BAB I PENDAHULUAN. diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki. kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari seringkali terjadi gesekan-gesekan yang timbul diantara. antara mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1945 menegaskan bahwa segala warga negara bersamaan. berkembang dan berkehidupan yang adil dan berdaulat.

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan hukum perdata itu dibagi menjadi dua macam yaitu hukum perdata

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

BAB I. Eksekusi pada hakekatnya tidak lain ialah realisasi daripada kewajiban pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. pihak lainnya atau memaksa pihak lain itu melaksanakan kewajibannya. dibentuklah norma-norma hukum tertentu yang bertujuan menjaga

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA MELALUI PERDAMAIAN MEDIASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selaku anggota masyarakat, selama masih hidup dan

JAMINAN. Oleh : C

MASALAH PUTUSAN SERTA MERTA DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN NEGERI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta)

EVITAWATI KUSUMANINGTYAS C

BAB 1 PENDAHULUAN. Tengker, cet. I, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2001), hal (Jakarta: Djambatan, 2002), hal. 37.

TINJAUAN YURIDIS TENTANG IKUT SERTANYA PIHAK KETIGA ATAS INISIATIF SENDIRI DENGAN MEMBELA TERGUGAT (VOEGING) DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN SITA JAMINAN ATAS BENDA BERGERAK PADA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. usaha dalam penegakan hukum dalam masyarakat lewat peradilan maupun

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BENI DHARYANTO C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Perlawanan terhadap sita eksekutorial (executorial beslag) oleh pihak ketiga di pengadilan negeri (studi kasus di pengadilan negeri Sukoharjo)

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

PENERAPAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA MELALUI MEDIASI BERDASARKAN PERMA NO

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pemeriksaan perkara dalam persidangan dilakukan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah sebagai salah satu sumber kekayaan alam memiliki hubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara yang berdas arkan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai tanah yaitu karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa. tanah itu dalam batas-batas menurut peraturan undang-undang.

SUATU TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLAWANAN PIHAK KETIGA DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SALATIGA)

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGAKUAN TERGUGAT SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga munculah sengketa antar para pihak yang sering disebut dengan

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

A. Latar Belakang Untuk menjamin penyelesaian yang seadil-adilnya terhadap benturan

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

PANDANGAN HAKIM TENTANG PUTUSAN DAMAI ATAS UPAYA HUKUM VERZET

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Oleh karena

PELAKSANAAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu karunia Tuhan Yang Maha Esa yang wajib kita

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 1917 BW dijelaskan bahwa pada dasarnya suatu putusan itu

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

SKRIPSI PROSES BERPERKARA PERDATA SECARA PRODEO DALAM PRAKTEK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI PURWODADI )

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Ada kalanya kepentingan mereka itu saling bertentangan, hal mana dapat

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak.

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga, dipelihara, dan

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN TERHADAP ANAK YANG TERLAMBAT MENDAPAT AKTA (Studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti adanya laporan atau pengaduan tentang suatu perbuatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mendapatkan suatu putusan akhir dalam persidangan diperlukan adanya bahan-bahan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

PERAN PERWIRA PENYERAH PERKARA DALAM TINDAK PIDANA MILITER (STUDI DENPOM IV/ 4 SURAKARTA)

BERACARA DALAM PERKARA PERDATA Sapto Budoyo*

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal juga sebagai sumber penghidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak ketiga dalam suatu perkara perdata. Derden verzet merupakan

: KAJIAN YURIDIS PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAAD HAKIM DALAM PERKARA NO.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang hidup dengan cara bermasyarakat. Namun dalam kehidupan sehari-hari seringkali terjadi gesekangesekan diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki kepentingan masing-masing yang berbeda antara satu dengan lainnya. Tidak jarang kepentingan-kepentingan tersebut dapat menimbulkan sengketa. Benturanbenturan yang terjadi merupakan upaya untuk mempertahankan dan melindungi kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya. Guna melindungi kepentingan masyarakat, perlu dicarikan upaya pencegahan dan pengaturan agar warga masyarakat dapat menyalurkan kepentingannya dalam suasana penerapan penegakan hukum, yang mana keadilan dapat diperoleh melalui proes peradilan yang bebas, berwibawa, adil, dan tidak memihak. Namun, hal ini haruslah dilakukan sebagai alternatif terakhir apabila sudah tidak ada lagi cara yang dapat diupayakan dalam menyelesaikan sengketa. Dengan adanya hal ini besar kemungkinan menimbulkan sengketa dalam masyarakat, yang salah satu contohnya sengketa jual beli tanah. Tidak jarang dalam praktek jual beli tanah terjadi banyak permasalahan. Seperti status kepemilikan hak atas tanah tersebut, persetujuan antara pihak satu dengan yang lain, adanya kepemilikan sertifikat ganda, atau pun terjadi perlawanan terhadap jual beli tanah yang akan dilakukan. Salah satu fungsi utama dari hukum adalah untuk mengurangi besarnya jumlah variasi dan keanekaragaman tingkah laku 1

