ASPEK-ASPEK PERANCANGAN RUMAH TINGGAL. Oleh : Glinggang Setiyoko. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

MODUL-2 : PERANCANGAN ARSITEKTUR

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB III TINJAUAN KHUSUS

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

KONSEP PENGOLAHAN DESAIN RUMAH TUMBUH. Nursyarif Agusniansyah 1, Kurnia Widiastuti 2

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

Gambar Konsep Bentuk Massa Sumber: Analisys

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

BAB III METODE PERANCANGAN

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM.

Unsur ² Perancangan Ruang : KEBUTUHAN RUANG FUNGSI RUANG KEGIATAN. R u a n g F u n g s i o n a l & S p a t i a l RG. KELUARGA. Rg.

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)


BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

Tabel Kegiatan Lansia dan Persentase Kegiatan Hari Ke-1. Kegiatan Nonton TV 2/ % - Baca koran/buku 4/ % - Melakukan hobi/

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DR. M.S. BARLIANA, MPd, MT. IAI. semester satu TA 312 PENGANTAR A R S I T E K T U R PERUMAHAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RANCANG RUMAH SUSUN DI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage

MODUL-2 : PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN

BAB VII KESIMPULAN 7.1. Ringkasan Temuan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

TEORI VITRUVIUS : 3. FIRMITAS KEKUATAN

RUMAH TINGGAL. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA

INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY. HOLME scompany

DESAIN INTERIOR I One Room Apartment

JUDUL TESIS KONSEP PERANCANGAN RUMAH SUSUN BAGI PEDAGANG PASAR STUDI KASUS : PASAR OEBA, KELURAHN FATUBESI, KOTA KUPANG

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan

Tipe-Tipe Rumah Berdasarkan Kebutuhan Penghuninya. Bab I Pendahuluan

M U H A M A D R AT O D I, S T., M. K E S 2017

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas

Simposium Nasional Teknologi Terapan(SNTT) PENGARUH POLA TATA RUANG RUMAH DERET TERHADAP KUANTITAS PENGGUNAAN RUANG

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

KARYA RANCANGAN GEDUNG ASRAMA SISWA PUTRA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 SALAM KABUPATEN MAGELANG

5.1 Konsep macam dan besaran ruang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. ruangan. Aktifitas yang dilakukan oleh siswa didalam ruang kelas merupakan

T.O.R. RUMAH TINGGAL DUA LANTAI PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK ARSITEKTUR PERUMAHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. DESKRIPSI UMUM MERANCANG

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 6.1 Konsep Perencanaan Sekolah Sepak Bola DIY Konsep Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area)

Wanita Subadra Abioso, Ir., M.T Halaman 1 dari 6

BAB II. LATAR BELAKANG DAN STUDI PUSTAKA RUMAH SAKIT JIWA Potensi pemeliharaan kesehatan mental g

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB III METODE PERANCANGAN

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN

PERUMAHAN PUSAT KOTA DENGAN KONSEP EFISIENSI DI PONTIANAK

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tempat tinggal adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Tempat tinggal

Dasar Dasar Desain 1 08FTPD. Modul ke: Prinsip Rupa : Ukuran. Fakultas. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Program Studi Desain Produk

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam.

dengan view sungai Serayu sebagai daya tariknya. Resort yang menjadi sarana akomodasi wisata arung jeram memiliki fasilitas penunjang lainnya, yaitu

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

GERAK DAN POLA SOSIALISASI MANUSIA DI DALAM RUANG UNTUK MELINDUNGI TERITORIAL LINGKUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

Transkripsi:

