POTENSI SUMBERDAYA AIR DI SELATAN GUNUNG TAMPOMAS SELATAN KABUPATEN SUMEDANG JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI KETERSEDIAAN AIR TANAH DI DESA LIMO KECAMATAN SALIMPAUNG KABUPATEN TANAH DATAR - SUMATERA BARAT

PENELITIAN AIR TANAH DI WADUK PUNTUK SURUH KECAMATAN PENGADEGAN KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Cekungan. Air Tanah. Penyusunan. Pedoman.

BAB II GEOLOGI REGIONAL

KONDISI GEOGRAFIS. Luas Wilayah (Ha)

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENELITIAN HYDROGEOLOGI TAMBANG UNTUK RENCANA DRAINASE TAMBANG BATUBARA BAWAH

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. A Latar Belakang...1

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, baik untuk kebutuhan sehari-hari yang bersifat individu maupun

Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti, M.Sc. Teknik Geologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah penelitian termasuk dalam lembar Kotaagung yang terletak di ujung

Seminar Nasional Ke III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

KELOMPOK

APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN POTENSI AKUIFER AIR TANAH: STUDI KASUS DI KECAMATAN MASARAN, KEDAWUNG DAN SIDOHARJO, KABUPATEN SRAGEN

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

EKSPLORASI SUMBERDAYA AIR TANAH DI DAERAH HANDIL BABIRIK KABUPATEN TANAH LAUT

POTENSI AIRTANAH BERDASARKAN NILAI RESISTIVITAS BATUAN DI KELURAHAN CANGKORAH, KECAMATAN BATUJAJAR, KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB II TINJAUAN UMUM

- : Jalur utama Bandung-Cirebon BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah

Jurnal APLIKASI ISSN X

Konfigurasi Geologi Bawah Permukaan Untuk Menelusuri Zona Kontaminasi di Daerah Jatinangor dan Rancaekek, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. butiran batuan atau rekahan batuan yang dibutuhkan manusia sebagai sumber air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

ANALISIS KEBERADAAN DAN KETERSEDIAAN AIR TANAH BERDASARKAN PETA HIDROGEOLOGI DAN CEKUNGAN AIR TANAH DI KOTA MAGELANG

KAJIAN AKIFER DI KECAMATAN DENPASAR BARAT PROVINSI BALI

BAB II TATANAN GEOLOGI

POTENSI AIRTANAH DI CEKUNGAN AIRTANAH (CAT) PALU BERDASARKAN SATUAN HIDROMORFOLOGI DAN HIDROGEOLOGI. Zeffitni *)

STUDI HIDROGEOLOGI DAN POTENSI RESAPAN AIR TANAH DAERAH PUNCRUT DAN SEKITARNYA, BANDUNG TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Daerah penelitian saat ini sedang mengalami perkembangan pemukiman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit tenaga listrik. Secara kuantitas, jumlah air yang ada di bumi relatif

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x

Penentuan Zonasi Kawasan Imbuhan Cekungan Air Tanah (CAT) Subang yang ada di Wilayah Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK GEOLOGI DAERAH VOLKANIK KUARTER KAKI TENGGARA GUNUNG SALAK

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Airtanah merupakan salah satu komponen dari siklus hidrologi yang ada di

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB IV HIDROGEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang bukan hanya dalam hal kuantitas, namun juga terkait kualitas

ZONASI DAERAH BAHAYA LONGSOR DI KAWASAN GUNUNG TAMPOMAS KABUPATEN SUMEDANG, JAWA BARAT

PENDUGAAN KETERDAPATAN AKIFER AIRTANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI KECAMATAN SUKATANI - KABUPATEN PURWAKARTA

BAB II TATANAN GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI REGIONAL

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Air Tanah. Air Tanah adalah

BAB I PENDAHULUAN. besar dari tekanan atmosfer. Dari seluruh air tawar yang terdapat di bumi,

