I Gede Oka Mahendra JURUSAN PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL GRUP INVESTIGASI BERVISI SETS DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 178 PEKANBARU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUMON

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas motif-motif dan tujuan yang ada pada murid.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II PADA TEMA LIMA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI SDN 03 KOTO BALINGKA

Oleh : Vira Ismis Kairat

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PLH MAHASISWA S-1 PGSD BOJONEGORO ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VII DI SMPN 1 TENGGARONG

MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA DI SDN SIDOMUKTI 02 JEMBER

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

Rusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus No. HP.

Etik Prayudhawati ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu kejadian terhadap

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Penerapan Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Membuat Benda Konstruksi Siswa Kelas IV SDN 153 Pekanbaru

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Transkripsi:

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATA PELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR (The Application Of Vicinity Contextual To The Subject of Social Knowledge In Elementary School) Arini Estiastuti (Staf Pengajar PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES) ABSTRACT The learning process that still traditional and focused to the given information from knowledge to the, student to trasnfer the knowledge as much as possible until the student as the mini library, so the learning become uninteresting and less meaningful, and do not develop creativity through the learning of social knowledge, they get knowledge, skill, and attitude and sense to face life. In order to the learning social knowledge become meaningful, the learning through the application of vicinity contextual that help the theacher to relate the material that thought with the situation in the student world realism and to encourage the student to make tine relation between knowledge that have to the application in their daily life. According to the result of research is advised to the teacher of fourth class elementary school that apply the contextual approach to the subject of social knowledge in order that the student can develop the knowledge and the skill basis that useful to themselves in the daily life. Keyword : Contextual Approach, Social Knowledge PENDAHULUAN Pendidikan sebagai suatu proses mempunyai dua sisi yang saling berkaitan erat yaitu proses teknik dan proses normatif, kedua proses ini dikelola melalui pangajaran, pada umumnya pengajaran menggunakan cara cara tradisional yang memfokuskan pada pemberian informasi dan pengetahuan kepada siswa melalui transfer pengetahuan sebanyak mungkin sehingga siswa dianggap sebagai perpustakaan mini. Dengan cara semacam itu apa yang diperoleh siswa menjadi tidak menarik dan kurang bermakna serta tidak mengembangkan kreativitas Siswa SD. Sesuai dengan tingkat perkembanganya belum mampu memahami keluasan dan kedalaman masalah sosial secara utuh, meskipun demikian mereka diperkenalkan berbagai masalah melalui pembelajaran pengetahuan sosial sehingga mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan tantangan yang kelak diharapkan mereka mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah. Pengetahuan sosial mendorong kepekaan siswa terhadap hidup dan kehidupan sosial. Mempelajari pengetahuan sosial siswa di harapkan lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab. Mata pelajaran pengetahuan sosial membekali siswa untuk mencapai pembentukan kecakapan hidup dan 41

mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata siswa. Pendidikan pengetahuan sosial mempunyai tujuan agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahun dan keterampilan dasar sehingga bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan, maka pembelajaran dikembangkan melalui pendekatan konstektual. Pembelajaran konstektual (CTL) adalah pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hasil wawancara dengan beberapa guru SD pada umumnya mereka belum melaksanakan pembelajaran pengetahuan sosial dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran dengan pendekatan kontektual pada mata pelajaran pengetahuan sosial di SD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan penelitian, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada pengembangan model pembelajaran dengan pendekatan konstektual pada mata pelajaran pengetahuan sosial di kelas IV SD untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa SD karena siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang di pelajari, diciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan sehingga hasil belajaran siswa dapat optimal. Secara praktis penelitian ini akan bermanfaat langsung bagi guru sekolah dasar dalam melaksanakan pembelajaran pengetahuan sosial. METODE Rancangan penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang bersifat kolaboratif yang berdasarkan permasalahan yang muncul di lapangan. Prosedur dan langkah langkah penelitian ini mengikuti prinsip-phinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Desain penelitian tindakan terdiri dari empat komponen yang merupakan proses daur ulang mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang diikuti dengan perencanaan ulang. Dalam penelitian tindakan, kolaborasi dan partisipasi merupakan prinsip, pokok secara operasional antara guru, kepala sekolah, dan tim peneliti berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara yang dinilai paling efektif. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas secara optimal, maka dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dalam beberapa siklus dengan revisi rancangan dan pelaksanaan tindakan higga mencapai tujuan akhir atau memperoleh hasil yang memuaskan (Suyanto, 1997) Penelitian ini dilaksanakan di SD Krobokan 01 Semarang kelas IV. Sebanyak satu kelas IV mempunyai karakteristik dapat berpikir operasional konkret artinya berpikir atas dasar pengakuan konkret atau nyata, sehingga dapat menganalisis pembelajaran kontekstual yang dimulai dengan masalah yang dikaitkan pengalaman nyata siswa. Adapun faktor yang diselidiki sebagai variabel penelitian ini meliputi 1. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah pengelolaan pembelajaran yang dilihat lihat dari aspek pengamatan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan pemantapan (instrument ada pada 42