ASPEK-ASPEK PERANCANGAN RUMAH TINGGAL Oleh : Glinggang Setiyoko Abstract Rumah Tinggal adalah produk arsitektur yang paling dasar dan lengkap. Rumah tinggal mewakili pelaku aktifitas di dalamnya, yaitu manusia yang mewakili dirinya sendiri dalam beraktifitas. Tiap manusia mewakili personal dalam dirinya masing-masing yang begitu beragam. Hal ini disebabkan oleh adanya kebutuhan manusia dalam kehidupannya. Kebutuhan manusia ini mempunyai tuntutan-tuntutan dalam pewujudannya. Rumah tinggal merupakan salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Agar rumah tinggal bisa memenuhi tuntutan kebutuhan manusia dalam beraktifitas, diperlukan suatu Konsep Perancangan Rumah Tinggal. Konsep ini merupakan pedoman dasar dalam merancang rumah tinggal agar kebutuhan manusia sebagai pemakai dapat terpenuhi sesuai tujuan merancang suatu wadah arsitektur. Personal masing-masing manusia tersebut yang menjadikan disain rumah tinggal begitu banyak beragam sehingga Rumah bisa disebut produk arsitektur paling sederhana sekaligus juga paling rumit. Kata Kunci : Rancangan Rumah Tinggal, Kebutuhan Manusia, Konsep Perancangan Rumah Tinggal PENDAHULUAN Arsitektur adalah lingkungan fisik. Arsitektur adalah pewadahan aktifitas/ kegiatan manusia. Di dalam lingkungan fisik tersebut terdapat lingkungan fisik terkecil dalam aktifitas manusia, yaitu Rumah Tinggal. Dalam dunia arsitektur, merancang rumah tinggal mempunyai keunikan tersendiri. Rumah adalah produk arsitektur yang paling dasar dan lengkap. Namun demikian merancang rumah tinggal sebenarnya dapat disebut yang paling rumit karena begitu banyak kriteria yang bisa dimasukan sebagai dasar perancangan. Produk arsitektur adalah wadah yang berfungsi menampung kegiatan/ aktifitas. Yang dimaksud aktifitas adalah kegiatan pamakai/pengguna (end user) rumah tinggal. Dalam produk arsitektur rumah tinggal ini, manusia mewakili dirinya sendiri sebagai pelaku dan penentu perancangan. KEBUTUHAN MANUSIA Sesuai dengan tujuan arsitektur membuat lingkungan fisik untuk mewadahai aktifitas manusia, maka rumah tinggal juga harus dapat memenuhi kebutuhan (needs) 45 Teodolita Vol. 8, No.1., Juni 2007: 45-52

manusia sesuai aktifitasnya di dalam rumah tinggal tersebut. Menurut Maslow (154) dalam Lang (187), menjelaskan needs sebagai berikut : 1. Physiological needs, kebutuhan fisik fisiologis. 2. Safety needs (physical, psychic), kebutuhan rasa aman secara fisik dan psikis. 3. Affiliation needs, kebutuhan untuk berasosiasi dalam suatu sitem, berinteraksi. 4. Esteem needs, kebutuhan akan penghargaan.. 5. Actualization needs, kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.. Cognitive/Aesthetic needs, kebutuhan kognitif/estetika. Dari kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas, pemenuhannya berada dalam suatu urutan hierarkis karena frekuensi pemenuhan yang berbeda. Kebutuhan yang bersifat fisik fisiologis embutuhkan pemenuhan yang paling sering yang berkaitan dengan pertahanan/perjuangan hidup (physiological survival), misalnya bernafas (12x/menit), makan(3-4x/hari), tidur (1x/hari). Dan yang paling jarang adalah pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri, yang secara tipikal terjadi sekali dalam hidup, dengan mayoritas iundividu yang tidak pernah mempunyai pengalaman puncak (Mitchel dalam Heimsath 188). Kebutuhan manusia tersebut yang kemudian akan tercermin dalam wadah aktifitas personalnya yaitu rumah tinggal. KONSEP PERANCANGAN RUMAH TINGGAL Perancangan Rumah Tinggal merupakan Konsep dalam usaha manusia mewujudkan secara fisik rencana-rencana pemenuhan kebutuhan fisik fisiologis. Hasil rancangan/disain rumah tinggal bisa begitu banyak macam dan ragamnya, namun demikian konsep dasar perencanaan dan perancangan rumah tinggal mempunyai pola yang sama. Terdapat 3 (tiga) aspek yang menjadi dasar pertimbangan dalam konsep perancangan rumah tinggal, yaitu : 1. Aspek Fungsi Aspek Fungsi berkaitan Program Ruang, yaitu : Aktifitas yang berlangsung di dalam rumah tinggal, Kebutuhan Ruang untuk melakukan aktifitas tersebut, Besaran Ruang yang minimal harus tersedia, Hubungan Ruang-Ruang yang ada, serta Organisasi (penyusunan) Ruang yang akan melancarkan aktifitas pemakai. Aktifitas adalah kegiatan pelaku di dalam rumah tinggal tersebut. Contoh Pelaku dalam rumah tinggal adalah sebagai berikut : Aspek-aspek Perancangan Rumah Tinggal 4