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

DAFTAR ISI. BAB III TEORI DASAR Lereng repository.unisba.ac.id. Halaman

STUDI POTENSI AIRTANAH BEBAS DI DAERAH KEBUMEN JAWA TENGAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. ini, ketidakseimbangan antara kondisi ketersediaan air di alam dengan kebutuhan

GERAKAN TANAH DI CANTILLEVER DAN JALUR JALAN CADAS PANGERAN, SUMEDANG Sumaryono, Sri Hidayati, dan Cecep Sulaeman. Sari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V ANALISIS DAN DISKUSI

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap barang ini pun kian meningkat seiring bertambahnya jumlah

Identifikasi Awal Model Akuifer pada Mata Air Umbulan dengan Menggunakan Geolistrik Konfigurasi Schlumberger

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

Tahanan Jenis (Ohm meter)

POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibukota Jawa Barat berada disekitar gunung Tangkuban Perahu (Gambar 1).

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Geomorfologi Sungai Klawing Daerah Bobotsari, Kabupaten Purbalinggga, Jawa Tengah

3,28x10 11, 7,10x10 12, 5,19x10 12, 4,95x10 12, 3,10x xviii

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

POTENSI AIR TANAH DAERAH KAMPUS UNDIP TEMBALANG. Dian Agus Widiarso, Henarno Pudjihardjo *), Wahyu Prabowo**)

Transkripsi:

J. Tek.Ling Vol.8 No.1 Hal. 75-83 Jakarta, Januari 2007 ISSN 1441-318 POTENSI SUMBERDAYA AIR DI SELATAN GUNUNG TAMPOMAS SELATAN KABUPATEN SUMEDANG JAWA BARAT Wahyu Garinas dan Wahyu Hidayat Peneliti di Pusat Teknologi Sumberdaya Mineral Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Abstract Tampomas mountain areas can be divided 2 types of aquifer : volcano sediment aquifer and sediment aquifer. Volcano sediment aquifer is a free aquifer sedimentation, because there was not impermeable rock existing under or bellow it, this aquifer also known as shallow or surface aquifer. Sediment aquifer is a depressed aquifer where the water flow along the sandstone layer which covered by claystone and water flow through the pore. This sediment aquifer are deep aquifer. Ground water at sumedang area can be divide as : ground water on volcanic quarter sedimentation and ground water on consolidate rock. The type of water source at the reaserch area can be devide into 3 ways : Depressed water resources formed by land surface which is cutting the watter table, Shear water source which formed by the crack / shear structure or sesar path, and contact water source which shown at the tertiery rock (impermeable) and quartery rock (permeable). This reaserch using geofisical methode Imaging Resistivity to result interpretation that on the south Tampomas Mountain predicted had 4 aquifer potention resource (A,B,C,D), whith aquifer thickness vaariated from (5-15)m, (30-50)m and more than 50 m. Several water source surface cases found in this reaserch area at 20-30 m depth which predict as the water table. This indicated there are very large aquifer at 500 m level and assume this level as a potential places for ground water exist at the south Tampomas mountain. Key words : aquifer, imaging resistivity, water resources. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Sumedang merupakan salah satu daerah kabupaten di propinsi Jawa Barat memiliki sumberdaya alam dan potensi daerah yang cukup dapat diandalkan. Agar pemanfaatannya optimal dan berdampak minimal maka sumberdaya alam harus dikelola secara baik dan berkesinambungan. Untuk mencapai ini maka di dalam pengelolaan dan pemanfaatannya harus sesuai dengan kaidah dan aturan. Salah satu potensi sumberdaya yang dapat diandalkan pada saat ini adalah bahan galian pasir Gunung. Pemanfaatannya pada saat ini sering dipermasalahkan sebagai penyebab kerusakan lingkungan dengan perubahan fungsi lahan yaitu akibat 75