lampiran). 2. Prestasi belajar siswa adalah kemampuan siswa dalam aspek kognitif untuk memahami soal keragaman suku bangsa dan budaya untuk mengungkap kemampuan jenjang ingatan, pamahaman dan aplikasi skor diperoleh setelah mengikuti test hasil belajar (ada di instrument). 3. Membuat peta keragaman suku bangsa, di Indonesia dan membuat peta keragaman budaya di tiap-tiap, propinsi meliputi persiapan bahan. Alat, langkah langkah kerja, dan hasil (ada di instrument). Untuk pelaksanaan tindakan diperlukan suatu perencanaan yang akan digunakan dalam, pembelajaran. Adapun penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang dirancang sebagai berikut : Proses Penelitian Putaran I a. Tahap Persiapan : bersama guru SD mendiskusikan pokok bahasan yang dirancang untuk pembelajaran pengetahuan sosial yang dirancang untuk pembelajaran pengetahuan sosial. b. Tahap tindakan : siswa diberi tes awal, guru melaksanakan pembelajaran pengetahuan sosial. c. Observasi : selama pelaksanaan tindakan peneliti dan kepala sekolah mengamati jalannya proses belajar mengajar dipandu dengan instrumen aktivitas siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pengetahuan sosial. d. Refleksi peneliti : kepala sekolah dan guru mendiskusikan hasil tindakan yang telah dilaksanakan. Proses Penelitian Putaran II dan III Bila dalam kelas masih dirasakan hal-hal yang kurang pas dan yang direncanakan atau bahkan ada hambatanhambatan maka perlu tindakan lanjutan untuk perbaikan sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Implementasi Tindakan a. Tes awal b. Siswa dikondisikan untuk mengikuti pembelajaran. c. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP. d. Peneliti dan guru kelas lain mengamati jalannya KBM dan membuat catatan sesuai dengan instrument. e. Pembelajaran dilaksanakan tiga kali pertemuan dan setiap pertemuan dua jam pelajaran. f. Pada akhir putaran ketiga diberi tes akhir. Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh tiga pengamat. Seorang pengamat mengamati tiga kelompok. Alat yang digunakan yaitu lembar pengamatan berupa instrument pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Peneliti menggunakan pedoman pengamatan dan catatan di lapangan. Refleksi Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan, hal ini didasarkan bahwa dalam refleksi guru bersama peneliti akan mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan. Hasil yang diperoleh berupa temuan efektivitas dari pelaksanaan tindakan dan daftar permasalahan yang muncul di lapangan, selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang. Jadi kegiatan refleksi ini merupakan kegiatan untuk mengetahui kekurangan dan keberhasilan dari suatu perencanaan dan mendiskusikan 43