a. Ayah b. Ibu c. Anak d. Pelaku tambahan (jika ada, pembantu, tamu dan lain-lain). Kegiatan diidentifikasi berdasarkan apa yang dilakukan masing-masing pelaku selama 24 jam/ hari. Contoh identifikasi seperti tersaji pada gambar 1. berikut : 0/12 0/12 3 3 Kegiatan ayah : -.00 7.00 = persiapan kantor, makan pagi - 7.00 15.00 = kantor, makan siang - 15.00-1.00 = relax - 1.00-17.00 = tidur siang - 17.00-20.00 = hobby/relax - 20.00-21.00 = TV/makan malam - 21.00-22.00 = study/baca-baca - 22.00-05.00 = tidur malam Kegiatan ibu : -.00 7.00 = persiapan rumah, makan pagi - 7.00 8.00 = belanja - 8.00-1.00 = kegiatan rumah tangga, makan siang - 1.00-17.00 = tidur siang - 17.00-20.00 = hobby/relax - 20.00-22.00 = TV/makan malam - 22.00-05.00 = tidur malam Gambar 1. Daftar kegiatan Ayah, Ibu 47 Teodolita Vol. 8, No.1., Juni 2007: 45-52

0/12 0/12 3 3 Kegiatan Anak : -.00 7.00 = persiapan sekolah, makan pagi - 7.00 14.00 = sekolah, makan siang - 14.00-1.00 = tidur siang - 1.00-20.00 = hobby/relax - 20.00-21.00 = TV/makan malam - 21.00-22.00 = belajar - 22.00-05.00 = tidur malam KegiatanPelayan : - 4.00.00 = persiapan keg.pagi -.00 7.00 = siram tanaman - 7.00 8.00 = makan pagi, mencuci - 8.00-14.00 = kegiatan cuci, jemur, siapkan makan siang - 14.00-1.00 = makan siang, istirahat - 1.00-17.00 = setrika - 20.00-20.00 = siapkan makan malam - 20.00-22.00 = beres-beres - 22.00-04.00 = tidur malam Gambar 2. Daftar kegiatan Anak, Pelayan Kebutuhan Ruang didapatkan dari daftar kegiatan yang telah diidentifikasi berikut : Tidur Makan Mandi Masak Cuci Baca Dudukduduk Study Terima Tamu Nonton TV Rekreasi Setrika Simpan Alat Teras R, Duduk R. Makan R. Keluarga R. Tidur Utama R. Tidur Anak R. Tidur Pelayan Km/wc Dapur Gudang R. Setrika R. Santai T. Cuci Km/wc Pelayan Gambar 3. Tabel Kebutuhan Ruang Besaran Ruang adalah menentukan luasan minimal ruang-ruang yang telah didapatkan agar memenuhi standar minimal, contoh sebagai berikut : Aspek-aspek Perancangan Rumah Tinggal 48

