KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PAKU (252M)

dokumen-dokumen yang mirip
KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PEREKAT (251M)

KUAT LENTUR DAN PERILAKU LANTAI KAYU DOUBLE STRESS SKIN PANEL (250M)

KUAT LENTUR DAN RIGIDITAS BALOK DAN LANTAI PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PEREKAT

STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR

LAPORAN AKHIR STUDI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DAN RIGIDITAS RANGKA BATANG PAPAN KAYU

LAPORAN TAHUN 2011 JUDUL PENELITIAN: BALOK DAN KOLOM PAPAN KAYU LAMINASI- PAKU. Ketua Tim Peneliti: Dr. Ir. Johannes Adhijoso Tjondro, M.Eng.

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIKAL BALOK LAMINASI GLULAM I PRATEKAN

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

Tegangan Dalam Balok

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIKAL BALOK LAMINASI GLULAM BERPENAMPANG I PRATEKAN

1.2 Tujuan Penelitian 2

BAB III LANDASAN TEORI

PENELITIAN EKSPERIMENTAL KUAT LELEH LENTUR (F yb ) BAUT

STUDI EKSPERIMEN PERILAKU MEKANIS PAPAN KAYU LAMINASI SILANG Experimental Study on Mechanical Behaviour of Cross_Laminated Timber

BAB III LANDASAN TEORI

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

Bab II STUDI PUSTAKA

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU LENTUR PANEL LANTAI PLYWOOD MERANTI OSB PINUS

PENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KINERJA KOLOM KAYU HOLLOW LAMINASI PADA BERBAGAI VARIASI LUAS LUBANG Performance of Hollow Laminated Timber Columns at Various Opening Area

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur. bangunan berbasis kayu

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT GESER BALOK TERLENTUR DENGAN TULANGAN BAMBU GOMBONG

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan

Pd M Ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rumah Kayu dari Norwegia yang Bergaya Klasik

PERILAKU LENTUR BALOK BETON DENGAN PERKUATAN BAMBU PETUNG DAN PEREKAT BERBAHAN DASAR SEMEN (160S)

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

PENGARUH MODIFIKASI TULANGAN BAMBU GOMBONG TERHADAP KUAT CABUT BAMBU PADA BETON (198S)

UJI EKSPERIMENTAL KUAT CABUT PAKU PADA KAYU

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

SKRIPSI STUDI NUMERIKAL DAN EKSPERIMENTAL RANGKA BATANG KAYU MENGGUNAKAN HUBUNGAN PELAT BUHUL PLYWOOD DENGAN PENGENCANG SEKRUP KUNCI

Metode pengujian lentur posisi tidur kayu dan bahan struktur bangunan berbasis kayu dengan pembebanan titik ke tiga

BAB IV ANALISA STRUKTUR

Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm

KAJIAN EKSPERIMENTAL PERILAKU BALOK BETON TULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN TIPE KERUNTUHAN BALOK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lama berkembang sebelum munculnya teknologi beton dan baja. Pengolahan kayu

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

PANJANG EFEKTIF UNTUK TEKUK TORSI LATERAL BALOK BAJA DENGAN PENAMPANG I (230S)

PERILAKU LENTUR DAN TEKAN BATANG SANDWICH BAMBU PETUNG KAYU KELAPA

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur Balok Laminasi Lengkung dari Kayu Jabon

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PELAKSANAAN PENGUJIAN

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN REGANGAN LENTUR BALOK BAJA AKIBAT BEBAN TERPUSAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 4, No. 2 : 25-34, September 2017

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU ELEMEN BETON SANDWICH TERHADAP PENGUJIAN GESER MURNI (036S)

Tahanan Lateral Bambu Laminasi dengan Konektor Pelat Disisipkan Menggunakan Sambungan Baut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN...1

Fengky S Yoresta. Studi Eksperimental Perilaku Lentur Balok Glulam Kayu Pinus (Pinus merkusii ) Fengky S Yoresta

ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

Persamaan Tiga Momen

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

Sifat Mekanik Kayu Keruing untuk Konstruksi Mechanics Characteristic of Keruing wood for Construction

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Besarnya defleksi ditunjukan oleh pergeseran jarak y. Besarnya defleksi y pada setiap nilai x sepanjang balok disebut persamaan kurva defleksi balok

SAMBUNGAN BALOK-KOLOM EKSTERIOR KAYU GLULAM AKASIA DENGAN SISTIM PROFIL SIKU DAN BATANG BAJA

ANALISIS KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN BALOK

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

PENGARUH PERBANDINGAN PANJANG BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF PADA BALOK BETON BERTULANG

Perilaku Elastik Beban-Defleksi Balok Kayu Laminasi pada Pengujian Lentur (Elastic Load-Deflection Behavior of Timber Laminated Beam on Flexural Test)

STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. Garis perekat arah radial lurus. (c)

Transkripsi:

KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PAKU (252M) Johannes Adhijoso Tjondro 1, Altho Sagara 2 dan Stephanus Marco 2 1 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung E-mail: tjondro@unpar.ac.id, jatjondro@yahoo.com 2 Alumni, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung ABSTRAK Balok prapabrikasi papan kayu silang laminasi-paku diuji kuat lenturnya dengan third point static loading. Sejumlah duabelas benda uji balok papan kayu silang laminasi-paku (cross nail-laminated timber beam) dibuat dari kayu Albasia. Albasia adalah jenis kayu cepat tumbuh dan termasuk kayu berdaun lebar (hardwood). Lebar dari balok terdiri dari lima lapis papan kayu, terdiri dari 3 lapis papan kayu horisontal dan 2 lapis papan kayu vertikal. Empat buah variasi dari benda uji adalah lapisan papan vertikal kontinu bersudut 45 dan 90, dan papan vertikal tidak kontinu bersudut 90 dengan lebar lubang papan vertikal 200 mm dan 100 mm. Dimensi total benda uji adalah 100 mm x 360 mm x 1800 mm. Perbandingan antara kuat lentur dari balok-balok dengan berbagai macam variasi persilangan disajikan dalam makalah ini. Keruntuhan adalah daktail dan beban ultimit jauh lebih besar dari beban proporsional, hal ini menunjukkan tersedianya faktor keamanan yang cukup. Kata kunci: Balok papan kayu silang laminasi-paku, kuat lentur, daktilitas. 1. PENDAHULUAN Kayu merupakan salah satu pilihan material untuk konstruksi bangunan yang tetap dibutuhkan sampai saat ini termasuk balok kayu, karena berkurangnya kayu dalam dimensi yang besar maka munculah kayu rekayasa seperti glulam, LVL dan kayu laminasi silang. Pada umumnya papan kayu laminasi silang menggunakan perekat. Papan kayu laminasi silang atau Cross Laminated Timber sedang berkembang dengan pesat penggunaannya untuk bangunan bertingkat, terutama di Canada, Amerika, Inggris dll, Zumbrunnen (2012), Yeh (2012). Berbeda dengan yang umunya dilakukan, balok kayu laminasi dalam penelitian ini terbuat dari lima lapis papan-papan kayu yang disusun secara bersilangan tegaklurus dan bersudut seratnya dan digabungkan menggunakan paku antara lapisanlapisannya. Penampang papan dengan ukuran tebal dan lebar adalah 20 mm x 180 mm. Panjang papan horizontal 1800 mm dan panjang papan vertikal 360 mm. Dimensi total benda uji adalah 100 mm x 360 mm x 1800 mm. Papan-papan dalam arah vertikal diperlukan untuk menggabungkan papan-papan kayu horizontal yang lebih dari 1 buah papan agar mendapatkan tinggi balok yang lebih besar. papan-papan 1800 mm x 180 mm x 20 mm 360 mm 100 mm tampak samping penampang 100 mm tampak atas dengan variasi papan vertikal kontinu 100 mm tampak atas dengan variasi papan vertikal diskontinu s = 200 mm 1800 mm Gambar 1. Contoh skema benda uji balok papan kayu laminasi silang dengan paku. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 M - 247