eksploitasi pasir gunung yang berlebihan. Untuk jangka panjang dampak yang paling ditakutkan oleh beberapa pihak adalah berkurangnya ketersediaan air disekitarnya. Untuk mengetahui ketersediaan sumberdaya air maka dilakukan penelitian di daerah dengan beragam aktifitas sekitar gunung Tampomas Selatan. Dari penelitian diharapkan dapat diketahui seberapa besarnya potensi yang masih ada dan pola aliran air tanah yang menjadi sumber mata air. Ke depan data ini diharapkan menjadi salah satu masukan untuk pengelolaan alih fungsi lahan sehubungan dengan adanya aktifitas penambangan pasir dan data sumber air di daerah Tampomas Selatan. 1.2 Kondisi Geografi. Kabupaten Sumedang merupakan kabupaten yang terletak pada koordinat 06 40-7 23 Lintang Selatan dan 107 44-108 13 Bujur Timur. Adapun batas secara administratif di sebelah utara meliputi kabupaten Indramayu dan Subang, sebelah selatan dengan Kabupaten Garut, sebelah barat dengan Kabupaten Bandung dan sebelah timur dengan Kabupaten Majalengka. Secara administrasi Kabupaten Sumedang terdiri dari 26 kecamatan yang merupakan hasil dari pemekaran daerah. Daerah penelitian dilakukan di selatan daerah Gunung Tampomas tepatnya di 3 (tiga) kecamatan yaitu Cimalaka, Paseh dan Conggeang. Pada saat ini di daerah tersebut terdapat aktifitas penambangan pasir Gunung Tampomas yang akhir-akhir ini menjadi perhatian apakah yang telah dilaksanakan bertahun-tahun dan kegiatan penambangan ini langsung ataupun tidak akan mempengaruhi kondisi lingkungan sekitarnya. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah : a. Mengidentifikasi daerah potensial sumberdaya air disekitar daerah gunung Tampomas selatan. b. Memberikan gambaran teknis kondisi potensi ketersediaan air tanah akibat aktifitas perubahan fungsi lahan di selatan gunung. 2. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini secara garis besar mencakup: 2.1 Identifikasi dan penentuan lokasi Tahapan ini dilakukan dengan identifikasi sumberdaya air yang ada, meliputi: posisi, tingkat pemanfaatan, penyebaran secara regional dari data sekunder maupun survei lapangan, laporan mengenai pendataan terdahulu, laporan hasil kajian, dan informasi lainnya. Data sekunder lain yang dikompilasi : peta geologi, hidrologi dan peta tematik lainnya skala 1 : 25.000. 2.2 Pengambilan data dalam potensi sumberdaya air. Kegiatan ini meliputi pengambilan data, peninjauan ke lapangan untuk mengetahui kondisi lokal dan melaksanakan penelitian air bawah tanah dengan melakukan resistivity imaging (geolistrik) di areal aktifitas yang berpotensi merusak sumberdaya air. Berdasarkan data sekunder dan pengamatan dilapangan maka dilakukan pengambilan data di 16 titik lokasi tersebar di kecamatan Conggeang, Cimalaka dan Paseh. 2.3 Analisis dan Interpretasi. Data hasil penelitian lapangan dikompilasi dengan hasil survei kondisi permukaan dan dilakukan interpretasi serta menganalisis potensi sumberdaya air dengan berbagai aspeknya. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Hasil Identifikasi Penelitian. 1) Jenis akifer dan aliran tanah. Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan maka sistem hidrologi yang ada antara lain : 76 Garinas, W. dan W. Hidayat. 2007