2 manusia menjadi suatu tatanan yang jumlah dan bentuknya dapat diterima serta untuk mengumpulkan peraturan-peraturan atau standar tingkah laku yang dapat diterapkan pada tipe-tipe tingkah laku tertentu yang telah dirumuskan lebih dahulu. 1 Hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mengatur bagaimana cara menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantara hakim. Dengan kata lain, hukum acara perdata adalah peraturan yang menentukan bagaimana cara menjamin pelaksanaan hukum perdata materiil. Lebih konkret lagi, dapat dikatakan bahwa hukum hukum acara perdata mengatur mengenai bagaimana mengajukan tuntutan hak, memeriksa serta memutuskannya bagaimana pelaksanaanya daripada putusannya. Dalam hal ini, tuntutan hak tidak lain adalah tindakan yang bertujuan untuk memperoleh perlindungan hukum yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah eigenricting atau tindakan main hakim sendiri. Tindakan main hakim sendiri merupakan tindakan untuk melaksanakan hak menurut kehendaknya sendiri yang bersifat sewenang-wenang, tanpa persetujuan dari pihak lain yang berkepentingan, sehingga menimbulkan kerugian. Oleh karena itu tindakan menghakimi sendiri ini tidak dibenarkan dalam hal kita hendak memperjuangkan atau melaksanakan hak kita. 2 Terhadap tindakantindakan tersebut perlu diberikan suatu penyelesaian oleh Negara, bukan penyelesaian oleh perorangan, yang dalam hal ini Negara menyerahkan kekuasaan kepada Badan Peradilan. Begitu pula halnya dalam perkara perdata. Kalau sesuatu 1 Ronny Hanitijo Soemitro S.H, 1985, Beberapa Masalah Dalam Studi Hukum dan Masyarakat, Bandung: Remadja Karya CV, hal. 1. 2 Sudikno Mertokusuma, 2002, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, hal. 2

3 persoalan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah antara pihak-pihak yang berkepentingan, maka perkara dapat diajukan kepada kepada Pengadilan Negeri, dengan suatu surat gugatan. 3 Dalam kasus perlawanan pihak ketiga yang diteliti penulis bermula ketika pembeli melakukan pembelian tanah beserta rumah, namun status tanah tersebut masih dalam jaminan kredit bank karena penjual berhutang kepada bank. Lalu pembeli pun memutuskan melunasi hutang tersebut dan dikurangkan dengan harga rumah dan tanah yang dijual tersebut. Setelah dibayar, pembeli pun melakukan pengurusan untuk pembuatan akta jual beli tanah. Namun ternyata status tanah tersebut telah diblokir dan dimintakan sita jaminan oleh pihak bank. Sehingga pembeli pun merasa dirugikan, karena telah melunasi hutang penjual kepada bank tetapi tidak dapat memiliki hak atas tanah yang telah dibelinya tersebut. Sehingga, pembeli pun mengajukan gugatan ke pengadilan guna memperjuangkan haknya. Dalam hukum acara perdata, orang yang merasa haknya dilanggar disebut penggugat, sedang pihak yang ditarik ke muka pengadilan karena dianggap melanggar hak seseorang atau beberapa orang tersebut disebut tergugat. 4 Penggugat sangat berkepentingan agar gugatan dalam perkaranya yang dalam kasus ini adalah perkara jual beli tanahnya dikabulkan, sehingga terjamin haknya bahwa putusannya tersebut dapat dijalankan. Sebab ada kemungkinan tergugat mengalihkan benda yang menjadi objek perkara kepada pihak lain, sehingga 3 Elise T. Sulistini, Drs. Rudy T Erwin S.H, 1987, Petunjuk Praktis Menyelesaikan Perkaraperkara Perdata, Jakarta: Bina Aksara, hal. 1. 4 Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, 2005, Hukum Acara Perdata dalam Teori Dan Praktek, Bandung: Mandar Maju, hal.142.