bagaimana mengatasi permasalahan permasalahan yang muncul sesuai dengan masalah di lapangan. Prosedur Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan jenis data yang dibutuhkan yaitu menggunakan metode sebagai berikut : 1. Lembar tes yaitu memperoleh data prestasi belajar mata pelajaran pengetahuan sosial secara individual kepada siswa yang menjadi subjek penelitian. 2. Pengamatan adalah untuk mengamati dan mencatat mengenal tingkah laku siswa baik individu atau kelompok. Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan oleh guru lain, dan peneliti selama pelaksanaan tindakan dengan menggunakan pedoman pengamatan yang telah disiapkan dalam pembelajaran. 3. Catatan di lapangan meliputi catatan peneliti dan guru mengenal hal hal yang dianggap penting selama proses pembelajaran berlangsung. Teknik analisis data menggunakan analisisi deskriptif HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Permasalahan Penelitian Untuk menjawab pertanyaan dan permasalahan dalam rangka, perumusan kesimpulan, maka hasil penelitian meliputi data ketuntasan hasil belajar, pengelolaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan konstekstual, pelaksanaan tindakan keras, dan praktik membuat peta keragaman suku bangsa di Indonesia, membuat peta keragaman budaya di propinsi (Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta). Pendapat siswa, terhadap pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching Learning. Secara rinci hasil penelitian terdapat pada tabel sebagai berikut. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ketuntasan hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan acuan, siswa dikatakan tuntas belajarnya jika mencapai nilai 7,5 (standar nilai SD Kota Semarang, 2005). Berdasarkan kriteria ketuntasan tersebut diatas pada uji awal sebelum diberi tindakan dan uji akhir setelah diberikan tindakan sebagai berikut : pada uji awal, belum ada yang mencapai belajar tuntas karna nilai tertinggi yang dicapai siswa hanya 65, pada putaran pertama sudah mencapai belajar tuntas 62,5%, pada putaran kedua yang, mencapai belajar tuntas 85%, pada putaran ketiga mencapai belajar tuntas 90%, sedangkan pada uji akhir yang mencapai belajar tuntas 95%. Pengelolaan Pembelajaran dengan Penerapan Konstekstual Pengelolaan pembelajaran dengan penerapan kontekstual oleh guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung diamati dengan instrumen. Analisis keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual secara keseluruhan egiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan data rata-rata hasil analisis diperoleh rerata dari semua aspek 3,7 dengan rentang nilai 1-4. Pelaksanaan Tindakan Kelas Pelaksanaan tindakan oleh guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung diamati dengan instrumen. Hasil analisis keterampilan guru dalam pembelajaran melalui tindakan kelas secara keseluruhan kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan data rata-rata hasil analisis diperoleh rerata dari semua aspek 3,8 dari rentang nilai 1-4. Hasil observasi pelaksanaan pembuat keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dari aspek yang diamati : 44

persiapan alat dan bahan, ketepatan dalam penempatan gambar, proporsi gambar, diperoleh rerata 3,9 dengan rentang nilai 1-4. Pendapat siswa Pendapat siswa terhadap pembelajaran pengetahuan sosial dengan menerapkan Contextual Teaching Learning (CTL) dengan mengisi kuesioner menunjukkan bahwa pendapat siswa tentang pembelajaran pengetahuan sosial sangat baik ditunjukkan dengan jawaban ya lebih dari 90% (rerata dari semua aspek 94%). Implementasi Pendekatan Kontekstual Penerapan pendekatan kontekstual merupakan upaya untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang berpusat kepada siswa terlihat aktif memecahkan masalah, beropini, melakukan kegiatan membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan. Hal ini sesuai dengan DEPDIKNAS 2002 yang menjelaskan bahwa pendekatan konstekstual sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan praktik atau eksperimen sendiri, mengajukan pertanyaan - pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang diajukan dan menghubungkan dengan kehidupan sehari - hari. Pada pembelajaran pengetahuan sosial dengan topik keragaman suku bangsa dan budaya, siswa dibagi dalam kelompok untuk melakukan diskusi dan membuat peta keragaman suku bangsa di Indonesia, peta keragaman budaya pada tiap - tiap propinsi di Jawa dipandu dengan lembar kerja siswa (LKS). Pada siklus pertama, siswa melakukan praktik membuat peta suku bangsa di Indonesia dengan kertas manila, aktivitas ini merupakan aktivitas yang berpusat pada siswa. Siswa aktif dengan tugas masing - masing. Praktik dimulai dengan persiapan alas dan bahan yang terdiri dari kertas manila dan peta Indonesia. Kertas manila di bentuk menjadi pulau - pulau di Indonesia kemudian disetiap propinsi ditulis nama nama, suku - suku yang mendiami dan ragam budaya. Pada putaran pertama prestasi belajar siswa masih belum memuaskan dengan hasil belajar tuntas 62,5%, suasana kelas sangat gaduh karna siswa kurang terampil dalam penempelan gambar-gambar pada peta yang sudah disediakan. Namun pada putaran kedua prestasi belajar meningkat dengan hasil belajar tuntas 85%. Kerja kelompok makin baik, setiap siswa aktif memberikan kontribusi untuk kelompoknya. Tetapi siswa masih perlu mendapat bimbingan dalam membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Pada putaran ketiga prestasi belajar siswa meningkat dengan belajar tuntas 90% dan siswa sudah tidak canggung lagi untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Suasana kelas sangat kondusif, setiap siswa sangat aktif memberikan kontribusi untuk kelompoknya, pada putaran ketiga siswa tidak canggung lagi mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas. Pembelajaran pengetahuan sosial dengan topik keragaman suku bangsa dan budaya dengan melihat peta keragaman suku bangsa di Indonesia dan membuat peta keragaman budaya di tiap - tiap propinsi di Pulau Jawa dimaksudkan agar siswa dapat menghargai terhadap keragaman suku bangsa dan budaya di lingkungan siswa (daerah setempat) dengan demikian persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga, selain itu siswasiswa diharapkan mempunyai pemahaman tentang peta Indonesia dan peta daerah setempat. Dengan karya sedemikian membuat peta siswa dibekali kecakapan hidup life skill, yaitu 45

