BAB II JENIS-JENIS NARKOBA DAN SIFAT PENGGUNANYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

REHABILTASI PADA NAPZA

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

NARKOBA. Narkotika Psikotropika Bahan Adiktif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan teori teori yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, remaja, narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan fungsi mental berupa frustasi, defisit perawatan diri, menarik diri

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

STUDI KASUS REMAJA GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT AMPHETAMINE ABUSE DI JAKARTA

2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

DRUG ABUSE KELOMPOK 5

SAY NO TO DRUGS Nama : Nanda Abilla Aryaguna Nim : Prodi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

Kasus penyalahgunaan narkoba

Bab 31 Mengenal narkoba

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA KLIEN REHABILITASI NARKOBA DI POLI NAPZA RSJ SAMBANG LIHUM

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NAPZA. Priya - PKBI. Narkotika Psikotropika dan zat adiktif lainnya atau di singkat dengan NAPZA.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan korban kejahatan dengan pelaku

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

PELAKSANAAN TUGAS INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR DI PUSKESMAS PERKOTAAN RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan

BAB II TINJUAN PUSTAKA

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

REHABILITASI BAGI PENYALAHGUNA TINDAK PIDANA NARKOTIKA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

B. Kegiatan Ceramah tentang Narkoba Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta Media & Alat

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

BAB I PENDAHULUAN. laporan kinerja BNN pada tahun 2015 dimana terjadi peningkatan

IDENTITAS RESPONDEN. Jenis kelamin : Laki-laki. Perempuan. Bersama Orangtua. Status Tempat Tinggal: Kost. Bersama Saudara/teman

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 4. ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKALatihan soal 4.4

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

Zat Adiktif dan Psikotropika

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) kian mengerikan sekaligus memprihatinkan.

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah Indonesia, bahkan negara-negara lainnya. Istilah NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan narkoba menjadi salah satu faktor banyaknya terjadi kasus

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan nasional. bius (Chloric Ether atau Chloroform), yang dipergunakan hingga sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika dan obat berbahaya (Narkoba) menurut UU RI. No. 22/1997

17. Keputusan Menteri...

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

PERANAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN REHABILITASI PENGGUNA NARKOBA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu obat untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa

Penggunaan taraf awal, disebabkan oleh rasa ingin tahu, ingin mencari -pengalaman baru atau sering juga dikatakan sebagai tahap awal

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

BAB III PENERAPAN REHABILITASI BAGI PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. 3.1 Penempatan Rehabilitasi Melalui Proses Peradilan

Aspek Medikologal LSD JENIS-JENIS NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA (NAPZA/NARKOBA)

Methadon sejak 1972 disetujui FDA telah terbukti secara klinis mengurangi jumlah orang kecanduan opiat dengan efek samping jangka panjang terbatas

POLA ASUH REMAJA MENJADI BENTENG TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Mencegah lebih baik daripada mengobati) Edi Sukamto

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif


III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN. Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran Optimisme..., Binta Fitria Armina, F.PSI UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II JENIS-JENIS NARKOBA DAN SIFAT PENGGUNANYA 2.1 Pengertian Narkoba Narkoba berasal dari kata narcotic yang berarti obat bius. Kata narcotic tersebut merupakan turunan dari kata narkan (bahasa yunani) yang artinya menjadi kaku, di dalam dunia kedokteran disebut narcose/narcosis yang dapat diartikan sebagai pembius dan terutama digunakan dalam proses pembedahan. Istilah lain dari narkotika adalah narcoticum atau obat tidur. Jadi dapat disimpulkan bahwa narkotik merupakan zat yang dapat menyebabkan penurunan atau peruahan kesadaran seseorang, enghilangkan rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri an dapat menimbulkan ketergantungan. Maka zat jenis ini hanya boleh digunakan dibawah pengawasan dokter karena didalam narkotik itu sendiri terdapat zat yang dapat mempengaruhi kerja system saraf. www.asianbrain.com 2.2 Jenis narkoba dan tingkat ketergantungan 2.2.1 Jenis Narkoba Narkoba secara umum dibagi menjadi tiga golongan Golongan Hallusinogen: Narkoba jenis ini sifatnya menstimuli kerja saraf sehingga menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan sering sekali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. 4

Contoh : canabis (ganja) Golongan Depressants (downer) : Narkoba jenis ini sifatnya menekan kerja saraf sehingga menimbulkan perasan relaks, tenang, dan santai terhadap penggunanya. Contoh : valium, heroin (putaw), ganja. Heroin (putaw) ganja valium Golongan stimulant (Upper) : Narkoba jenis ini sifatnya merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh : Ekstasi Kokain Amphetamine www.asianbrain.com 5