4 apabila kemudian gugatan jual beli dari penggugat tersebut dikabulkan oleh pengadilan, putusan pengadilan tersebut tidak dapat dilaksanakan. Disebutkan tegas dalam Pasal 159 ayat (6) HIR perlawanan terhadap keputusan, juga dari orang lain yang menyatakan bahwa barang yang disita miliknya, dihadapkan serta diadili seperti segala perselisihan tentang upaya paksa yang diperintahkan oleh Pengadilan Negeri, yang dalam daerah hukumnya terjadi penjalanan keputusan itu. Putusan atau penetapan hakim tersebut terkadang menimbulkan permasalahan, sehingga para pihak yang tidak menerima putusan hakim tersebut melakukan perlawanan. Pada asasnya suatu putusan itu hanyalah mengikat para pihak yang berperkara dan tidak mengikat pihak ketiga. Akan tetapi apabila pihak ketiga hak-haknya dirugikan oleh suatu putusan, maka ia dapat mengajukan perlawanan terhadap putusan tersebut. 5 Berdasar kondisi sebagaimana diuraikan dalam latar belakang masalah tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: SUATU TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLAWANAN PIHAK KETIGA DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SALATIGA). B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam suatu penelitian sangatlah penting karena rumusan ini memberikan arahan yang penting dalam membahas masalah yang diteliti, sehingga penelitian dapat dilakukan secara sistematis dan juga terarah dengan sasaran yang ditentukan. Berdasar uraian latar belakang masalah diatas, 5 Sudikno Mertokusuma, ibid, hal. 199.

5 maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Alasan-alasan apakah yang dicantumkan pihak ketiga sehingga melakukan perlawanan dalam jual beli tersebut? 2. Bagaimana hakim dalam menentukan putusan perihal jual beli tanah tersebut setelah ada perlawanan pihak ketiga dalam sengketa jual beli tanah? C. Tujuan Penelitian Berdasar rumusan masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui alasan-alasan yang dicantumkan oleh pihak ketiga sehingga melakukan perlawanan pihak ketiga. 2. Untuk mengetahui bagaimana Hakim dalam menentukan putusan perihal jual beli tanah setelah ada perlawanan pihak ketiga dalam sengketa jual beli tanah. D. Manfaat Penelitian Dalam penulisan ini, penulis mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut: 1. Bagi ilmu pengetahuan Dengan adanya penulisan skripsi ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan guna mengembangkan hukum khususnya hukum perdata. 2. Bagi masyarakat

6 Dengan adanya penulisan skripsi ini, penulis berharap dapat membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau mungkin akan dihadapi, yaitu mengenai perlawanan pihak ketiga dalam penyelesaian perkara perdata. 3. Bagi penulis Dengan ditulisnya skripsi ini, dapat menambah wacana serta cakrawala ilmu pengetahuan dibidang ilmu hukum khususnya hukum acara perdata yang berlaku di Pengadilan Negeri Salatiga tentang Perlawanan Pihak Ketiga (Derden Verzet) dalam perkara jual beli tanah. E. Metode Penelitian Metode penelitian adalah pengetahuan mengenai strategi umum yang dianut dalam data pengumpulan data analisa yang diperiksa guna menjawab persoalan yang dihadapi. 6 Sebagai suatu karya ilmiah, penelitian ini mempunyai tujuan mengungkapkan kebenaran secara sistematis metodoligis, dan konsisten dalam penelitian hukum suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada sistematis dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisanya. 7 Jadi dapat disimpulkan metodologi penelitian adalah suatu ilmu yang mempelajari atau membicarakan cara-cara yang digunakan dalam usaha menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan dalam rangka mencapai suatu tujuan penelitian. 6 Sutrisno Hadi, 1985, Metode Research, Yogyakarta: Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM,hal. 4. 7 Khusdzaifah Dimyati dan Kelik Wardiyono, 2004, Metode Penelitian Hukum FH UMS, hal.3.