kecakapan personal yang berupa kebebasan mengemukakan pendapat dan presentasi. Salah satu komponen dalam pendekatan kontekstual adalah inquiri siswa menemukan konsep melalui praktik membuat peta keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia kemudian mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya di depan kelas, dengan bertanya jawab dengan teman. Peta yang sudah dibuat dipajang di majalah dinding sekolah. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka. melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar, siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru, guru merupakan landasan berpikir konstrukstivisme merupakan salah satu komponen dari pendekatan kontekstual, keterlibatan siswa secara aktif, aktivitas siswa dengan rentangan 1-4 ternyata baik (rerata dan semua aspek 3,8). Data dari hasil kuesioner pendapat siswa, 95% terlibat aktif dalam pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran kontekstual merupakan konsep learning community, menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Hasil observasi pelaksanaan pembuatan peta keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dapat berlangsung efektif diperoleh rerata dari semua aspek 3,9 dari rentangan 1-4 dan efektivitas penggunaan sumber belajar terlihat efektif rerata dari semua aspek 3,8 dari rentangan 1-4. Guru menerapkan desain seperti yang tercantum dalam rencana pembelajaran dan menggunakan modul yang sudah disiapkan sehingga siswa dapat melihat langsung contoh peta keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Kemudian siswa di bimbing untuk membuat peta, siswa dengan kreasi dan pengembangan masing - masing kelompok. Refleksi juga merupakan bagian yang terpenting dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, pengetahuan yang baru diterima. Pembelajaran dengan topik keragaman suku bangsa dan budaya. Siswa membuat peta keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia, setelah selesai pembelajaran siswa akan berfikir ternyata begitu banyak suku bangsa yang mendiami kepulauan di Indonesia dan begitu banyak ragam budayanya, siswa akan radar untuk bisa saling menghargai satu sama lain sehingga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia tetap kokoh sepanjang jaman. Pada kegiatan akhir siswa dibimbing membuat kesimpulan dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. PENUTUP Simpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada mata pelajaran Pengetahuan Sosial dengan menerapkan pendekatan kontekstual, sebelum penerapan 0% setelah menerapkan pendekatan kontekstual hasil belajar siswa mencapai 95%. Pengelolaan pembelajaran oleh guru dengan rentangan 1-4 menunjukkan pada kegiatan awal rata-rata 3,7, pada kegiatan inti rata-rata 3,7, pada penutup rata-rata 3,8, hal ini menunjukkan hasil yang sangat bagus. Ketrampilan guru dalam pelaksanaan tindakan kelas berhasil tidak baik hal ini ditunjukkan dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran mencapai ratarata 3,8 efektivitas penggunaan sumber belajar dalam pembelajaran rata-rata 3,8 dan aktivitas guru rata-rata 3,7 dari rentangan 1-4. Hasil pengamatan pada kerja praktik membuat peta menunjukkan 46

hasil yang baik dengan rentang 1-4 ratarata 3,9. Dalam pembelajaran siswa antusias suasana kelas sangat menyenangkan, pendapat siswa terhadap pembelajaran pengetahuan sosial dengan pendekatan kontekstual siswa menjawab "ya" lebih dari 90%. Saran Sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh maka di beri saran-saran dan rekomendasi sebagai berikut : kepada guru sekolah dasar hendaknya menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial di kelas IV SD untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa kelas IV SD, karena siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang di pelajari, menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan sehingga hasil belajar siswa dapat optimal. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta : Depdiknas Puskur Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Pengetahuan Sosial. Jakarta : Puskur Balibang Depdiknas Puskur Depdiknas. 2003. Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas Puskur Depdiknas. 2003. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta Puskur Balitbang Depdiknas. Suyanto. 1991. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jogjakarta IKIP. 47