Akifer endapan gunung api Akifer ini terdiri dari litologi tuff berbatuapung, breksi volkanik, dimana airtanah mengalir melalui media pori (ruang antar butir). Lapisan akifer ini merupakan akifer bebas, karena tidak ada lapisan batuan pengekang di bawah atau di atasnya. Mata air yang muncul di daerah penelitian secara umum keluar dari akifer ini. Sumursumur air penduduk bersumber dari akifer ini yang merupakan lapisan akifer dangkal. Akifer endapan sedimen Akifer ini terdiri dari batupasir berlapis dan berselingan dengan batulempung. Akifer ini merupakan akifer tertekan, dimana air mengalir pada lapisan batupasir yang dikekang oleh batu lempung dan bertindak sebagai akifer di atas serta di bawahnya. Pada akifer ini air mengalir melalui media pori yang merupakan lapisan akifer dalam. Pola dan arah aliran air tanah Untuk mengetahui kesamaan muka airtanah pada akifer bebas (dangkal), dibuat peta isofreatik (peta kontur muka air tanah, di lampiran 1) berdasarkan data mata air dan sumur-sumur penduduk di daerah penelitian yang selanjutnya di rekonstruksi sehingga diperoleh kontur kesamaan muka airtanah di daerah penelitian. Dari kontur kesamaan muka air tanah tersebut, diketahui bahwa pola aliran di daerah penelitian bergerak mengikuti topografi, hal ini karena muka airtanah tersebut merupakan airtanah akifer dangkal (bebas). Umumnya airtanah yang bergerak dari Gunung Tampomas, merupakan daerah resapan (recharge area) menuju ke lembahlembah di sekitarnya sebagai daerah keluaran (discharge area). Dilihat dari kerapatan kontur muka airtanah, di sebelah selatan daerah penelitian memiliki kontur muka airtanah yang lebih rapat atau bisa dikatakan gradien hidroliknya lebih besar. Turunnya muka air tanah di selatan gunung Tampomas yang dikhawatirkan banyak pihak, mungkin disebabkan oleh adanya kegiatan penambangan pasir di daerah yang menjadi bagian dari akifer endapan gunungapi. 2. Sumberdaya air a). Air Permukaan Air permukaan di wilayah Kabupaten Sumedang yang berupa sungai berfungsi mengumpulkan air hujan kedaerah aliran sungai. Dengan curah hujan rata-rata dengan volume air sungai maka diperkirakan sebagian besar curah air hujan meresap ke dalam tanah dan sisanya mengalir ke sungai sebagai air permukaan. Sungai-sungai besar yang banyak dimanfaatkan airnya adalah sungai Cipeles, Cirajang, Cipunegara dan Cisugan dengan hulunya berasal dari Gunung Tampomas, Gunung Pangarang dan Gunung Calangcang. Data debit daerah aliran sungai di daerah penelitian Gunung Tampomas di Tabel-1. Air permukaan ini merupakan potensi air yang diperlukan untuk keperluan seharihari, sehingga beberapa sungai dengan cakupan yang luas perlu mendapatkan untuk perlindungan jumlah debit maupun adanya pencemaran. b). Air Tanah Berdasarkan tatanan geologi daerah Sumedang keterdapatan air tanahnya dapat dibedakan atas : Air tanah pada batuan lepas (un-semiconsolidated rock). Air tanah pada endapan vulkanik kuarter. Air tanah pada batuan terpadat (consolidated rock). Dari data hidrogeologi maka potensi air tanah pada suatu wilayah ditentukan oleh keberadaan cekungan air tanah. Di Kabupaten Sumedang cekungan air tanah terbagi atas : 77