No. Ruang Luas Minimal (m2) Tinggi Minimal (cm) 1. R. Tidur Utama 225 2. R. Tidur kedua/ketiga 225 3. Dapur 4 225 4. Km/wc 2 10 5. Km 1,5 10. Wc 1 10 Gambar 4. Tabel Besaran Ruang Lebar Minimal (cm) 10 10 140 0 0 75 Hubungan Ruang merupakan dasar pertimbangan utama dalam penyusunan organisasi ruang, contoh sebagai berikut : Teras R, Duduk R. Makan R. Keluarga R. Tidur Utama R. Tidur Anak R. Tidur Pelayan Km/wc Dapur Gudang R. Setrika R. Santai T. Cuci Km/wc Pelayan sumber: analisa penulis Gambar 5. Matriks Hubungan Ruang 2. Aspek Estetika Aspek estetika berkaitan dengan keindahan. Menurut Kamus Oxford : keindahan adalah nilai-nilai yang menyenangkan pikiran, mata dan telinga. Menurut Socrates : keindahan ialah bentuk yang fungsional. Menurut Hegel : keindahan adalah ekspresi luhur. Aspek estetika dalam perancangan rumah tinggal diwujudkan dalam penampilan bangunan. Bagaimana bentuk bangunan rumah tinggal dan bagaimana ekspresi yang ditimbulkan, apakah telah mencerminkan karakter yang ada di dalamnya yaitu personal manusia sebagai pengguna. Keindahan terdiri dari dua unsur utama, yaitu: 4 Teodolita Vol. 8, No.1., Juni 2007: 45-52

a. Keindahan bentuk Keindahan bentuk berbicara mengenai sesuatu yang lebih nyata, yang dapat diukur atau dihitung. Keindahan bentuk mempunyai patokan-patokan tertentu yang berlaku bagi segala macam keindahan, yaitu terpenuhinya syarat-syarat keterpaduan (unity), keseimbangan (balance), proporsi (proportion), dan skala (scale). Unity berarti keterpaduan yang berarti tersusunnya beberapa unsure menjadi satu kesatuan yang utuh dan serasi. Dalam perancangan rumah tinggal bukanlah sekedar rancangan eksterior atau tampak bangunan, tetapi merupakan penggabungan semua segi tampak eksterior dan interior menjadi satu disain yang serasi, sehingga terdapat keterpaduan antara denah, dan tampak bangunan. Keseimbangan atau balance adalah suatu nilai yang ada pada setiap obyek dengan daya tarik visual di kedua sisi pusat keseimbangan. Pusat keseimbangan adalah titik istirahat mata, titik perhentian mata yang menghilangkan keresahan dan kekacauan. Manusia secara naluri mencari pusat keseimbangan dan berjalan ke arah itu. Bisa dicontohkan pada lay out denah rumah tinggal dengan banyak ruang tersusun mengelilingi pusat keseimbangan berupa ruang keluarga. Proporsi adalah perbandingan. Dalam arsitektur dapat daianggap sebagai dimensi untuk ukuran tinggi, lebar dan kedalaman dari unsure-unsur bangunan. Atau massa keseluruhan bangunan sehingga menghasilkan penampilan bangunan yang proporsional terhadap suatu criteria disain yang telah ditentukan. Skala menunjukan ukuran besar atau kecil dengan jelas sebagaimana tujuannya. Demikian sebuah bangunan dikatakan mempunyai skala. Skala sebuah bangunan ialah kesan yang ditimbulkan bangunan itu mengenai ukuran besarnya. Skala biasanya diperoleh dengan membandingkan besar bangunan terhadap unsur-unsur berukuran manusiawi. Untuk bangunan rumah tinggal yang memang diperuntukan bagi kegiatan manusia yang paling dasar, maka ukuran-ukuran yang dipakai didasarkan pada ukuran yang ada pada manusia, misal tinggi kunci daun pintu adalah sama dengan tinggi siku manusia dewasa kurang lebih 0 cm, demikian juga lebar daun pintu minimal 0 cm sesuai kebutuhan lebar bahu manusia. b. Keindahan ekspresi. Keindahan ekspresi berbicara mengenai sesuatu yang lebih abstrak, yang lebih sukar diukur atau dihitung, karena patokan-patokan yang lebih samar. Ada tiga Aspek-aspek Perancangan Rumah Tinggal 50