2. BAHAN DAN METODE Dalam penelitian ini digunakan papan-papan kayu dari kayu cepat tumbuh Albasia dengan harga rata-rata dari pengujian benda uji bebas cacat mempunyai berat jenis 0,30, modulus elastisitas 4965 MPa dan kuat lentur/ modulus of rupture 30,2 MPa. Paku yang digunakan dengan mutu baja fy = 240 MPa dan kuat geser 1 buah paku 1800 N. Pola pemakuan dan jumlah paku adalah 16 buah paku untuk setiap persilangan antar papan-papan. Empat buah variasi dari benda uji adalah lapisan papan vertikal kontinu bersudut 45 dan 90, dan papan vertikal tidak kontinu bersudut 90 dengan lebar lubang dan papan vertikal 100 mm dan 200 mm seperti terlihat pada Gambar 2 dan 3. Jumlah benda uji untuk masing-masing variasi 3 buah seperti dalam Tabel 1. Gambar 2. Tampak 3-D benda uji balok papan kayu laminasi silang dengan paku untuk papan vertikal kontinu, dengan papan vertikal α = 90 (kiri), α = 45 (kanan). Gambar 3. Tampak atas benda uji balok papan kayu laminasi silang dengan paku untuk papan vertikal diskontinu, s = 180 mm Tabel 1. Variasi papan vertikal dari benda uji Papan vertikal kontinu Papan vertikal diskontinu No jumlah α No jumlah s (mm) A1, A2, A3 3 90 C1, C2, C3 3 200 B1, B2, B3 3 45 D1, D2, D3 3 100 Benda uji diuji dengan third point loding test seperti Gambar 4 dan 5 sesuai dengan ASTM D198-05a. Lendutan dari pengukuran UTM adalah pada ⅓ bentang, dan lendutan pada tengah bentang diukur dengan menggunakan tambahan LVDT. Panjang total benda uji 1800 mm, bentang uji 1650 mm dengan 2 buah beban masing-masing sebesar ½ P dan berjarak ⅓ bentang uji dari masing-masing perletakan. ½ P LVDT ½ P ⅓ L ⅓ L= 550 mm 1800 mm ⅓ L Gambar 4. Skema pengujian balok dengan third point loading M - 248 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Gambar 5. Pengujian benda uji pada Universal Testing Machine dengan third point loading LVDT digunakan untuk mengukur lendutan di tengah bentang karena lendutan yang diukur oleh UTM adalah lendutan pada 1/3 bentang. Pada kayu yang berberat jenis rendah kadangkala konsentrasi tegangan pada perletakan atau titik beban mengalami deformasi lokal, hal ini akan menyebabkan lendutan yang diukur oleh UTM menjadi lebih besar. Dalam pengujian ini juga dijumpai kesulitan karena kontribusi deformasi/slip dari paku termasuk dalam deformasi total. Sehingga observasi yang akurat hanya dapat dilakukan pada besarnya beban dan kuat lentur saja. 3. HASIL UJI EKSPERIMENTAL Dari data uji dapat diplotkan grafik antara lendutan (pada titik di ⅓ bentang) dan beban dan titik-titik pada batas proporsional yang merupakan batas daerah elastis, titik ultimit atau batas beban maksimum diobservasi, seperti terlihat pada Gambar 6. Beban P adalah beban total dari dua buah beban terpusat sebesar ½ P pada jarak ⅓L dari masing-masing tumpuan. Gambar 6. Titik-titik observasi pada grafik beban vs lendutan dari hasil uji balok Grafik selengkapnya dari ke 12 benda uji dapat dilihat pada Gambar 7, 8, 9 dan 10. Dan data hasil observasi merupakan batas daerah elastis, titik ultimit atau batas beban maksimum ditabelkan seperti dalam Tabel 2. Gambar 7. Grafik beban vs lendutan hasil uji balok papan kayu silang laminasi-paku, papan vertikal kontinu α = 90 (benda uji A) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 M - 249

Gambar 8. Grafik beban vs lendutan hasil uji balok papan kayu silang laminasi-paku, papan vertikal kontinu α = 45 (benda uji B) Gambar 9. Grafik beban vs lendutan hasil uji balok papan kayu silang laminasi-paku, papan vertikal diskontinu s =100 mm (benda uji C) Gambar 9. Grafik beban vs lendutan hasil uji balok papan kayu silang laminasi-paku, papan vertikal diskontinu s = 200 mm (benda uji D) Pada benda uji A dan D terlihat hasilnya dari ke tiga benda uji kekuatannya cukup seragam, sedangkang pada benda uji B dan C cukup berbeda. Hal ini menunjukkan persilangan bersudut 45 (benda uji B) dan s = 100 mm (benda uji C) kurang memberikan hasil yang baik. Penggunaan paku sebagai penghubung memberikan sifat daktilitas pada balok papan kayu silang, balok mempunyai cukup daktilitas antara 2,59 10,63 seperti dalam Tabel 2. Sedangkan kekuatan atau keruntuhan dari balok bergantung pada kuat lentur dari papan-papan. Kekuatan lentur untuk batas proporsional ketiga benda uji untuk varian yang sama cukup seragam. Pada umumnya keruntuhan akibat tegangan tarik akibat lentur. Besarnya momen pada batas proporsional dapat dihitung dengan M p = P p L/6. M - 250 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Tabel 2. Data beban dan lendutan hasil uji eksperimental No i (mm) P i (kn) p (mm) P p (kn) u (mm) P u (kn) μ u M i (knm) M p ( knm) M u ( knm) A-1 5,5 17,85 14,64 44,23 59,32 80,93 4,05 4,91 12,16 22.26 A-2 5,5 14,15 21,72 56,88 56,32 78,10 2,59 3,89 15,64 21.48 A-3 5,5 14,01 19,28 53,01 53,04 91,45 2,75 3,85 14,58 25.15 B-1 5,5 15,08 13,96 32,68 57,48 83,31 4,12 4,15 8,99 22.91 B-2 5,5 15,58 10,08 24,27 36,08 47,37 3,58 4,28 6,67 13.03 B-3 5,5 23,72 7,76 30,01 49,96 90,47 6,44 6,52 8,25 24.88 C-1 5,5 15,29 4,60 14,80 48,92 61,37 10,63 4,20 4,07 16.88 C-2 5,5 8,77 13,00 18,71 77,72 51,45 5,98 2,41 5,15 14.15 C-3 5,5 10,69 18,24 31,33 48,08 58,52 2,64 2,94 8,62 16.09 D-1 5,5 13,86 20,60 48,56 63,60 89,55 3,09 3,81 13,35 24.63 D-2 5,5 15,67 13,88 38,95 67,00 79,78 4,83 4,31 10,71 21.94 D-3 5,5 15,29 13,20 33,88 58,88 69,03 4,46 4,20 9,32 18.98 4. ANALISIS DAN DISKUSI Pada batas lendutan ijin 5,5 mm, besarnya momen lentur (M i ) mendekati nilai yang sama untuk semua variasi benda uji. Benda uji A dengan papan vertikal kontinu dengan sudut persilangan 90 memberikan hasil kuat lentur pada batas proporsional (M p ) yang paling besar dibandingkan ke tiga variasi yang lain. Keseragaman mutu dari papan yaitu berat jenis, arah serat dan mata kayu yang ada sangat mempengaruhi kekuatan batas dari momen lentur (M u ) dari benda uji, terlihat pada Gambar 10 cukup acak. Gambar 10. Perbandingan kuat lentur Besarnya lendutan di ⅓ bentang pada batas elastis, p, akibat dari two point loading dan dengan memperhitungkan deformasi geser adalah: 3 5 Pp L Pp L p 324 ( EI ) 5G Ae (1) dengan: P p = Beban proporsional total (N) L = Bentang pengujian (mm) (EI ) = kekakuan efektif (N mm 2 ) G = modulus elastisitas (N/mm 2 ), diasumsikan (1/20) E A e = luas penampang efektif papan-papan horisontal (mm 2 ) Momen Inersia efektif penampang dari gabungan papan-papan kayu seperti Gambar 11 dapat dihitung dengan persamaan (3). Faktor k untuk memperhitungkan penampang kayu yang tidak solid karena merupakan gabungan dari papan-papan kayu. Bagian papan-papan yang vertikal diabaikan kontribusinya terhadap momen inersia karena antar papan vertikal tidak saling berhubungan. Modulus elastisitas penampang dianggap seragam. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 M - 251