2.2.2 Tingkat ketergantungan Tingkat ketergantungan dari pengguna narkoba terbagi tiga tahap: Toleransi Pada tahap ini narkoba hanya berpengaruh pada fisik pengguna narkoba. Tahap ini adalah tahap dimana tubuh seorang pengguna menjadi terbiasa dengan narkoba dengan dosis rendah. Pada umumnya pengguna tidak akan bertahan lama pada dosis ini, karena tubuh pengguna akan terus meminta dosis yang lebih tinggi untuk merasakan efek yang diinginkan. Kebiasaan Pada tahap ini narkoba berpengaruh pada fisik dan mental pengguna narkoba. Tahap ini merupakan tahap seorang pengguna narkoba memiliki keinginan untuk terus menerus mengkonsumsi narkoba. Pengguna merasa tanpa mengkonsumsi narkoba mereka tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Addict Pada tahap ini narkoba mempengaruhi pengguna dalam segala aspek, mereka merasa tidak dapat hidup tanpa narkoba. Kematian karena over dosis sering terjadi pada tahap ini. www.asianbrain.com 2.2.3 Rentang usia pecandu narkoba dan karakteristiknya Pada umumnya pecandu narkoba berada pada segala usia, tetapi bila dilihat secara khusus, yang menjadi pecandu narkoba kebanyakan berada pada usia remaja. Remaja dapat diartikan usia sejak manusia pertama kali mengalami pubertas sampai masa dewasa awal, sehingga masa remaja itu sendiri dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 6

a) Masa Remaja Awal Masa yang rentang waktunya antara usia 13 17 tahun ini adalah suatu periode dimana remaja mengalami kecendrungan kecendrungan negatife disebabkan oleh ketidakstabilan hormone. Hal hal yang timbul dengan alamiah ini normal bila dikendalikan oleh lingkungannya, orang tua dan norma norma yang berlaku. Cirri cirri umum selain perubahan fisik: Keinginan untuk menyendiri Pengelakan untuk bekerja Kekacauan fungsi tubuh Kebosanan Antagonism sosial Penolakan / pemberontakan terhadap kekuasaan Emosi yang meningkat Kekurangan atau kelebihan rasa percaya diri Keterikatan dalam bidang seksual Mulai senang berkhayal Rasa ingin tahu yang berlebihan b) Masa Remaja Akhir Rentang waktu masa ini adalah ketika remaja akan memasuki masa dewasa. Untuk wanita sekitar usia 17 21 tahun, untuk peria usia 18 22 tahun. Ciri ciri masa remaja akhir selain berhentinya perubahan fisik: Remaja mulai memiliki stabilitas diri Mulai menemukan citra dirinya Remaja mulai matang secara mental 7

2.2.4 Pengaruh Narkoba Pada Pecandu Gambaran kondisi remaja diatas, membuktikan betapa rentannya kondisi manusia pada masa remaja. Berikut ini beberapa sebab umum yang mendorong remaja memakai narkoba: a) Ingin menghilangkan kejemuan/kebosanan, mencari perhatian orangtua dan lingkungan. b) Ingin melarikan diri dari kenyataan ke dunia khayal. Biasanya dialami oleh remaja yang memiliki semangat hidup rendah, tertekan dengan dirinya yang merasa selalu gagal. c) Ingin merubah kepribadian. Dari sebab sebab umum diatas, berkembang beberapa faktor yang lebih mendorong remaja untuk menggunakan narkoba. Diantaranya: - Tindakan protes,yang dirasa tidak sesuai dengan keinginannya - Meningkatkan keberanian untuk hal hal negatif seperti: berkelahi, tawuran, ugal ugalan di jalan dll - Mengisi kekosongan - Solidaritas kawan (dipengaruhi) - Menghilangkan masalah - Rasa ingin tau, sekedar ingin mencoba 2.2.5 Gejala Gejala Yang Timbul Akibat Pemakaian Narkoba Remaja yang terlibat narkoba biasanya mengalami gangguan fungsi kerja tubuh dan perilaku dikarenakan oleh zat adiktif / candu yang terkandung dalam berbagai jenis narkoba. Mereka tidak dapat mengendalikan diri untuk berhenti begitu saja, sehingga menghilangkan kontrol sosial mereka. Keadaan seperti ini membuat mereka siap melakukan apa saja untuk mendapatkan narkoba. Inilah yang membentuk karakteristuk para pemakai narkoba. 8