1). Cekungan air tanah Sukamantri. Wilayah cekungan ini meliputi wilayah kaki bukit Gunung Tampomas, dengan batas sebelah utara daerah Sukaratu, sebelah selatan Mandalaherang, sebelah Timur daerah Narimbang. Cekungan air tanah ini diperkirakan memiliki jumlah aliran air tanah bebas sebesar 98 juta m 3 / tahun dan jumlah aliran air tanah tertekan sebesar 13 juta m 3 /tahun. Daerah penelitian selatan kaki Gunung Tampomas termasuk kedalam cakupan cekungan air tanah Sukamantri. 2). Cekungan air tanah Sumedang. Wilayah cekungan air tanah Sumedang tersebar luas meliputi kota Sumedang dengan batas sebelah barat Tanjungsari, batas utara adalah Cimalaka, batas selatan adalah kaki gunung Calangcang dan batas sebelah timur adalah Situraja dan Kalanganyar. Cekungan air tanah Sumedang diperkirakan memiliki air tanah bebas sebesar 519 juta m3/tahun dan aliran air tanah tertekan sebesar 28 juta m 3 /tahun. 3). Cekungan air tanah Selaawi Sadawangi. Wilayah cekungan air tanah ini tersebar di bagian selatan dari Kabupaten Sumedang dan berbatasan dengan kabupaten Garut mencakup wilayah Cigudeg dan Wado. Jumlah aliran air tanah bebas pada cekungan ini diperkirakan 415 juta m 3 /tahun dan air tanah tertekan sebesar 30juta m 3 /tahun. Berdasarkan data geologi, batuan dasar dari cekungan air tanah Sukamantri dan Sumedang dibentuk oleh batuan vulkanik muda terdiri atas tufa batuapung, pasir tufa, lapili dan bom. Cekungan air tanah Selaawi Sadawangi di sebelah selatan dibentuk oleh batuan kuarter tua berupa breksi, lahar, lava dan tufa. Arah aliran air tanah pada cekungan tersebut umumnya melalui celahan dan ruang antar ruang antar butir dengan akuifer produktif sedang dan area penyebaran yang luas. c). Mata Air Di daerah Kabupaten Sumedang berdasarkan pengamatan banyak dijumpai mata air. Pemunculannya secara geologi dikontrol oleh faktor-faktor morfologi, litologi, struktur geologi dan tata guna lahan. Berdasarkan pengamatan jenisnya mata air di lokasi dapat digolongkan kepada : 1. Mata air depresi terbentuk karena permukaan tanah memotong muka air tanah. 2. Mata air rekahan yang muncul dari struktur rekahan atau jalur sesar. 3. Mata air kontak muncul pada batuan tersier (impermeable) dan batuan kuarter (permeable). 3.2 Hasil Penelitian Imaging Resistivity Imaging resistivity dilakukan untuk memberi gambaran kondisi muka air tanah di lokasi aktifitas penambangan dan sekitarnya yang meliputi Kecamatan Cimalaka, Conggeang dan Paseh. Lokasi peneliti tersebar di 16 lokasi titik dengan variasi ketinggian 500 sampai 800 m dari permukaan laut (Gambar-1). Pemilihan lokasi titik ini diharapkan dapat memberikan gambaran bentuk lapisan bawah permukaan. Hubungan antar titik lokasi seperti berikut : 1. Titik lokasi 3,5 dan 8. 2. Titik lokasi 4,6,9 dan 1. 3. Titik lokasi 10,12, 2 dan 7. 4. Titik lokasi 11, 13, 14,15 dan 16. Hasil survei dan interpretasi data maka di daerah Tampomas Selatan terdapat aquifer yang besar pada ketinggian 500 meter kebawah dan beberapa sumber air pada ketinggian antara 500 sampai 800 meter. Data hasil pelaksanaan imaging resistivity di lampiran. 78 Garinas, W. dan W. Hidayat. 2007