syarat penting untuk mencapai keindahan ekspresi : pertama karakter, kedua gaya (langgam), ketiga warna. Karakter mewakili suatu kelompok dengan fungsi tertentu. Sekelompok rumahrumah tinggal sederhana. Yang dibuat menurut fungsinya memerlukan bentuk dan ukuran tertentu, akhirnya mempunyai ciri-ciri yang sama yang menjadi karakter bangunan tersebut. Karakter adalah ekspresi dari fungsi. Menurut Lousi Sullivan : Tampak luar adalah cermin dari fungsi yang ada di dalamnya. Rumah tinggal yang baik harus mampu menceritakan bahwa di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang berklaitan dengan hunian (tinggal). Gaya (langgam) arsitektur didapatkan karena ada ungkapan yang sama pada bangunan arsitektur pada suatu daerah, masa atau iklim. Rumah tinggal dengan Gaya Arsitektur Mediterania tentu awalnya dirancang untuk rumah-rumah tinggal di daerah Mediteran sesuai budaya dan iklim setempat. Namun kemudian karena gaya tersebut mempunyai ekspresi tersendiri, maka akhirnya sering dipakai bagi suatu rancangan arsitektur, walaupun lokasinya tidak di daerah Mediteran. Warna dalam arsitektur sangat penting. Hampir semua bahan/material bangunan mempunyai warna tersendiri. Warna dapat memperkuat bentuk. Warna memberi ekspresi kepada pikiran aau jiwa manusia yang melihatnya, sehingga warna dalam bangunanpun ikut menentukan karakter. Dengan warna dapat diciptakan sebuah karakter maupun suasana yang diinginkan. 3. Aspek Struktural dan Persyaratan Ruang Aspek struktural merupakan konsekwensi dari adanya penampilan fisik bangunan rumah tinggal. Bagaimana bentuk massa yang telah dirancang bisa berdiri. Dalam arsitektur, struktur berarti bagian-bagian pokok bangunan yang tersusun menjadi kekokohan bangunan. Dalam perancangan rumah tinggal sistem struktur yang sering digunakan adalah Struktur rangka, dimana beban-beban struktural disalurkan lewat batang-batang untuk akhirnya disalurkan ke tanah. Hala ini berkaitan bahwa bangunan rumah tinggal umumnya adalah bangunan mulai dari sederhana tidak bertingkat sampai dengan bengunan bertingkat rendah. Aspek Persyaratan Ruang dipertimbangkan karena kegiatan manusia di dalam bangunan mempunyai tuntutannya masing-masing. Sebagai contoh kegiatan membaca menuntut terang cahaya, kegiatan tidur menuntut kondisi ruangan yang sehat jauh dari kelembaban dan sebagainya. 51 Teodolita Vol. 8, No.1., Juni 2007: 45-52

Contoh persyaratan ruang terlihat seperti gambar berikut: Teras R. Tamu Dapur R. Setrika Gudang Km/ Cuci Teras belakang R. Tidur Utama R. Tidur anak Km/wc kelg. R. Makan R. Keluarga R. Santai KESIMPULAN Approach Matahari pagi Ketenangan View Penerangan Ventilasi Gambar. Tabel Persyaratan Ruang Konsep perencanaan rumah tinggal mempunyai pola yang tetap. Namun demikian pada penerapannya banyak mengalami pengembangan, sehingga menghasilkan rancangan yang sangat bervariasi. Banyaknya hasil rancangan rumah tinggal ini sebagai perwujudan juga dari adanya tuntutan kebutuhan (needs) manusia yang lebih berkembang dari sekedar pemenuhan kebutuhan fisik fisiologis kepada jenis-jenis kebutuhan yang semakin lengkap, disamping karakter masing-masing personal manusia yang begitu beragam sebagai pengguna rumah tinggal, menjadikan rancangan rumah tinggal disebut sebagai hasil rancangan arsitektur baik yang paling dasar dan juga paling kompleks. DAFTAR PUSTAKA Heimsath, Clovis, 18, Arsitektur dari Segi Perilaku, Intermatra, Bandung. Ishar, H.K., 12, Pedoman Umum Merancang Bangunan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Lang, Jon, 187, Creating Architecture Theory, Van Nostrald Reinhold. Weking, G.Bie, 13, Perancangan Arsitektur, Aksara Media Agung, Jakarta. Akustik Aspek-aspek Perancangan Rumah Tinggal 52