Ciri Pecandu narkoba secara umum: Suka berbohong Delusive (tidak biasa membedakan dunia nyata dan khayal) Cenderung malas Cendrung vandalistis (merusak) Tidak memiliki rasa tanggung jawab Tidak bisa mengontrol emosi dan mudah terpengaruh terutama untuk hal hal yang negative Gejala dan Ciri ciri remaja pecandu narkoba secara fisik: Yang dimaksud dengan ketergantungan fisik mencgkup gejala gejala yang timbul pada fisik pasien pengguna yang menyebabkan pasien tidak dapat melpaskan diri dari ketergantungannya pada narkoba. Hal ini dipengaruhi oleh sifat toleransi yang dibawa oleh obat obatan itu sendiri ; yaitu keadaan dimana pemakaian obat secara berulang ulang membentuk pola dosis tertentu yang menimbulkan efek turunnya fungsi organ organ sehingga untuk mendapatkan fungsi yang tetap diperlukan dosis yang semakin lama semakin besar. Ciri fisik yang sering timbul pada pasien antara lain: Pusing/ sakit kepala Mual Badan panas dingin Sakit pada tulang- tulang dan persendian Sakit hampir pada seluruh bagian badan kejang Pembesaran pupil mata Hidung berlendir Serangan panik 9

Ciri ciri pecandu narkoba secara psikologis: Halusinasi Pemakai biasanya merasakan dua perasaan berbeda yang intensitasnya sama kuat. Akibat dari ini menimbulkan penglihatan penglihatan bergerak, warna warna dan mata pemakai akan menjadi sangat sensitife terhadap cahaya terang. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan terhadap hewan percobaan, efek hallucinogen ini mempengaruhi beberapa jenis zat kimia yang menyebabkan tertutupnya system penyaringan informasi. Terblokirnya saluran ini yang menghasilkan halusinasi warna, suara gerak secara bersamaan. Biasanya halusinasi ini merupakan efek dari penggunaan narkotika yang bersifat organic (ganja) tetapi dapat juga ditimbulkan oleh narkotika sintetis seperti putauw. Paranoid Penyakit kejiwaan yang biasanya merupakaan bawaan sejak lahir ini juga dapat ditimbulkan oleh pengguna narkoba dengan dosis sangat besar pada jangka waku berdekatan. Pengguna merasa depresi, merasa diintai setiap saat dan curiga yang berlebihan. Keadaan ini memburuk bila pengguna merasa putus obat, menyebabkan kerusakan permanen dalam system saraf utama. Hasilnya adalah penyakit jiwa kronis dan untuk menyembuhka membutuhkan waktu sangat lama. Efek ini ditimbulkan oleh jenis shabu shabu yang memancing keaktifan daya kerja otak sehingga melebihi porsi kerja otak normal. Ketakutan pada bentuk bentuk tertentu Pengguna narkoba pada masa putus zat (sakau) memiliki kecenderungan pisikologis ruang yang serupa diantaranya: - Takut melihat cahaya - Mencari ruang sempit dan gelap 10

- Takut pada bentuk ruang yang menekan - Mudah terpengaruh oleh warna warna yang merangsang Histeria Pengguna cenderung bertingkah laku berlebihan diluar kesadarannya. Ciri cirinya adalah: - Berteriak teriak - Tertawa tawa diluar sadar - Menangis - Merusak Efek ini dapat ditimbulkan dari berbagai macam jenis narkotika karena pada dasarnya, efek pisikologis yang ditimbulkan narkotika juga dipengaruhi oleh pembawaan pribadi pemakai. 2.3 Metode dan Inovasi dalam Rehabilitasi Anggapan masyarakat mengenai rehabilitasi adalah semacam pengasingan bagi para penderita ketergantungan narkoba masih sangat tebal dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Juga berbagai anggapan bahwa pengguna narkoba harus ditangani dengan cara cara yang penuh kekerasan perlu diperbaiki karena mereka yang menderita ketergantungan narkoba hakikatnya adalah manusia yang harus dijunjung tinggi hak asasinya. Oleh sebab itu, metode rehabilitasi konvensional yang selama ini dikenal keras perlu diganti dengan berbagai metode baru yang lebih sesuai dan efektif dalam penanganan korban ketergantunan narkoba. Prinsip prinsip perawatan dan rehabilitasi bagi penderita (Principle or Drug Abuse Care and Treatment) dikeluarkan oleh National Institute on Drug and Narcotics Addiction,USA (NIDA). Prinsip prinsip tersebut adalah: 1. Tidak ada satu jenis program yang sama bagi seluruh pasien dalam artian pendekatan yang dilakukan kepada pasien harus variatif sesuai kebutuhan pasien. 11