b = 20 mm h = 180 mm D = 360 mm sumbu x garis netral Momen inersia efektif dapat dihitung dengan: Sehingga, Gambar 11. Penampang balok papan kayu laminasi silang 1 h I b h k b h 12 2 3 2 6( ( ) ) (2) 1 I b h k 2 3 (1 3 ) (3) Dengan data p dan P p dari Tabel 2 dan disubstitusikan ke persamaan (1) dan (3), didapat nilai k atau faktor koreksi kekakuan, hasilnya sangat kecil antara 0 0,15. Sebagai pendekatan untuk perhitungan teoritis dapat diambil besarnya momen inersia seperti pada persamaan (4). 5. KESIMPULAN DAN SARAN I 1 2 3 b h (4) Balok papan kayu silang laminasi-paku dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif balok kayu rekayasa, dengan panjang bentang 1,65 m dapat menerima beban total antara 10 sampai dengan 15 kn pada syarat lendutan ijin. Kekakuan dari balok papan kayu silang laminasi-paku lebih rendah dibandingkan menggunakan perekat, sebagai pendekatan dapat digunakan besarnya momen inersia seperti pada persamaan (4). Daktilitas yang cukup antara 2,59 10,63 dari balok papan kayu silang laminasi-paku menunjukkan pengaruh dari penggunaan paku Pemilihan papan-papan kayu yang cukup seragam berat jenisnya dan bebas dari cacat akan memberikan kekuatan yang lebih seragam. DAFTAR PUSTAKA B = 100 mm American Society for Testing and Materials.(2008). Annual Book of ASTM Standards volume 04.10. Baltimore, U.S.A Forest Product Laboratory, 2010. Wood Handbook, Wood as an Engineering Material, Centennial ed., Forest Product Laboratory, Madison, Wisconsin. Sagara, A. (2012). Studi Eksperimental Kuat Lentur dan Rigiditas Balok Papan Kayu Silang Laminasi-Paku. Skripsi, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Juni 2012. Marco, S. (2012). Studi Eksperimental Kuat Lentur dan Rigiditas Balok Papan Kayu Silang Diskontinu Laminasi- Paku. Skripsi, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Juni 2012. Yeh, B. et al. (2012). The Cross Laminated Timber Standard in North America. World Conference on Timber Engineering, Auckland, New Zealand, 15-19 July 2012. Zumbrunnen, P. and Fovargue, J. (2012).Mid Rise CLT Buildings The UK s Experience and Potential for Australia and New Zealand. World Conference on Timber Engineering, Auckland, New Zealand, 15-19 July 2012. M - 252 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013