Tabel 1. Daerah Aliran Sungai di daerah Gunung Tampomas. No. Nama Sungai Debit (liter/dtk) Tingkat Jaringan Kecamatan Besar Sedang Kecil 1. Cipelang 96 V Conggeang MA.Sirah Cipelang 598 V MA = mata air Cibubuan 204 V MA.Ciande 12 V Cianda 222 V 2. Cipeles 72 V Paseh MA.Cicaneang 65 V MA.Cipaingeun 239.2 V 3. Cipeles - V Cimalaka Cibeureum 657 V MA.Cipanteuneun 109.5 V Cimuja 45.5 V Cihaur 31.2 V Cikupa 90 V MA.Cileles 78 V MA.Ciojar 124.8 V MA.Cikandung 204 V Cidadap 58.8 V 3.3 Analisis dan Interpretasi Untuk memberikan gambaran pola aliran sumber air di bawah permukaan daerah selatan Gunung Tapomas maka dilakukan interpretasi dengan melakukan korelasi antar titik lokasi penelitian sesuai dengan data struktur geologi, morfologi, litologi dan lainnya. Adapun hasil dari interpretasi seperti berikut : 1. Lokasi Titik Penelitian 3,4,11 dan 12. 2. Lokasi Titik Penelitian 5, 6 dan 13. 3. Lokasi Titik Penelitian 8,9 dan 14. 4. Lokasi Titik Penelitian 1,2 dan 15. Data lokasi penelitian di titik 3,4,12 dan 11 (Gambar 2) diperkirakan terdapat aquifer C dan D. Diantara titik 4 dan 12 terdapat aktifitas penambangan dan untuk menjaga aquifer C sebaiknya penambangan tidak sampai pada ketinggian 620 meter. Demikian pula untuk daerah lokasi titik 3 dan titik 4 kegiatan penambangan disarankan sebaiknya hanya sampai ke titik 660 meter agar kondisi aquifer C dan D dibawahnya tetap terjaga. Untuk aktifitas jangka panjang yang melebihi level tersebut maka akan mempengaruhi keberadaan akifer C yang merupakan salah satu sumber mata air bersih di kota Sumedang yaitu di Cipanteuneun. Data gambar 3 pada lokasi titik 5,6, 13 terindikasi adanya aquifer A pada level 800 meter kemudian aquifer B pada level (680 720) meter dan diduga pada level < 640 meter merupakan aquifer C. Diantara titik 5 dan 6 terdapat lokasi penambangan dan aktifitasnya tidak boleh melebihi level 740 meter. Akibat eksploitasi pasir yang berlebihan dikhawatirkan potensi aquifer A, B bisa berkurang dan hilang. Hasil data interpretasi pada gambar 4 pada lokasi titik 8,9,14 diperkirakan aquifer A terdapat dilevel (780 800) meter, aquifer B pada level (660 720) meter, pada level (600 620) meter adalah aquifer C dan level < 540 meter aquifer D. Diantara lokasi 8 dan 9 terdapat kegiatan penambangan yang beresiko dapat menghilangkan aquifer A dan aktifitas ini tidak boleh sampai level 740 meter. Pelaksanaan penambangan yang tidak dibatasi dapat mempengaruhi dan menghilangkan aquifer B dan C. Data gambar 5 dengan lokasi titik 1,2 dan 15 diindikasikan adanya akifer C dilevel (580 640) meter dan akifer D pada level 540 meter kebawah. Diantara titik lokasi 1 dan 2 terdapat aktifitas penambangan yang nantinya sangat 79

Tabel. 2. Tabel Lokasi Mata Air di Selatan Gunung Tampomas. No. Lokasi Mata Air (MA) Kecamatan Debit (liter/detik) 1. Cipanteneun Cimalaka > 100 2. Cileles dan Ciojar Cimalaka 50-100 3. Cikandung Cimalaka > 100 4. Cicaneang Paseh 50-100 5. Cipaingeun Paseh > 100 6. Sirah Cipelang Conggeang > 100 7. Cianda Conggeang < 10 berpotensi menghilangkan aquifer C yang merupakan sumber bagi mata air bersih penting Cipanteneun di kota Sumedang. Tampomas dan relatif besar berada di level < 500 meter atau pada aquifer D. Gambar-1. Lokasi Penelitian di Selatan Gunung Tampomas. Gambar-3. Skematik Penampang Aquifer Titik GL 5,6, dan 13. Gambar-2. Skematik Penampang Aquifer Titik GL 3,4, 12 dan 11. Berdasarkan data hasil interpretrasi tersebut maka di daerah selatan Gunung Tampomas diperkirakan terdapat aquifer A, B, C, dan D yang berada pada level sekitar (520 820) meter. Adapun lapisan akifer A, B dan C yang berada di atas level 580 meter merupakan daerah tangkapan air menempati lapisan dan area lebih kecil dibandingkan dengan aquifer D. Sumber air yang potensial di daerah selatan gunung Gambar-4. Skematik Penampang Aquifer Titik GL 8,9 dan 14. Potensi sumber air yang berada di aquifer A,B dan C akan sangat tergantung kepada kegiatan pelestarian dan pekerjaan eksploitasi diatasnya. Apabila pemanfaatannya tidak terkendali dan terawasi maka keberadaan aquifer A,B,C pada suatu saat nanti akan hilang dan akibatnya potensi air di lokasi selatan Gunung Tampomas sebagai bahan baku air bersih akan berkurang. 80 Garinas, W. dan W. Hidayat. 2007