2. Program rehabilitasi harus terintegrasi dengan baik 3. Program yamg efektif adalah yang mengacu kepada kebutuhan keseluruhan seorang individu dan bukan hanya kebutuhan sehat badaniah semata 4. Program rehabilitasi harus mengikuti kemajuan individu, dan dimodifikasi sesuai dengan prestasi yang dicapai individu 5. Susunan program rehabilitasi harus diberi batasan waktu minimum untuk menghindari drop out 6. System konseling dan pemberian penghargaan atas prestasi yang dicapai klien harus dilakukan demi memotifasi klien untuk kembali hidup sehat 7. Pengobatan fisik secara medis / fisioterapi harus sejalan dengan terapi terapi mental demi evektivitas program 8. Pasien yang lahir dengan gangguan jiwa juga harus ditangani baik kecendrungannya maupun gangguan jiwanya dengan cara khusus yang terintegrasi sehingga kedua gangguan data teratasi 9. Detoksifikasi hanyalah tahap awal dari sebuah program dan tanpa rehabilitasi tidak akan membantu dan menjamin kesembuhan klien 10. Evektivikasi sebuah program tidak harus bersifat sukarela karena melalui motivasi yang kuat proses rehabiltasi dapat pula berjalan dengan baik 11. Antisipasi terhadap kecurangan kecurangan selama berjalannya program dengan cara monitoring langsung (test urine berkala, test darah, check up berkala, dll) 12. Dalam setiap program harus disertakan penyuluhan penyuluhan mengei HIV/AIDS dan penyakit penyakit menular berbahaya lainnya yang dapat ditularkan melalui gaya hidup bebas. Berdasarkan prinsip prinsip diatas, banyak dikembangkan metode baru yamg diluncurkan berbagai pusat rehabilitasi di Amerika Serikat dan telah terbukti efektif dalam penanganan korban kecanduan narkotika. Metode metode baru tersebut diantaranya adalah: 12

2.3.1 Therapeutic Community Therapeutic Community adalah metode yang paling efektif dalam penanganan korban ketergantungan narkotika dalam rentang usia remaja (15 22 tahun). Yang di maksud dengan Therapeutic Community adalah program residensial dengan jangka waktu tertentu biasanya berkisar 6 12 bulan. Kecanduan dipandang dalam konteks defisit sosial dan pisikologis peserta program terfokus pada pengembangan akuntabilitas, rasa tanggung jawab dan kehidupan pribadi yang produktif para peserta program.model program ini adalah serangkaian kegiatan. Dari program tersebut diharapkan peserta program dapat menumbuhkan sikap harmoni dan membangun cara cara yang konstruktif dalam hubungan antar mnusia dalam masa depan. 2.3.2 Cognitive Behavioral Therapy (Terapi perilaku kognitif) Metode ini didasari oleh teori bahwa proses belajar memainkan peranan penting dalam perkembangan pola perilaku yang tidak adaptif. Peserta program belajar untuk mengidentifikasi dan membenarkan prilaku prilaku problematis. 2.3.3 Detoksifikasi Medis Merupakan penyembuhan dan pengobatan pecandu narkoba secara medis dengan maksud untuk menghilangkan sisa sisa narkoba di dalam tubuh. Detoksifikasi ada dua macam: - Cuci darah Pembersihan darah menggunakan alat khusus seperti pada penderita penyakit ginjal dan membutuhkan pembiusan total. Akan tetapi tidak selalu dianjurkan karena biayanya terlalu tinggi. - Pemberian Obat Obat obatan yang diberikan memiliki efek seperti narkoba akan tetapi tidak menimbulkan kecanduan, dosis yang diberi semakin lama semakin berkurang hingga akhirnya habis sama sekali. 13

2.4 Pusat Rehabilitasi Pusat rehabilitasi adalah tempat dengan fasilitas fasilitas dan program program lengkap yang bertujuan unuk mengembalikan seseorang kedalam kehidupan bermasyarakat dalam keadaan sehat dan seperti semula. Pusat Rehabilitasi ketergantungan Narkotika dan Obat Terlarang Merupakan suatu fasilitas yang mewadahi segala upaya untuk mengembalikan yang menderita ketergantungn narkoba kedalam kehidupan yang normal. Upaya upaya yang dimaksud antara lain tersusunnya dalam rangkaian program program rehabilitasi yang akan dijabarkan pada bab selanjutnya. 14