7 Adapun metode yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan normatif sosiologis, yang artinya adalah suatu pendekatan dengan cara pandang dari segi aspek hukum mengenai segala sesuatu yang terjadi di dalam masyarakat yang mempunyai akibat hukum untuk dihubungkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini. 8 2. Jenis Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran data yang selengkap-lengkapnya mengenai perlawanan pihak ketiga dalam perkara jual beli di Pengadilan Negeri Salatiga. 3. Sumber Data Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan sumber data sebagai berikut: a) Penelitian Kepustakaan Penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder, untuk memperoleh dasar teori dalam memecahkan masalah yang timbul dengan mengunakan bahan-bahan: 1) Bahan Hukum Primer a. KUHPerdata b. HIR/Rgb 8 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI, hal. 250

8 c. Yurisprodensi 2) Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan-bahan hukum yang berasal dari bahan pustaka yang berhubungan dengan objek penelitian yang diperoleh dari buku-buku bacaan, artikel ilmiah, dan hasil penelitian hukum yang berkaitan dengan perlawanan pihak ketiga dalam perkara jual beli tanah. Dengan sumber-sumber data diatas diharapkan dapat menunjang penulis dalam penyusunan skripsi ini. b) Penelitian Lapangan Penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara mempelajari objek yang akan diteliti secara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan. 1) Lokasi Penelitian Dalam hal ini penulis memilih melakukan penelitian di Pengadilan Negeri Salatiga. Pengambilan lokasi tersebut dikarenakan Pengadilan Negeri Salatiga pernah menangani perkara tentang perlawanan pihak ketiga dalam sengketa jual beli tanah. 2) Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subjek adalah hakim yang pernah memeriksa serta memutus kasus perlawanan pihak ketiga dalam perkara jual beli di Pengadilan Negeri Salatiga.

9 4. Metode Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah: a) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan diperoleh untuk menghimpun, mengumpulkan, mempelajari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. b) Studi Lapangan Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti guna mendapatkan data primer, yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan menganalisa, berbagai data sekunder dan data primer yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Dalam studi lapangan ini penulis menggunakan metode wawancara. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara terhadap hakim Pengadilan Negeri Salatiga yang memutus perkara ini. Penulis juga menyiapkan beberapa pertanyaan untuk hakim berhubungan dengan perihal perlawanan pihak ketiga. 5. Analisis Data Setelah penulis mendapat data dari penelitian, data tersebut dianalisis secara kualitatif yaitu mengambil data yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas peraturan, literatur mengenai perlawanan pihak ketiga yang dikaitkan dengan pendapat responden dan dicarikan pemecahannya dan kemudian dapat disimpulkan. Data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini (baik data primer maupun sekunder) dianalisa dengan menggunakan analisa kualitatif sehingga memungkinkan

10 menghasilkan kesimpulan akhir yang memadai sebagai karya ilmiah dalam bentuk skripsi. F. Sistematika Skripsi Dalam penelitian ini akan diuraikan tentang sistematika penulisan sebagai gambaran tentang penulisan ilmiah ini secara keseluruhan, artinya pada sub bab iniakan diuraikan secara sistematis keseluruhan isi yang terkandung dalam skripsi ini. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: Bab I pendahuluan ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika skripsi. Bab II berisi tentang tinjauan pustaka, dalam hal ini menguraikan dua sub pokok. Sub pokok pertama menguraikan tinjauan tentang jual beli tanah, yang terdiri dari pengertian jual beli tanah, hubungan antara penjual dan pembeli dalam jual beli tanah, prosedur jual beli tanah dan blokir tanah. Sub pokok bahasan kedua menguraikan tinjauan umum tentang perlawanan pihak ketiga, yang terdiri dari pengertian perlawanan pihak ketiga, macam-macam perlawanan pihak ketiga, objek perlawanan pihak ketiga, prosedur pengajuan perlawanan pihak ketiga. Bab III berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasan, antara lain: pertama, alasan pelawan mengajukan perlawanan pihak ketiga dalam sengketa jual beli tanah di Pengadilan Negeri Salatiga. Kedua, proses penyelesaian perlawanan pihak ketiga dalam sengketa jual beli tanah di Pengadilan Negeri Salatiga.

11 Bab IV sebagai penutup yang berisi kesimpulan dan saran sekaligus sebagai akhir dari penulisan skripsi ini.