Gambar- 5. Skematik Penampang Aquifer Titik GL 1,2 dan 15. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis fisik dan pemodelan maka didapatkan beberapa kesimpulan antara lain : 1. Daerah selatan kaki gunung Tampomas termasuk kedalam cekungan air tanah Sumantri dengan jumlah air tanah bebas yang cukup besar. Hasil pengamatan dari kontur kesamaan muka air tanah di lapangan (peta isofreatik) maka pola aliran airtanah di daerah penelitian bergerak mengikuti topografi, hal ini dimungkinkan karena muka airtanahnya akifer dangkal (bebas). Airtanah yang bergerak dari Gunung Tampomas merupakan daerah resapan (recharge area) dan umumnya menuju ke lembah-lembah di sekitarnya merupakan daerah keluaran (discharge area). Dari kerapatan kontur muka airtanah maka di selatan gunung Tampomas memiliki kontur muka airtanah yang lebih rapat atau bisa dikatakan gradien hidroliknya lebih besar. Indikasi terjadinya penurunan muka air tanah di selatan Gunung Tampomas dimungkinkan karena adanya kegiatan penambangan pasir yang menjadi bagian dari akifer endapan gunungapi. 2. Hasil identifikasi dan interpretasi data maka potensi air cukup besar dan di lokasi penelitian terdapat 4 aquifer dengan kode A, B, C dan D. Ketebalan aquifer ini bervariasi berkisar (5-15) meter, (30-50) meter dan lebih dari 50 meter. Dibeberapa daerah penelitian ditemukan sumber mata air dangkal pada kedalaman (20 30) meter dan tempat ini diduga daerah tangkapan air. Indikasi potensi aquifer yang cukup besar berada di sekitar level 500 m dan diperkirakan lapisan ini merupakan tempat air tanah potensial di selatan Gunung Tampomas. 3. Potensi akuifer akan rusak dan hilang pada lokasi aktifitas penambangan apabila pelaksanaan eksploitasinya tidak dibatasi. Kegiatan pada level sekitar 540 meter ke atas akan sangat berpotensi menghilangkan aquifer A,B dan C sebagai sumber mata air potensial di selatan Gunung Tampomas. 1.2. Saran Perlu pengawasan dan pengelolaan lingkungan yang tepat agar keberadaan akifer potensial bahan baku air bersih tidak akan kurang. Potensi dan keberadaan akifer sangat tergantung kepada kegiatan pelestarian dan kearifan pekerjaan eksploitasi diatasnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Bappeda Sumedang. 2002. RTRW tahun 2002 2012. Bappeda Kabupaten Sumedang. Sumedang. 2. Tim PTSM-BPPT, 2006, Pemetaan Wilayah Penambangan Daerah Gunung Tampomas Selatan Kabupaten Sumedang, BPPT, Jakarta. 81

Lampiran-1. Peta Isofreatik Daerah Sumedang. Gambar 5. Hasil Interpretasi Lokasi 5 Lampiran-2. Hasil Penelitian Imaging Resistivity Gambar 6. Hasil Interpretasi Lokasi 6 Gambar -1. Hasil Interpretasi lokasi 1 Gambar 7. Hasil Interpretasi Lokasi 7 Gambar 2. Hasil Interpretasi lokasi 2 Gambar 8. Hasil Interpretasi Lokasi 8 Gambar 3. Hasil Interpretasi lokasi 3 Gambar 9. Hasil Interpretasi lokasi 9 Gambar 4. Hasil Interpretasi Lokasi 4 Gambar 10. Hasil Interpretasi lokasi 10 82 Garinas, W. dan W. Hidayat. 2007

Gambar 11. Hasil Interpretasi lokasi 11 Gambar 14. Hasil Interpretasi lokasi 14 Gambar 12. Hasil Interpretasi lokasi 12 Gambar 15. Hasil Interpretasi lokasi 15 Gambar 13. Hasil Interpretasi lokasi 13 Gambar 16. Hasil Interpretasi lokasi 16 83